Anda di halaman 1dari 59

BAB 4

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

4. 1. Spesifikasi Sistem

Berikut ini adalah peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam

mengimplementasikan simulasi jaringan TechnoPrime, antara lain yaitu :

• 2 buah Mikrotik Router Board RB751U-2HND.

• 2 buah Access Point embedded 5 GHz Mikrotik Groove A-5Hn.

• 2 buah antena Parabolic Kenbotong TDJ-5158P9A.

• 1 buah Switch Mikrotik RB250GS.

• 6 buah Switch TP-link TL-SF1016D 16 Port.

• Konektor RJ45.

• Kabel UTP Belden Cat 5e.

• Crimping Tools.

• Cable Tester.

4.1.1. Router Board

Router Board merupakan sebuah perangkat keras yang berfungsi

mengirim dan menerima gelombang radio dengan frekuensi tertentu dari

suatu point ke point lainnya. Dalam implementasi menggunakan Router

Board RB751U-2HND karena memiliki semua kebutuhan router dan

gateway untuk personal dan kantor. Memiliki 5 buah port ethernet, 1

buah access point embedded 2,4 GHz, antena embedded 2,5 dBi, 1 buah

40 
 
41 
 
port USB, dan sudah termasuk power adaptor. RB751U-2HND juga

memiliki kinerja yang baik dengan harga yang sangat kompetitif. Selain

itu, untuk point to point menggunakan Groove A-5Hn berteknologi

MIMO, mempunyai 1 buah ethernet 10/100 dengan POE support,

waterproof, dan dapat dihubungkan ke antena.

Tabel 4.1. Spesifikasi Router Board RB751U-2HND

Product Code RB751U-2HND


Architecture MIPS-BE
CPU AR7241 400MHz
Main Storage / NAND 64MB
RAM 32MB
LAN Ports 5
Switch Chip 1
Integrated Wireless 1
Wireless Standarts 802.11 b/g/n
Wireless Tx Power 30dBm
Integrated Antenna Yes
Antenna Gain 2 x 2,5dBi
USB 1
Power on USB Yes
Power Jack 8-30V
POE Input Yes
Dimentions 113x138x29mm
Operating System Router OS
Temperature Range -20C .. +50C
Router OS License Level 4
42 
 
Tabel 4.2. Spesifikasi Router Board Groove A-5Hn

Product Code Groove5Hn


Architecture MIPS-BE
CPU AR7241 400MHz
Current Monitor No
Main Storage/NAND 64MB
RAM 64MB
SFP Ports 0
LAN Ports 1
Gigabit No
Switch Chip No
MiniPCI 0
Integrated Wireless Yes
Wireless Standarts 802.11 a/n
Wireless Tx Power 26dBm
Integrated Antenna No
MiniPCIe 0
SIM Card Slots No
USB No
Memory Cards No
Power Jack No
802.3af Support No
POE Input 9-30V
POE Output No
Serial Port No
Voltage Monitor Yes
Temperature Sensor Yes
Dimentions 177x44x44mm
Operating System Router OS
Temperature Range -30C .. +70C
Router OS License Level3
43 
 
4.1.2. Access Point

Dalam implementasi ini access point menyediakan akses jaringan

Wireless Fidelity (Wi-Fi) yang berguna sebagai jalur penghubung antar

AP dan Client.

4.1.3. Antena

Dalam menghubungkan point to point koneksi wireless,

dibutuhkan antena untuk menghubungkan koneksi tersebut. Frekuensi

yang dihasilkan oleh antena berbeda-beda, misalnya 2.4 GHz dan 5 GHz.

Antena yang digunakan untuk jaringan TechnoPrime adalah Parabolic

TDJ-5158P9A yang memiliki frekuensi 5,8 GHz. Berdasarkan Peraturan

Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor:

25/PER.KOMINFO/6/2009, membebaskan biaya penggunaan untuk

frekuensi 5725 – 5825 MHz.

Tabel 4.3. Spesifikasi Antena Parabolic TDJ-5158P9A


44 
 
4.1.4. Switch

Switch digunakan untuk menghubungkan beberapa PC dalam

sebuah network domain. Dalam implementasi jaringan ini, switch

digunakan untuk menampung jumlah PC client yang masuk dalam

jaringan ini.

