Anda di halaman 1dari 10

Kejang Demam dan Penatalaksanaannya....

(Irdawati)

143

KEJANG DEMAM DAN PENATALAKSANAANNYA

Irdawati *

Abstract

Fever stiff is the rise of stiff that happens in increasing of body temperature (the rectal
temperature above

380

C) that is caused by a ekstrakranium process. It can cause physical defect, mental defect,
behavior

disorder, learning disorder, epilepsy even death. Fever stiff is medical emergency that needs
immediate

assistance. Early diagnosis and appropriate management are needed to avoid serious defect, that
is caused

by frequent fever stiff. Nursing maintain priority in fever stiff is: prevent/control defect activity,
to protect

patient from the trauma, maintain breath way, increasing positive self-esteem, giving information
to the family

about illness process, prognosis and the needs maintain.

Keywords: Fever stiff, Cause, Management.

*Irdawati

Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura

PENDAHULUAN

Kejang demam / Step adalah bangkitan


kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh

(suhu rectal di atas 380C) yang disebabkan oleh

suatu proses ektrakranium ( = di luar rongga

tengkorak). Kejang tersebut biasanya timbul pada

suhu badan yang tinggi ( demam ). Demamnya

sendiri dapat disebabkan oleh berbagai sebab,

tetapi yang paling utama adalah infeksi. Demam

yang disebabkan oleh imunisasi juga dapat

memprovokasi terjadinya kejang demam. (Price

S.A 2000).

Insiden terjadinya kejang demam

terutama pada golongan anak umur 6 bulan

sampai 4 tahun. Hampir 3 % dari anak yang

berumur di bawah 5 tahun pernah menderita

kejang demam.

Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan

kejang demam menurut Lumban Tobing (2005) :

1. Demam itu sendiri, yang disebabkan oleh

infeksi saluran pernafasan atas, otitis media,

pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran

kemih, kejang tidak selalu timbul pada suhu

yang tinggi.

2. Efek produk toksik daripada mikroorganisme

3. Respon alergik atau keadaan umum yang

abnormal oleh infeksi.

4. Perubahan keseimbangan cairan dan

elektrolit.

144 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol 2 No.3, September 2009: 143-146
5. Ensefalitis viral (radang otak akibat virus)

yang ringan, yang tidak diketahui atau

enselofati toksik sepintas.

Spesialis anak, Prof. Darto Saharso SpA (K)

mengatakan. Kejang bisa terjadi pada bayi yang

baru lahir dan pada anak-anak. Pada bayi yang

baru lahir, kejang bisa terjadi karena cedera saat

persalinan, kekurangan oksigen, dan bayi kuning.

Sedang pada anak-anak, kejang bisa terjadi karena

infeksi otak, trauma kepala, kekurangan cairan

karena diare atau muntaber, epilepsi atau ayan

serta febris konvulsi atau kejang demam.

Beliau juga menjelaskan dampak kejang bisa

mengakibatkan cacat fisik, cacat mental,

gangguan perilaku, gangguan belajar, epilepsi,

bahkan meninggal. Beberapa penyakit yang bisa

timbul akibat kejang adalah cerebral palsy atau

lumpuh otak, development delay (lambat

pertumbuhan) yang meliputi motoric delay

(lambat motorik atau gerak), speech delay

(lamban bicara) dan cognitive delay (lamban

kognitif), terjadi kelumpuhan, epilepsi, kelainan

perilaku hingga keterlambatan mental.

PATOFISIOLOGI

Pada demam, kenaikan suhu 1

C akan

mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10 -

15 % dan kebutuhan O2 meningkat 20 %.


Pada seorang anak berumur 3 tahun sirkulasi otak

mencapai 65% dari seluruh tubuh dibandingkan

dengan orang dewasa (hanya 15%) oleh karena

itu, kenaikan suhu tubuh dapat mengubah

keseimbangan membran sel neuron dan dalam

waktu singkat terjadi difusi dari ion kalium dan

natrium melalui membran listrik. dengan bantuan

”neurotransmitter”, perubahan yang terjadi secara

tiba-tiba ini dapat menimbulkan kejang.

(Ngastiyah,2005)

PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksana Medis

Menurut Livingston (2001) penatalaksanaan

medis ada:

a) Menghentikan kejang secepat mungkin

Diberikan antikonvulsan secara intravena

jika klien masih kejang.

b) Pemberian oksigen

c) Penghisapan lendir kalau perlu

d) Mencari dan mengobati penyebab

Pengobatan rumah profilaksis intermitten.

