Konsep Dasar Lansia
Konsep Dasar Lansia
1.2.3 Etiologi
Berdasar penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1.Hipertensi primer / esensial
Yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, tetapi ada beberapa
faktor penunjang antara lain :
a. Herediter
b.Lingkungan
c. Hiperaktivitas
d.Susunan syaraf simpatis
e. Sistem rennin ongiotensin
f. Defek dalam mensekresi Na
g.Faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti : alcohol, merokok serta
polistemia, stress (Ignativicius, 1991 : 2197).
2.Hipertensi sekunder / hipertensi renal
Yaitu terhadap sekitar 5% kasus penyebab spesifiknya diketahui seperti
penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiperal
dias teronisme primer dan sindrom cushing, feokromasitoma, koarktasio
aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, penggunaan
konstrasepsi oral, penyakit renal vaskuler dan renal parendrymal, kelainan
endokrin, tumor otak, encephalitis, peningkatan volume introvaskuler,
luka bakar.
1.2.4 Patofisiologi
Tekanan darah yang meningkat pada penyakit hipertensi
menyebabkan aliran darah meningkat. Sehingga dalam pembuluh darah
terjadi sclerosis yang kemudian aliran darah tersebut menjadi statis (adanya
retensi garam). Hal tersebut menyebabkan peningkatan kerja jantung yang
ditandai dengan peningkatan kontraksi otot jantung sehingga otot jantung
mengalami pembesaran dan mengakibatkan penurunan cardiac output.
Peningkatan TD dapat menyebabkan sclerosis yang menimbulkan
pengecilan pembuluh darah. Jika dalam serebral terjadi peningkatan
vaskuler (aliran darah) karena adanya peningkatan ini menyebabkan aliran
darah turun, sehingga suplai darah ke otak kurang dan dapat terjadi nyeri.
Karena suplai darah ke otak berkurang maka O2 yang diedarkan oleh
darah ke otak menjadi berkurang pula, sehingga terjadi gangguan perfusi
jaringan. Dampak hipertensi pada ginjal terjadi vaskontriksi pembuluh darah
ginjal yang menyebabkan penurunan aliran darah. Hal ini menyebabkan
rennin (yang merupakan enzim yang disekresi oleh sel junkta glomerulus
ginjal) bekerja pada substratnya berupa pembentukan engiotensin peptida II
yang berpengaruh terhadap aldosteron untuk mengikat natrium dan air ke
inter stisial, hal tersebut mengakibatkan peningkatan volume cairan dalam
tubuh.
Perubahan fisik pada lansia terkait dengan penyakit hipertensi :
1. Elastisitas, dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
umur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk
(duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65
mmHg (mengakibatkan pusing mendadak).
5. Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatknya resistensi dari
pembuluh darah perifer, sistolis normal ± 170 mmHg. Distolis normal ±
90 mmHg.
Dengan adanya penurunan suplai O2 ke otak maka kebutuhan otak akan O2
berkurang. Hal tersebut dapat menyebabkan pingsan pada akhirnya akan
terjadi resiko injuri.
(Ganong, 2003)(Price & Wilson, 1995)(Smeltzer & Bare, 2001)
1.2.5 Manifestasi
1. Neurologi
a. Pusing / migraine
b.Penurunan kemampuan berbicara
c. Disfungsi sistem syaraf
d.Infeksi serebral
e. Infark otak
f. Perdarahan serebral
g.Edema cerebral
h.Stroke
i. Hemiplegia
2. Gastro intestinal
a. Mual
b.Muntah
3. Urologi
a. Poliuria
b.Nokturia
c. Hematuria mikroskopik
d.Palidipsi
e. Azotemia
f. Gagal ginjal
g.Proteinuria
4. Kardiovaskuler s
Mycocardiac infark
5. Respiratorisus
Sesak nafas
6. Psikologis
a. Mudah marah
b.Cemas
c. Sulit tidur
7. Sensori
a. Gangguan tajam pengelihatan
b.Pandangan akbur
c. Kebutaan
d.Retinopati
1.2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada penderita hipertensi terdiri dari penatalaksanaan
non farmakologis dan famarkologis.
1.Penatalaksanaan non farmakologis terdiri dari :
a. Penurunan berat badan
b. Pembatasan alcohol
c. Pembatasan konsumsi natrium
d. Pembatasan penggunaan tembakau
e. Latihan dan relaksasi
2.Penatalaksanaan farmakologis terdiri dari :
a. Diuretik (chlorthalidone chygraton)
b. Diuretika pengganti kalium
c. Diuretika loop (frerasemide (lasik)
d. Inhibitor asenergik (propanoloc (iinderal)
e. Vaskodilaton (hydrolazine hydrocholoride (apresoline)
f. Penghambat enzim pengubah angiotensin (captopril (capoten)
g. Antagonis kalsium (diltiazem hydrochloride (cardizem)