Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan melakukan pembahasan untuk mengetahui sejauh mana asuhan keperawatan jiwa yang sudah diterapkan
dan adanya kesesuaian atau kesenjangan antara teori dan praktek dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa pada Tn. H dengan Harga
Diri Rendah di ruang Kutilang RSJ Radjiman Wediodiningrat Lawang.
Dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa pada Tn.H dengan Harga Diri Rendah di ruang Kutilang RSJ Radjiman Wediodiningrat
Lawang, penulis menggunakan proses keperawatan yang diadopsi dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh Budi Anna Keliat, dkk edisi
kedua tahun 2005 yang menggambarkan proses-proses keperawatan jiwa terdiri dari 5 langkah yang berturut-turut secara sistematis yaitu
pengkajian, analisa data, diagnosa, rencana intervensi, implementasi, dan evaluasi.
54

No. Aspek Teori Kasus Kelolaan


1 Definisi Harga Diri Rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti Selama berkomunikasi dan berinteraksi dengan
dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang perawat kontak mata kurang, pasien kooperatif,
negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Adanya klien lebih sering sendiri dibandingkan
perasaan hilang percaya diri, merasa gagal karena tidak mampu berkumpul dengan yang lain.
mencapai keinginan sesuai ideal diri (Keliat, 2012).

48
Pasien memiliki ciri-ciri berdasarkan definisi dari harga diri rendah yaitu klien lebih sering menyendiri sesuai
dengan definisi yang menyatakan bahwa orang dengan harga diri rendah tanpa adanya lawan bicara klien murung

2 Tanda dan Gejala a. Perasaan malu terhadap diri sendiri kontak mata yang kurang, klien lebih sering
b. Menyalahkan atau mengejek dan mengkritik diri sendiri nampak sendiri, sering melamun, diam,
c. Merendahkan martabat murung dan saat di ajak komunikasi kata-
d. Lebih suka sendiri katanya sedikit. Klien merasa gagal menjadi
e. Percaya diri kurang imam di keluarganya
f. Tidak ingin bertemu dengan orang lain
54

g. Klien sukar mengambil keputusan


No. Aspek Teori Kasus Kelolaan
a. Ekspresi muka sedih, murung, menyendiri
(Budi Anna Keliat, 2012)

Berdasarkan tanda gejala dari teori yang ada ditemukan beberapa tanda gejala pada pasien antara lain: pasien
percaya diri kurang, lebih suka sendiri. Hal ini sudah membuktikan bahwa pasien memiliki tanda gejala yang
memang dimiliki oleh pasien dengan harga diri rendah
3 Faktor 1. Biologis Psikologis :
Presdisposisi - Gangguan perkembangan dan fungsi otak / susunan Pasien mengatakan sejak kecil klien sering di
saraf pusat atur-atur oleh kedua orang tuanya terutama oleh

49
- Gejala yang mugkin muncul adalah hambatan dalam ayahnya, klien berasal dari keluarga dengan
belajar, bicara, daya ingat dan mungkin perilaku ekonomi menengah ke bawah terbukti dari
kekerasan klien kurang bisa mencukupi kebutuhan rumah
2. Psikologis tangganya karena pekerjaanya tidak menentu.
- Sikap dan keadaan keluarga juga lingkungan
- Penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien
- Pola asuh pada usia kanak-kanak yang tidak adekuat
misal : tidak ada kasih sayang, diwarnai kekerasan
dalam keluarga
54

No. Aspek Teori Kasus Kelolaan


3. Sosial Budaya Klien mengatakan malu terhadap dirinya
- Kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, sendiri karena merasa tidak bisa mencukupi
kerusuhan, kerawanan keamanan) kebutuhan keluarganya terbukti dari klien
- Kehidupan yang terisolir dan stress yang menumpuk. mengatakan bahwa pekerjaanya tidak menentu.

