Anda di halaman 1dari 13

-Finally-

***
Seorang gadis tengah berdiri menghadap jendela panel apartementnya. Sedikit asap mengepul
keluar dari cangkir yang dipegangnya, saat ia meniup-niup hot lemon tea tersebut sebelum
kemudian menyesapnya pelan, merasakan rasa kecut manis yang melekat dilidah.
Pandangannya tak bergeser pada titik manapun. Matanya tetap keukeh disatu titik fokus, yakni
hujan. Ya hujan, hujan lebat malam yang kini mengguyur kawasan elite grammy, Quezon City,
Manila.

-dilain tempat-

Seorang lelaki gagah sedang duduk dikursi ‘emas’nya, kursi yang melambangkan bahwa ia
adalah salah satu orang penting disana. Lelaki itu duduk dengan setumpuk dokumen yang
membuatnya sedikit frustasi. Ia mengangkat gagang telefon kantornya lalu mengetikkan tombol-
tombol dan berbicara pada seseorang, beberapa setik kemudian ia menutup telefon tersebut dan
kembali ke dokumen-dokumen yang harus ia selesaikan secepat mungkin.

Tok Tok tok...


Pintu ruangannya terketuk dari luar dan munculah seorang officeboy membawa secangkir coffea
late pesanannya, si officeboy menaruh coffea late tersebut didekat meja kerja sang bos lalu
mengambil tip yang ditaruh bosnya disamping cangkir, setelah itu keluar pergi. Lelaki berambut
spike itu menyesap sedikit si coffea late dan balik lagi ke kesibukannya menyorat-nyoret
pekerjaan lembur.
Tak terasa berjam-jam sudah ia habiskan untuk kertas-kertas penting tersebut. Dirapihkannya
seisi meja kerja yang berantakan, kemudian ia menyanderkan kepala penatnya dikursi ‘emas’.
Tiba-tiba saja sekelabat bayangan muncul dibenaknya. Bayangan yang sudah 5 tahun ini selalu
menemaninya. Bayangan yang tak tahu diri karena tak mau hilang dari otak maupun hatinya.

“exequiella”gumam lelaki itu kecil

Dengan cepat ia merogoh saku celananya, mengeluarkan sebuah I-phone 5 black dan memeriksa
daftar contact. Touch activity-nya berhenti pada satu kontak ditengah 234 nama. Contact
bernama –Exequiella Madelmoise-.
Senyum tipis sedikit terukir diwajah angkuhnya. Dibukanya contact tersebut dan terincilah satu
nomor telefon dan alamat keberadaannya.

“apa nomor ini masih aktif?”keraguan tercipta dalam fikirannya,mengingat nomor telepon itu
adalah nomor telepon –Exequiella Madelmoise- saat 5 tahun lalu.
“hhh.. baiklah i’ll try it”

Lelaki itu menekan pilihan hijau : call, lalu menaruh i-phonenya didaun telinga.
Tut Tut..
Ia terlihat kaget seketika, karena ternyata nomor lama itu masih aktif !

-back to Grammy Apartement Quezon City-

Drrtt..you have a Call


Drrtt..you have a Call

Gadis berambut panjang itu sedikit tersentak saat mendengar nada panggilan handphone yang ia
letakkan diatas meja. Ia menaruh cangkir lemon tea nya dan mengangkat handphone Samsung
galaxy miliknya yang terus berbunyi.
-Alvin J.- nama contact yang cukup pendek tapi membuat gadis berparas cantik tersebut kaget
setengah mati. Dengan jari gemetaran ia mentouch pilihan hijau, answer.

“ha..halo”ucapnya ragu-ragu

Seseorang disebrang sana hanya diam tak bersuara.

“halo? Jika kau tak bicara maka aku akan....”

“hai”orang disebrang sana memotong kalimatnya, membuat si gadis terdiam seketika.

“bagaimana kabarmu?”ia bertanya pada gadis yang tak lain bernama Exequiella. Exequiella
berusaha tenang lalu menjawab pertanyaan Alvin.

“aku baik, bagaimana denganmu?”jawab Exequiella canggung

“fisikku baik tapi batinku tidak” Alvin memelankan kalimat terakhirnya namun kalimat itu masih
didengar sangat jelas ditelinga Exequiella.

