Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perancis adalah suatu negara besar dengan segala kebesaran dan juga tragedinya
Selama bertahun-tahun, kebudayaan, pendidikan, dan bahasa Perancis banyak sekali
diminati masyarakat di berbagai belahan dunia. Belum lama berselang, hal ini paling
jelas tampak di antara bangsa-bangsa yang ingin menaikkan statusnya di mata orang
eropa. Repotasi Perancis sudah masyhur di bidang filsafat, kesusastraan, seni, bahkan
dalam bidang perdagangan dan industri karena bakat-bakat kreatif warganya dan
nama-nama mereka di kenang dengan penuh rasa hormat. Kendati kekaisaran
Perancis telah sirna, bahasa dan pola pendidikannya yang khas masih dipergunakan
hamper di semua benua di dunia.
Dalam ruang lingkup pendidikan, negara Perancis merupakan negara yang
menggunakan sistem sentralistik yakni pendidikan yang dipusatkan sepenuhnya
kepada pemerintah. Jadi, kementerian pendidikan (biasa disebut Ministry of National
Education) memiliki peran urgent dalam kemajuan pendidikan secara keseluruhan.
Selain itu, pemerintah juga menekankan akan adanya wajib belajar 16 tahun dengan
penerapan sistem sekolah gratis untuk setiap jenjang pendidikan.
Berbeda dengan Indonesia, Indonesia merupakan negara yang menggunakan
sistem pendidikan desentralisasi yakni pemerintah menyerahkan masalah pendidikan
ke daerah dan sekolah masing-masing, maka masalah pembiayaan pun menjadi
kewenangan sekolah. Otonomi daerah diartikan sebagai kewenangan daerah untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan
diharapkan dapat mensejahterakan rakyat setempat, meringankan beban hidup,
memberi jaminan kelayakan hidup, terpenuhinya layanan kesehatan dan pemerataan
pendidikan serta harapan-harapan menggembirakan lainnya. Pemerintah mewajibkan
belajar bagi anak-anak Indonesia selama 9 tahun.

1
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu;
1. Pendidikan di Negara Prancis

1.3. Tujuan Penelitian


Dari rumusan masalah di atas, tujuan penulis makalah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana Pendidikan di Negara

Bab II

2
Pembahasan

2.1. Letak Geografis Negara Perancis

Perancis adalah sekitar 80% ukuran Texas.Di Alpen dekat perbatasan Italia dan
Swiss adalah Eropa barat titik tertinggi-Mont Blanc (15.781 ft; 4.810 m). The-ditutupi
hutan Pegunungan Vosges berada di timur laut, dan Pyrénées berada di sepanjang
perbatasan Spanyol. Kecuali utara Perancis ekstrim, negara dapat digambarkan
sebagai empat daerah aliran sungai dan dataran tinggi.Tiga dari aliran sungai Seine
barat ke Selat Inggris, Loire ke Atlantik, dan Garonne ke Teluk Biscay. Rhône
mengalir ke selatan ke Mediterania. Untuk sekitar 100 mil (161 km), Rhine adalah
timur perbatasan untuk Prancis. Di Mediterania, sekitar 115 mil (185 km) timur-
tenggara Nice, adalah pulau Corsica (3367 sq mi; 8.721 km persegi).
Perancis adalah suatu negara besar dengan segala kebesaran dan juga
tragedinya.Negara dengan penduduk lebih dari 55 juta ini, terletak di jantung Eropa.
Bahasa Perancis adalah bahasa Internasional yang di pakai oleh lebih dari 60 juta
orang di seluruh dunia, terutama di negara Perancis, Belgia, beberapa negara di
kawasan Afrika Barat, Haity, dan juga kawasan jajahan Perancis di Pasific. Bahasa
Perancis adalah bahasa pengantar resmi yang di gunakan Masyarakat Uni Eropa juga
bahasa pengantar resmi di PBB, bersanding dengan bahasa besar lainnya. Banyak
orang yang mengenal Perancis dari Parfum dan juga modenya, seperti
Versace.Padahal Perancis memiliki tehnology tinggi yang dalam beberapa segi tidak
kalah dengan negara USA, seperti tehnology otomotive dengan TGV nya/kereta
cepat, pesawat Airbus, tehnology telekomunikas, etc. Prancis memiliki luas
tanah:210.668 sq mi (545.630 sq km); luas: 211.209 sq mi (547.030 sq km) dan
Populasi (2010 est):64057792 (tingkat pertumbuhan: 0,5%); angka kelahiran:
12.4/1000; angka kematian bayi: 3.3/1000; harapan hidup: 81,1; kepadatan per km
persegi: 100.

