Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi antara lain yaitu
faktor pasangan (umur, gaya hidup, jumlah keluarga yang diinginkan, pengalaman
dengan metode kontrasepsi yang lalu), faktor kesehatan (status kesehatan, riwayat
haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul), faktor metode
kontrasepsi (efektivitas, efek samping, biaya), tingkat pendidikan, pengetahuan,
kesejahteraan keluarga, agama, dan dukungan dari suami/istri. Faktor-faktor ini
nantinya juga akan mempengaruhi keberhasilan program KB. Hal ini dikarenakan
setiap metode atau alat kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas yang berbeda-
beda.
Beberapa penyakit yang kemungkinan menganggu proses kehamilan dapat
dideteksi secara dini sehingga keadaan yang lebih buruk dapat cepat dihindari oleh
karena itu wanita usia subur membutuhkan asuhan ginekologi. Ginekologi adalah
ilmu yang mempelajari kewanitaan (science of women). Namun secara khusus
ginekologi adalah ilmu yang mempelajari dan menangani kesehatan alat reproduksi
wanita (organ kandungan yang terdiri atas rahim, vagina dan indung telur), ruang
lingkup ginekologi, infeksi sistem reproduksi, gangguan menstruasi, infertilitas,
tumor dan kanker sistem reproduksi, kelainan kongenital sistem reproduksi,
pemeriksaan diagnostik, penanganan penyakit menular seksual, AIDS dan HIV.
Peran tenaga kesehatan khususnya bidan ataupun dokter kandungan yaitu
memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan paripurna bagi seorang
wanita yang berkaitan dengan kesehatan reproduksinya saat tidak hamil ataupun di
masa hamil, bersalin atau nifas. Baik yang bersifat preventif (pencegahan terhadap
penyakit), kuratif (penyembuhan penyakit) dan rehabilitatif (perbaikan kelainan yang
timbul) pada alat reproduksinya.
2
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan asuhan pra konsepsi?
2. Apa yang dimaksud dengan program KB (Keluarga Berencana)?
3. Mengapa asuhan ginekologi perlu dilaksanakan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui maksud dari asuhan pra konsepsi.
2. Memahami maksud dari program KB (Keluarga Berencana).
3. Mengetahui tujuan pelaksanaan ginekologi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
3. Manfaat Pra Konsepsi
Manfaat adanya asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara fisik dan
emosional yang optimal saat memasuki masa konsepsi. Melalui asuhan prakonsepsi,
ibu dan pasangan dapat mengetahui hal-hal yang dapat mendukung persiapan saat
prakonsepsi. Ada beberapa manfaat atau keuntungan dari asuhan pra konsepsi yaitu
sebagai berikut :
a. Identifikasi keadaan penyakit
b. Penilaian keadaan psikologis
c. Kesiap-siagaan keuangan dan tujuan hidup
d. Memberikan banyak informasi bagi perempuan dan pasangannya untuk
membantu membuat keputusan tentang persalinan yang akan di hadapinya.
4. Fokus Asuhan Pra Konsepsi
Identifikasi reduksi risiko pada masa reproduksi bagi wanita dan pasangannya
sebelum konsepsi.
5. Komponen Asuhan Pra Konsepsi
Komponen asuhan yaitu sebagai berikut :
a. Penilaian risiko
b. Promosi kesehatan
c. Intervensi medis dan psikososial
d. Pendidikan kesehatan yang meliputi : konseling, tindakan rujukan dan follow
up.
Langkah- langkah asuhan yang dilakukan :
a. Lakukan medical chek up sebelum terjadi konsepsi, sehingga tenaga kesehatan
dapat menilai keadaan kesehatan perempuan dan mengidentifikasi factor
resikonya.
b. Pemeriksan laboratorium rutin.Pemeriksaan laboratorium rutin artinya bahwa
pemeriksaan ini dilakukan pada setiap wanita yang akan hamil antara lain :
pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, titer virus Rubella, hepatitis B,
pap smear, clamidia, HIV, dan GO.
c. Pemberian imunisasi sebelum konsepsi
5
d. Usahakan BB ideal karena underweight dan overweight merupakan penyebab
banyak masalah dalam kehamilan.
e. Identifikasi riwayat kesehatan keluarga (kesulitan dalam kehamilan, persalinan,
nifas maupun kecacatan)
f. Anjurkan untuk melakukan gaya hidup sehat sebelum terjadinya konsepsi (olah
raga, hindari minum alcohol, merokok atau penggunaan obat-obat terlarang/
hentikan bila ibu sudah terbiasa)
g. Identifikasi masalah kesehatan (DM, epilepsy, hipertensi dll), berikan
penanganan dan observasi sebelum terjadi konsepsi.
h. Diet makanan bergizi seimbang. Jangan makan makanan setengah matang, dan
yang mengandung kotoran kucing karena dapat menyebabkan toxoplasmosis
yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin.
i. Bersihkan lingkungan dari bahan kimia.
6
KB, serta memberikan wewenang terhadap IBu untuk memilih macam-macam KB
yang akan di gunakan.
2. Tujuan Keluarga Berencana
Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudakn visi dan misi program
KB yaitu membangun kembali melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana
program KB di masa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015.