4.1.5. Peralatan Lainnya

Peralatan lainnya yang dibutuhkan dalam melakukan

implementasi jaringan, antara lain adalah konektor RJ45, kabel UTP Cat

5e, cable tester, dan crimping tools.

4. 2. Prosedur Operasional

4.2.1. Perencanaan Lokasi Kantor Baru

Berikut ini merupakan tampilan rencana denah antara kantor

TechnoPrime 1 dan kantor TechnoPrime 2 :


45 
 

Gambar 4.1. Denah Lokasi Kantor TechnoPrime


46 
 
4.2.2. Perencanaan Struktur Organisasi Baru

Seiring berkembangnya perusahaan, TechnoPrime ingin

mengembangkan perusahaan dengan membuka cabang dan mengubah

struktur organisasi menjadi lebih besar. Berikut ini struktur organisasi

TechnoPrime yang akan digunakan :

Gambar 4.2. Struktur Organisasi Baru TechnoPrime


47 
 
4.2.3. Perencanaan Topologi Baru

Dengan semakin berkembangnya perusahaan, dibutuhkan

topologi baru dimana dilakukan pembagian antar divisi untuk kelancaran

kinerja perusahaan. Topologi baru sebagai berikut :

Gambar 4.3. Topologi Jaringan Baru TechnoPrime


48 
 
4. 3. Implementasi

Berikut ini adalah langkah–langkah dalam membuat jaringan dengan

menggunakan Mikrotik sesuai dengan topologi yang telah dirancang :

4.3.1. Winbox

Winbox adalah sebuah utility yang digunakan untuk melakukan

remote ke server Mikrotik dalam model GUI. Jika untuk

mengkonfigurasi Mikrotik dalam model text melalui PC itu sendiri, maka

untuk model GUI yang menggunakan winbox, Mikrotik dikonfigurasi

melalui komputer client.

Mengkonfigurasi Mikrotik melalui winbox ini lebih banyak

digunakan karena selain penggunaannya yang mudah, juga tidak harus

menghafal perintah-perintah console. Untuk mendapatkan winbox, dapat

mengunduhnya di situs Mikrotik.

Gambar 4.4. Winbox


49 
 

Gambar 4.5. Login Winbox

Gambar 4.6. Tampilan Winbox

Pada gambar 4.5. diatas, admin dapat memilih router Mikrotik

mana yang ingin dilakukan konfigurasi dengan memilih pada “Connect


50 
 
To” serta admin dapat mengisi password untuk login masuk ke dalam

Router OS apabila sudah dilakukan pengaturan password.

4.3.2. Penamaan Router dan Pemberian Password pada Router

Penamaan pada router cukup penting untuk mengenal router yang

ada. Selain itu, pemberian password pada router untuk memproteksi dari

orang yang tidak mempunyai wewenang untuk melakukan konfigurasi.

Konfigurasi ini harus dilakukan di kedua router. Berikut langkah-langkah

yang dilakukan untuk pemberian nama router :

• Pilih “System”, kemudian “Identity”.

• Isi “Identity” untuk memberikan penamaan pada router. Untuk kantor

TechnoPrime 1 diberi nama “TechnoPrime 1” dan kantor

TechnoPrime 2 diberi nama “TechnoPrime 2”.

• Klik “Apply” lalu “OK”.

Gambar 4.7. Konfigurasi Nama Router

Berikut langkah-langkah yang dilakukan untuk pemberian

password pada router :

• Pilih “System”, kemudian “Password”.


51 
 
• Kosongkan “Old Password” bila baru pertama kali mengisi password

pada router. Isi “New Password” dan “Confirm Password” dengan

password yang diinginkan.

Gambar 4.8. Konfigurasi Password Router

4.3.3. Pengaturan DHCP Client

DHCP adalah protokol yang berbasis arsitektur client / server

yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu

jaringan. Sebuah jaringan lokal bila tidak menggunakan DHCP, harus

memberikan alamat IP secara manual kepada semua komputer. Jika

DHCP dipasang pada satu jaringan lokal, maka semua komputer yang

tersambung dalam satu jaringan itu akan mendapatkan alamat IP secara

otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, ada beberapa parameter

jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan

DNS server. Dengan menggunakan DHCP, IP akan secara otomatis

didapat.

