Anda di halaman 1dari 20

BAGIAN PERTAMA

PELANGGARAN HAK AZASI MANUSIA

PENDAHULUAN

A. Deskripsi
1. Judul dan Ruang Lingkup Modul
Pada bagian Pertama modul 1 membahas tentang Pelanggaran Hak Azasi
Manusia. Ruang lingkup dan isi pembahasannya terbagi dalam 3 kegiatan
belajar, yaitu :
1) Kegiatan belajar 1 membahas tentang Makna Pelanggaran HAM.
2) Kegiatan belajar 2 membahas tentang Contoh Kasus Pelanggaran HAM
3) Kegiatan belajar 3 membahas tentang Upaya Pemerintah dalam
Menegakkan HAM

2. Hasil yang akan dicapai


Setelah menguasai modul ini, siswa diharapkan dapat memahami Makna
Pelanggaran HAM, serta dapat menampilkan perilaku yang mencerminkan
adanya upaya penegakkan HAM dalam kehidupan sehari-hari.

B. Petunjuk Penggunaan Modul


Perhatikan petunjuk penggunaan modul di bawah ini :
1. Petunjuk bagi siswa
a. Pelajari modul ini dengan teliti dan sistematis, mulai dari awal sampai akhir
pembahasan, sehingga setiap siswa memperoleh pengetahuan dan
pemahaman secara lengkap dan benar tentang Pelanggaran HAM.
b. Lengkapi dengan sumber-sumber pendukung lainnya
c. Setelah menguasai modul ini, maka :
1) Gambarkan secara singkat tentang Makna Pelanggaran HAM
2) Memberikan contoh Kasus Pelanggaran HAM
3) perilaku yang menghormati nilai-nilai HAM.
d. Prosedur sertifikasi : siswa dianggap telah memahami modul ini dengan
indikator sebagai berikut :
1) 90% soal-soal test dapat dijawab dengan benar
2) Dapat mengerjakan soal-soal test dan non test yang ada pada modul ini
3) Mampu mengaplikasikan nilai-nilai penegakkan HAM dalam kehidupan
sehari-hari.

2. Petunjuk bagi guru


a. Mengontrol, membantu, mengarahkan serta membimbing siswa untuk
merencanakan persiapan dalam mempelajari modul ini;
b. Memeriksa test tertulis dan non test yang diberikan kepada siswa dan
menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami oleh siswa.
c. Mencatat pencapian kemajuan belajar dan memberikan penilaian kepada
siswa yang telah mengerjakan soal-soal test maupun non test.
d. Menjelaskan kembali kepada siswa tentang beberapa hal yang masih perlu
diperbaiki dan memberitahukan untuk rencana pembelajaran selanjutnya.

Hadi Abdul Aziz Kammis, SH 1


Pend. Kewarganegaraan – PELANGGARAN HAM
Kelas XI/1 – MAN KALABAHI – 2017/2018
C. Tujuan Akhir
1. Kinerja yang diharapkan
a. Siswa dapat menjelaskan makna pelanggaran HAM.
b. Siswa dapat menyebutkan beberapa contoh kasus pelanggaran HAM di
Indonesia
c. menampilkan perilaku menjunjung nilai-nilai penghormatan terhadap HAM.

2. Kriteria keberhasilan
a. Pengetahuan (Kognitif)
(1) Makna Pelanggaran HAM
(2) Menyebutkan contoh kasus pelanggaran HAM
b. Sikap (Afektif)
Menerapkan perilaku yang menjunjung tinggi nilai-nilai HAM dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Kondisi atau variabel yang diberikan
a. Penjelasan modul
b. Pembimbingan penggunaan modul
c. Latihan mengerjakan soal-soal test dan non test
d. Tanya jawab yang aktif dan komunikatif antara guru dengan siswa atau
siswa dengan siswa.
e. Umpan balik dan tindak lanjut

D. Cek Kemampuan
1. Sebutkan makna Pelanggaran HAM
2. Sebutkan 3 Contoh Kasus Pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia
3. Sebutkan contoh-contoh perilaku yang menjunjung tinggi nilai-nilai HAM
dalam kehidupan sehari-hari!

Hadi Abdul Aziz Kammis, SH 2


Pend. Kewarganegaraan – PELANGGARAN HAM
Kelas XI/1 – MAN KALABAHI – 2017/2018
PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

Pertemuan Pertama

Kompetensi Inti
Memahami, menerapkan, dan menganalis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah.

Kompetensi Dasar
3.2 Memproyeksikan Pelanggaran HAM.
Indikator :
3.2.1 Makna Pelanggaran HAM
Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat memahami hal-hal berikut :
1. Pengertian Pelanggaran HAM
2. Contoh kasus pelanggaran HAM
3. Upaya penegakkan HAM

PEMBELAJARAN I

A. PELANGGARAN HAK AZASI MANUSIA


Materi Fakta

Fakta di atas menggambarkan contoh pelaggaran HAM berat dalam bentuk genoside

Hadi Abdul Aziz Kammis, SH 3


Pend. Kewarganegaraan – PELANGGARAN HAM
Kelas XI/1 – MAN KALABAHI – 2017/2018
Materi Konsep
1. Pengertian Pelanggaran HAM
Pasal 1 Angka 6 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Pelanggaran Hak
Asasi Manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk
aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara
hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak
mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang
adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

