Anda di halaman 1dari 11

TANGGUNG JAWAB HUKUM PERAWAT DALAM PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN INFEKSI DI RUMAH SAKIT

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Etika dan Hukum Kesehatan
Dosen Pembimbing : Dr.dr.M.C.Inge Hartini, M.Kes

Oleh :
Kelompok 26
1. Ilma Widiya Sari (NIM : 22020116410051)
2. Rita Oktaviani (NIM : 22020116410052)

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................


A. Latar Belakang ................................................................................................
B. Permasalahan ...................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................
A. Aspek Medis Dan Keperawatan ......................................................................
B. Aspek Etik .......................................................................................................
C. Aspek Yuridis ..................................................................................................
BAB III PEMBAHASAN ...........................................................................................
BAB IV PENUTUP .....................................................................................................
A. Simpulan ..........................................................................................................
B. Saran ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Infeksi nosokomial terjadi diseluruh dunia dan dampaknya sangat
berpengaruh terutama pada negara berkembang dan negara yang miskin sumber
daya. Infeksi nosokomial atau disebut juga Hospital Acquired Infection (HAI)
merupakan infeksi yang didapatkan dan berkembang selama pasien di rawat di
rumah sakit (WHO, 2004). Infeksi nosokomial bukan merupakan dampak dari
infeksi penyakit yang telah dideritanya. Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan
penunggu pasien merupakan kelompok yang paling berisiko terjadinya infeksi
nosokomial, karena infeksi ini dapat menular dari pasien ke petugas kesehatan, dari
pasien ke pengunjung atau keluarga ataupun dari petugas ke pasien (Husain, 2008).
Infeksi nosokomial merupakan penyebab yang serius bagi pasien yang
dirawat di rumah sakit. Pasien cenderung lebih rentan terhadap infeksi karena
kondisi penyakit yang mendasari mereka, tetapi risiko mereka diperparah ketika
pasien menjalani prosedur invasif. Jika pasien terganggu system kekebalannya,
maka mikroorganisme yang biasanya tidak patogen mampu menyebabkan
penyakit. Terjadinya infeksi nosokomial akan menimbulkan banyak kerugian
antara lain : lama hari perawatan bertambah panjang, penderitaan bertambah, biaya
meningkat (Muhlis, 2006).
Salah satu sumber utama penyebaran infeksi nosokomial adalah petugas
kesehatan yaitu perawat, yang dapat menyebarkan infeksi melalui kontak
langsung. Cara penularan terutama melalui tangan dari petugas kesehatan maupun
personil kesehatan lainnya, jarum infeksi, kateter intavena, kateter urin, kasa
pembalut atau perban, dan cara keliru dalam menangani luka ataupun peralatan
operasi yang terkontaminasi (Hidayat, 2006).
Mengingat begitu luasnya lingkup pelayanan di rumah sakit yang ada
kaitannya dengan berbagai program maka dalam pencegahan dan pengendalian
infeksi nosokomial harus dilaksanakan oleh semua petugas kesehatan. Dalam
pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial perawat sebagai
anggota tim kesehatan yang mempunyai kewenangan dalam penyelenggaraan
kesehatan. Peran perawat sangat penting dalam mengontrol infeksi karena perawat
yang menyediakan perawatan setiap waktu secara konsisten pada pasien yang
dirawat di rumah sakit.
Penelitian yang dilakukan oleh Depkes (2004), proporsi kejadian infeksi
nosokomial di rumah sakit pemerintah dengan jumlah pasien 1.527 pasien dari
jumlah pasien berisiko 160.417 (55,1%), sedangkan untuk rumah sakit swasta
dengan jumlah pasien 991 pasien dari jumlah pasien berisiko 130.047 (35,7%).
B. PERMASALAHAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. ASPEK MEDIS DAN KEPERAWATAN


