I. IDENTITAS
A. Anak
a. Nama : anak “M”
b. Anak yang ke : 1 (pertama)
c. Tanggal lahir/umur : 30 april 2018/2 bulan
d. Jenis kelamin : laki-laki
e. Agama : islam
B. Orang tua
1. Ayah
a. Nama : Tn “S” (kandung)
b. Umur : 30 tahun
c. Pekerjaan : perawat
d. Pendidikan : S1 keperawatan
e. Agama : islam
f. Alamat :Dompu
2. Ibu
a. Nama : Nn “K” (kandung)
b. Umur : 26 tahun
c. Pekerjaan : pegawai honorer RM
d. Pendidikan : S1
e. Agama : islam
f. Alamat : Dompu
II. GENOGRAM
keterangan : : laki-laki
: perempuan
: pasien
: garis perkawinan
: garis keturunan
: tinggal serumah
V. TUMBUH KEMBANG
Pertumbuhan fisik
a. PB/TB : 52 CM
b. BB : 5,3 KG
c. LK :-
d. LILA :-
VI. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
A. Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Sebelum sakit: bapak pasien mengatakan sebelum sakit anaknya belum melakukan tes
skrining tumbuh kembang, pada saat lahir anaknya tidak mendapatkan
vit. K. Pasien tidak pernah berkunjung ke pusat pelayanan kesehatan
karena ditangani dirumah sendiri. Bapak pasien mengatakan tidak ada
program diet yang dilakukan anaknya karena masih hanya mendapatkan
ASI, bapak pasien mengatakan ekonomi keluarganya menengah keatas
dan dapat menangani masalah kesehatan sendiri dirumah apabila
penyakit yang tidak berat.
Saat sakit: bapak pasien mengatakan setelah sakit anaknya juga belum melakukan
tes skrining tumbuh kembang, pada saat lahir anaknya tidak
mendapatkan vit. K. Pasien tidak pernah berkunjung ke pusat pelayanan
kesehatan karena ditangani dirumah sendiri. Bapak pasien mengatakan
tidak ada program diet yang dilakukan anaknya karena masih hanya
mendapatkan ASI. Semenjak anaknya sakit bapak dan ibu pasien
mengambil cuti kerja karena mengurus anaknya dirumah sakit.
Pengobatan yang sudah dilakukan yaitu pemberian O2, IUFD D5 ¼ NS
550 cc/hari, USG, dan CT Scan.
B. Nutrisi-metabolik
Sebelum sakit: bapak pasien mengatakan nafsu untuk menyusu anaknya baik, dengan
jenis ASI dan menyusu sangat sering kurang lebih setiap 2 jam per hari.
Bapak pasien mengatakan belum memberikan jenis makanan yang lain
dan anaknya masih hanya mendapatkan ASI.
Saat sakit: bapak pasien mengatakan nafsu untuk menyusu anaknya masih baik,
dengan jenis ASI dan menyusu sangat sering kurang lebih setiap 2 jam
per hari. Bapak pasien mengatakan belum memberikan jenis makanan
yang lain dan anaknya masih hanya mendapatkan ASI.
C. Eliminasi
Sebelum sakit: bapak pasien mengatakan anaknya belum dapat memberitahu, dan
belum dapat melakukan sendiri berhubung masih berumur 2 bulan.
Pasien BAB di pempers kurang lebih 1 kali perhari dengan konsistensi
cair, warna kuning dengan bau khas feses dan tidak ada kelainan. BAK
kurang lebih 7-8 kali per hari, pempers diganti kurang lebih 3 kali
perhari.
Saat sakit: bapak pasien mengatakan anaknya belum dapat memebritahu, dan
belum dapat melakukan sendiri berhubung masih berumur 2 bulan.
Pasien BAB di pempers kurang lebih 1 kali perhari dengan konsistensi
cair, warna kuning dengan bau khas feses dan tidak ada kelainan. BAK
kurang lebih 7-8 kali per hari, pempers diganti kurang lebih 3 kali
perhari.