2. Bentuk dan klasifikasi Pelanggaran HAM


Dalam kehidupan sehari-hari, kita pernah mendengar berita tentang kasus
pembunuhan, pemerkosaan, penculikan, dan sebagainya. Tidak menutup kemungkinan
kita pun pernah melihat bahkan terlibat dalam kasus pengeroyokan, pelecehan,
penghinaan, atau juga diperlakukan tidak adil oleh orang lain.
Pelanggaran HAM yang sering muncul biasanya terjadi dalam dua bentuk, yaitu :
a. Diskriminasi, yaitu suatu pembatasan, pelecehan atau pengucilan yang langsung
maupun tidak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku,
ras, etnik, kelompok, golongan, jenis kelamin, bahasa, keyakinan dan politik yang
berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan hak asasi manusia dan
kebebasan dasar dalam kehidupan baik secara individual maupun kolektif dalam
semua aspek kehidupan.
b. Penyiksaan, adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan sengaja sehingga
menimbulkan rasa sakit atau penderitaan baik jasmani maupun rohani.
Berdasarkan sifatnya pelanggaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Pelanggaran HAM berat, yaitu pelanggaran HAM yang mengancam nyawa manusia
seperti pembunuhan, penganiayaan, perampokan, perbudakan, penyanderaan.
Menurut UU. RI Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, Pelanggaran HAM
Berat dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1) Kejahatan genosida, yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud
untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok
bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara :
a) membunuh anggota kelompok;
b) mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang berat terhadap anggota
Kelompok.
c) menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan
kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya;
d) tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok;
e) memindahkan paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.
2) Kejahatan kemanusian, yaitu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari
serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan
tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa :
a) Pembunuhan, pemusnahan, perbudakan;
b) pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
c) Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara
sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum
internasional;

Hadi Abdul Aziz Kammis, SH 4


Pend. Kewarganegaraan – PELANGGARAN HAM
Kelas XI/1 – MAN KALABAHI – 2017/2018
d) penyiksaan;
e) perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan
kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk
kekerasaan seksual lain yang setara;
f) penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang
didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama,
jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal;
g) penghilangan orang secara paksa; atau
h) kejahatan apartheid, yaitu sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh
suatu pemerintahan dengan tujuan untuk melindungi hak-hak istimewa dari
suatu ras atau bangsa.
b. Pelanggaran HAM ringan, yaitu pelanggaran HAM yang tidak mengancam
keselamatan jiwa manusia, akan tetapi dapat berbahaya jika tidak segera
ditanggulangi. Misalnya, kelalaian dalam pemberian pelayanan kesehatan,
pencemaran lingkungan yang disengaja dan sebagainya.

Tugas Kelompok 1.1


1. Lakukanlah wawancara dengan anggota polisi tentang hal yang berkaitan dengan
bentuk pelanggaran HAM yang pernah terjadi dan ditangani oleh anggota polisi
tersebut.
2. Buatkan laporan tertulis hasil wawancara untuk dipresentasikan pada
pertemuan mendatang

Hadi Abdul Aziz Kammis, SH 5


Pend. Kewarganegaraan – PELANGGARAN HAM
Kelas XI/1 – MAN KALABAHI – 2017/2018
LEBARAN KERJA SISWA
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NAMA : ……………………………….
KELAS : ……………………………….
HARI/TANGGAL : ……………………………….
TUGAS INDIVIDU :1

Identifikasikan oleh anda jenis-jenis hak asasi manusia yang diatur


dalam UUD 1945 – Pasal 28 A s/d 28 J dan tuliskan dalam table dibawah ini!

No Pasal Jenis HAM yang diatur

1 28 A

2 28 B

3 28 C

4 28 D

5 28 E

6 28 F

7 28 G

8 28 H

9 28 I

10 28 J

Guru Bidang Studi, Orang tua/wali,

Hadi Abd. Aziz Kammis, SH ………………………………


NIP.197703112005011004

Catatan Orang tua : …………………………………………………………………………………………………………..

Hadi Abdul Aziz Kammis, SH 6


Pend. Kewarganegaraan – PELANGGARAN HAM
Kelas XI/1 – MAN KALABAHI – 2017/2018
Pertemuan Kedua

Kompetensi Inti
Memahami, menerapkan, dan menganalis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.

Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis Kasus Pelanggaran HAM dalam rangka Perlidungan, Pemajuan dan
Pemenuhan Hak Azasi Manusia.
Indikator :
3.1.2 Menganalisis Kasus Pelanggaran HAM
Tujuan Pembelajaran : siswa Mampu memahami hal-hal berikut :
1. Penyebab Pelanggaran HAM
2. Kasus-kasus Pelanggaran HAM di Indnesia

PEMBELAJARAN II

B. CONTOH KASUS PELANGGARAN HAM DI INDONESIA

Materi Fakta
Komnas HAM Masih Kaji Kasus Pelanggaran HAM Densus 88
Ketua Komnas HAM mengatakan, pihaknya masih mengkaji kasus dugaan pelanggaran
HAM oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror dalam mengatasi kasus terorisme.
”Jadi untuk Densus, kami sednag mendalami analisa hukum. Jadi, tim analisa hukum itu
sedang membahas,” katanya, usai rapat koordinasi anatar Komnas HAM dengan Kejagung
di Jakarta.
Densus ** melakukan pelanggaran HAM berupa aksi kekerasan, dan penganiayaan seperti
yang terjadi ketikamelakukan penggerebekan di Tanah Runtuh, Gebang Rejo, Kabupaten
Poso, yang terjadi pada tanggal 22 Januari 2007. Sementara terkait investigasi kasus
penyerbuan Lapas Cebongan oleh anggota Kopassus yang perkaranya telah divons oleh
pengadilan militer, Yogyakarta, Komnas HAM akan menyampaikan pandangannya dalam
konferensi pers di kantor Komnas HAM.
Salah satu anggota Komnas HAM mengatakan, pihaknya telah membuat laporan lengkap
hasil investigasi, serta analisa hasil putusan pengadilan.
“tetapi kita belum bias membuka. Nanti saja saat konferensi pers. Mengenai proses
pengadilan baik oditur dan majelis sudah baik karena dalam putusannya banyak yang
disebutkan bersalah, tetapi mengenai lama atau tidaknya proses pengadilan nanti saja
dipaparkan,” ujarnya.
(Sumber : www.suarapembaruan.com, tanggal 6 September 2013)

Setelah membaca pemberitaan di atas, aakah kalian bias memahami dan menjelaskan apa
itu pelanggaran HAM dan apa penyebabnya?