Infeksi nosokomial atau disebut juga Hospital Acquired Infection (HAI)
adalah infeksi yang didapatkan dan berkembang selama pasien di rawat di
rumah sakit (WHO, 2004). Sumber lain mendefinisikan infeksi nosokomial
merupakan infeksi yang terjadi di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan
setelah dirawat 2x24 jam. Sebelum dirawat, pasien tidak memiliki gejala tersebut
dan tidak dalam masa inkubasi. Infeksi nosokomial bukan merupakan dampak dari
infeksi penyakit yang telah dideritanya. Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan
penunggu pasien merupakan kelompok yang paling berisiko terjadinya infeksi
nosokomial, karena infeksi ini dapat menular dari pasien ke petugas kesehatan, dari
pasien ke pengunjung atau keluarga ataupun dari petugas ke pasien (Husain, 2008).
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) merupakan suatu upaya yang
ditujukan untuk mencegah transmisi penyakit menular di semua tempat pelayanan
kesehatan (Minnesota Department of Health, 2014). Pencegahan memiliki arti
mencegah agar tidak terjadi infeksi, sedangkan pengendalian memiliki arti
meminimalisasi resiko terjadinya infeksi. Dengan demikian, tujuan utama dari
pelaksanaan program ini adalah mencegah dan mengendalikan infeksi
dengan cara menghambat pertumbuhan dan transmisi mikroba yang berasal dari
sumber di sekitar penderita yang sedang dirawat (Darmadi, 2008).
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) pada dasarnya merupakan
tanggung jawab semua pihak yang ada di dalam lingkungan rumah sakit. Darmadi
(2008), menyebutkan bahwa dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
tenaga keperawatan merupakan pelaksana terdepan. Hal ini disebabkan oleh petugas
perawatan (perawat) selalu bersama pasien selama 24 jam penuh.
Seorang perawat yaitu seorang yang berperan dalam perawatan atau
memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injuri dan proses
pemenuhan dan perawatan professional adalah perawat yang bertanggung jawab
dan berwenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengaan kewenangannya
(Depkes, 2002).
Perawat merawat pasien secara kontinu, 24 jam sehari, membantu
pasien melakukan apa yang akan mereka lakukan untuk diri mereka sendiri jika
mereka mampu. Peran perawat adalah cara untuk menyatakan aktivitas perawat
dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formulanya yang diakui dan
diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab
keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional. Dimana
setiap setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan
(Mubarak, 2006). Potter dan Perry (2005) menyatakan peran perawat adalah
sebagai pemberi asuhan keperawatan, pembuatan keputusan klinik, sebagai
pelindung atau advokat kepada klien, manajer kasus, rehabilitator, pemberi
kenyamanan, komunikator dan sebagai pendidik.
Tugas dan tanggung jawab IPCN (Infection Prevention and Control Nurse)
dalam pencegahan dan pengendalian infeksi antara lain :
1. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang terjadi
di lingkungan kerjanya, baik rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
2. Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SPO, kewaspadaan isolasi.
3. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Komite PPI.
4. Bersama Komite PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI di
rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.
5. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama-sama Komite PPI
memperbaiki kesalahan yang terjadi.
6. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan infeksi dari
petugas kesehatan ke pasien atau sebaliknya.
7. Bersama Komite menganjurkan prosedur isolasi dan memberi konsultasi
tentang pencegahan dan pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus yang
terjadi di rumah sakit.
8. Audit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi termasuk terhadap limbah,
laundry, gizi, dan lain-lain dengan menggunakan daftar tilik.
9. Memonitor kesehatan lingkungan
10. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang rasional.
11. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi
yang terjadi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
12. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Komite PPI.
13. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.
14. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip PPI.
15. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang PPIRS.
16. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan keluarga
tentang topic infeksi yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan
insiden tinggi.
17. Sebagai coordinator antara departemen/unit dalam mendeteksi mencegah dan
mengendalikan infeksi di rumah sakit.
Menurut Depkes (2008) tugas perawat IPCLN (Infection Prevention and
Control Link Nurse) antara lain :
1. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di unit inap
masing-masing, kemudian menyerahkannya kepada IPCN ketika pasien pulang.
2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan pencegahan
dan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di unit rawatnya masing-
masing.
3. Memberikan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi nosokomial
pada pasien.
4. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB, penyuluhan
bagi pengunjung di ruang rawat masing-masing, konsultasi prosedur yang harus
dijalankan bila belum faham.
5. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan Standar
Isolasi
B. ASPEK ETIK
Etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan
David (1978) berarti kebiasaan, model perilaku atau standar yang
diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika
sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang
mempengaruhi perilaku. (Suhaemi, 2002). Kode etik adalah suatu pernyataan formal
mengenai suatu standar kesempurnaan dan nilai kelompok. Kode etik adalah
prinsip etik yang digunakan oleh semua anggota kelompok, mencerminkan
penilaian moral mereka sepanjang waktu, dan berfungsi sebagai standar
untuk tindakan profesional mereka. Kode etik disusun dan disahkan oleh organisasi
atau wadah yang membina profesi tertentu baik secara nasional maupun
internasional.
Dalam melaksanakan tugas pelayanan keperawatan kepada klien, cakupan
tanggung jawab Perawat Indonesia adalah meningkatkan derajat kesehatan,