Tujuan fisiologis meliputi Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta
mewujudkan keluarga kecil sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengendalian pertumbuhan penduduk indonesia.Terciptanya penduduk yang
berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan
keluarga. Tujuan lainnya yaitu : pengaturan kelahiran, pendewasaan usia
perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Sedangkan tujuan
KB berdasarkan rencana strategi 2005-2009 meliputi:
a. Keluarga dengan anak ideal
b. Keluarga sehat
c. Keluarga berpendidikan
d. Keluarga sejahtera
e. Keluarga berketahanan
f. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
g. Penduduk tumbuh seimbang
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan
kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk
menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan
pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka
kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
3. Sasaran Keluarga Berencana
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
a. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14
persen per tahun.
b. Menurunnya angka kelahiran total menjadi sekitar 2,2 persen perempuan.
7
c. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan
kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet
need) menjadi 6 persen.
d. Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5 persen.
e. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan
efisien.
f. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21
tahun.
g. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang
anak.
h. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera yang
aktif dalam usaha ekonomi produktif.
i. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan Program KB Nasional.
4. Ruang Lingkup Keluarga Berencana
Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi
remaja; Ketahanan dan pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga
kecil berkualitas; Keserasian kebijakan kependudukan; Pengelolaan SDM aparatur;
Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan; Peningkatan pengawasan
dan akuntabilitas aparatur negara.
5. Strategi Program Keluarga Berencana
Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:
a. Strategi dasar
1) Meneguhkan kembali program di daerah
2) Menjamin kesinambungan program
b. Strategi operasional
1) Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
2) Peningkatan kualitas dan prioritas program
3) Penggalangan dan pemantapan komitmen
4) Dukungan regulasi dan kebijakan
8
5) Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
6. Program KIE dalam Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
KIE adalah Suatu proses penyampaian pesan ,informasi yang diberikan
kepada masyarakat tentang program KB baik menggunakan media seperti: Radio,
TV, Pers, Film, Mobil unit penerangan, penerbitan, kegiatan promosi, pameran
dengan tujuan utama adalah untuk memecahkan masalah dalam lingkungan
masyarakat dalam meningkatkan program KB atau sebagai penunjang tercapainya
program KB.
Tujuan dilaksanakannya program KIE yaitu :
a. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai
penambahan peserta baru.
b. Membina kelestarian peserta KB.
c. Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio – kultural yang dapat menjamin
berlangsungnya proses penerimaan.
d. Mendorong terjadinya proses perubahan perilaku ke arah yang positif,
peningkatan pengetahuan, sikap dan praktek masyarakat (klien) secara wajar
sehigga masyarakat melaksanakannya secara mantap sebagai perilaku yang
sehat dan bertanggung jawab.
7. Konseling Keluarga Berencana
Konseling adalah suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan seseorang
kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan masalah
melalui pemahaman tentang fakta- fakta dan perasaan- perasaan yang terlibat
didalamnya. Adapun Tujuan Konseling KB yaitu sebagai berikut :
a. Meningkatkan penerimaan
Informasi yang benar, diskusi bebas dengan cara mendengarkan, berbicara
dan komunikasi non-verbal meningkatkan penerimaan informasi mengenai
KB oleh klien.
b. Menjamin pilihan yang cocok
Menjamin petugas dan klien memilih cara terbaik yang sesuai dengan
keadaan kesehatan dan kondisi klien
9
c. Menjamin penggunaan yang efektif
Konseling efektif diperlukan agar klien mengetahui bagaimana
menggunakan KB dengan benar dan mengatasi informasi yang keliru
tentang cara tersebut
d. Menjamin kelangsungan yang lebih lama
Kelangsungan pemakaian cara KB akan lebih baik bila klien ikut memilih
cara tersebut, mengetahui cara kerjanya dan mengatasi efek sampingya
8. Dampak Program Keluarga Berencana
Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka
kematian ibu dan anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan
kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan
layanan KB-KR; Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan
tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan
pemerintahan berjalan lancar.
11
pain), pembengkakan (tumors), keluarga Berencana (Family Planing),
keluhan menopause, kelainan alat genital.
3) Anamnesis, RPD (Past History) : penyakit umum (medical), penyakit
bedah (surgical), obstetrik (Obstetric), ginekologik (Gynecologic), haid
(menstruation, period, bleeding), obat-obatan (medications), seksual
(sexual), KB (Family Planing), keluarga (Family).
c. Adapun Pemeriksaan ginekologik sebenarnya yaitu sebagai berikut yaitu :
1) Inspeksi : keadaan umum, baik, tampak kesakitan, menderita, gemuk,
kurus, kahektis, pucat, shock, kesadaran, baik atau koma, tampak
pembesaran dan lain-lain.
2) Palpasi : abdomen :
a) permukaan kulit : rata, berbenjol, tegang, lemas
b) nyeri tekan: lokasi, intensitas
c) tumor: letak, batas, konsistensi, gerakannya, nyeri tekan.
d) bila dicurigai kehamilan: teraba bagian janin atau tidak, gerakan
dan lain-lain.
3) Pemeriksaan dengan menggunakan spekulum
Hanya dikerjakan untuk wanita yang pernah melakukan hubungan
seks.. Contoh kasus : Pemeriksaan In Speculo: Vagina
4) Pemeriksaan bimanual (Bimanual Examination)
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
B. Saran
14