“jadi, mengapa kau meneleponku?”tanya Exequiella to the point. Ia bukanlah seseorang yang
suka basa-basi

“engg...apa kau masih di Manila?”bukannya menjawab Alvin malah balik bertanya


“ya, begitulah”

“kau tidak pulang ke Jakarta untuk malam Tahun baru besok?”

“sepertinya tidak,.”

“padahal aku ingin mengajakmu bertemu, baiklah akan kututup telefonnya..”suara Alvin
terdengar kecewa

“Jangan! Err..maksudku, besok aku ada urusan di Jakarta mungkin sekitar pukul 5 sore kita dapat
bertemu seblum aku kembali lagi ke Manila”sanggah exequiella

“begitu ya? Pukul 5 sore di Cafe Edelweis dekat Ancol, bagaimana?”

“hmm, okay. Sampai jumpa besok”

“sampai jumpa juga, madelmoise..”

DEG..sekujur tubuh Exequiella membeku tapi dengan cepat ia tersadar setelah tau si penelefon
sudah mematikan sambungannya
Exequiella melangkah cepat menuju kamar tidurnya, ia memoleskan cream disekitar wajah dan
tubuhnya kemudian merebahkan diri dikasur king size yang membawanya melangkah menembus
dunia mimpi.

*****

Alvin tersenyum lebar malam itu. Ia mengeraskan volume tape mobil sport fordnya dan ikut
terbawa alunan musik. Pembicaraan singkat namun mampu membuat hatinya meloncat-loncat
kegirangan yang ia perkirakan akan terus terjadi sampai esok hari.

@@@@@

Exequilla POV ^^

Kring...Kring...Kring
Aku terbangun mendengar suara weker yang kusetel tepat pukul 4 pagi. Aku akan berangkat ke
Indonesia pukul 6 waktu disini, dan aku harus mengecek semua persiapanku dulu sebelum pukul
5.
“dokumen, koper pakaian, bahan presentase, ya aku sudah siap sekarang tinggal mandi”aku
beranjak masuk ke bathroom.
Aku memutar keran shower dan seketika kurasakan tetesan-tetesan air menyapa tubuhku
beramai-ramai.

Beberapa saat setelah itu, aku keluar dari bathroom dan bersiap-siap menuju bandara.
Kumasukkan koperku kebagasi taksi diikuti aku yang juga masuk.
Si supir taksi mengemudikan taksi dengan kecepatan rata-rata. Kuambil handphoneku didalam
saku jacket dan menusukkan colokan headset dibagian bawah Iphone.
Aku menikmati perjalanan sambil mendengarkan lagu-lagu yang kusuka

Don’t you know me? The reason I’m here is because of you
But my eyes tingle with the cold so I can’t say anything
I just look toward you by myself
Even if the tip of my heart hurts like this
Even if the tip of my hands tremble like this
I can only think of you
The person i miss like crazy

Tiba-tiba saja lagu missing you like crazy terputar ditrack Iphone ku. Entah mengapa aku seperti
benar-benar tersentuh oleh lagu dari penyanyi terkenal Korea Kim Taeyeon itu. Seseorang yang
memendam kerinduan pada orang lainnya, meskipun dari tampilannya ia seakan tak merindukan
orang itu, tapi dalam hatinya selalu menginginkan agar orang tersebut mengatakan kata-kata
indah yang ia nanti. Hah, ada apa aku ini? sungguh aneh terasa.

Kuedarkan pandanganku keluar jendela dan ternyata aku sudah sampai di Bandara Internasional
Ninoy Aquino. Bandara yang kata orang banyak lumayan menantang maut. Aku memberikan
beberapa lembar uang pada supir taksi lalu menurunkan koperku.
Aku berjalan terburu-buru ke ruang lapor untuk mencheck-in keberangkatan. Setelah itu aku
pergi ke ruang tunggu yang berada di lantai dua.
Aku menunggu cukup lama disini, mungkin sekitar setengah jam lebih sebelum akhirnya
panggilan keberangkatan menggema diseluruh ruangan.