3
2.2. Sistem Pemerintahan Negara Perancis

Sistem pendidikan Prancis mencerminkan selektivitas yang juga terdapat pada


pemerintahan dan kehidupan social lainnya. Rakyat Prancis menumpukkan wewenang
dalam pemerintahan kepada sebuah majelis nasional representative yang terdiri dari
dua majelis. Majelis pertama, Chamber of Deputies yang dipilih langsung oleh rakyat,
majelis yang lain, yaitu Senat, dipilih oleh electoral college (badan pemilih). Dengan
bersidang sebagai satu badan, kedua majelis berwenang memilih presiden.
Tahun demi tahun, pentingnya jabatan presiden berlaku surut, dan tugas eksekutif
di ambil alih oleh seorang perdana menteri yang mengepalai cabinet menteri-menteri.
Seluruh anggota cabinet berikut perdana menteri di angkat dan ditentukan masa
jabatannya oleh kedua majelis dalam majelis nasional. Oleh karena itu, pada
pelaksanaannya rakyat tidak memerintah sendiri karena mereka telah mendelegasikan
kedaulatannya kepada deputi-deputi terpilih dan para elector (anggota electoyal
college), orang-orang yang secara teori berkualitas lebih baik untuk menjalankan
kekuasaan secara rasional di bandingkan warga biasa. Proses selektif juga
diberlakukan pada beberapa partai politik.
Teori bahwa pemerintahan harus dijalankan oleh kelompok terpilih yang
wewenang keputusannya telah diterbitkan lewat jalur studi formal yang ketat telah
memberikan pengaruh kuat pada sistem pendidikan prancis. Orang-orang yang tidak
termasuk dalam kelompok pilihan ini dan mereka merupakan golongan mayoritas
luas, harus puas tak hanya dengan kedudukan yang rendah dalam kehidupan, tetapi
juga dengan biaya pendidikan yang cenderung di tujukan agar mereka lebih menjadi
pengikut daripada menjadi pemimpin.

2.3. Sistem Pendidikan Di Negara Perancis

Prancis adalah tergolong Negara yang telah maju industrinya dari antara Negara
maju di barat lainnya. Problema-problema yang di rasa belum dapat di selesaikan
secara tuntas ialah yang menyangkut masalah kependidikan dari abad ke abad.