Hadi Abdul Aziz Kammis, SH 7


Pend. Kewarganegaraan – PELANGGARAN HAM
Kelas XI/1 – MAN KALABAHI – 2017/2018
Materi Konsep

1. Penyebab Terjadinya Pelanggaran Hak Asasi Manusia


Setiap orang memiliki hak asasi dan hak asasi tersebut dibatasi oleh hak asasi
orang lain. Dengan demikian tidak ada seorang pun yang diperbolehkan untuk melanggar
hak asasi orang lain. Akan tetapi dalam kenyataannya manusia suka lupa diri, bahwa
disekitarnya terdapat manusia yang mempunyai kedudukan yang sama dengan dirinya.
Namun dengan ketamakannya, manusia sering melabrak hak asasi sesamanya dengan
alasan yang tidak jelas.

Pelanggaran HAM disebabkan oleh faktor-faktor berikut:


a. Faktor internal, yaitu dorongan untuk melakukan pelanggaran HAM yang berasal dari
diri pelaku pelanggar HAM, diantaranya adalah :
1) Sikap egois atau terlalu mementing diri sendiri.
Sikap egois akan menyebabkan seseorang selalu menuntut haknya dan lupa akan
kewajibannya. Orang yang mempunyai sikap egois, akan menghalalkan segala
cara agar haknya terpenuhiwalaupun dengan melanggar hak orang lain.
2) Rendahnya kesadaran HAM.
Hal ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran HAM berbuat seenaknya. Pelaku
tidak mau tahu bahwa orang lain pun mempunyai hak asasi yang yang harus
dihormati. Sikap tidak mau tahu ini berakibat muncul perilaku atau tindakan
penyimpangan terhadap hak asasi manusia.
3) Sikap tidak toleran.
Sikap ini akan menyebabkan munculnya saling tidak menghargai dan tidak
menghormati atas kedudukan atau keberadaan orang lain. Sikap ini pada
akhirnya akan mendorong orang untuk melakukan diskriminasi kepada orang lain.

b. Faktor Eksternal, yaitu faktor-faktor di luar diri manusia yang mendorong seseorang
atau sekelompok orang melakukan pelanggaran HAM, diantaranya adalah :
1) Penyalahgunaan kekuasaan
Kekuasaan disini tidak hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga
bentuk-bentuk kekuasaan lain yang terdapat di masyarakat.
Contoh kekuasaan di perusahaan. Para pengusaha yang tidak memperdulikan
hak-hak buruhnya. Oleh karena itu, setiap penyalahgunaan kekuasaan
mendorong timbulnya pelanggaran HAM.
2) Ketidaktegasan aparat penegak hukum
Aparat penegak hukum yang tidak bertindak tegas terhadap setiap pelanggaran
HAM, tentu saja akan mendorong timbulnya pelanggaran HAM lainnya.
Penyelesaian kasus pelanggaran yang tidak tuntas akan menjadi pemicu akan
munculnya kasus-kasus pelanggaran HAM lain, para pelaku tidak akan merasa
jera, dikarenakan mereka tidak menerima sanksi yang tegas atas perbuatannya
itu. Selain hal tersebut, aparat penegak hukum yang bertindak sewenang-wenang
juga merupakan bentuk pelanggaran HAM dan menjadi contoh yang tidak baik,
serta dapat mendorong timbulnya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh
masyarakat pada umumnya.
3) Penyalahgunaan teknologi
Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh positif dan pengaruh negatif
bahkan dapat memicu timbulnya kejahatan.
Contoh. kasus penculikan dan pembunuhan yang berawal dari pertemanan dalam
jejaring sosial. Kasus tersebut menjadi bukti, apabila kemajuan teknologi tidak
dimanfaatkan untuk hal-hal yang sesuai aturan, tentu saja akan menjadi
penyebab timbulnya pelangaran HAM.

Hadi Abdul Aziz Kammis, SH 8


Pend. Kewarganegaraan – PELANGGARAN HAM
Kelas XI/1 – MAN KALABAHI – 2017/2018
2. Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia
Di Indonesia, meskipun pemerintah telah mengeluarkan peraturan perundang-
undangan mengenai HAM, namun pelanggaran HAM tetap selalu ada baik yang dilakukan
oleh pemerintah maupun oleh masyarakat sendiri. Pelanggaran tersebut merupakan
cerminan telah terjadi kelalaian atas pelaksanaan kewajiban asasi manusia. Padahal sudah
sangat jelas bahwa setiap hak asasi itu disertai dengan kewajiban asasi, yaitu kewajiban
untuk menghormati hak asasi orang lain dan kewajiban untuk patuh pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Berikut ini beberapa contoh kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia:
1. Kerusuhan Tanjung Priok tanggal 12 September 1984. Dalam kasus ini 24 orang
tewas, 36 orang luka berat dan 19 orang luka ringan. Keputusan majelis hakim kasus
ini menetapkan 14 terdakwa seluruhnya dinyatakan bebas.
2. Penyerbuan Kantor Partai Demokrasi Indonesia tanggal 27 Juli 1996. Dalam kasus ini
lima orang tewas, 149 orang luka-luka dan 23 orang hilang. Keputusan majelis hakim
kasus ini menetapkan empat terdakwa dinyatakan bebas dan satu orang terdakwa
divonis 2 (dua) bulan 10 hari.
3. Penembakan mahasiswa Universitas Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998. Dalam kasus
ini 5 (lima) orang tewas. Mahkamah Militer yang menyidangkan kasus ini memvonis
dua terdakwa dengan hukuman 4 (empat) bulan penjara, empat terdakwa divonis 2 -
5 bulan penjara dan 9 orang anggota Brimob dipecat dan dipenjara 3-6 tahun.
4. Tragedi Semanggi I pada tanggal 13 November 1998. Dalam kasus ini lima orang
tewas. Kemudian terjadi lagi tragedy Semanggi II pada tanggal 24 September 1999
yang memakan lima orang korban meninggal.
5. Penculikan aktivis, pada bulan April 1997 - April 1999. Dalam kasus ini 20 orang
aktivis dinyatakan hilang (9 orang diantaranya telah dibebaskan dan 11 orang
dinyatakan hilang). Mahkamah Militer memvonis komandan Tim mawar Kopassus
dengan 22 bulan penjara dan dipecat dari TNI, empat orang terdakwa dipecat dan
divonis 20 bulan penjara, tiga orang terdakwa divonis 16 bulan penjara dan tiga orang
terdakwa divonis 12 bulan penjara.
6. Meninggalnya Munir yang merupakan aktivis HAM Indonesia, pada tanggal 7
September 2004. Munir meninggal dunia dalam perjalanan udara dari Jakarta ke
Amsterdam. Otopsi oleh Netherlands Forensic Institute menyimpulkan Munir tewas
akibat racun arsenik. Dalam kasus ini, vonis terhadap pelaku mengalami beberapa
perubahan. Pada awalnya Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menetapkan vonis
14 tahun penjara, tetapi putusan kasasi Mahkamah Agung menyatakan Pelaku tidak
terbukti membunuh. Ia hanya dihukum dua tahun penjara atas penggunaan surat
palsu. Kemudian Tim Pengacara Munir mengajukan Peninjauan Kembali (PK) atas
putusan Mahkamah Agung tersebut, akhirnya pelaku dihukum 20 tahun penjara
karena terbukti dan meyakinkan telah melakukan pembunuhan terhadap Munir.