mencegah terjadinya penyakit, mengurangi dan menghilangkan penderitaan serta
memulihkan kesehatan dilaksanakan atas slasar pelayanan paripurna. Dalam
melaksanakan tugas profesional yang berdaya guna dan berhasilguna, para perawat
mampu dan ikhlas memberikan pelayanan yang bermutu dengan memelihara dan
meningkatkan integritas pribadi yang luhur dengan ilmu dan keterampilan yang
memenuhi standar serta kesadaran bahwa pelayanan yang diberikan merupakan
bagian dari upaya kesehatan secara menyeluruh. Di dalam kode etik, kewajiban
perawat berpedoman kepada dasar-dasar antara lain :
1. Perawat dan Klien
a. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan
agama yang dianut serta kedudukan sosial.
b. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara
suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat-istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari klien.
c. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan
asuhan keperawatan.
d. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh
berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
2. Perawat dan Praktik
a. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi dibidang keperawatan
melalui belajar terus menerus.
b. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan serta
keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
c. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat
dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila
melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada
orang lain.
d. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan
dengan selalu menunjukkan perilaku professional
3. Perawat dan Masyarakat
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk
memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan
dan kesehatan masyarakat.
4. Perawat dan Teman Sejawat
a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat
maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian
suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh.
b. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.
5. Perawat dan Profesi
a. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan.
b. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi
keperawatan.
c. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan
memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan
keperawatan yang bemutu tinggi.
Kode Etik Keperawatan Menurut ICN (International Council 0f Nurses Code
for Nurses)
ICN adalah suatu federasi perhimpunan perawat nasional diseluruh dunia
yang didirikan pada tanggal 1 juli 1899 oleh Mrs. Bedford Fenwich di Hanover
Square, London dan direvisi pada tahun 1973. Uraian Kode Etik ini diuraikan
sebagai berikut :
1. Tanggung Jawab Utama Perawat
Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatnya kesehatan,
mencegah timbulnya penyakit, memelihara kesehatan, dan mengurangi
penderitaan. Untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut, perawat
harus meyakini bahwa :
a. Kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan di berbagai tempat adalah
sama.
b. Pelaksanaan praktek keperawatan dititik beratkan terhadap kehidupan yang
bermartabat dan menjungjung tinggi hak asasi manusia.
c. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan atau keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok, dam masyarakat, perawat mengikut sertakan
kelompok dan institusi terkait.
2. Perawat, Individu, dan Anggota Kelompok Masyarakat
Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, dalam
menjalankan tugas, perawat perlu meningkatkan keadaan lingkungan
kesehatan dengan menghargai nilai-nilai yang ada di masyarakat, menghargai
adat kebiasaan serta kepercayaan inidividu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat yang menjadi pasien atau klien. Perawat dapat memegang teguh
rahasia pribadi (privasi) dan hanya dapat memberikan keterangan bila
diperlukan oleh pihak yang berkepentingan atau pengadilan.
3. Perawat dan Pelaksanaan praktek keperawatan
Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan
melaksanakan standar praktik keperawatan untuk mencapai kemampuan yang
sesuai dengan standar pendidikan keperawatan. Perawat dapat
mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya secara aktif untuk
menopang perannya dalam situasi tertentu. Perawat sebagai anggota profesi,
setiap saat dapat mempertahankan sikap sesuai dengan standar profesi
keperawatan.
4. Perawat dan lingkungan Masyarakat
Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap mempunyai inisiatif,
dan dapat berperan serta secara aktif dalam menemukan masalah kesehatan dan
masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
5. Perawat dan Sejawat
Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman sekerja,
baik tenaga keperawatan maupun tenaga profesi lain di luar keperawatan.
Perawat dapat melindungi dan menjamin seseorang, bila dalam masa
perawatannya merasa terancam.
6. Perawat dan Profesi Keperawatan
Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan
pelaksanaan standar praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan. Perawat
diharapkan ikut aktif dalam mengembangkan pengetahuan dalam
menopang pelaksanaan perawatan secara profesional. Perawat, sebagai
anggota organisasi profesi, berpartisipasi dalam memelihara kestabilan
sosial dan ekonomi sesuai dengan kondisi pelaksanaan praktek keperawatan.
Pada dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah upaya agar perawat,
dalam menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai dan menghormati
martabat manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien,
teman sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi keperawatan
maupun dengan profesi lain di luar profesi keperawatan.
2. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang silakukan oleh praktisi
keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan
tugasnya.
3. Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya
diperlakukan secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.
4. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan keperawatan agar
dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional
keperawatan. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai/pengguna
tenaga keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan
tugas praktek keperawatan.
C. ASPEK YURIDIS

Anda mungkin juga menyukai