4
Dibawah pemerintahan Repoblik ketiga, lycee dan fakultas unuversitas negeri di
ambil alih untuk membentuk inti system sekolah menengah yang bertujuan
menemukan dan menghasilkan calon-calon pemimpin. Kendati teori warisan status
kelas telah di tolak, system pendidikan masih sangat selektif. System tersebut sudah
memisahkan anak-anak menjadi dua kelas sejak hari pertama mereka masuk sekolah.
Akhirnya, hak pilih dijadikan universal bahkan wanita berhak memilih setelah perang
dunia II, tetapi biaya pendidikan di sekolah menengah tetap melanggengkan
diskriminasi kelas.
Penerapan sistem pendidikan di Indonesia dengan di Perancis pada umumnya
memiliki kesamaan dengan sistem pendidikan di indonesia yang pada dasarnya sistem
pendidikan di Indonesia merupakan adaptasi dari sistem pendidikan luar negeri.
Perbedaan sistem pendidikan tentu saja terletak pada penerapan metode pembelajaran
di negara itu sendiri.
Di negara Perancis seorang peserta didik mengenyam pendidikan dimulai pada
saat anak berusia 2 atau 3 tahun setara dengan play group hingga 17 tahun disana
peserta didik langsung diarahkan pada bakat dan minat dan pada pemahaman
konseptual, para siswa terbiasa belajar dengan pola keras, disiplin dan dipenuhi
dengan tugas. Setelah siswa menempuh pendidikan wajib, bagi mereka yang ingin
menempuh ke jenjang perkuliahan mereka akan dihadapkan lagi dengan persaingan
yang sangat ketat, untuk lulus dari SMA saja itu merupakan hal yang sangat rumit.
Siswa yang terpilihlah yang dapat melanjutkan ke jenjang perkuliahan dengan
dihadapkan soal soal oral (essay) yang menuntut pemahaman konseptual sehingga
sedikit pula yang dapat masuk ke jenjang universitas.
Pendidikan di Perancis tentunya tidak lepas dari peranan pemerintah. Pemerintah
Perancis telah menganggarkan 23% pendapatan negaranya untuk pendidikan yaitu
adanya pendidikan gratis dari TK hingga SMA dan gaji guru yang besar, disana gaji
guru mencapai hingga 50 – 60 juta perbulan. Untuk menjadi guru disanapun tidak
mudah mereka yang ingin menjadi guru harus diseleksi sesuai potensi yang
dimilikinya. Karena ia akan menjadi tulang punggung dalam menjamin kualitas

5
pendidikan bangsanya. Jika ia diterima menjadi seorang guru, gajinya per bulan yang
paling rendah adalah sekitar 25.000 euro atau sekitar Rp 30 juta, ditambah dengan
berbagai fasilitas penunjang lainnya, semua sudah tersedia, rumah, kendaraan,
kebutuhan hidup, jaminan kesehatan, tunjangan hari tua, semua sudah ditanggung
oleh pemerintah. Sehingga seorang guru benar-benar berkonsentrasi penuh dalam
mengajar dan mencerdaskan para anak didik, dan mencurahkan seluruh tenaga dan
pikirannya untuk itu. Oleh karena itu, untuk pengangkatan seorang guru, termasuk
dosen, diadakan seleksi penerimaan yang sangat ketat dan teruji.
Ada salah seorang mahasiswa Indonesia di Perancis yang sudah berkeluarga dan
memiliki dua anak umur dua dan empat tahun memasukkan kedua anaknya di TK
mulai pukul 09.00 (pagi) sampai pukul 17.00 (sore). Sistem ini dianut karena
umumnya para pegawai di Perancis bekerja dari pukul 09.00-17.00, dengan catatan.
Hari Sabtu dan Minggu libur. Selama anak berada di ruang sekolah (09.00-17.00)
mereka sepenuhnya ada di bawah asuhan dan bimbingan guru. Di antara jam belajar
itu mereka (anak-anak) diberi makan siang, dan juga kadang-kadang ada acara tidur
siang. Jadi, para orangtua menyerahkan anaknya ketika berangkat kerja dan
menjemputnya kembali saat pulang kerja.
Pada hakikatnya seluruh proses belajar ini diberikan secara gratis oleh
pemerintah. Pemerintah Perancis menjamin bahwa masuk sekolah mulai TK hingga
perguruan tinggi adalah gratis. Tentu saja untuk memasuki setiap jenjang pendidikan
diadakan seleksi ujian masuk, mulai tingkat pendidikan dasar (ecole primaire)
pendidikan menengah (lysee) sampai perguruan tinggi (universitarire).
Guru dituntut agar lebih memperhatikan perkembangan kepribadian individual
anak didik, dan tidak hanya mementingkan pengembangan intelektual semata. Dalam
kongres ahli pendidikan di Le Havre tahun 1939 antara lain diputuskan agar guru
memperhatikan perkembangan anak didik pada aspek fisik, sosial dan etis dalam
pendidikan di samping aspek intelektual dan cultural.
Untuk meningkatkan kualitas guru, maka didirikanlah “Ecole Normale” (Sekolah
Guru) yang lama belajarnya 7 tahun (masa 4 tahun untuk pendidikan umum dan 3