Hadi Abdul Aziz Kammis, SH 9


Pend. Kewarganegaraan – PELANGGARAN HAM
Kelas XI/1 – MAN KALABAHI – 2017/2018
Tugas Kelompok 1.2
Pengamatan

Carilah kasus-kasus pelanggaran HAM lainnya dari berbagai macam sumber seperti buku,
surat kabar, majalah, internet dan sebagainya. Kemudian lakukan analisis terhadap kasus-
kasus tersebut dengan mengisi tabel di bawah ini.
Setiap anggota kelompok mencari dan menganalisis satu kasus pelanggaran HAM untuk
dipresetasikan di depan kelas.

No Kasus Hak yang Penyebab Penyelesaian


dilanggar
1
2
3
4
5

Hadi Abdul Aziz Kammis, SH 10


Pend. Kewarganegaraan – PELANGGARAN HAM
Kelas XI/1 – MAN KALABAHI – 2017/2018
LEBARAN KERJA SISWA
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NAMA : ……………………………….
KELAS : ……………………………….
HARI/TANGGAL : ……………………………….
TUGAS INDIVIDU :2

Pengamatan Lingkungan

Pelanggaran Hak Asasi Manusia terjadi juga di lingkungan sekitar tempat tinggal kalian
seperti di keluarga, sekolah atau pun masyarakat. Nah, coba kalian identifikasi bentuk
pelanggaran HAM yang terjadi di lingkungan tersebut. Tulislah hasil temuan kalian pada
tabel di bawah ini dan informasikan kepada teman yang lain.

No Lingkungan Contoh Pelanggaran HAM


1
1.

Keluarga 2.

3.

2
1.

Sekolah 2.

3.

3
1.

Masyarakat 2.

3.

Guru Bidang Studi, Orang tua/wali,

Hadi Abd. Aziz Kammis, SH ………………………………


NIP.197703112005011004

Catatan Orang tua :


…………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………..

Hadi Abdul Aziz Kammis, SH 11


Pend. Kewarganegaraan – PELANGGARAN HAM
Kelas XI/1 – MAN KALABAHI – 2017/2018
Pertemuan Ketiga

Kompetensi Inti
Memahami, menerapkan, dan menganalis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah.

Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis Kasus Pelanggaran HAM dalam rangka Perlidungan, Pemajuan dan
Pemenuhan Hak Azasi Manusia..
Indikator :
3.1.3 Menganalisis Upaya Penegakkan Hak Asasi Manusia
Tujuan Pembelajaran : siswa Mampu memahami hal-hal berikut :
1. Upaya Penegakan HAM yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia
2. Upaya Penanganan dan Pencegahan kasus pelanggaran HAM
3. Perilaku yang mendorong upaya penegakkan HAM di Indonesia

III. MATERI PEMBELAJARAN :

C. Upaya Pemerintah dalam Menegakkan HAM

Semua negara di dunia sepakat menyatakan penghormatan terhadap nilai-nilai hak


asasi manusia yang universal melalui berbagai upaya penegakan HAM. Akan tetapi,
pelaksanaan hak asasi manusia dapat saja berbeda antara satu negara dengan negara lain.
Ideologi, kebudayaan dan nilai-nilai khas yang dimiliki suatu bangsa akan mempengaruhi
sikap dan perilaku hidup berbangsa. Misalnya di Indonesia, semua perilaku hidup
berbangsa diukur dari kepribadian Indonesia yang tentu saja berbeda dari bangsa lain.
Bangsa Indonesia dalam proses penegakan HAM tentu saja mengacu pada Pancasila dan
UUD 1945 serta peraturan perundang-undangan lainnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, (Idrus Affandi dan Karim Suryadi) menegaskan bahwa
bangsa Indonesia dalam proses penegakan HAM sangat mempertimbangkan dua hal di
bawah ini:
a. Kedudukan negara Indonesia sebagai negara yang berdaulat baik secara hukum,
sosial, politik harus dipertahankan dalam keadaan apapun sesuai dengan prinsip-
prinsip yang dianut dalam piagam PBB.
b. Dalam pelaksanaannya, pemerintah harus tetap mengacu kepada ketentuan hukum
internasional mengenai HAM. Kemudian menyesuaikannya dan memasukkannya ke
dalam sistem hukum nasional serta menempatkannya sedemikian rupa, sehingga
merupkan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem hukum nasional.