Untuk mencegah kejang berulang,

diberikan obat campuran anti konvulsan

dan antipiretika.

2. Penatalaksanaan keperawatan

a) Semua pakaian ketat dibuka

b) Posisi kepala sebaiknya miring untuk

mencegah aspirasi isi lambung

c) Usahakan agar jalan nafas bebas untuk


menjamin kebutuhan oksigen

d) Monitor suhu tubuh,

Cara paling akurat adalah dengan suhu

rektal

e) Obat untuk penurun panas, pengobatan ini

dapat mengurangi ketidaknyamanan anak

dan menurunkan suhu 1 sampai 1,5 ºC.

f) Berikan Kompres Hangat

Mengompres dilakukan dengan handuk atau

washcloth (washlap atau lap khusus Kejang Demam dan Penatalaksanaannya....(Irdawati) 145

badan) yang dibasahi dengan dibasahi air

hangat (30ºC) kemudian dilapkan seluruh

badan. Penurunan suhu tubuh terjadi saat

air menguap dari permukaan kulit. Oleh

karena itu, anak jangan “dibungkus”

dengan lap atau handuk basah atau

didiamkan dalam air karena penguapan

akan terhambat. Tambah kehangatan airnya

bila demamnya semakin tinggi.

Sebenarmya mengompres kurang efektif

dibandingkan obat penurun demam.

Karena itu sebaiknya digabungkan dengan

pemberian obat penurun demam, kecuali

anak alergi terhadap obat tersebut.

g) Menaikkan Asupan Cairan Anak

Anak dengan demam dapat merasa tidak

lapar dan sebaiknya tidak memaksa anak

untuk makan. Akan tetapi cairan seperti susu

(ASI atau atau susu formula) dan air harus

tetap diberikan atau bahkan lebih


sering. Anak yang lebih tua dapat diberikan

sup atau buah-buahan yang banyak

mengandung air.

h) Istirahatkan Anak Saat Demam

Demam menyebabkan anak lemah dan

tidak nyaman. Orang tua sebaiknya

mendorong anaknya untuk cukup istirahat.

Sebaiknya tidak memaksa anak untuk tidur

atau istirahat atau tidur bila anak sudah

merasa baikan dan anak dapat kembali ke

sekolah atau aktivitas lainnya ketika suhu

sudah normal dalam 24 jam.(Nita,2004)

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Periksa darah / lab: Hb, Ht, Leukosit,

Trombosit.

b. EEG

c. Lumbal punksi

d. CT-SCAN

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2000. Perawatan Bayi Dan Anak. Ed 1. Jakarta : Pusat pendidikan Tenaga
Kesehatan.

Lumbantobing,SM.2003.Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak.Jakarta : FKUI

Sacharin, M Rossa. 2001. Prinsip Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC.

Suriadi, dkk 2001. Askep Pada Anak. Jakarta. Pt Fajar Interpratama.

Sataf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2000. Buku Kuliah Dua Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta :

Percetakan Info Medika Jakarta

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, ed 2. Jakarta: EGC

Hidayat, aziz alimun. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba.

Anies.2001.Kejang Demam pada Anak.http.wikipedia.co.id 10-03-2010


146 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol 2 No.3, September 2009: 143-146

Hasan.2005.Askep pada Anak kejangdemamhttp.wikipedia. co. id 10-03-2010

Wong, Donna L., et al. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Volume 2. Alih bahasa
Agus

Sunarta, dkk. EGC : Jakarta

Gejala dan Tanda:


• Umur 6 bulan – 4 tahun
• Lama kejang < 15 menit
• Kejang bersifat umum
• Kejang terjadi dalam 16 jam sesudah terjadi kenaikan suhu tubuh
• Frekuensi < 4 x/ tahun
Penatalaksanaan:
• Bebaskan jalan Nafas
• Letakan karet antara kedua rahang supaya lidah tidak tergigit
• Monggarkan pakaian
• Tempatkan perderita sedemikian rupa supaya tidak cedera.
• Memberantas kejang secepatnya:
1. Beri Diazepam (Valium) iv pelan-pelan (dalam 2-3 menit) dengan dosis:
BB < 10 kg:0,5 mg/ kg BB minimal 2,5 mg atau Stesolid suppos. 5 mg
BB > 10 kg;0,5 mg/ kg BB minimal 7,5 mg atau stesolid suppos. 10 mg
Bila dalam 20 menit tidak berhenti dapat diulangi dengan dosis yang sama dan bila dalam 20 menit
tidak juga berhenti -> ulangi dengan dosis yang sama tetapi im.
2. Jika tidak ada Diazepam dapat diberikan Fenobarbital (Luminal) im/iv dengan dosis : Usia < 1
tahun: 50 mg -> dalam 15 menit tidak berhenti -> ulangi dengan dosis 30 mg.
Usia > 1 tahun: 75 mg -> dalam 15 menit tidak berhenti -> ulangi dengan dosis 50 mg.
Turunkan panas dengan kompres air/ es, dan beri parasetamol 10 mg/ kg BB/ dosis.
Cari penyebab: beri Diazepam dan parasetamol untuk penyakit-penyakit yang disertai demam.