“For all passengers Garuda Indonesia fly depart to Jakarta, Indonesia, please to come into gate 3”

Aku segera masuk kedalam gate 3, ada sebuah tangga yang menghubungkan lorong ini dengan
pesawat. Kemudian aku duduk disalah satu tempat duduk VIP yang berada didepan. Ku aktifkan
mode kursi ini menjadi memanjang agar kakiku dapat berselonjor, akupun menutup mata, yah
setidaknya tidur akan membuatku rileks untuk beberapa jam kedepan.
Exequiella POV end^^

“Good afternoon Passengers, we were arrived in Soekarno Hatta International Airport at 11 am


time of Jakarta. Thankyou for using Garuda Indonesia Air, I hope we can meet in other Flight”

Seorang gadis berjacket coklat dengan headset yang menempel ditelinganya nampak turun dari
tangga-tangga pesawat sambil menenteng koper oranye miliknya. Sesaat kemudian ia naik
kedalam bus pengantar penumpang menuju bandara.
Setelah sampai, gadis itu berjalan keluar dari dalam bandara Soekarno Hatta dan menemui
seseorang yang sudah menunggunya sedari tadi.

“maaf sudah buat bapak nunggu lama ”ujar Exequiella pada supirnya, Pak Agus. Pak Agus
membantu Exequiella memasukkan koper sedang oranyenya ke isi bagasi mobil.

“ndakpapa neng, toh bapak baru sepuluh menitan disini”exequiella tersenyum tipis. Ia masuk ke
jok belakang mobil sedangkan Pak Agus di jok pengendara.

“Jakarta udah tambah bagus ya Pak.”Exequiella memulai pembicaraan di Jalanan

“iya neng, udah lima tahun sejak neng ke Filipina gedung-gedung makin banyak, jadi makin
panas..hehehe”

“mm begitu. Terus papa sama mama ada dimana sekarang?”

“Tuan dan Nyonya ada di Bangka neng”

“kalau gitu langsung ke kantor aku aja ya Pak, nanti koper pakaian bapak bawa pulang terus
suruh Bi Inah taro dikamar”

“Baik neng”Pak Agus membelokkan mobil sport honda itu ke sebuah Perusahaan minyak besar,
Averton.

Exequiella turun dari mobilnya, ia sudah tak mengenakan headset lagi sekarang. Dilangkahkan
kaki jenjangnya kedalam perusahaan itu. Semua orang didalam kantor nampak menunduk dan
memberi salam saat dilewatinya. Terlihat seorang gadis mendekati Exequiella lalu memberikan
sebuah dokumen bermap hijau padanya, ia melirik sedikit judul dokumen tersebut dan kembali
berjalan menuju sebuah ruang rapat. Hari ini ia akan memimpin rapat untuk memantau hasil
perkembangan minyak dunia bagian Asia Tenggara. Sungguh pekerjaan yang sulit untuk seorang
gadis semudanya.
“oh damn shit! Dokumennya ketinggalan dijok”Exequiella menepuk pelan jidatnya. Ia
mengetikkan beberapa digit nomor di handphone lalu menempelkan ke telinganya

“pak Agus tolong balik lagi kekantor,dokumenku ketinggalan dijok mobil”

Exequiella berlari keluar kantor. Ia menunggu Pak Agus disalah satu tempat duduk kayu depan
kantor dengan wajah yang penuh kecemasan, bagaimana bisa ia melupakan dokumen yang harus
dipresentasikan 15 menit lagi? Benar-benar ceroboh!
Gadis itu memilih melihat kearah langit. Langit selalu bisa menyenangkan hatinya dalam kondisi
apapun. Hati dan fikirannya seakan tanpa beban jika sedang melihat langit.

“neng ini dokumennya”Pak Agus datang tiba-tiba membuat Exequiella kaget

“eh cepet banget pak, terimakasih ya”Exequiella mengambil dokumennya dari tangan Pak Agus
dan masuk lagi kedalam kantornya sementara Pak Agus berbalik pulang

Seseorang sedang memperhatikannya dari jauh. Tersirat sebuah perasaan rindu yang teramat
sangat di mata sipitnya. Bibirnya membentuk sebuah senyuman manis.

“kau sudah datang rupanya” orang itu. Ia memasukkan personeling mobilnya lalu pergi dari
tempat itu.

****

Exequiella tengah memimpin rapat sekarang. Ia sibuk menjelaskan sambil memindah-mindahkan


slide presentase. Komentar kerap keluar dari beberapa perwakilan negara terhadap data-data
tersebut tapi Exequiella tetap berusaha untuk meyakinkan semua orang kalau data itu adalah
data terakurat dan dapat dibuktikan dari perkembangan jumlah kebutuhan minyak masing-
masing negara. Bukan Exequiella namanya kalau tak bisa meluluhkan orang-orang dengan ide
briliannya. Terbukti beberapa saat setelahnya, para perwakilan dari negara-negara di asia
tenggara tersebut menyetujui keseluruhan data yang sudah dibuatnya.

