Anda di halaman 1dari 6

Bukti Empiris

Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Seni


Oleh
Elnang Soewena
NIM 17724251008| Program Pascasarjana | Pendidikan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta
elnangsoewena4@gmail.com

Berbicara tentang guru, maka tidak jauh beda dengan metode dan media yang diterapkan
oleh guru di sekolah terutama guru dalam bidang seni.Banyak kita lihat di sekolah-sekolah,
terutama waktu saya masih duduk di bangku SLTA, jarang ada guru yang menerapkan metode
diskusi atau kegiatan observasi lainnya.
Adapun ketika kita sedang mengikuti kegiatan belajar, pasti kita pernah merasa bosan,
jenuh, ngantuk dan sebagainya kenapa demikian ? itu karena terkadang guru dalam
menyampaikan materi kepada peserta didik hanya menggunakan media dan metode yang itu-itu
saja. Seperti penyampaian materi dengan metode ceramah saja (monoton/statis) dan juga jarang
guru itu menggunakan atau memanfaatkan media/alat yang ada seperti komputer, LCD, gambar-
gambar, peta dan yang lainnya. Sehingga peserta didik cepat merasa bosan, jenuh dan mengantuk
di kelas saat mengikuti proses pembelajaran. Adapula ketika guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah tersebut, kebanyakan peserta didik pada
asyik ngerumpi dengan teman-temannya, ada yang main-main di dalam kelas, ada pula yang
makan dan lebih parahnya lagi ada peserta didik yang sampai ketiduran saatu guru
menyampaikan materi pembelajaran. Untuk itu, bagaimana mencetak generasi muda yang
berkualitas, kalau keadaan dazam pendidikan terutama dalam kelas seperti ini?.
Dengan menggunakan media yang ada bisa membuat peserta didik merasa tertarik untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran. Media juga dapat merangsang pemikiran, minat dan rasa
ketertarikan siswa terhadap materi yang akan disampaikan oleh guru.
Di samping itu, media merupakan suatu benda/alat yang digunakan untuk membantu seorang
guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didiknya bisa dengan menggunakan gambar,
peta atau semacamnya. Sedangkan metode sendiri merupakan cara/strategi yang dilakukan oleh
seorang guru dalam menyampaikan atau mengajar peserta didik, dimana metode pengajaran yang
tepat yaitu dapat mendorong semangat peserta didik untuk menjadi lebih giat dalam belajar dan
juga dapat dengan mudah dipahami apa yang akan disampaikan atau diajarkan oleh guru
tersebut. Maka seorang guru perlu mempersiapkan metode-metode yang bervariasi, kreatif,
inovatif, eksklusif serta menyenangkan kepada peserta didik di dalam proses kegiatan belajar-
mengajar.
Selain itu, antara media dan metode pembelajaran merupakan salah satu unsur yang terpenting
dalam kegiatan pembelajaran selain dari unsur-unsur pendidikan seperti peserta didik, pendidik,
tujuan pendidikan, materi (isi), serta lingkungan pendidikan. Tanpa adanya media ataupun
metode pembelajaran, pastinya guru akan mengalami kesulitan di dalam mengajar. Begitupula
dengan siswa juga akan mengalami kesulitan di dalam memahami dan mengerti materi yang
akan disampaikan oleh guru tersebut.
Jadi, antara media dan metode pembelajaran tersebut memiliki hubungan dan keterkaitan.
Tetapi di sisi lain, percuma jika media atau metode itu diterapkan jika tidak di sesuaikan dengan
isi atau materi yang akan disampaikan kepada peserta didik. Dengan begitu media ataupun
metode tersebut harus di sesuaikan dengan isi atau materi yang akan di sampaikan kepada
peserta didik, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Seperti kurangnya
pemahaman peserta didik dengan isi atau materi yang disampaikan oleh guru pada saat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
Jadi,dapat kita ketahui bahwa media pembelajaran tersebut memiliki manfaat bagi peserta didik,
salah satunya yaitu :
1.Menarik perhatian siswa dan menumbuhkan motivasi belajarnya
2.Materi atau isi lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh peserta didik
3.Dengan adanya media pembelajaran bisa mengurangi rasa bosan, jenuh dan ngantuk yang
terjadi pada peserta didik tersebut, dan
4.Adanya media pembelajaran juga dapat memperjelas materi yang disampaikan oleh guru
tersebut, sehingga tidak terlalu verbalistik (ceramah-ceramah saja/dengan kata-kata). Dan
sebagainya.
Berkaitan dengan media dan metode pembelajaran , guru juga harus bisa menjalin
hubungan yang baik dengan peserta didik. Guru yang bisa menjalin hubungan baik dengan
peserta didiknya pasti akan mengerti bagaimana cara menghadapi peserta didiknya. Dan guru
tersebut juga akan mengetahui metode apa yang tepat untuk mengajar peserta didiknya. Sehingga
guru tersebut bisa mengimplementasikan metode tersebut sesuai dengan kondisi dari peserta
didiknya yang memiliki karakter yang berbeda-beda.
Dalam mengajar pun guru tidak memilih atau memilah peserta didiknya. Seperti yang
sering kita dengar “Setiap peserta didik itu adalah unik”, maka mereka jelas mempunyai karakter
pribadi yang berbeda-beda. Sehingga sangat dibutuhkan seorang guru untuk mengetahui dan
memahami karakter dari anak didiknya serta bisa membagi perhatiannya kepada seluruh peserta
didik tersebut dan tidak hanya terfokus pada salah satu peserta didik.
Alangkah sebaiknya sebagai guru ataupun calon guru harus bisa menerapkan media atau metode-
metode yang bervariasi kepada peserta didik sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, sehingga
peserta didik tidak merasa bosan, jenuh dan merasa ngantuk pada saat mengikuti kegiatan
belajar-mengajar.
Adanya banyak metode pembelajaran yang baik untuk digunakan guru pada matapelajaran lain
di dalam mengajar :
1.Metode Inquiry Learning
- Observasi/pengamatan menyangkut tentang sosial dan lain lain
- Mengajukan pertanyaan tentang keadaan sosial
- Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban
- Mengumpulkan data yang terkait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan
- Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolahatau dianalisis
2. Metode Discovery Learning by Teacher vs Student
- Stimulation (memberi stimulus)
- Problem Statement (Mengidentifikasi masalah)
- Data Collecting (mengumpulkan data)
- Data Processing (mengolah data)
- Verification (memperifikasi)
- Generalization (menyimpulkan)
3.MetodeProblem Based Learning
- Mengorientasi peserta didik pada masalah
- Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
- Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
- Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
- Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
4.MetodeProject Based Learning
- Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek
- Mendesain perencanaan proyek
- Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek
- memonitor kegiatan dan perkembangan proyek
- Menguji hasil
- Mengevaluasi kegiatan/pengalaman
Media yang bagus digunakan oleh guru didalam mengajar,
1. Media visual = Media yang hanya dapat dilihat saja.
- Foto, Gambar, Poster, Kartun, Grafik
2. Media Audio = Media yang hanya bisa didengar
- Kaset Audio, Mp3, Radio
3.Media Audio Visual= Media yang bisa dilihat dan didengar
- Film Bersuara, Video, Televisi, Sound Slide
4. Multimedia = media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap
- Animasi
5.Media Realita = media nyata yang ada di lingkungan, baik yang sedang
digunakan maupun diawetkan.
- Hewan yang diawetkan, Tempat bersejarah
Jenis – Jenis Metode Pembelajaran Khusus Seni Rupa metode pembelajaran dibagi menjadi 2
kelompok,yaitu
1. Pembelajaran Teori
a. Pembelajaran ekspositorik : ceramah, Tanya jawab dan demonstrasi.
b. Pembelajaran kegiatan kelompok : diskusi, bermain peran, dll
c. Pembelajaran berbuat : eksperimen pemecahan masalah dll
2. Pembelajaran praktek
a. Pembelajaran praktek di sekolah
b. Pembelajaran praktek di lingkungan kerja

