Anda di halaman 1dari 5

Pengertian

Konsep tentang soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini
dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skill sendiri
diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih
mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.

Secara garis besar soft skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori : intrapersonal dan
interpersonal skill. Intrapersonal skill mencakup : self awareness (self confident, self
assessment, trait & preference, emotional awareness) dan self skill ( improvement, self control,
trust, worthiness, time/source management, proactivity, conscience). Sedangkan interpersonal
skill mencakup social awareness (political awareness, developing others, leveraging diversity,
service orientation, empathy dan social skill (leadership,influence, communication, conflict
management, cooperation, team work, synergy)

Keterampilan interpersonal

Interpersonal Skill (keterampilan interpersonal) sebagai kemampuan seseorang secara efektif


untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, seperti pendengar yang baik,
menyampaikan pendapat secara jelas dan bekerja dalam satu tim. Pakar lain mengatakan bahwa
interpersonal skill adalah kecakapan atau keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam
hubungannya dengan orang lain, kecakapan atau keterampilan untuk berkomunikasi baik
verbal maupun non verbal.

Ahli lainnya mengatakan bahwa interpersonal skill (keterampilan interpersonal) adalah suatu
keterampilan untuk mengenali dan merespon secara layak perasaan, sikap dan perilaku,
motivasi serta keinginan orang lain. Bagimana seseorang mampu membangun hubungan yang
harmonis dengan memahami dan merespon manusia atau orang lain. Adapun beberapa
interpersonal skill (keterampilan interpersonal), antara lain :

1. Keterampilan listening (mendengarkan) : Salah satu komponen dari proses komunikasi


adalah bagian menerima pesan, salah satunya ialah mendengarkan. Mendengarkan bukan
secara harfiah menggunakan alat pendengaran (telinga) , tetapi memiliki arti yang lebih
luas dengan penggunaan alat penerimaan pesan lainnya.
Berikut ini ada empat alasan utama mengapa orang perlu mendengarkan :

- Untuk memahami dan memperoleh informasi : Orang yang menguasai informasi


memiliki kesempatan yang lebih besar untuk sukses, baik secara pribadi maupun
konteks professional, sebab, di era sekarang, menguasai informasi berarti menguasai
sumber daya. Memahami perintah, memahami pesan, memahami kebutuhan orang lain,
menggali lebih banyak informasi dibutuhkan sebagai modal agar dapat berkomunikasi
serta menjadi kemampuan utama untuk dapat berhasil dalam setiap pekerjaan.
- Analisis terhadap kualitas Informasi : Kemampuan seseorang untuk dapat menganalisis
informasi dibutuhkan agar dapat bertindak tepat. Mendengarkan dan mendapatkan
informasi lebih banyak akan meningkatkan kualitas pesan yang diterima, kelengkapan
data, dan kemampuan mengolah informasi, sehingga simpulan atau analisis terhadap
suatu kondisi atau keadaan dapat diambil.
- Membangun dan memelihara hubungan : Alasan untuk mendengarkan adalah untuk
melakukan komunikasi interpersonal. Banyak survey telah membuktikan bahwa orang
yang memiliki kemampuan untuk mendengar dengan efektif memiliki hubungan yang
lebih baik dengan sesamanya, sebaliknya mereka yang kurang mampu untuk
mendengarkan akan memperburuk hubungan atau setidaknya tidak dapat membangun
hubungan yang lebih baik
- Menolong orang lain : Kemampuan mendengarkan wajib dimiliki agar dapat
memahami orang lain dan pada akhinya, dapat menolong orang lain. Pada saat
seseoramg mau mendengarkan dan memberikan perjhatian yang tulus serta serius
kepada permasalahan yang kita sampaikan, hamper sebagian besar masalah kita telah
dapat ditolong, atau minimal dapat memberikan pola atau prespektif yang baru tentang
kita dapat menghadapi masalah yang kita hadapi.
2. Keterampilan providing feedback (memberikan umpan balik) : Umpan Balik adalah setiap
bentuk komunikasi yang disampaikan kepada seseorang dengan tujuan agar orang tersebut
mengetahui dampak perilakunya terhadap anda atau orang lain.
3. Keterampilan persuading (membujuk) : Persuading (membujuk) adalah komunikasi tatap
muka yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang dengan tujuan agar pihak lain mau
mengikuti dengan sukarela kehendak seseorang.
4. Keterampilan resolving conflicts adalah kemampuan untuk mengatasi konflik dengan
orang lain.
Pengembangan Interpersonal skill

Berikut adalah 10 Cara untuk meningkatkan skill interpersonal anda:

1. Smile. Sedikit orang yang ingin berada di sekitar seseorang yang selalu terlihat tak
bahagia. Lakukan yang terbaik untuk menjadi seseorang yang friendly dan antusias dengan
rekan-rekan kerja anda. Bangun sikap positif dan ceria mengenai pekerjaan dan mengenai
kehidupan. Seringlah tersenyum. Energi positif yang anda pancarkan akan menarik yang
lain kepada anda
2. Jadilah apresiatif. Carilah satu hal positif tentang setiap orang yang anda bekerja sama dan
biarlah mereka mendengarnya. Jadilah murah hati dengan pujian dan kata-kata yang
mengobarkan semangat. Ucapkan terima kasih ketika seseorang menolong anda. Buatlah
kolega anda merasa diterima ketika mereka menelepon atau datang ke kantor anda. Jika
anda membiarkan orang lain mengetahui bahwa mereka dihargai, mereka akan mau
memberikan yang terbaik untuk anda.
3. Perhatikanlah orang lain. Cermatilah apa yang sedang terjadi dalam kehidupan orang lain.
Ketahuilah momen-momen bahagia mereka, dan tunjukkanlah perhatian dan simpati pada
situasi-situasi sulit seperti waktu sakit atau kematian. Buatlah eye contact dan ingatlah
orang dari nama pertama mereka. Tanyakan yang lain akan opini-opini mereka.
4. Latihlah mendengarkan dengan aktif. Untuk mendengarkan dengan aktif adalah dengan
mendemonstrasikan bahwa anda memang mau untuk mendengar dan mengerti akan
pandangan orang lain. Itu berarti menegaskan kembali, dengan bahasa anda sendiri, apa
yang orang lain telah katakan. Dengan cara ini, anda mengetahui bahwa anda mengerti apa
yang mereka maksudkan dan mereka mengetahui bahwa respon anda melebihi lip service.
Rekan-rekan kerja anda akan menghargai mengetahui bahwa anda benar-benar
mendengarkan dengan apa yang telah mereka katakan.
5. Bawalah kebersamaan. Ciptakanlah lingkungan yang mengajak orang lain untuk bekerja
sama. Perlakukanlah setiap orang dengan sama, dan jangan bermain `siapa yang favorit.`
Hindari berbicara tentang orang lain di belakang mereka. Tindak lanjutkan apa yang orang
lain sarankan atau minta. Ketika anda membuat pernyataan atau pengumuman, pastikan
bahwa anda telah dimengerti. Jika rekan-rekan anda melihat anda sebagai seseorang yang
solid dan fair, mereka akan mempercayai anda.
6. Tangani konflik-konflik. Ambillah sebuah langkah mudah untuk membawa kebersamaan,
dan menjadi seseorang yang menangani konflik-konflik ketika akan terjadi. Pelajari
bagaimana menjadi mediator yang efektif. Jika ada rekan-rekan kerja yang ber-cekcok
mengenai permasalahan personal atau professional, aturlah agar kedua pihak duduk
bersama dan bantu mengatasi perbedaan mereka. Dengan mengambil peranan memimpin,
anda akan mendapatkan respek dan kekaguman dari orang sekitar anda.
7. Berkomunikasi dengan jelas. Perhatikanlah apa yang anda katakan dan bagaimana anda
mengatakannya. Seorang komunikator yang jelas dan efektif menghindari salah pengertian
dengan rekan-rekan kerja, kolega-kolega, dan rekan sejawat anda. Kelancaran verbal anda
memproyeksikan gambaran akan intelijensi dan kedewasaan, tidak peduli berapa pun usia
anda. Jika anda tetap mengeluarkan semua apa yang ada di pikiran anda, orang tidak akan
terlalu menaruh perhatian dengan kata-kata ataupun opini anda.
8. Hiburlah mereka. Janganlah takut untuk menjadi lucu ataupun pandai. Banyak orang yang
mau berada di dekat orang-orang yang bisa membuat mereka tertawa. Gunakanlah rasa
humor anda sebagai alat efektif untuk menurunkan batas dan menghimpun perhatian
orang.
9. Lihatlah dari sisi mereka. Empati berarti menjadi mampu untuk menaruh diri anda dalam
sepatu orang lain dan mengerti apa yang mereka rasakan. Cobalah untuk melihat situasi
dan respon-respon dari perspektif orang lain. Ini bisa terjadi dengan tetap berhubungan
dengan emosi-emosi anda sendiri; orang-orang yang menghindari perasaan mereka sendiri
terkadang menjadi sulit untuk ber-empati dengan orang lain.
10. Janganlah mengeluh. Tidak ada yang lebih buruk dibandingkan seorang pengeluh yang
kronis ataupun perengek. Jika anda harus mengemukakan tentang sesuatu, simpanlah itu
dalam buku harian anda. Jika anda harus mengungkapkan dengan kata-kata keluhan-
keluhan anda, ungkapkan kepada teman terdekat anda dan keluarga saja, dan jadikanlah
singkat. Bagikan itu kepada semua orang sekitar anda atau yang lainnya dan anda akan
mendapatkan reputasi buruk.

Komunikasi Interpersonal

Komunikasi dapat didefinisikan sebagai penyampaina informasi antara dua orang atau lebih.
Komunikasi merupakan suatu proses yanh vital dalam organisasi karena komunikasi
diperlukan bagi evektifitas kepemimpinan, perencanaan, pengendalian, koordinasi, latihan ,
manajemen konfilk, serta proses-proses organisasi lainnya.

Komunikasi interpersonal biasanya didefinisikan oleh komunikasi ulama dalam berbagai cara,
biasanya menggambarkan peserta yang tergantung pada satu sama lain dan memiliki sejarah
bersama. Hal ini dapat melibatkan satu pada satu percakapan atau individu berinteraksi dengan
banyak orang dalam masyarakat. Ini membantu kita memahami bagaimana dan mengapa orang
berperilaku dan berkomunikasi dengan cara yang berbeda untuk membangun dan
menegosiasikan realitas sosial . Sementara komunikasi interpersonal dapat didefinisikan
sebagai area sendiri studi, itu juga terjadi dalam konteks lain seperti kelompok dan organisasi.

Komunikasi interpersonal adalah termasuk pesan pengiriman dan penerimaan pesan antara dua
atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup semua aspek komunikasi seperti mendengarkan,
membujuk, menegaskan, komunikasi nonverbal , dan banyak lagi. Sebuah konsep utama
komunikasi interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada individu yang terlibat
tidak seperti bidang komunikasi seperti interaksi kelompok, dimana mungkin ada sejumlah
besar individu yang terlibat dalam tindak komunikatif. Deddy Mulyana (2005) menyatakan:
“komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-
orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.” (Mulyana, 2005:73).

Individu juga berkomunikasi pada tingkat interpersonal berbeda tergantung pada siapa mereka
terlibat dalam komunikasi dengan. Sebagai contoh, jika seseorang berkomunikasi dengan
anggota keluarga, bahwa komunikasi akan lebih dari mungkin berbeda dari jenis komunikasi
yang digunakan ketika terlibat dalam tindakan komunikatif dengan teman atau penting lainnya.

Anda mungkin juga menyukai