D. Aktivitas/latihan/bermain
Sebelum sakit: bapak pasien mengatakan anaknya hanya masih dapat berbaring di
tempat tidur dan digendong oleh orang tuanya, kemudian jika diajak
bermain pasien hanya tersenyum jika diajak ngobrol dengan
orangtuanya berhubung pasien masih berumur 2 bulan.
Saat sakit: bapak pasien mengatakan anaknya hanya masih dapat berbaring di
tempat tidur dan digendong oleh orang tuanya, kemudian jika diajak
bermain anaknya hanya terdiam dan menatap satu arah dan terkadang
menangis.
E. Tidur dan istirahat
Sebelum sakit: bapak pasien mengatakan anaknya selalu tidur setelah diberikan
menyusu oleh ibunya dan bangun jika laper, saat BAK dan BAB.
Saat sakit: bapak pasien mengatakan waktu tidur anaknya terlihat tidak teratur dan
terkadang tidak bisa tidur dan menangis secara terus menerus.
F. Kognitif-persepsi
Sebelum sakit: bapak pasien mengatakan tidak ada gangguan pada indra penglihatan
karena jika diajak bermain / mengobrol anaknya melihat dan mengikuti
arahnya, tidak ada gangguan pada pendengaran karena ketika diajak
mengobrol terkadang anaknya tersenyum.
Saat sakit: bapak pasien mengatakan kadang anaknya hanya menatap ke satu arah
dan tidak memberikan respon ketika diajak ngobrol.
G. Persepsi diri-konsep diri
Sebelum sakit: bapak pasien mengatakan keadaan sosialnya dan ekonomi dapat
dikatakan menengah ke atas, pasien merupakan anak pertama,
kemudian jika ada masalah dapat ditangani di rumah oleh keluarganya.
Saat sakit: bapak pasien mengatakan keadaan sosialnya dan ekonomi dapat
dikatakan menengah ke atas, pasien merupakan anak pertama,
kemudian jika ada masalah dapat ditangani di rumah oleh keluarganya.
Bapak pasien mengatakan sebelum dibawa ke RS anaknya menangis
secara terus menerus.
H. Pola hubungan peran
Sebelum sakit: bapak pasien mengatakan anaknya merupakan anak pertama, perannya
tidak mempengaruhi kesehatan keluarganya karena masih berumur 2
bulan. Dalam mengambil keputusan di keluarganya biasanya dilakukan
dengan bermusyawarah.
Saat sakit: bapak pasien mengatakan anaknya merupakan anak pertama, perannya
tidak mempengaruhi kesehatan keluarganya karena masih berumur 2
bulan. Dalam mengambil keputusan di keluarganya biasanya dilakukan
dengan bermusyawarah.
I. Pola reproduksi dan kesehatan
Sebelum sakit: bapak pasien mengatakan anaknya tidak memperhatikan masalah
seksual karena berhubung masih berumur 2 bulan.
Saat sakit: bapak pasien mengatakan anaknya tidak memperhatikan masalah
seksual karena berhubung masih berumur 2 bulan.
J. Pola toleransi terhadap stres koping/hospitalisasi.
Saat sakit: bapak pasien mengatakan anaknya belum dapat bertoleransi dan tidak
mengetahui tentang koping stres terhadap hospitalisasinya berhubung
anaknya masih berumur 2 bulan.
K. Pola keyakinan-nilai
Sebelum sakit: bapak pasien mengatakan berasal dari suku mbojo dengan ekonomi
cukup untuk hidup sehari-hari dengan keluarganya. Bapak pasien
mengatakan anaknya belum dapat menerapkan nilai keagamaan
berhubung anaknya masih berumur 2 bulan, tidak ada larangan yang
dapat mempengaruhi kesehatan anaknya.
