Anda di halaman 1dari 4

PRAKTEK PEMERIKSAAN LEOPOLD, DJJ DAN TBBJ

1. DASAR TEORI
Pemeriksaan palpasi leopold adalah suatu tehnik pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara
perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat pada perut ibu hamil menggunakan tangan
pemeriksa dalam posisi tertentu, atau memindahkan bagian-bagian tersebut dengan cara-cara
tertentu menggunakan tingkat tekanan tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Christian Gerhard
Leopold.
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setelah UK 24 minggu, ketika semua bagian janin
sudah dapat diraba. Teknik pemeriksaan ini utamanya bertujuan untuk menentukan posisi dan
letak janin pada uterus, dapat juga berguna untuk memastikan usia kehamilan ibu dan
memperkirakan berat janin.
Auskultasi pada pemeriksaan abdomen ibu hamil dilakukan untuk mengetahui denyut
jantung janin. Denyut jantung janin dapat didengarkan menggunakan stetoskop Laennaec pada
usia kehamilan 18-20 minggu. Denyut jantung janin dikatakan normal bila berkisar antara 120-
160x/mnt, dan dikatakan takikardi bila lebih dari 160x/mnt dan bradikardi bila kurang dari
120xmnt dan ini merupakan tanda bayi mengalami fetal distress. Ketika partus sebaiknya
didengar 1 mnt penuh.

2. PETUNJUK
a. Baca dan pelajari lembaran kerja yang tersedia tentang perasat melakukan pemeriksaan
leopold dan uskultasu pada ibu hamil
b. Siapkan alat-alat secara lengkap sebelum tindakan dimulai
c. Ikut petunjuk instruktur
d. Laporkan hasil kerja

3. KESELAMATAN KERJA
a. Kaji kelengkapa alat dan perlengkapan, serta urutkan sesuai urutan kerja
b. Pusatkan perhatikan pada prosedur melakukan anamnese serta keselamatan ibu
c. Sebelum melakukan prosedur, dekatkan alat
d. Perhatikan langkah kerja

4. PROSEDUR KERJA

Dilakukan
NO KEGIATAN
Ya Tidak
Mengucapkan bismillahhirrahmanirrohim
I. PENGERTIAN
Tehnik pemeriksaan pada abdomen ibu hamil dengan melakukan
perabaan (palpasi)
II. TUJUAN
1. Menentukan usia kehamilan
2. Mengetahui letak dan posisi janin
III PERSIAPAN ALAT
 Buku status kesehatan ibu
 Alat tulis
 Laennec/Doppler elektrik
 Jelly
 Meteran
 Tissu pada tempatnya
 Nierbeken/tempat sampah
 Baju pemeriksaan atau selimut
 Jam dengan jarum detik
IV. PERSIAPAN PASIEN
1. Siapkan ruangan dengan tempat tidur yang diatur sedemikian
rupa sehingga mudah untuk naik dan turun
2. Siapkan alat-alat untuk pemeriksaan dan ruangan yang nyaman
3. Pertahankan privacy ibu dengan menutup pintu atau memasang
tirai
V. PROSEDUR PELAKSANAAN
4. Menyapa dan menciptakan hubungan saling percaya dengan ibu
dan keluarga
5. Menjelaskan tujuan pemeriksaan dan prosedur yang akan
dilakukan
6. Menganjurkan ibu untuk berkemih
7. Meminta ibu untuk menggunakan baju pemeriksaan
8. Perawat mencuci tangan dengan tekhnik yang benar
9. Membaca bismillahirrahmaanirrahiim
10. Melakukan pemeriksaan palpasi Leopold I untuk menentukan
tinggi fundus uteri dan bagian janin yang berada pada fundus

Minta ibu untuk menekuk kaki. Pemeriksa berdiri disebelah


kanan ibu, menghadap ke arah kepala. Kedua telapak tangan
pemeriksa diletakkan pada fundus uteri. Rasakan bagian janin
yang berada pada bagian fundus (bokong, kepala, atau kosong).
Sifat kepala bundar, keras dan melenting, sedangkan sifat
bokong bundar dan lunak.
Ukur tinggi fundus uteri dengan menggunakan pita meteran
dari fundus sampai ke tulang simfisis untuk menentukan usia
kehamilan
24 minggu : ± 20 cm
24 minggu : ± 28 cm
32 minggu : ± 32 cm
36 minggu : ± 34-36 cm