Pemerintah Indonesia dalam proses penegakan HAM ini telah melakukan langkah-langkah
strategis, diantaranya:
a. Pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
Komnas HAM dibentuk pada tanggal 7 Juni 1993 melalui Kepres Nomor 50 tahun
1993. keberadaan Komnas HAM selanjutnya diatur dalam UU. No. 39 tahun 1999 tentang
HAM pasal 75 sampai dengan pasal 99. Komnas HAM merupakan lembaga negara mandiri
setingkat lembaga negara lainnya yang berfungsi sebagai lembaga pengkajian, penelitian,

Hadi Abdul Aziz Kammis, SH 12


Pend. Kewarganegaraan – PELANGGARAN HAM
Kelas XI/1 – MAN KALABAHI – 2017/2018
penyuluhan, pemantauan, dan mediasi HAM. Komnas HAM beranggotakan 35 orang yang
dipilih oleh DPR berdasarkan usulan Komnas HAM dan diresmikan oleh Presiden. Masa
jabatan anggota Komnas HAM selama lima tahun dan dapat dianggkat lagi hanya untuk
satu kali masa jabatan. Komnas HAM mempunyai wewenang sebagai berikut:
1. melakukan perdamaian pada kedua belah pihak yang bermasalah
2. menyelesaikan masalah secara konsultasi maupun negosiasi
3. menyampaikan rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran hak asasi manusia kepada
pemerintah dan DPR untuk ditindaklanjuti.
4. memberi saran kepada pihak yang bermasalah untuk menyelesaikan sengketa di
pengadilan.
Setiap warga negara yang merasa hak asasinya dilanggar boleh melakukan pengaduan
kepada Komnas HAM. Pengaduan tersebut harus disertai dengan alasan, baik secara
tertulis maupun lisan dan identitas pengadu yang benar.

b. Pembentukan Instrumen HAM.


Instrumen HAM merupakan alat untuk menjamin proses perlindungan dan penegakan
hak asasi manusia. Instrumen HAM biasanya berupa peraturan perundang-undangan dan
lembaga-lembaga penegak hak asasi manusia, seperti Komnas HAM dan Pengadilan HAM.
Instrumen HAM yang berupa peraturan perundang-undangan dibentuk untuk menjamin
kepastian hukum serta memberikan arahan dalam proses penegakan HAM.
Adapun peraturan perundang-undangan yang dibentuk untuk mengatur masalah HAM
adalah:
1) Pada Amandemen Kedua UUD 1945 telah ditetapkan satu bab tambahan dalam
batang tubuh yaitu bab X A yang berisi mengenai hak asasi manusia, melengkapi
pasal-pasal yang lebih dahulu mengatur mengenai masalah HAM.
2) Dalam Sidang Istimewa MPR 1998 ditetapkan sebuah Ketetapan MPR mengenai Hak
Asasi Manusia yaitu TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998.
3) Ditetapkannya Piagam HAM Indonesia pada tahun 1998.
4) Diundangkannya UU. No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yang diikuti
dengan dikeluarkannya PERPU Nomor 1 Tahun 1999 tentang pengadilan HAM yang
kemudian ditetapkan menjadi sebuah undang-undang, yaitu UU.No. 26 Tahun 2000
tentang Pengadilan HAM.
5) Ditetapkan peraturan perundang-undangan tentang perlindungan anak, yaitu:
o UU. No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak
o UU. No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
o UU. No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak
6) Meratifikasi instrumen HAM internasional selama tidak bertentangan dengan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Instrumen HAM internasional yang diratifikasi diantaranya:
a) Konvensi Jenewa 12 Agustus 1949. Telah diratifikasi dengan UU.No. 59 Tahun
1958.
b) Konvensi Tentang Hak Politik Kaum Perempuan (Convention of PoliticalRights of
Women). Telah diratifikasi dengan UU. No. 68 Tahun 1958.
c) Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan
(Convention on the Elmination of Discrimination againtsWomen). Telah
diratifikasi dengan UU. No. 7 Tahun 1984.
d) Konvensi Hak Anak (Convention on the Rights of the Child). Telah diratifikasi
dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990.
e) Konvensi Pelarangan, Pengembangan, Produksi dan Penyimpanan Senjata
Biologis dan Penyimpanannya serta pemusnahannya (Convention on the
Prohobition of the Development, Production and Stockpilling of Bacteriological

Hadi Abdul Aziz Kammis, SH 13


Pend. Kewarganegaraan – PELANGGARAN HAM
Kelas XI/1 – MAN KALABAHI – 2017/2018
(Biological) and Toxic Weaponsand on their Destruction). Telah diratifikasi dengan
Keputusan Presiden Nomor 58 Tahun 1991.
f) Konvensi Internasional terhadap Anti Apartheid dalam Olahraga (International
Convention Againts Apartheid in Sports). Telah diratifikasi dengan UU.No. 48
Tahun 1993.
g) Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang
Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan, atau merendahkan martabat
Manusia (Toture Convention). Telah diratifikasi dengan UU.No. 5 Tahun 1998.
h) Konvensi orgnisasi Buruh Internasional No. 87 Tahun 1998 Kebebasan Berserikat
dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi (ILO (International Labour
Organisation) Convention No. 87, 1998 Concerning Freedom Association and
Protection on the Rights to Organise). Telah diratifikasi dengan Keppres. Nomor
83 Tahun 1998.
i) Konvensi Internasional tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial
(Convention on the Elemination of Racial Discrimination). Telah diratifikasi dengan
UU.No. 29 Tahun 1999.
j) Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang Kejam,
Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia (Convention Against
Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment). Telah
diratifikasi dengan UU.No. 5 Tahun 1998.
k) Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial.dan Budaya (International
Covenant on Economic, Social and Cultural Rights) Telah diratifikasi dengan
UU.No. 12 tahun 2005.
l) Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik (International Covenant
on Civil and Political Rights). Telah diratifikasi dengan UU.No. 11 tahun 2005.

c. Pembentukan Pengadilan HAM


Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan UU.No. 26 tahun 2000. Pengadilan HAM
adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM berat yang diharapkan dapat
melindungi hak asasi manusia baik perseorangan maupun masyarakat dan menjadi dasar
dalam penegakan, kepastian hukum, keadilan dan perasaan aman, baik perseorangan
maupun masyarakat. Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan
memutuskan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Disamping itu,
berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM yang dilakukan oleh
warga negara Indonesia dan terjadi di luar batas teritorial wilayah Indonesia.