Saat sakit: bapak pasien mengatakan anaknya belum dapat menerapkan nilai
keagamaan berhubung anaknya masih berumur 2 bulan, tidak ada
larangan yang dapat mempengaruhi kesehatan anaknya.
VII. PENGAWASAN KESEHATAN
Bapak pasien mengatakan dalam keluarganya pengawasan kesehatan dilakukan oleh
dirinya berhubung menjadi tenaga kesehatan dan dibantu oleh keluarganya yang lain
yang menjadi tenaga kesehatan, dan jika kesehatan tidak dapat ditangani dirumah maka
langsung dibawa ke rumah sakit.
X. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum : pasien tampak lemah, semua badan tampak ikterik (menguning).
B. Kesadaran : delirium GCS (E2V3M3) = 8
C. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,40c
Nadi : 120 x /menit (reguler)
Rr : 60 x/menit
D. Kepala
Bentuk kepala tampak lebih besar, ubun-ubun menonjol, penyebaran rambut merata,
tampak tipis, warna rambut pasien berwarna kecoklatan, dan tidak ada benjolan
disekitar kepala. Pada wajah tampak tembem (tidak simetris), hidung terlihat
mancung, kebersihan hidung terjaga, tampak terpasang selang O2, warna kulit wajah
tampak kuning dan terdapat bintik-bintik putih.
E. Mata
Bentuk mata simetris, memandang ke satu arah, mata lebar, konjungtiva kuning, sklera
ikterus, bulu mata penyebarannya merata, dan keadaan pupil isokor.
F. Hidung
Bentuk hidung tampak simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, dan tampak
terpasang selang oksigen.
G. Telinga
Bentuk telinga tampak simetris, tidak ada kelainan bentuk telinga, tidak ada sekret di
telinga, kulit telinga tampak kuning, dan tidak ada pemakainan alat bantu
pendengaran.
H. Mulut
Mulut tampak ada bercak putih bekas menyusu, mukosa bibir lembab, belum ada
tumbuh gigi.
I.Leher
Bentuk leher simetris, warna sama dengan kulit yang lain yaitu kuning, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening.
J. Thoraks
Bentuk dada simetris, warna kulit dada kuning, terdapat tarikan dinding dada, tidak
ada suara nafas tambahan, suara nafas vesikular, dan terpasang oksigen.
K. Jantung
Tidak ada pembesaran jantung, S1S2 reguler.
L. Abdomen
Bentuk abdomen simetris, terdapat kasa yang menutupi umbilikus, warna kulit
abdomen kuning.
M.Ekstremitas
Tidak ada kelainan bentuk ekstremitas, bentuk ekstremitas simetris, terpasang D5 ¼ 6
tpm di ekstremitas atas sebelah kiri, kuku pasien tampak panjang, ujung kuku kebiruan
(sianosis), CRT > 2 detik, kekuatan otot lemah.
N. Genetalia
Tidak terkaji (tampak menggunakan pempers)
O. Anus
Tidak terkaji (tampak menggunakan pempers)
P. Neurologis
Nervus i-xii :
Tanda-tanda perangsangan selaput otak : tidak dilakukan karena tidak diberikan izin
orang tua karena dianggap terlalu kecil.
Q. Antropometri
1. BB : 5,3 KG
2. TB : 52 CM
3. Lingkar kepala : -
4. Lingkar dada : -
5. Lingkar lengan : -
6. Status antropometri :
a. BB/U : 5,3/2 = -2 SD – 2 SD (gizi baik)
b. PB/U : 52/2 = -3 SD ( sangat pendek)
c. BB/PB : 52/5,3 = >2 (gemuk)
Peingkatan cairan
intrakranial
Peningkatan tekanan
intrakranial
Penurunan sirkulasi
serebral
Penurunan suplai
oksigen ke otak
berkurang
sesak
Nyeri akut
3 Senin, 02 juli Ds : bapak pasien Trauma kepala Resiko cedera
2018 mengatakan keadaan
anaknya lemah sehingga trauma jaringan lunak
harus tetap didampingi.