Metode – Metode Khusus Dalam Mengajar Seni Rupa

1. Metode Ekspresi Bebas


Metode ekspresi bebas pada dasarnya adalah suatu cara untuk membelajarkan siswa agar dapat
mencurahkan isi hatinya dalam bentuk karya seni rupa. Agar metode ini tercapai secara
maksimal, maka perlu dilakukan :
a) Tawarkan dan tetapkan beberapa pilihan tema sebagai perangsang daya cipta
b) Tetapkan beberapa pilihan media yang cocok
c) Jelaskan jenis kertas serta alas an pemilihan kertas tersebut
d) Jelaskan bentuk kegiatan menggambar tersebut
Metode ekspresi bebas identik dengan metode ekspresi – kreatif atau metode kerja cipta. Metode
ini merupakan pengembangan dari pendapat Victor Lowenfield yang menganjurkan agar setiap
guru yang bermaksud mengembangkan kreasi siswanya untuk bebas berekspresi ( free
expression ) atas dasar tersebut metode ini sering disebut metode ekspresi – kreatif. Dalam
pelaksanaan metode ini, kehadiran guru memiliki peran sangat kecil bahkan hampir tidak
diperlukan. Metode hasil kerja cipta dapat di terapkan dalam kegiatan menggambar dekorasi,
mendesain benda – benda kerajinan, menggambar reklame dan sebagainya.