****

Alvin POV^^

Hari ini pekerjaanku di kantor tidak terlalu banyak seperti biasanya sehingga aku dapat pulang
tempo untuk mempersiapkan pertemuanku dengannya sebentar sore. Tuhan memang sangat
pengertian hari ini!
Sekarang menunjukkan pukul 3 sore. Aku membuka lemari pakaian dan mencari jas terkeren
yang kumiliki. Tak lupa juga aku menyiapkan selembar kemeja kotak-kotak sebagai pelapis
didalam.
Hmm..sepertinya tak afdol jika aku tak memberikannya kado. Tapi kado apa ya kira-kira?
Seingatku dia menyukai warna ungu dan suka memakai accesoris, ah i know that!
Kupakai sekenanya jaket tipis yang ada diatas kasur. Kuturuni tangga-tangga rumahku lalu pergi
keluar menggunakan motor kawasaki hitam milikku.
Akhirnya aku sampai ditempat tujuanku. Toko Flower Queen.

Kuperhatikan sejeli mungkin satu persatu dari sekian banyak kotak musik yang ada di etalase
toko. Aku tertarik pada sebuah kotak musik berwarna ungu. Ada sepasang kekasih dibagian
tengah kotak musik.

“mbak yang itu coba liat”ujarku pada pelayan toko. Ia mengambilkan kotak musik itu dan
memperlihatkan padaku.

Kuputar kunci manik kotak musik berbentuk love itu, seketika pasangan kekasih tersebut
berputar-putar diiringi lagu.

“bungkus kado ini mbak”pintaku

“selera yang bagus mas”balas si pelayan toko sambil membungkus kadoku. Aku hanya
menggaruk belakang kepala.

“semuanya 650 ribu mas”aku menyerahkan uang pas kemudian segera menyambangi motorku
dan balik kerumah.

Alvin POV end^^

Alvin mengancing satu persatu kancing kemejanya lalu memakai jas hitam yang lengannya ia
gulung sampai siku. Ia merapihkan rambut spikenya dan memberikan parfum disekitar jas.
Dilihatnya tampilan dirinya didepan cermin. Seorang pria gagah nan tampan berdiri memegang
sebuah bungkusan hadiah.
Alvin menyambar kunci mobil yang ada di atas meja ruang tamu dan melenggang pergi
menggunakan mobil sport black whitenya.

****
Seorang gadis cantik dengan dress biru torqoise selututnya turun dari sebuah mobil BMW putih.
Make up tipis dan rambut panjangnya yang diikat setengah membuat gadis itu menjadi perhatian
semua orang sampai dalam Cafe.

“nona Exequiella?”tanya seorang pelayan

“ya benar”jawabnya

“mari nona, tuan Alvin sudah memesan tempatnya”Exequiella mengangguk kikuk. Ia mengikuti
langkah pelayan yang membawanya kesebuah tempat duduk khusus dua orang yang terletak
diatap cafe.

‘aduh, kok jadi debar-debar gini ya?’batin Exequiella sambil menggenggam erat kedua telapak
tangannya.

Exequiella mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru atap cafe. Matanya membulat


memandang Interior kerlap-kerlip mengelilingi tempat itu. Banyak sekali taburan kelopak bunga
mawar dilantai atap. Dibenaknya saat ini mengatakan kalau Alvin sudah gila! Pertemuan yang
biasa saja tapi Alvin membuatnya seolah-olah mereka sedang melakukan kencan atau
semacamnya.

“maaf terlambat madelmoise”suara bass seorang lelaki menyeruak dari belakang Exequiella.

Exequiella tahu suara ini. hanya satu suara bass yang selalu memanggilnya dengan panggilan
‘Madelmoise’(bhs Prancis = nona). Pasti Alvin Jontahan. Sekejap saja Exequiella berdiri dan
berputar menghadap Alvin.

Alvin terpana menatap sosok gadis didepannya. Gadis yang sudah 5 tahun tak ia temui. Gadis
yang diam-diam sudah merebut hatinya selama hampir 7 tahun ini.
Sementara gadis cantik itu dapat merasakan bahwa aliran darahnya berdesir cepat tak normal.
Tak tahu kenapa...