6
tahun untuk keguruan). Namun demikian problema tentang mutu kependidikan tidak
dapat di atasi hanya denga melalui sekolah guru, tanpa diimbangi denga peningkatan
bidang kehidupan lainnya, seperti ekonomi, dan political will dari pemimpin
negaranya.
2.4. Sistem Perjenjangan Pendidikan di Perancis
Gambaran umum Sistem Pendidikan di Perancis
Pada dasarnya ada 4 degree :
1. Maternelle (setara playgroup dan TK) mulai dari umur 2 th
Sejak tahun 1967, semua anak di Perancis dikenakan wajib belajar sampai dengan
umur 16 tahun. Seperti di negara-negara lain, sekolah di Perancis dimulai dari tingkat
Taman Kanak-kanak (TK)/Ecole Maternelle sebagai tingkat pra-sekolah. Seorang
anak yang sudah berumur 2 tahun dengan ditambah syarat-syarat tertentu sudah boleh
masuk TK, walaupun pada umumnya anakanak masuk TK berumur antara 3 sampai 4
tahun.
Pendidikan pra sekolah dibagi menjadi 3 tingkat: kecil, sedang dan besar. Pada
tahap ini anak-anak diperkenalkan cara hidup berkelompok, keterampilan sederhana
dan pengenalan huruf-huruf serta angka.
Sekolah TK ini terdiri dari bermacam-macam, di antaranya:
 Toute Petite Section ( mulai umur 2)
 Petit Section (3 th)
 Moyen Section (4 th) ~~ TKA
 Grand Section (5 th) ~~ TKB

2. Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar dimulai pada usia 6 tahun dan selama 5 tahun: Jenjang
Persiapan (CPI), Dasar 1 (CE1), Dasar 2 (CE2), Menengah (CM1) dan Menengah 2
(CM2). Tujuan utama pendidikan dasar ini adalah untuk mengajarkan pada anak-anak
kehidupan bermasyarakat memberikan kemampuan membaca dan berhitung dengan
persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan menengah (Iycees dan Colleges).
Pendidikan ini berkewajiban menggabungkan kepentingan dasar pendidikan dan

7
kesenangan , atau bermain suatu pendekatan yang terbukti berhasil pada anak-anak.
Dewasa ini hampir 100% anak yang berumur 6 tahun sudah memasuki bangku
sekolah dasar. Anak-anak sekolah di TK dan SD negeri dibebaskan dari pembayaran,
dan memperoleh buku-buku pelajaran secara gratis.
1ere degree :
- Cours Preparatoire (CP) - 6th ~~~SD 1
- Cours Elementaire (CE1) - 7 th ~~ SD 2
- Cours Elementaire (CE2) - 8 th ~~ SD 3
- Cours Moyen 1 (CM1) - 9 th ~~ SD 4
- Cours Moyen 2 (CM2) - 10 th ~~ SD 5

3. Pendidikan Menengah Pertama


Pendidikan menengah tersedia secara tradisional disekolah negeri yang disebut
lycee dan sekolah kotapraja yang disebut college. Menurut sejarahnya, lyce lebih
selektif sehingga memilki reputasi sebagai yang lebih sempurna. College cenderung
mengakomodasi cita rasa pendidikan modern dah lebih cepat berafaptasi dengan
permintaan umum warga kotapraja yang mendukungnya. Meskipun demikian, kedua
jenis sekolah tersebut mempersiapkan siswa untuk ujian baccalaureat sehingga
mempersiapkan pula penerimaan ke universitas.
Sekolah menengah bisa di masuki dari sekolah dasar, tetapi ada jalur lain yang
lebih disukai, yaitu lewat classes preparatoire. Classes preparatoire adalah sekolah
swasta yang seringkali memilki perkanjian kerja dengan satu lycee atau lebih untuk
meyakinkan para orang tua yang menjadi penyantunnya bahwa putra-putra mereka
akan diterima disekolah menengah. . 2eme degree :
- 1ere cycle 6eme - 11 th ~~ SD 6
- 1ere cycle 5eme - 12 th ~~ SMP 1
- 1ere cycle 4eme - 13 th ~~ SMP 2
- 1ere cycle 3eme - 14 th ~~ SMP 3, yg lulus menyandang status Colleges dan
Memilih ke jurusan Baccalaureat ( jalur umum) ataukah jurusan CAP /
BEP (jalur profesionel) 1-2 th habis gitu bisa langsung kerja.