2. Upaya Penanganan Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia


a. Upaya Pencegahan Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Berikut ini tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai
kasus pelanggaran HAM:
1) Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan. Pendekatan hukum dan
pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan partisipasi
masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pejabat penegak
hukum harus memenuhi kewajiban dengan memberikan pelayanan yang baik dan
adil kepada masyarakat, memberikan perlindungan kepada setiap orang dari
perbuatan melawan hukum, dan menghindari tindakan kekerasan yang melawan
hukum dalam rangka menegakkan hukum.
2) Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai
bentuk pelanggaran HAM oleh pemerintah.
3) Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik terhadap
setiap upaya penegakan HAM yang dilakukan oleh pemerintah.

Hadi Abdul Aziz Kammis, SH 14


Pend. Kewarganegaraan – PELANGGARAN HAM
Kelas XI/1 – MAN KALABAHI – 2017/2018
4) Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip HAM kepada masyarakat melalui
lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi) maupun nonformal
(kegiatan-kegiatan keagamaan dan kursus-kursus).
5) Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
6) Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam
masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan
pendapat masing-masing

b. Penanganan Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Pengadilan HAM


jika pemerintah suatu negara tidak mau menangani kasus pelanggaran HAM yang
terjadi di negaranya maka Kasus pelanggaran HAM tersebut dapat disidangkan pada
Mahkamah Internasional di Den Haag Belanda. Indonesia merupakan negara selalu
menangani kasus pelanggaran HAM yang terjadi di negaranya tanpa bantuan Mahkamah
Internasional. Sebelum berlakunya UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, kasus
pelanggaran HAM diperiksa dan diselesaikan di pengadilan HAM ad hoc yang dibentuk
berdasarkan keputusan presiden dan berada di lingkungan peradilan umum. Setelah
berlakunya UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM maka setiap kasus
pelanggaran HAM di Indonesia diselesaikan melalui proses peradilan di Pengadilan HAM.

Penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia dilakukan berdasarkan


ketentuan yang terdapat dalam UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.
Berdasarkan undang-undang tersebut, proses persidangannya berlandaskan pada
ketentuan Hukum Acara Pidana. Proses penyidikan dan penangkapan dilakukan oleh Jaksa
Agung dengan disertai surat perintah dan alasan penangkapan, kecuali tertangkap tangan.
Penahanan untuk pemeriksaan dalam sidang di Pengadilan HAM dapat dilakukan
paling lama 90 hari dan dapat diperpanjang paling lama 30 hari oleh pengadilan negeri
sesuai dengan daerah hukumnya. Penahanan di Pengadilan Tinggi dilakukan paling lama
60 hari dan dapat diperpanjang paling lama 30 hari. Penahanan di Mahkamah Agung
paling lama 60 hari dan dapat diperpanjang paling lama 30 hari.
Adapun penyelidikan terhadap kasus pelanggaran HAM berat dilakukan oleh
Komnas HAM. Dalam melakukan penyelidikan, Komnas HAM dapat membentuk Tim ad
hoc yang terdiri dari Komnas HAM dan unsur masyarakat. Hasil penyelidikan Komnas HAM
diserahkan kepada Jaksa Agung sebagai penyidik. Jaksa Agung wajib menindaklanjuti
laporan Komnas HAM tersebut. Jaksa Agung sebagai penyidik dapat membentuk penyidik
ad hoc yang terdiri dari unsur pemerintah dan masyarakat.
Selanjutnya, perkara pelanggaran HAM berat diperiksa dan diputuskan oleh hakim
Pengadilan HAM paling lama 180 hari setelah berkas perkara dilimpahkan oleh penyidik.
Majelis Hakim Pengadilan HAM berjumlah lima (5) orang terdiri atas dua orang hakim
pada Pengadilan HAM dan tiga orang hakim ad hoc yang diketuai oleh hakim Pengadilan
HAM.
Dalam hal perkara pelanggaran HAM berat dimohonkan banding ke Pengadilan
Tinggi, maka perkara tersebut diperiksa dan diputus dalam waktu paling lama 90 hari
terhitung sejak perkara dilimpahkan ke Pengadilan Tinggi. Pemeriksaan perkara
pelanggaran HAM di Pengadilan Tinggi dilakukan oleh majelis hakim yang terdiri dari dua
orang hakim Pengadilan Tinggi yang bersangkutan dan tiga orang hakim ad hoc.
Kemudian, dalam hal perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat dimohonkan
kasasi ke Mahkamah Agung, perkara tersebut diperiksa dan diputus dalam waktu paling
lama 90 hari terhitung sejak perkara dilimpahkan ke Mahkamah Agung. Pemeriksaan
perkara pelanggaran HAM berat di Mahkamah Agung dilakukan oleh majelis hakim terdiri
atas dua orang Hakim Agung dan tiga orang hakim ad hoc. Hakim ad hoc di Mahkamah
Agung diangkat oleh Presiden selaku Kepala Negara atas usulan Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia.

Hadi Abdul Aziz Kammis, SH 15


Pend. Kewarganegaraan – PELANGGARAN HAM
Kelas XI/1 – MAN KALABAHI – 2017/2018
3. Perilaku yang Mendukung Upaya Penegakan HAM di Indonesia
Upaya penegakan HAM yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan berhasil tanpa
didukung oleh sikap dan perilaku warga negaranya yang mencerminkan perhormatan
terhadap hak asasi manusia. Sebagai warga negara dari bangsa dan negara yang beradab
sudah sepantasnya sikap dan perilaku kita mencerminkan sosok manusia beradab yang
selalu menghormati keberadaan orang lain secara kaffah. Sikap tersebut dapat
ditampilkan dalam perilaku di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan
negara.

Tugas Kelompok 1.3


Pengamatan Diri

a. Di lingkungan keluarga

1) Menghormati dan menyayangi adik atau kakak.


2) …………………………………………………………………………………………………………...
3) …………………………………………………………………………………………………………...
4) …………………………………………………………………………………………………………...
5) …………………………………………………………………………………………………………...

b. Di lingkungan sekolah

1) Tidak memaksakan kehendak kepada teman atau guru.