“Alvin Jonathan?”desis Exequiella

Alvin tersenyum manis seraya mengangguk. Ia mendekati Exequiella lalu duduk dihadapan
Exequiella yang mengikutinya duduk.

“lima tahun tak bertemu, apa kabar nona Exequiella Atmawijaya?”tanya Alvin dengan ramah

“hmm, as you look, i am fine tuan Alvin Jonathan”jawab Exequiella


“bagaimana di Manila? Tetap kota yang ramah?”

“ya, mungkin sedikit berubah. Mereka lebih over sekarang”Exequiella memberikan senyum
manisnya yang sukses membuat jantung Alvin berpacu lebih cepat lagi.

“oh iya, hampir lupa. ini”


Alvin memberikan kado yang dibawanya pada Exequiella

“apa ini?kan aku gak ultah?”Gadis tersebut nampak bingung memegang kado dari Alvin

“itu hadiah tahun baru dariku” Exequiella mengangguk kecil


Setelah percakapan itu, keheningan terjadi diantara mereka cukup lama. Kedua insan tersebut
bingung apa yang harus dibicarakan.

“ehemm..ingin memesan sekarang?”usul Alvin memecah keheningan

“boleh”

Alvin menjentikkan jarinya dan pelayanpun datang.

“dua tenderloin steak, yang satunya tidak pake saus mayonaise”kata Alvin. Si pelayan mencatat
pesanan mereka sedangkan Exequiella tertawa melihat Alvin yang masih ingat makanan
kesukaannya

“kupikir lima tahun tak bertemu, kau akan amnesia dengan makanan kesukaan ku”Exequiella
mengakhiri tawanya

“itu hal kecil yang penting, mana mungkin kulupakan”

Si pelayan menyebutkan ulang pesanan mereka lalu pergi.


Exequiella dan Alvin terlibat dibanyak pembicaraan sejak si pelayan pergi. Mulai dari bisnis,
hobby dan pekerjaan masing-masing, topik yang beragam namun mereka dapat menyelesaikan
topik itu hingga si pelayan datang mengantar pesanan mereka.

Baik Alvin maupun Exequiella menaruh garpu ditangan kiri dan pisau dikanan. Mereka
menikmati daging itu bersamaan. Memotong struktur daging mahal itu perlahan setelah itu
menikmati aroma panggangannya sebentar barulah melahapnya cepat. Lembut dan empuk. Steak
yang sangat enak untuk ukuran Cafe yang tidak terlalu besar.
Beberapa waktu kemudian, dua piring steak mereka telah habis. Dan lagi-lagi, mereka
melakukan hal secara bersamaan, yakni menyeruput orange juice yang bercampur sedikit
campagne. Sungguh suatu kebetulan, atau mungkin saja...??

“sebenarnya, ada yang ingin aku omongkan Madelmoise”ujar Alvin. Mimik wajahnya benar-
benar serius, beda dengan sebelumnya

“apa itu?”Exequiella memiringkan sebelah alisnya

“seven years i passed and it still be you madelmoise”ungkap lelaki tampan itu. Exequiella hanya
mematung

Alvin berdiri. Ia mengambil gitar yang ada dipojok atap dan memulai bernyanyi untuk Exequilla.

Do you know about my clumsy love?


As i see you turn away, I can’t say anything
So i will just place all my love inside my heart

*Please love me just once


Can i crazily call out your name just once?
Because of my heart,
I want to go closer to your side

In order to tell you,


I want to go closer to your side
I love you, the person who i miss..
( Just Once – C. K)

Exequiella tersenyum dalam keadaan mematung. Ia mencoba berdiri untuk menghampiri Alvin.
Ada perasaan bahagia yang membuatnya terus tersenyum.

“berhenti dan lihatlah baik-baik madelmoise”perintah Alvin. Exequiella berhenti beberapa


langkah dari Alvin. Ia melihat kini Lantai tersebut membentuk tanda love
Berbahan lilin yang cantik

“so, would you be the queen of my heart?”Alvin berlutut dihadapan Exequiella dengan sebuah
kotak cincin yang terbuka

Exequiella menutup mulutnya. Kaget. Makan malam biasa yang ia pikirkan ternyata menyimpan
sebuah rahasia besar Alvin Jonathan.
Ia menarik nafasnya kemudian menghembuskannya pelan. Ia menstabilkan batin dan fisiknya.