Category: KESEHATAN | 0 Comments


KEJANG PADA BAYI BARU LAHIR

PEMERIKSAAN FISIS

Kejang:

• Gerakan abnormal pada wajah, mata, mulut, lidah & ekstrimitas

• Ekstensi atau fleksi tonik ekstremitas, gerakan spt mengayuh sepeda, mata berkedip,
berputar, juling.

• Tangisan melengking dgn nada tinggi, sukar berhenti.

• Perubahan status kesadaran, apnea, ikterus, UUB menonjol, suhu tubuh tidak normal.

Spasme:

• Bayi tetap sadar, menangis kesakitan

• Trismus, kekakuan otot mulut, rahang kaku, mulut tidak dapat dibuka, bibir mencucu

• Opistotonus, kekakuan pada ekstremitas, perut, kontraksi otot tidak terkendali. Dipicu oleh
kebisingan, cahaya, atau prosedur diagnostik.

• Infeksi tali pusat.

Manajemen Umum

 Bebaskan jalan napas dan oksiegenasi


 Medikamentosa untuk menghentikan kejang
 Memasang jalur infuse intravena
 Pengobatan sesuai dengan pengebab

Medikamentosa

• Fenobarbital 20 mg/kg BB i.v dlm waktu 5 menit, jika kejang tdk berhenti dpt diulang
dgn dosis 10 mg/kg BB sebanyak 2x dgn selang waktu 30 menit. Jika tdk tersedia jalur
i.v & atau tdk tersedia sediaan obat i.v, maka dpt diberikan i.m

• Bila kejang berlanjut diberikan fenitoin 20 mg/kg BB i.v dlm larutan garam fisiologis dgn
kecepatan 1mg/kg BB/menit.

Pengobatan rumatan

• Fenobarbital 3-5 mg/ kg BB /hari, dosis tunggal atau terbagi tiap 12 jam secara i.v atau
per oral. Sampai bebas kejang 7 hari.

• Fenitoin 4-8 mg/kg/ hari i.v atau per oral. Dosis terbagi dua atau tiga
KEBUTUHAN CAIRAN ANAK (DARROW)
BALANCE CAIRAN

JENIS CAIRAN
USIA
NaCl : Dextrose 10%
0 - 6 Bulan 1 : 4 (100 : 400)
6 Bulan – 1 Tahun 1 : 3 (150 : 450)
1 Tahun – 2 Tahun 1 : 2 (200 : 400)

 2 Tahun 1 : 1 (250 : 250)

HITUNGAN TETAPAN TETASAN INFUS

BERAT BADAN KETETAPAN (#)

3 - 10 kg 85 X BB

10,1 - 15 kg 105 X BB

15 - 25 kg 65 X BB

 25 kg 50 X BB

 MAKRO : # X BB
72
 MIKRO : # X BB
24

DOSIS OBAT INJEKSI

 CEFOTAXIM : 100 mg X BB / 3
 CEFTRIAXON : 100 mg X BB / 2
 GENTAMICIN : 5 – 7 mg X BB / 2
 RANITIDIN : 1 – 2 mg X BB / 2
 ONDANSENTRON : 0,2 – 0,3 X BB / 3

DOSIS OBAT TABLET

 Paracetamol : 10 – 15 mg X BB / 3
 Salbutamol : 0,1 X BB / 3
 Ambroxol : 0,5 X BB/ 3
 Ctm : 0,3 X BB/hari
 Diazepam : 0,5 mg X BB /hari
 Amoxicillin : 30 – 50 mg x BB/ hari
DIAGNOSIS BANDING KEJANG, SPASME, DAN TIDAK SADAR

Anda mungkin juga menyukai