2) …………………………………………………………………………………………………………...
3) …………………………………………………………………………………………………………...
4) …………………………………………………………………………………………………………...
6) …………………………………………………………………………………………………………...

c. Di lingkungan masyarakat

1) Tidak menghardik pengemis atau kaum dhu’afa lainnya.


2) …………………………………………………………………………………………………………...
3) …………………………………………………………………………………………………………...
4) …………………………………………………………………………………………………………...
5) …………………………………………………………………………………………………………...

d. Di lingkungan bangsa dan negara

1) Memahami dan menaati setiap instrumen HAM yang berlaku.


2) …………………………………………………………………………………………………………...
3) …………………………………………………………………………………………………………...
4) …………………………………………………………………………………………………………...
5) …………………………………………………………………………………………………………...

Hadi Abdul Aziz Kammis, SH 16


Pend. Kewarganegaraan – PELANGGARAN HAM
Kelas XI/1 – MAN KALABAHI – 2017/2018
LEBARAN KERJA SISWA
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NAMA : ……………………………….
KELAS : ……………………………….
HARI/TANGGAL : ……………………………….
TUGAS INDIVIDU :3

Selain Komnas HAM, di Indonesia juga terdapat komisi nasional lainnya yang berkaitan
dengan HAM, yaitu Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Komisi Nasional Anti
Kekerasaan terhadap Perempuan, dan Komite Nasional Perlindungan Konsumen dan
Pelaku Usaha serta Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Nasional (KKRN). Nah, tugas kalian
adalah mengidentifikasi tugas dan fungsi dari lembaga-lembaga tersebut.
Tuliskan hasil identifikasi kalian dalam tabel di bawah ini.

No Nama Lembaga Tugas dan Fungsi

1 Komisi Perlindungan Anak


Indonesia

2 Komisi Nasional Anti


Kekerasaan terhadap
Perempuan

3 Komite Nasional
Perlindungan Konsumen dan
Pelaku Usaha

4 Komisi Kebenaran dan


Rekonsiliasi Nasional (KKRN

Guru Bidang Studi, Orang tua/wali,

Hadi Abd. Aziz Kammis, SH ………………………………


NIP.197703112005011004

Catatan Orang tua :


…………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………..

Hadi Abdul Aziz Kammis, SH 17


Pend. Kewarganegaraan – PELANGGARAN HAM
Kelas XI/1 – MAN KALABAHI – 2017/2018
Latihan KD 1

1. Upaya menjamin penegakan HAM di Indonesia, pemerintah negara RI telah membuat


undang-undang tentang HAM yang ditetapkan dalam…
a. UU. No 18 Tahun 1999 d. UU. No. 19 Tahun 1999
b. UU. No. 39 Tahun 1999 e. UU. No. 26 Tahun 2003
c. UU. No. 23 Tahun 2003
2. “Setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik
disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok orang
yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak
akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme
hukum yang berlaku”.
Pernyataan tersebut merupakan pengertian Pelanggaran HAM yang diatur dalam…
a. UU. No 23 Tahun 2003 d. UU. No. 20 Tahun 2003
b. UU. No. 39 Tahun 1999 e. UU. No. 19 Tahun 1999
c. UU. No. 18 Tahun 1999
3. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Perbuatan seseorang atau sekelompok orang
2) Tidak melanggar atau membatasi hak seseorang
3) Aparat Negara
4) Masyarakat Sipil
5) Tidak mendapatkan penyelesaian hukum
Pernyataan yang termasuk unsur pelanggaran HAM terdapat pada…
a. 1,2, dan 3 c. 1,2, dan 4 e. 1,3, dan 5
b. 2,3 dan 4 d. 1,2,3,4 dan 5
4. “Suatu pembatasan, pelecehan atau pengucilan yang langsung maupun tidak
langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik,
kelompok, golongan, jenis kelamin, bahasa, keyakinan dan politik yang berakibat
pengurangan, penyimpangan atau penghapusan HAM dalam kehidupan individual
maupun kolektif dalam semua aspek kehidupan.
Pernyataan diatas merupakan jenis pelanggaran HAM dalam bentuk…
a. Diskriminasi c. Penyiksaan e. Kejahatan Kemanusiaan
b. Genoside d. Penghinaan dan pelecehan
5. “Pelanggaran HAM yang mengancam nyawa manusia seperti pembunuhan,
penganiayaan, perampokan, perbudakan, penyanderaan.
Pernyataan di atas merupakan teori tentang.....
a. Penyiksaan d. Kejahatan Kemanusiaan
b. Genoside e. Pelanggaran HAM ringan
c. Pelanggaran HAM berat
6. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1) Kelalaian dalam pemberian pelayanan kesehatan
2) Kejahatan Apartheid
3) Pencemaran lingkungan
4) Pengusiran
5) Pembunuhan yang tidak disengaja
Pernyataan yang merupakan jenis pelanggaran HAM ringan adalah....
a. 1, 2 dan 3 c. 2, 3 dan 4 e. 3, 4 dan 5
b. 1, 3 dan 5 d. 2, 3 dan 4

