Pemba Has An
Pemba Has An
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan melakukan pembahasan untuk mengetahui sejauh mana asuhan keperawatan jiwa yang sudah diterapkan
dan adanya kesesuaian atau kesenjangan antara teori dan praktek dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa pada Tn. H dengan Harga
Diri Rendah di ruang Kutilang RSJ Radjiman Wediodiningrat Lawang.
Dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa pada Tn.H dengan Harga Diri Rendah di ruang Kutilang RSJ Radjiman Wediodiningrat
Lawang, penulis menggunakan proses keperawatan yang diadopsi dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh Budi Anna Keliat, dkk edisi
kedua tahun 2005 yang menggambarkan proses-proses keperawatan jiwa terdiri dari 5 langkah yang berturut-turut secara sistematis yaitu
pengkajian, analisa data, diagnosa, rencana intervensi, implementasi, dan evaluasi.
54
48
Pasien memiliki ciri-ciri berdasarkan definisi dari harga diri rendah yaitu klien lebih sering menyendiri sesuai
dengan definisi yang menyatakan bahwa orang dengan harga diri rendah tanpa adanya lawan bicara klien murung
2 Tanda dan Gejala a. Perasaan malu terhadap diri sendiri kontak mata yang kurang, klien lebih sering
b. Menyalahkan atau mengejek dan mengkritik diri sendiri nampak sendiri, sering melamun, diam,
c. Merendahkan martabat murung dan saat di ajak komunikasi kata-
d. Lebih suka sendiri katanya sedikit. Klien merasa gagal menjadi
e. Percaya diri kurang imam di keluarganya
f. Tidak ingin bertemu dengan orang lain
54
Berdasarkan tanda gejala dari teori yang ada ditemukan beberapa tanda gejala pada pasien antara lain: pasien
percaya diri kurang, lebih suka sendiri. Hal ini sudah membuktikan bahwa pasien memiliki tanda gejala yang
memang dimiliki oleh pasien dengan harga diri rendah
3 Faktor 1. Biologis Psikologis :
Presdisposisi - Gangguan perkembangan dan fungsi otak / susunan Pasien mengatakan sejak kecil klien sering di
saraf pusat atur-atur oleh kedua orang tuanya terutama oleh
49
- Gejala yang mugkin muncul adalah hambatan dalam ayahnya, klien berasal dari keluarga dengan
belajar, bicara, daya ingat dan mungkin perilaku ekonomi menengah ke bawah terbukti dari
kekerasan klien kurang bisa mencukupi kebutuhan rumah
2. Psikologis tangganya karena pekerjaanya tidak menentu.
- Sikap dan keadaan keluarga juga lingkungan
- Penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien
- Pola asuh pada usia kanak-kanak yang tidak adekuat
misal : tidak ada kasih sayang, diwarnai kekerasan
dalam keluarga
54
Berdasarkan faktor presdisposisi yang ada, hal ini sudah membuktikan bahwa pasien memiliki faktor yang
memang dimiliki oleh pasien dengan harga diri rendah
50
4 Sumber Koping - Kemampuan Personal : - Kemampuan Personal :
Kemampuan yang dimiliki pasien Klien dapat melakukan aktivitas sehari-
- Dukungan Sosial : hari dengan perintah
Bantuan yang didapatkan dari keluarga, teman dan Klien dapat mengambil keputusan
lingkungan. sederhana tanpa bantuan orang lain.
- Dukungan Sosial :
Klien mendapatkan dukungan dari
keluarga terbukti dari klien dibawa berobat
untuk menyembuhkan penyakitnya, klien
54
51
Pasien mengalami koping individu inefektif.
52
7 Hubungan Sosial masalah keperawatan yang muncul pada pasien dengan Pasien tampak sering terlihat menyendiri.
isolasi sosial: menarik diri, defisit perawatan diri: mandi Klien berkata lebih suka sendiri dan malas berkumpul
atau kebersihan, prubahan proses pikir: waham, dengan teman teman yang lain.
penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif, kerusakan Kontak mata saat interaksi kurang.
komunikasi verbal, gangguan pola tidur, koping individu Klien berbicara pelan dan lambat.
tidak efektif. Fitriana (2005)
Gangguan konsep diri yang dialami klien adalah harga diri rendah
Pada pengkajian pertama dilakukan pada hari Senin tanggal 9 januari 2017 didapatkan data subyektif sebagai berikut : klien mengatakan merasa dirinya
gagal untuk menjadi imam di keluarganya dan ingin pulang, ingin bertemu dengan anaknya Data obyektif : pasien sering menyendiri, pasien sering
54
diam, pasien sering murung nadi 84 kali/menit, Tekanan Darah 120/80 mmHg, Suhu 36,8 oC, RR 21 kali/menit. Klien nampak suka menyendiri, malas
berinteraksi, kontak mata kurang dan kooperatif, klien diagnose medis skizofrenia hebefrenik. Dari data tersebut dapat disimpulkan Tn.H mengalami
masalah perubahankonsep diri : Harga diri rendah. Diagnosa ini sesuai dengan teori yang dikemukakan (Keliat,2011) harga diri rendah adalah
perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri.
Tanda dan gejala yang muncul yaitu perasaan malu terhadap diri sendiri, menyalahkan atau mengejek dan mengkritik diri sendiri
,merendahkan martabat, lebih suka sendiri, percaya diri kurang, tidak ingin bertemu dengan orang lain, klien sukar mengambil keputusan
Implementasi yang dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan harga diri rendah yaitu : membina hubungan saling percaya
dengan prisip terapeutik. Membina hubungan saling percaya merupakan dasar dari terjadinya komunikasi terapeutik sehingga akan
memfasilitasi dalam pengungkapan perasaan, emosi dan harapan klien; membantu klien meningkatkan rasa percaya diri.
53
mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki sehingga pasien dapat mengembangkan kemampuannya, dapat menilai
kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan sehingga pasien mempunyai kegiatan setiap harinya, dapat merencanakan kegiatan sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki sehingga pasien memiliki jadwal harian dan dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat.
54
54