Anda di halaman 1dari 3

PERJANJIAN KERJA SAMA

DINAS KESEHATAN KABUPATEN PIDIE


DENGAN
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PIDIE
TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH NON MEDIS
Nomor :
Nomor :

Pada hari ini jumat tanggal dua puluh enam Mei tahun dua ribu tujuh belah yang bertanda tangan
dibawah ini :

1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie selaku penaggung jawab pukesmas se Kabupaten
Pidie yang berkedudukan dan berkantor di Jalan Dr. Cipto No. 33 Sumenep yang untuk
selanjutnya disebut sebagai “PIHAK PERTAMA” ,
2. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sumenep yang berkedudukan dan berkantor di
Jalan KH Mansur No.25 Sumenep yang untuk selanjutnya disebut sebagai “PIHAK KEDUA”.

Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama –sama disebut “PARA PIHAK “
dan secara sendiri-sendiri disebut “PIHAK”.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA mengadakan perjanjian kerja sama ( selanjutnya disebut
“perjanjian”) dengan ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur lebih lanjut dalam perjanjian ini.

PASAL 1
PENUNJUKAN

PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA untuk memberikan pelayanan pengelolaan sampah
non medis di Pukesmas se Kabupaten Sumenep meliputi pengangkutan dari Pukesmas ke tempat
pembuangan akhir (TPA) sesuai dengan prosedur yang berlaku, dan PIHAK KEDUA menerima
penunjuk tersebut.
PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud dari perjanjian ini adalah untuk melakukan pengelolaan sampah non medis di
Pukesmas se kabupaten Sumenep yang belum mempunyai tempat pembuangan akhir ( TPA).
2. Tujuan perjanjian ini adalah agar sampah non medis tidak mencemari lingkungan.

PASAL 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA

Fasilitas dan sarana yang diberikan oleh PIHAK KEDUA dalam perjanjian ini adalah pengangkutan
ke tempat pembuangan air akhir (TPA).
PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

1. PIHAK PERTAMA berhak :


a. Memperoleh jasa pengangkutan sampah non medis dari PIHAK KEDUA
2. PIHAK PERTAMA berkewajiban :
a. Mengumpulkan sampah non medis agar memudahkan PIHAK KEDUA dalam pengankutan
b. Melakukan monitorig dan evaluasi pelayanan yang diberikan oleh PIHAK KEDUA
c. Membayar jasa pengangkutan yang dilakukan PIHAK KEDUA
PASAL 5
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

1. PIHAK KEDUA berhak :


a. Memperoleh umpan balik atas hasil monitoring dan evaluasi yang dilaukan PIHAK
PERTAMA
b. Melakukan klarifikasi jika terdapat keluhan atau pengaduan dari PIHAK PERTAMA
2. PIHAK KEDUA berkewajiban :
a. Memberikan jasa pengangkutan sampah non medis ketempat pembuagan akhir

PASAL 6
TARIF PENGELOLAAN

1. Atas pelayanan pengolahan sampah non medis yang diberikan oleh PIHAK KEDUA maka
PIHAK KEDUA berhak mengenakan terif pelayanan pengolahan sampah nno medis yang telah
disetujui dan disepakati oleh PARA PIHAK, dimana PIHAK KEDUA sewaktu waktu berhak
melakukan perubahan atas tarif pelayanan pengolahan sampah non medis dengan pemberitahuan
secara tertulis pada PIHAK PERTAMA selambatnaya 1 (satu) bulan sebelum perubahan tarif
dilakukan.
2. Atas perubahan tarif pelayanan prngelohan sampah non medis tersebut wajib daiadakan
kesepakatan tertulis oleh PARA PIHAK dimana kesepakatan tersebut menjadi bagian yang tidak
terpisah dari perjanjian ini serta secara otomatis membatalkan tarif pelayanan pengolahan
sampah non medis yang berlaku sebelumnya.

PASAL 7
JANGKA WAKTU BERLAKU

a. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditanda tangani dan beralaku selama 5 ( lima ) tahun dan
akan ditinjau kembali apabila ada ketidak sesuaian.
b. Selambat l-lamabatnya 3 (tiga ) bulan sebelum berakhirnya jangka Waktu Perjanjian
Kerjasama ini, PARA PIHAK sepakat saling memberitahukan maksudnya apabila hendak
memperpanjang Perjanjian Kerjasama ini.
c. Apabila selambat- lambatnya sampai sengan 1 ( satu ) bulan sebelum berakhirnya jangka
waktu Perjanjian ini tidak ada surat pemberitahuan dari PIHAK PERTAMA untuk
memperpanjang waktu perjanjian ini berakhir dengan sendirinya.

PASAL 8
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURU)

a. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa ( selanjutnya disebut “Force Majeure”) adalah suatu
keadaan yang terjadinyan di luar kemampuan, kesalahan atau kekuasaan PARA PIHAK dan
yang menyebabkan PIHAK yang mengalaminya tidak dapat melaksanakan atau terpaksa
menunda pelaksanaan kewajibannya dalam perjanjian ini. Force Majeure tersebut meliputi
bencana alam, banjir, wabah, perang, ( yang dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan,
pemberontakan, huru-hara, pemogokkan umum, kebakaran dan kebijakan Pemerintah yang
berpengaruh secara langsung terhadap pelaksanaan perjanjian ini.
b. Dalam hal terjadinya peristiwa Force Majeure, maka PIHAK yang terhalang untuk melaksanakan
kewajibannya tidak dituntut oleh PIHAK lainya. PIHAK yang terkena Force majeure wajib
memberitahukan adanaya peristiwa Force Majuere tersebut kepada PIHAK yang lain secara
tertulis paling lambat 7 ( tujuh ) hari kalender sejak saat terjaadnya peristiwa Force Majeure,
yang dikuatkan oleh surat keternagan dsri pejabat yang berwenang yang mrnerangkan adanya
peristiwa Force Majeure tersebut. PIHAK yang terkena Force Majeure wajib mengupayakan
dengan sebaik-baiknya untuk tetapmelaksakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam
perjanjian ini segera setelah peristiwa Force Majeuru berakhir.
c. Apabila peristiwa Force Majeure tersebut berlangsung terus hingga melebihi jangka waktu 30
(tiga puluh) hari kalender, maka PARA PIHAK sepakat untuk meninjau kembali jangka waktu
perjanjian ini.
d. Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu PIHAK sebagai akibat terjadinya
peristiwa Force Majeure bukan merupakan tanggung jawab PIHAK yang lain.

PASAL 9
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

a. Setiap perselisihan, pertentangan dan perbedaan pendapat yang timbul sehubungan dengan
perjanjian ini akan deselesikan terlebih dahulu secara musyawarah dan mufakatn oleh PARA
PIHAK.
b. Apabila penyelesaian secara musywarah tidak dapat diselesiakan dengan musywarah mufakat,
maka PARA PIHAK sepakat untuk menyerakan penyelesaian perselisihan tersebut melalui
pengadilan

PASAL 10
ADDENDUM

Apabila dalam pelaksanan perjanjian Bersama ini PARA PIHAK merasa perlu melakukan
perubahan, maka perubahan tersebut hanya dapat dilaukan atas kesepakatan PARA PIHAK yang
dituangkan dalam Addendum perjanjian ini yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari perjanjian ini.

Demikian,perjanjian ini dibuat dalam rangkap 3 ( tiga ),asli, masing –masing sama bungyinya, di
atas kertas bermaterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum kerjasama setelah ditandatangani
oleh PARA PIHAK.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumeudep Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten

Sebagai pihak Pertama

Dr. H. Fatoni, M.Si

Anda mungkin juga menyukai