8
4. Pendidikan Menengah Atas
Berikut adalah jalur Baccalaureat :
- 2eme cycle 2 eme - 15 th ~~ SMA 1
- 2eme cycle 1 ere - 16 th ~~ SMA 2
- Terminal - 17 th ~~ SMA 3, yg lulus bisa menyandang gelar BAC-S
(Scientific), BAC-ES (Economi) atau BAC-L (Litteraire) tergantung jurusan
yg diambil di kelas.

5. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi diselenggarakan dalam beberapa bentuk. Hampir semua
akasemi memilki fakultas universitas jenis konvensional,tetapi tidak semuanya
mempunyai perangkat fakultas yang lengkap. Seirinng dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, sumbangsih universitas dalam bidang-bidang ini diperluas
dengan meningkatkan daya tampung kelas pada fakultas-fakultas yang sudah ada
taupun menambahkan fakultas-fakultas baru.
Superieur, ada 3 cabang :
- IUT : Instituts Universitaire de Technologie - 2 th, diplome : DUT / BTS
- Universités - 3 th, diplome : Licence
- 4 th, diplome : Maitrise
- 5 th, diplome : DESS / DEA /DRT
- 8 th, diplome : doctorat
- Grande Ecole :
- ENA : sekolah politik
- Polytechnic, diplome : Ingenieur & Scientific
- HEC - Untuk sekolah Finance commerce
- ENS - sekolah calon guru.
Sistem pendidikan di Perancis dari awal sudah dapat mendeteksi bakat dan
kemampuan anak, dan sudah bisa menentukan jurusan sesuai minat anak sejak dini.
Jadi tidak semua anak berlomba-lomba ingin menjadi insinyur atau jurusan teknik,.

9
Siswa juga tidak dituntut harus menguasai seluruh mata pelajaran, akan tetapi cukup
hanya basicnya saja, baru bidang yang sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa
dipelajari secara lebih mendalam, sehingga lebih fokus. Apalagi yang berminat
melanjutkan ke Grande Ecole, harus melewati test yg benar-benar ketat untuk bisa
masuk. Baru yang nggak masuk, larinya ke universitas biasa
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem pendidikan di perancis menggunakan sistem sentralistik yakni pendidikan
yang dipusatkan sepenuhnya kepada pemerintah. Jadi, kementrian pendidikan (biasa
disebut Ministry of National Education) memiliki peran urgent dalam kemajuan
pendidikan secara keseluruhan. Selain itu, pemerintah juga menekankan akan adanya
wajib belajar 16 tahun dengan penerapan sistem sekolah gratis untuk setiap jenjang
pendidikan.
Peserta didik langsung diarahkan pada bakat dan minat dan pada pemahaman
konseptual, para siswa terbiasa belajar dengan pola keras, disiplin dan dipenuhi
dengan tugas. Setelah siswa menempuh pendidikan wajib. Anak-anak mendapatan
pendidikan dasar pra sekolah pada umur dua hingga enam tahun, SD antara tujuh
hingga 10 tahun dan SMP (Collège)-SMA (Lycées) antara 11 hingga 18 tahun
sedangkan pendidikan tinggi untuk mereka yang berusia di atas 19 tahun.

10
Daftar Pustaka

I. N. Thut dan Don Adams, Pola-Pola Pendidikan Dalam Masyarakat Kontemporer,


(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2005)
M. Arifin, Ilmu Perbandingan Pendidikan, (Jakarta: Golden Terayon Press, 2003).
Sarumpeat, J. P., Perbandingan Pendidikan, (Jakarta: Djambatan, 1974).

11

Anda mungkin juga menyukai