Hadi Abdul Aziz Kammis, SH 18


Pend. Kewarganegaraan – PELANGGARAN HAM
Kelas XI/1 – MAN KALABAHI – 2017/2018
7. Salah satu bentuk pelanggaran HAM Berat adalah tindakan Genoside. Genoside
adalah…
a. Perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau
sistematik yang ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil.
b. Pelanggaran yang mengancam nyawa manusia seperti pembunuhan,
penganiayaan, perampokan, perbudakan, penyanderaan.
c. perbuatan yang dilakukan dengan sengaja sehingga menimbulkan rasa sakit atau
penderitaan baik jasmani maupun rohani
d. Pelanggaran yang tidak mengancam keselamatan jiwa manusia, akan tetapi dapat
berbahaya jika tidak segera ditanggulangi.
e. Perbuatan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau
sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama.
8. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Membunuh anggota kelompok
2) Penghilangan orang secara paksa
3) Perkosaan
4) memindahkan anak-anak dari suatu kelompok dengan cara paksa
5) penyiksaan
Pernyataan yang merupakan contoh dari kejahatan kemanusiaann adalah…
a. 1, 3 dan 5 c. 2, 3 dan 5 e. 3, 4 dan 5
b.1, 2 dan 3 d. 2, 3 dan 4
9. Pelanggaran HAM terjadi karena faktor internal dan eksternal. Contoh sikap individu
yang terjadi karena dorongan eksternal dalam terjadinya kasus pelanggaran HAM
adalah...
a. SIkap egois d. Rendahnya kesadaran HAM
b. Sikap tidak toleran e. Penyalahgunaan teknologi
c. Sikap mementingkan diri sendiri dan menganggap rendah orang lain
10. Perhatikan contoh perilaku di bawah ini!
1)Tidak menghargai agama lain yang sedang beribadah
2)Menghina orang lain karena perbedaan suku, agama, ras dan warna kulit
3)Tidak menerima pendapat teman dalam diskusi kelas karena merasa dirinya lebih
pintar
4)Kebiasaan masyarakat dalam melanggar lalulintas yang dibiarkan oleh aparat polisi
lalulintas
5)Seorang pejabat yang tidak mentaati aturan lalulintas yang berlaku karena merasa
dirinya memiliki kekuasaan yang lebih tinggi
Jenis pelanggaran HAM yang terjadi karena dorongan internal terdapat pada angka…
a. 1, 2, dan 3 c. 2, 3, dan 4 e. 1, 3, dan 5
b. 3, 4, dan 5 d. 2, 4, dan 5
11. Konstitusi NKRI, UUD 1945 mengatur tentang hak dan kewajiban azasi manusia.
Kewajiban asasi manusia tersebut diatur dalam pasal...
a. 28 J b. 28 I c. 28 H d. 28 G e. 28 F
12. Hak hidup setiap orang diatur dalam UUD 1945 pasal…
a. 28 E b. 28 D c. 28 C d. 28 B e. 28 A
13. Nilai dasar yang harus dihargai dalam pelaksanaan musyawarah adalah….
A. Ketuhanan c. Keadilan individu e. Keadilan Sosial
B. Persatuan d. Permusyawaratan

Hadi Abdul Aziz Kammis, SH 19


Pend. Kewarganegaraan – PELANGGARAN HAM
Kelas XI/1 – MAN KALABAHI – 2017/2018
14. Upaya penegakkan HAM di Indonesia dilakukan oleh pemerintah dengan mendirikan
berbagai lembaga perlindungan HAM, salah satunya adalah Komnas HAM yang
didirikan pada tanggal…
a. 7 Mei 1993 c. 7 Juni 1993 e. 7 Juli 1993
b. 7 Agustus 1993 d. 7 September 1993
15. Pernyataan berikut yang tidak termasuk kewenangan lembaga Komnas HAM adalah…
a. Melakukan perdamaian pada kedua belah pihak yang bermasalah
b. Menyelesaikan masalah secara konsultasi maupun negosiasi
c. Menyampaikan rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran hak asasi manusia
kepada pemerintah dan dpr untuk ditindaklanjuti.
d. Memberi saran kepada pihak yang bermasalah untuk menyelesaikan sengketa di
pengadilan.
e. Menjadi jaksa penuntut dalam proses penyelesaian perkara pelanggaran ham di
pengadilan
16. Upaya penegakkan HAM di indonesia dilakukan dengan mendirikan lembaga
pengadilan HAM. Pengadilan HAM diatur dalam UU...
a. UU. No. 3 Tahun 1997 d. UU. No. 18 tahun 1999
b.UU. No. 39 tahun 1999 e. UU. No. 26 Tahun 2000
c. UU. No. 11 Tahun 2012
17. Suatu bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik
diselenggarakan oleh warga negara melalui wakil-wakil yang dipilih dan bertanggung
jawab kepada mereka melalui suatu proses pemilihan yang bebas. Pernyataan
tersebut merupakan pengertian demokrasi menurut…
a. Ensiklopedi Pembangunan Pancasila d. Giovanni Satori
b.Gabriel Almond e. International Commition of Jurist
c. Abraham Linclon
18. Makna prinsip sila Kedua kemanusiaan yang adil dan beradab adalah….
a. Untuk menciptakan kehidupan yang harmonis maka setiap individu berhak dan
berkewajiban untuk menghargai dan dihargai oleh individu lainnya.
b. Setiap persoalan yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat
harus diselesaikan dengan menempuh jalur musyawarah
c. Setiap warna Negara Indonesia mempunyai status kedudukan yang sama dalam
HUKUM dan pemerintahan
d. Setaip warga Negara Indonesia memiliki kebebasan untuk memeluk agama dan
beribadah sesuai dengan keinginan dan keyakinannya masing-masing
e. Setiap warga Negara Indonesia harus berusaha semaksimal mungkin untuk
berupaya membela Negara dan bersama-sama bekerja keras untuk mencapai
tujuan nasional Indonesia.
19. Nilai dasar yang harus dihargai dalam menyikapi perbedaan beragama adalah….
a. Ketuhanan c. Keadilan individu e. Keadilan Sosial
b. Persatuan d. Permusyawaratan
20. Pernyataan berikut contoh perilaku yang menunjukkan sikap menghargai HAM dalam
kehidupan sehari-hari, kecuali….
a. Si A mengajak orang yang berbeda agama untuk ikut dalam kegiatan ibadah
agamanya
b. Bertanya dan meminta pendapat kepada orang lain terhadap sesuatu persoalan
c. Memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menyampaikan pendapatnya
d. Tidak membuat gaduh pada saat teman sedang membutuhkan ketenangan
e. Menghargai hasil karya orang lain

Hadi Abdul Aziz Kammis, SH 20


Pend. Kewarganegaraan – PELANGGARAN HAM
Kelas XI/1 – MAN KALABAHI – 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai