TRAUMATOLOGI
“Laka Lantas”
Disusun Oleh :
NAMA : Nalto Mentara
STAMBUK : N 101 13 035
KELOMPOK : 12
Jawab :
Dalam prosedur merujuk dan menerima rujukan pasien ada dua pihak yang terlibat yaitu pihak
yang merujuk dan pihak yang menerima rujukan dengan rincian beberapa prosedur sebagai
berikut :1. prosedur standar merujuk pasien
2. prosedur standar menerima rujukan pasien
3. prosedur standar memberi rujukan balik pasien
4. prosedur standar menerima rujukan balik pasien
d. Sindrom Kompartemen
Sindrom kompartemen akut terjadi ketika tekanan jaringan dalam kompartemen otot
tertutup melebihi tekanan perfusi dan menyebabkan otot dan saraf iskemia. Ini biasanya
terjadi setelah peristiwa traumatis, paling sering patah tulang. Pilihan penanganan untuk
sindrom kompartemen akut adalah dekompresi dini.
Berbagai sindroma kompartemen telah diuraikan untuk kedua ekstremitas atas dan
bawah. Uraian tersebut termasuk sindroma kompartemen pada bahu, lengan atas, lengan
bawah, tangan, bokong, paha, tungkai bawah, dan kaki. Penyebab sindroma kompartemen
beragam dan termasuk fraktur terbuka dan fraktur tertutup, cedera arteri, luka tembak, gigitan
ular, kompresi tungkai, dan luka bakar.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan Sindroma Kompartemen
yakni:
Singkirkan penyebab kompresi
O2
Pertahankan ekstremitas setinggi jantung
Konsultasi ortopedi atau bedah darurat
Fasciotomi:
- Indikasi: sindroma kompartemen akut: tekanan kompartemen > 30 mmHg.
- Ahli bedah harus melakukan fasciotomi; bagaimanapun, pada tungkai yang tekanannya
meningkat atau terdapat penundaan pembedahan, fasciotomi emergensi mungkin perlu
dilakukan di departemen emergensi.
- Pendekatan dua-insisi fasciotomi pada tungkai bawah merupakan prosedur
- Langsung dan dapat dipercaya, mengingat bahwa anatominya mudah dipahami.
Sumber :
Prasenohadi & Tommy Sunartomo.2012. Penatalaksanaan Pasien Trauma dengan Fraktur Iga Multipel.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dilihat dari URL perdici.org/wp-content/uploads/mkti/2012-
02-03/mkti2012-0203-166174.pdf pada tanggal 24 Januari 2017.
Soertidewi, Lyna.2012. Penatalaksanaan Kedaruratan Cedera Kranioserebral. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Dilihat dari URL
www.kalbemed.com/Portals/6/05_193Penatalaksanaan%20Kedaruratan.pdf pada tanggal 24 Januari
2017.
Paula R. 2007. Compartment syndrome, extremity. Dilihat dari URL http://www.emedicine.com pada
tanggal 24 Januari 2017.
Guthrie HC, Owens R, Bircher MD, 2010. Focus On Pelvic Fractures. The journal of bone and joint
surgery. Dilihat dari URL http://www.jbjs.org.uk/media/29777/focuson_pelvic.pdf pada tanggal 24
Januari 2017
4. Spinal syok (syok pada medula spinalis) termasuk syok distributif, terjadi karena volume darah
secara abnormal berpindah tempat pada vaskuler seperti ketika darah berkumpul dalam
pembuluh darah perifer (Moor, 2013). Spinal syok / syok pada medula spinalis adalah suatu
keadaan disorganisasi fungsi medula spinalis yang fisiologis dan berlangsung untuk sementara
waktu, keadaan ini timbul segera setelah cedera dan dapat berlangsung dari beberapa jam
hingga beberapa minggu. Syok spinal juga diketahui sebagai syok neurogenik adalah akibat dari
kehilangan tonus vasomotor yang mengakibatkan dilatasi vena dan arteriol umum. Syok ini
menimbulkan hipotensi, dengan penumpukan darah pada pembuluh penyimpan atau
penampung dan kapiler organ splanknik.
Terjadinya syok spinal biasanya diawali dengan adanya trauma pada spinal. Syok spinal
merupakan hilangnya reflek pada segmen atas dan bawah lokasi terjadinya cederapada medulla
spinalis. Reflek yang hilang antara lain reflek yang mengontrol postur, fungsi kandung kemih dan
usus, tekanan darah, dan suhu tubuh. Hal ini terjadi akibat hilangnya muatan tonik secara akut
yang seharusnya disalurkan melalui neuron dari otak untuk mempertahankan fungsi reflek.
Ketika syok spinal terjadi akan mengalami regresi dan hiperrefleksia ditandai dengan spastisitas
otot serta reflex pengosongan kandung kemih dan usus.
Syok spinal akan menimbulkan hipotensi, akibat penumpukan darah pada pembuluh darah dan
kapiler organ splanknik.tonus vasomotor di medulla dan saraf simpatis yang meluas ke medulla
spinalis sampai pembuluh darah perifer secara berurutan. Kerena itu kondisi yang menekan
fungsi medulla atau integritas medulla spinalis serta persarafan akan mengakibatkan syok
neurogenic.
syok spinal, diakibatkan :Karena cedera tulang belakang akut, Tidak adanya semua aktivitas
neurologis sukarela dan refleks bawah tingkat cedera refleks menurun Hilangnya sensasi flaccid
paralysis bawah cedera Berlangsung hari ke bulan (Transient), Spinal syok & syok neurogenik
bisa dalam gangguan pasien-TAPI tidak sama sama (beberapa sumber mungkin kelompok kedua
bersama-sama)
Sumber :
Helmin Zairin N., 2012. Buku Ajar Gangguan Musculoskeletal. Salemba Medika