“Alvin...”seru Exequiella pelan. Ia berjalan dua langkah ke Alvin

“aku benar-benar tersentuh dengan semua ini..”

“benar-benar romantis, settingan tempat yang pas, love shape ini, dan kau yang bernyanyi, aku
benar-benar kaget”Exequiella menunjuk semuanya

“setahuku seorang Alvin Jonathan adalah orang yang dingin dan tidak bisa melakukan semua hal
ini namun ternyata aku salah” Exequiella tertawa kecil, Alvin membalas dengan senyum
menawannya.

“jujur, aku sangat bahagia sekali, belum ada satupun laki-laki yang pernah membuatkan ini
untukku, tapi.....”gurat wajah Alvin nampak cemas

“still like 5 years ago, ....i can’t”hati Alvin hancur berkeping-keping. Ini ke-tiga kalinya
Exequiella memupuskan harapan Alvin untuk menjadi seseorang yang berarti dikehidupannya.

“maafkan aku Alvin tapi, Aku tidak bisa..” Exequiella menunduk

“ah tak apa, tak usah terlalu kau fikirkan”Alvin memegang bahu Exequiella. Tersenyum dengan
getirnya padahal sebenarnya Ia sudah benar-benar ingin menghilang dari sana.
Exequiella mengangkat wajahnya memandang Alvin

“kemarikan telingamu”suruh Exequiella.

Alvin mendekatkan telinganya ke bibir tipis Exequiella. Exequiella berbisik panjang lebar disana.
Seketika raut wajah sedih Alvin berganti dengan raut wajah bahagia. Alvin memeluk erat
Exequiella dan Exequiella membalas pelukannya tak kalah erat.

Kau tahu?

Ada sebuah dongeng yang mengatakan,

Bahwa dikala malam pergantian tahun

Semua peri baik akan terbang keseluruh penjuru dunia

Mengabulkan permintaan orang yang benar-benar tulus


Mempertemukan orang yang saling merindukan

Menyatukan insan yang saling jatuh cinta

Apakah peri itu sekarang ada disekitar kita?

-Exequiella-

@@@@

Sekitar 6 bulan setelah itu~

Seorang lelaki berperawakan tinggi tengah duduk disalah satu kursi ruang tunggu Soekarno-
Hatta airport. Ia duduk sambil menyesap segelas moccachino. Ia melirik sedikit arlojinya lalu
membuang gelas moccachino kedalam tong sampah dekatnya. Ia berlari kecil ke arah pintu gate
dan berbisik sesuatu ke petugas disekitar situ. Sang petugas mengangguk dan memperbaiki
tulisan bergerak yang ada dilayar panjang pintu gate dengan komputer khususnya.

Layar yang tadinya bertuliskan ‘selamat datang di bandara Soekarno hatta’ berubah menjadi
‘Selamat datang madelmoise, I Love You’.

beberapa menit kemudian, para penumpang pesawat penerbangan dari Manila, Filipina tiba dan
melalui pintu gate tersebut. Mereka semua tersenyum sambil berbisik melihat layar yang
tulisannya bukan ditujukkan pada mereka.

Seorang gadis yang berada paling belakang membulatkan matanya saat memandang tulisan
bergerak dilayar gate. Ia menggelengkan kepalanya melewati pintu gate sembari tersenyum.

Brukk..lelaki yang ternyata adalah Alvin menubruk tubuh ramping gadis itu dan memeluknya.

“Hei, selamat datang Exequiella mademoiselle”ujarnya pelan. Semburat merah muncul diwajah
cantiknya. Orang-orang yang melihat merekapun bertepuk tangan juga tersenyum bahagia seperti
Alvin-Exequiella.

Flashback~

“kemarikan telingamu”suruh Exequiella.


Alvin mendekatkan telinganya ke bibir tipis Exequiella.

“kau belum mendengarkan sepenuhnya omonganku..”

“maksudku itu, aku tidak bisa menolak cinta laki-laki yang sudah menembakku sampai 3 kali
ini”Exequiella menjauhkan bibirnya dari telinga Alvin. Alvin melongo lalu memeluknya erat
dengan wajah bahagia.

Flashback Off~

And finally, She is coming!

The one I most hope

So far i have been waiting

Not to be wasted...

I Love you,

Yesterday, Now, Tomorrow, and Forever

-Alvin-

-The End-

Anda mungkin juga menyukai