Do : Cephalohematoma
1. Pasien tampak
lemah. Sutura belum menutup
2. Tampak terpasang sempurna
infus di ekstremitas
atas sebelah kiri. Resiko cedera
3. Pasien tampak
sesekali meronta dan
menangis.
4. Leukosit : 9100 /uL
5. Tidak mendapatkan
vit.K segera setelah
lahir.
4 Senin, 02 juli Ds : bapak pasien Penurunan imunologis Kerusakan
2018 mengatakan anaknya integritas kulit.
kuning.
Do :
1. Kulit pasien tampak
kuning
2. Turgor kulit elastis
3. Terdapat banyak
luka tusukan infus
5 Selasa, 03 juli Ds: bapak pasien Gangguan perfusi Resiko infeksi
2018 mengatakan pemasangan jaringan serebral
infus dilakukan 5 hari
yang lalu, dan ada Merangsang
rencana untuk diganti. hipotalamus
Do :
1. Tampak terpasang Produksi adh menrurun
infus dibagian
ekstremitas atas Retensi na
sebelah kiri.
2. Tangan kiri tampak Gangguan
bengkak. keseimbangan
3. Leukosit : 9100 /uL elektrolit
pemberian cairan
parentral intravena
1. Melakukan pengkajian
2 nyeri 1. Skala nyeri : 5
2. Mengatur posisi pasien a. Face : 0
dengan cara b. Leg : 1
memindahkan posisi c. Activity : 1
pasien dengan d. Cry : 2
berbaring. e. Consability : 1
2. Pasien masih
menangis.
1. Mengobservasi adanya
3 kerusakan integritas 1. Kulit pasien tampak
kulit. kuning dan terdapat
2. Merapikan tempat tidur adanya luka infus.
3,4 pasien. 2. Tempat tidur rapi
3. Melihat ada atau dan pasien tampak
3,4 tidaknya kemerahan tenang.
pada kulit. 3. Tidak ada
4. Menganjurkan kepada kemerahan pada
3,4 ibu pasien untuk untuk kulit tetapi kulit
merbah posisi anaknya tampak kuning.
setiap 2 jam sekali 4. Ibu pasien dapat
menerima instruksi
dengan mengatakan
iya.
2 3/7/2018 1,2 13.00 1. Megobservasi tanda- 1. Suhu : 36,7 0C, nadi
tanda vital. : 120 x/menit,
respirasi :
50x/menit.
1 2. Mendengar suara nafas 2. Suara nafas normal
dan mendengarkan ada dan tidak ada suara
atau tidaknya suara nafas tambahan.
nafas tambahan. 3. Pasien menangis.
3. Memposisikan pasien 4. Masih terpasang
dengan kepala sedikit oksigen 1 liter.
lebig tinggi. 5. Pasien tampak
4. Mengobservasi tenang dan tidak ada
kebutuhan oksigen alergi.
pasien.
5. Memberikan vit.K
1. Melakukan pengkajian 1. Skala nyeri : 5
2 nyeri a. Face : 0
2. Mengatur posisi pasien b. Leg : 1
dengan cara c. Activity : 1
memindahkan posisi d. Cry : 2
pasien dengan e. Consability : 1
berbaring. 2. Pasien masih
menangis.
4. Jumlah leukosit :
9100 /ul
3 4/7/2018 1,2 10.00- 1. Megobservasi tanda- 1. Suhu : 37,1 0C, nadi
12.00 tanda vital. : 124 x/menit,
respirasi :
60x/menit.
1 2. Mendengar suara nafas 2. Suara nafas normal
dan mendengarkan ada dan tidak ada suara
atau tidaknya suara nafas tambahan.
nafas tambahan. 3. Pasien tampak
3. Memposisikan pasien menangis.
dengan kepala sedikit 4. Masih terpasang
lebih tinggi. oksigen 1 liter.
4. Mengobservasi
kebutuhan oksigen
pasien.