Langkah – langkah kegiatan metode kerja cipta sebagai berikut :


a. Guru memberikan pengarahan yang berfokus pada kedudukan konsep dalam proses
kelahiran suatu karya.
b. Siswa mencoba menuangkan suatu konsep pada desain gambar dekorasi, reklame atau
barang –barang kerajinan yang akan dibuat.
c. Selama proses pengerjaan, guru menganjurkan sumbang saran antar siswa terjadi.
d. Guru memberikan saran, petunjuk dan pengarahan mengenai konsep yang dikemukakannya
serta memberi petunjuk kepada siswa yang mengalami hambatan.
e. Selama proses kerja berlangsung, keterampilan – keterampilan dasar dan menengah sudah
harus betul – betul dikuasai.

2. Metode Demonstrasi – eksperimen


Demonstrasi adalah kegiatan guru/ instruktur memperagakan proses pembuatan suatu
benda kerajinan. Eksperimen adalah siswa mencoba sendiri setelah memperhatikan suatu proses
pengerjaan yang didemonstrasikan guru. Dengan prinsip belajar : dengar/perhatikan, kerjakan
dan periksa.

3. Metode Mencontoh
Metode mencontoh merupakan metode tertua dalam seni kerajinan. Metode ini banyak
dilakukan di pusat – pusat pembelajaran seni zaman dahulu. Untuk belajar keterampilan motorik,
cara ini dapat dilakukan.
Pada dasarnya metode mencontoh memiliki manfaat yang tinggi dalam meningkatkan
kemampuan motorik, sedangkan untuk keterampilan mental dan kreasi tidak memiliki apa – apa.
Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaan mencontoh, diantaranya :
Metode mencontoh baik digunakan apabila ditujukan untuk :
melatih dasar keterampilan fisik memperoleh bentuk yang sama walaupun ukurannya diperbesar
atau diperkecil;
memproduksi benda teradisional; memahami proporsi dan anatomi yang tepat dari benda yang
akan di tiru.
Kegiatan mencontoh harus memiliki makna bagi proses belajar siswa
Mencontoh tidak di jadikan kebiasaan sebaiknya model yang akan ditiru dipilih oleh siswa itu
sendiri
seyogyanya secara berangsur – angsur apa yang dilakukan oleh siswa berubah dan membuat
aplikasi tepat menjadi modifikasi model yang dicontoh.

Yang termasuk jenis – jenis mencontoh adalah :


Metode mencontoh dengan bantuan alat proyektor;
Metode mencontoh bantuan skala garis / skala berpetak;
Metode mencontoh dengan bantuan alat pantograph;
Metode mencontoh secara langsung.

Tujuan dari metode ini adalah :


1. Melatih siswa bekerja teliti dalam mengamati model yang akan digambar.
2. Melatih siswa dalam mencari posisi/ sudut pandang yang baik dari model yang akan di
gambar.
3. Siswa dihadapkan pada kenyataan yang rasional sehingga tidak terjadi penyimpangan dari
gambar yang ditiru.
4. Melatih kepekaan rasa agar lebih sensitif terhadap keindahan.

4. Metode Stick Figure


Penggunaan metode ini biasanya dipakai dalam menggambar adegan gerak (action)
manusia atau binatang. Metode ini merupakan penyederhanaan bentuk atau wujud menusia atau
binatang menjadi tongkat atau garis patah – patah sesuai dengan lekukan/ persendian pada
manusia atau binatang.

