Anda di halaman 1dari 3

Tinea Cruris

Tinea cruris atau yang biasa disebut dengan jock itch adalah infeksi jamur atau fungi yang menjangkiti
kulit di bagian paha dalam, sekitar kelamin, dan bokong. Penyakit ini mengakibatkan munculnya ruam
berwarna merah yang biasanya berbentuk lingkaran dan terasa gatal.

Tinea cruris biasa menjangkiti orang-orang yang banyak mengeluarkan keringat, seperti atlet, namun
banyak diderita juga oleh orang-orang yang menderita diabetes dan obesitas. Penyakit ini bukanlah
penyakit yang serius, namun sering menimbulkan rasa gatal yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan
menimbulkan rasa tidak nyaman.

Pengobatan tinea cruris sebenarnya sangat mudah, yaitu cukup dengan mengoleskan salep atau obat
antijamur dan menjaga bagian pangkal paha untuk tetap dalam kondisi yang kering dan bersih. Penyakit
ini dapat ditularkan ke orang lain, sehingga selain menjaga kebersihan, penting untuk tidak berbagi
pakaian atau handuk bersama orang lain.

Gejala Tinea Cruris

Tinea cruris memiliki gejala yang diawali dengan kulit berwarna merah berbentuk setengah lingkaran
yang menyebar dari lipatan pangkal paha hingga paha bagian atas. Pangkal paha akan terasa sedikit
gatal pada tahap awal infeksi, namun jika tidak segera ditangani, kondisi akan memburuk dan
menimbulkan rasa gatal yang tidak tertahankan.

Lepuhan-lepuhan kecil dapat muncul di pinggiran lesi, yang seringkali menimbulkan rasa gatal dan
sensasi seperti terbakar. Selain itu, kulit yang terinfeksi dapat menjadi bersisik atau terkelupas.

Penyebab Tinea Cruris

Tinea cruris disebabkan oleh jamur yang bisa menyebar dari pemakaian handuk atau pakaian yang
terkontaminasi atau melalui kontak langsung dengan penderita. Selain itu, tinea cruris juga sering
disebabkan oleh fungi penyebab tinea pedis atau kutu air, karena infeksi bisa menyebar dari kaki ke
pangkal paha.

Jamur paling mudah tumbuh di bagian tubuh yang hangat dan lembap, seperti paha bagian dalam,
bokong, dan pangkal paha, serta di lingkungan yang lembap di antara handuk yang kotor, lantai yang
basah, dan pakaian penuh keringat.
Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan terjangkitnya tinea cruris, yaitu:

Banyak berkeringat.

Mengidap penyakit kulit lain.

Kelebihan berat badan atau obesitas.

Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti misalnya orang yang menderita diabetes
melitus, pengguna obat-obatan kortikosteroid, atau pasien yang sedang menjalani pengobatan kanker.

Berjenis kelamin pria, walaupun wanita juga mungkin terjangkit.

Memakai celana dalam yang ketat

Menggunakan ruangan loker dan kamar mandi umum.

Diagnosis Tinea Cruris

Untuk menegakkan diagnosis tinea cruris, dokter akan menanyakan beberapa hal seputar riwayat
penyakit dan gejala yang sedang Anda alami. Setelah itu, dokter akan melihat pola dan bentuk ruam
pada tubuh Anda.

Pada beberapa kasus, dokter mungkin akan mengambil sampel area yang terinfeksi atau kulit yang
terkelupas dan memeriksanya di bawah mikroskop.

Pengobatan Tinea Cruris

Anda dapat mengatasi tinea cruris dengan obat-obatan yang dijual bebas, seperti bedak, salep, obat
semprot, atau losion anti-jamur, agar ruam bisa segera hilang. Namun untuk mencegah tinea cruris
muncul kembali, terus lakukan pengobatan dua kali sehari setidaknya selama kurun waktu sepuluh hari.

Jika pengobatan yang dilakukan dengan obat-obatan bebas tidak bisa mengatasinya atau tinea cruris
yang diderita sudah parah, segera temui dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut dan mendapatkan obat
resep. Obat-obatan resep meliputi salep atau krim anti-jamur yang lebih kuat, atau bahkan Anda dapat
diberikan pil antijamur untuk dikonsumsi.

Walau jarang terjadi komplikasi, namun infeksi juga bisa tersebar ke sekitar kelamin, mengalami infeksi
kulit seperti selulitis, nanah, radang hingga hiperpigmentasi.
Pencegahan Tinea Cruris

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjangkit tinea cruris seperti berikut
ini.

Saat cuaca panas dan lembap, jangan menggunakan pakaian yang tebal atau ketat untuk jangka waktu
lama.

Segera atasi penyakit kulit lain, seperti infeksi tinea pedis atau kutu air, agar tidak menyebar ke
pangkal paha.

Setelah berolahraga atau mandi, keringkan paha bagian dalam dan alat kelamin dengan handuk
bersih. Selain itu untuk mencegah kondisi lembap yang berlebihan, taburkan bedak di sekitar pangkal
paha.

Jangan berbagi pakai peralatan pribadi, seperti handuk atau pakaian.

Cuci pakaian yang dipakai berolahraga setelah digunakan dan selalu gunakan pakaian yang bersih.

Ganti celana dalam yang digunakan setidaknya satu kali sehari atau jika Anda berkeringat lebih
banyak, Anda harus lebih sering mengganti celana dalam.

Hindari memakai pakaian yang ketat, terutama celana dalam, dan seragam olahraga agar kulit tidak
tergesek dan lecet. Lecet dapat menyebabkan lebih rentan terkena tinea cruris.

Dianjurkan untuk lebih memakai celana pendek boxer dibandingkan celana dalam yang ketat.

Anda mungkin juga menyukai