Penentuan usia kehamilan melalui perabaan tinggi fundus


adalah:
Tidak hamil/normal : sebesar telur ayam (± 30 g)
Kehamilan 8 minggu : sebesar telur bebek
Kehamilan 12 minggu : sebesar telur angsa
Kehamilan 16 minggu : setinggi pertengahan simfisis-
pusat
Kehamilan 20 minggu : setinggi pinggir bawah pusat
Kehamilan 24 minggu : setinggi pinggir atas pusat
Kehamilan 28 minggu : setinggi sepertiga pusat-
xyphoid
Kehamilan 32 minggu : setinggi pertengahan pusat-
xyphoid
Kehamilan 36-42 minggu : setinggi 3 sampai 1 jari bawah
xyphoid

11. Melakukan pemeriksaan palpasi Leopold II untuk


menentukan bagian janin yang berada pada sisi kanan dan kiri
uterus ibu

Kedua telapak tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan


lakukan tekanan dengan lembut tetapi cukup dalam untuk
meraba kedua sisi perut. Kedua telapak tangan pemeriksa
bergeser turun kebawah sampai berada di samping kanan dan
kiri umbilikus. Secara perlahan geser jari-jari dari satu sisi ke
sisi lainnya untuk menentukan pada sisi mana terletak
punggung, lengan, dan kaki janin. Tentukan juga bagian
punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut
jantung janin. Bagian punggung akan teraba datar memanjang
dan ada tahanan. Apabila yang teraba bagian- bagian kecil yang
tidak teratur, mempunyai banyak tonjolan, dan dapat bergerak
atau menendang, maka bagian tersebut adalah lengan, lutut, dan
kaki. Jika punggung janin tidak teraba pada kedua sisi,
kemungkinan punggung janin berada pada sisi yang sama
dengan punggung ibu (posterior), atau letak janin melintang

12. Melakukan pemeriksaan palpasi Leopold III untuk


menentukan presentasi janin (bagian janin yang berada pada
bagian terbawah)

Posisi kaki ibu masih ditekuk. Cekap bagian terbawah janin


dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan kanan.
Lakukan tindakan ini dengan hati-hati karena dapat
menyebabkan ketidaknyamanan bagi ibu. Tentukan bagian
terendah janin dan nilai apakah bagian tersebut sudah
mengalami engagement atau belum. Apabila bagian terendah
janin tidak dapat digerakkan lagi berarti bagian tersebut sudah
masuk pintu atas panggul

13. Melakukan pemeriksaan pelpasi Leopold IV untuk


menentukan presentasi dan engagement (sampai seberapa jauh
bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul)

Minta ibu untuk meluruskan kaki. Pemeriksa menghadap ke


arah kaki ibu. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian
bawah abdomen ibu dan coba untuk menekan ke arah pintu atas
panggul (PAP). Hasil pemeriksaan dapat dilihat dari posisi
tangan saat memeriksa apakah konvergen (kedua tangan
bertemu), divergen (kedua tangan tidak bertemun atau sejajar).

14. Auskultasi denyut jantung janin dengan menggunakan Laennec


atau Doppler elektrik
Letakkan Laennec atau Doppler elektrik di daerah punggung
janin. Tangan pemeriksa memegang arteri radialis ibu untuk
memastikan bahwa denyut jantung yang didengar adalah denyut
jantung janin. Hitung denyut jantung janin selama 5 detik
sebanyak 3 kali dengan interval penghitungan masing-masing 3
detik.
Hasil penghitungan denyut jantung janin diperoleh dengan
menjumlahkan hasil 3 kali penghitungan, lalu dikalikan 4.
Misalnya 10 – 12 – 11, maka denyut jantung janin 32 x 4 = 132
kali per menit. Denyut jantung janin normal 120 – 160 kali per
menit

15. Mengucapkan alhamdulillahi rabbil’alamiin

SIKAP
 Peka terhadap privacy dan respon klien
 Sopan, teliti

Anda mungkin juga menyukai