Berdasarkan faktor presdisposisi yang ada, hal ini sudah membuktikan bahwa pasien memiliki faktor yang
memang dimiliki oleh pasien dengan harga diri rendah

50
4 Sumber Koping - Kemampuan Personal : - Kemampuan Personal :
Kemampuan yang dimiliki pasien Klien dapat melakukan aktivitas sehari-
- Dukungan Sosial : hari dengan perintah
Bantuan yang didapatkan dari keluarga, teman dan Klien dapat mengambil keputusan
lingkungan. sederhana tanpa bantuan orang lain.
- Dukungan Sosial :
Klien mendapatkan dukungan dari
keluarga terbukti dari klien dibawa berobat
untuk menyembuhkan penyakitnya, klien
54

mengatakan sudah pernah dirawat di RSJ


sebelumnya.
Pasien memiliki sumber koping baik dari segi dukungan sosial

No. Aspek Teori Kasus Kelolaan


5 Mekanisme Malas beraktifitas sehari-hari, mencoba menjelaskan gangguan Reaksi lambat , menghindar, pasien tampak
Koping persepsi dengan mengalihkan tanggung jawab kepada orang sering menyendiri dan pasien melakukan
lain atau sesuatu benda, menarik diri, sulit mempercayai orang aktifitas dengan perintah.
lain.

51
Pasien mengalami koping individu inefektif.

No Aspek Teori Kasus Kelolaan


6 Konsep diri Konsep diri didefinisikan sebagai semua fikiran, Pasien mengatakan merasa gagal menjadi imam di
keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang keluarganya karena pekerjaannya tidak menentu dan
mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi penghasilannya tidak bisa mencukupi kebutuhan rumah
hubungannya dengan orang lain (Stuart, 2011). Konsep tangga. Klien mengatakan malu terhadap dirinya sendiri
diri terdiri atas komponen : citra diri , ideal diri, harga sehingga pasien sering murung dan menyendiri bahkan
diri penampilan peran dan identitas personal. Respon kurang bersosialisasi dengan lingkungan.
54

individu terhadap konsep dirinya berfluktuasi sepanjang


retang konsep diri yaitu dari adaptif sampai maladaptif.
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri
dimana harga diri adalah penilaian individu tentang
pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 2012).
Gangguan konsep diri yang dialami klien adalah harga diri rendah

No Aspek Teori Kasus Kelolaan

52
7 Hubungan Sosial masalah keperawatan yang muncul pada pasien dengan Pasien tampak sering terlihat menyendiri.
isolasi sosial: menarik diri, defisit perawatan diri: mandi Klien berkata lebih suka sendiri dan malas berkumpul
atau kebersihan, prubahan proses pikir: waham, dengan teman teman yang lain.
penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif, kerusakan Kontak mata saat interaksi kurang.
komunikasi verbal, gangguan pola tidur, koping individu Klien berbicara pelan dan lambat.
tidak efektif. Fitriana (2005)
Gangguan konsep diri yang dialami klien adalah harga diri rendah

Pada pengkajian pertama dilakukan pada hari Senin tanggal 9 januari 2017 didapatkan data subyektif sebagai berikut : klien mengatakan merasa dirinya
gagal untuk menjadi imam di keluarganya dan ingin pulang, ingin bertemu dengan anaknya Data obyektif : pasien sering menyendiri, pasien sering
54

diam, pasien sering murung nadi 84 kali/menit, Tekanan Darah 120/80 mmHg, Suhu 36,8 oC, RR 21 kali/menit. Klien nampak suka menyendiri, malas
berinteraksi, kontak mata kurang dan kooperatif, klien diagnose medis skizofrenia hebefrenik. Dari data tersebut dapat disimpulkan Tn.H mengalami
masalah perubahankonsep diri : Harga diri rendah. Diagnosa ini sesuai dengan teori yang dikemukakan (Keliat,2011) harga diri rendah adalah
perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri.
Tanda dan gejala yang muncul yaitu perasaan malu terhadap diri sendiri, menyalahkan atau mengejek dan mengkritik diri sendiri
,merendahkan martabat, lebih suka sendiri, percaya diri kurang, tidak ingin bertemu dengan orang lain, klien sukar mengambil keputusan
Implementasi yang dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan harga diri rendah yaitu : membina hubungan saling percaya
dengan prisip terapeutik. Membina hubungan saling percaya merupakan dasar dari terjadinya komunikasi terapeutik sehingga akan
memfasilitasi dalam pengungkapan perasaan, emosi dan harapan klien; membantu klien meningkatkan rasa percaya diri.

53
mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki sehingga pasien dapat mengembangkan kemampuannya, dapat menilai
kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan sehingga pasien mempunyai kegiatan setiap harinya, dapat merencanakan kegiatan sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki sehingga pasien memiliki jadwal harian dan dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat.
54

54

Anda mungkin juga menyukai