5. Metode Global
Metode ini biasa digunakan pada awal belajar menggambar bentuk. Tujuan penggunaan
metode ini adalah agar anak dapat menangkap bentuk keseluruhan dari bentuk model yang
disediakan.
Secara teknis penggunaan metode ini dibagi dua, yaitu
Dengan teknik silhulet
Teknik ini dipandang lebih mudah, karena anak diminta untuk menangkap benda secara
keseluruhan dengan mengabaikan bagian – bagian detailnya. Metode ini cocok untuk siswa yang
sedang belajar pada tahap – tahap awal.
Dengan teknik kontur
Teknik ini lebih cocok bagi siswa, mahasiswa atau ahli gambar teknik yang sudah
memiliki kemampuan motorik. Secara teknik, penggambar dituntut untuk menangkap benda
secara global dan menyederhanakannya dalam bentuk gambar-gambar dasar (geometris) yang
dibuat dengan goresan garis. Kemudian gambar tersebut dikembangkan untuk disempurnakan
menjadi bentuk benda yang kompleks (detail).

6. Metode kerja kelompok


Ada dua macam metode kerja kelompok, yaitu :
a) Metode Group Work (kerja kelompok jenis paduan)
Dalam kegiatan ini para siswa bekerja sama untuk menyelesaikan sketsa sebuah gambar yang
sebelumnya telah dirancang oleh seorang temanya yang bertindak sebagai ketua kelompok
sekaligus sebagai desainer.
b) Metode Collective painting (kerja kelompok jenis kumpulan)
Perbedaan antara metode kerja kelompok jenis paduan dengan metode ini adalah jumlah anggota
harus genap dan pembagian tugas – yugas kelompoknya.

7. Metode – metode dalam kritik seni adalah


a. Metode induktif
Langkah – langkah yang dapat ditempuh dalam melaksanakan metode ini adalah :
Gambarkan dasar karakter karya
Gambarkan hubungan antar bagian
Gambarkan wilayah dan kualitas keseluruhan
Tafsirkan aspek-aspek yang dihubungkan dengan pengalaman
Tafsirkan dan ringkas ide, tema,kualitas ekspresi dari makna dari karya
Evaluasi karya dengan criteria kritikdan tunjukkan bukti-bukti untuk mendukung penilaian.

b. Metode Dedukatif
Pendekatan ini dapat mempertinggi keterlibatan antara pekerja seni, secara khusus jika kita mau
untuk meletakkannya sebagai percobaan, untuk dibicarakan, yang memerlukan waktu banyak
dengan standar perbedaan masing-masing. Pendekatan ini juga memberikan peluang bentuk
pembahasan yang dapat membuktikan ketertarikan dan kejelasan tentang seni.
Langkah yang dilakukan dalam pendekatan ini adalah :
1. Tentukan kriteria yang akan digunakan
2. uji karya seni untuk mengidentifikasi fakta-fakta yang spesifik
3. tentukan tingkat(degree) kriteria yang dipandang pantas

c. Metode Empatik
Adapun beberapa teknik yang dapat membantu mengembangkan rasa empati dan keterlibatannya
ketika kita menilai suatu karya seni, diantaranya :
1. jangan memandang karya seni terlalu berlebihan karena dapat melupakan orang yang lebih
terlatih pada bidang seni.
2. memandang kualitas visual secara murni
3. gunakan analogi dan metaphora untuk menghubungkan apa yang kita lihat dan rasakan
4. gunakan pengalaman dan pengetahuan sendiri untuk membandingkan apa yang kita lihat
dapat dirasakan
5. jagan takut meninggalkan satu aspek dari karya
6. dengan seluruh pengertian, dapatkan secara fisik dan imajinasi
7. menilai karya jika kita mau melakukannya.

d. Metode Interaktif
Pendekatan ini tidak semata-mata pendekatan deskriptif, ini bermaksud untuk
menemukan sampai terjadi diskusi dan debat secara berkelompok untuk membahas karya seni.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pendekatan ini adalah :
1. pilihlah moderator dan jelaskan aturan mainnya
2. gambarkan seperti banyak orang yang memungkinkan untuk masuk kedalam proses
menjelaskan karya.
3. ketika orang kelihatan untuk keluar dari penjelasan, kemudian panggil hipotesis.
4. bawa kelompok untuk mendiskusikan hipotesis sehingga beberapa peserta diskusi
memperlihatkan penafsiran dengan kesepakatan kelompok.

Dengan bukti-bukti empiris tersebut maka sangat jelas mendapatkan ide yang baru untuk
mencoba pembelajaran baru di abad 21 ini dengan judul “Metode think pair share, kecerdasan
visual spasial, terhadap kreatifitas berkarya seni di SMA’’

Anda mungkin juga menyukai