Hal ini akan memudahkan kedua belah pihak, baik itu client

maupun admin dari jaringan tersebut, karena mereka tidak perlu bertanya

atau memberitahukan IP secara keseluruhan sebab IP akan diberikan

secara langsung dari DHCP Server secara otomatis ketika komputer


52 
 
membutuhkan IP. Dengan demikian, sebagai seorang administrator

jaringan, tidak perlu lagi mengatur alamat IP address pada komputer

client.

Pada hal ini, ISP memberikan IP secara dynamic atau

menggunakan DHCP Server sehingga untuk menerimanya dibutuhkan

pengaturan DHCP Client.

Gambar 4.9. Konfigurasi DHCP Client

Gambar 4.10. Konfigurasi DHCP Client

Pada gambar 4.9. dan 4.10., admin mengatur DHCP Client pada

interface 1 dengan langkah-langkah sebagai berikut :


53 
 
• Pilih “IP”, kemudian klik “DHCP Client”.

• Klik tombol “+”.

• Pada tab DHCP, pilih interface ether1 (tergantung interface mana ISP

masuk).

• Klik “Apply”, lalu “OK”.

Setelah melakukan langkah diatas, tunggu beberapa saat, jika

pada status terdapat tulisan bound, maka router Mikrotik telah terkoneksi

dengan internet dari ISP. Cara memastikannya dapat dengan melakukan

ping melalui “New Terminal”.

Gambar 4.11. Hasil Ping IP ke ISP

4.3.4. Pengaturan NAT (Network Address Translation)

Network Address Translation atau NAT berfungsi untuk

menerjemahkan atau mentranslasikan IP address private ke IP address

public. Dalam hal ini, jika banyak PC yang ingin dihubungkan ke internet

tetapi hanya melalui satu IP public, maka kumpulan PC tersebut harus


54 
 
dibuat dalam jaringan private, kemudian tugas NAT mentranslasikan IP

private tersebut menjadi IP public sehingga semua PC bisa terkoneksi

internet.

Gambar 4.12. Konfigurasi NAT

Gambar 4.13. Konfigurasi NAT

Pada gambar 4.12. dan 4.13., admin mengatur NAT untuk

interface-1 dengan langkah-langkah berikut :


55 
 
• Pilih “IP”, kemudian klik “Firewall”.

• Pilih tab “NAT”, lalu klik tombol “+”.

• Pada tab “General”, isi Chain : “scrnat”.

• Pada tab “Action”, isi Action : “masquerade”.

• Klik “Apply”, lalu “OK”.

Setelah melakukan langkah diatas, router Mikrotik telah dapat

menghubungkan semua interface ke internet meskipun hanya mendapat

satu IP public dari ISP.

4.3.5. Pengaturan Nama Interface Pada Router

Penamaan interface pada router akan memudahkan untuk

mengenali jaringan mana yang akan dilakukan konfigurasi, serta

pembagian setiap divisi.

TechnoPrime 1 : TechnoPrime 2 :

Ether 1 Î WAN / ISP Ether 1 Î WAN / ISP

Ether 2 Î LAN Ether 2 Î Divisi IT

Ether 3 Î Direktur Ether 3 Î Layanan Pemasaran

Ether 4 Î - Ether 4 Î Keuangan

Ether 5 Î Point to point Ether 5 Î Point to point

Wlan 1 Î Wi-Fi Wlan 1 Î Wi-Fi


56 
 

Gambar 4.14. Konfigurasi Nama Interface pada Router

Gambar 4.15. Konfigurasi Nama Interface pada Router

Gambar 4.16. Konfigurasi Nama Interface pada Router


57 
 

Gambar 4.17. Konfigurasi Nama Interface pada Router

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk memberikan nama pada

salah satu interface :

• Pilih “Interface”, lalu klik ganda pada ether yang ingin diubah

namanya.

• Pada “Name”, masukkan nama yang diinginkan.

• Klik “Apply”, lalu “OK”.

4.3.6. Pembuatan VLAN

Pembuatan VLAN dilakukan di interface LAN pada router kantor

TechnoPrime 1 dikarenakan jumlah interface router yang tidak

mencukupi menampung total jaringan TechnoPrime.

Tabel 4.4. Daftar VLAN pada Kantor TechnoPrime 1

Nama VLAN Interface VLAN ID


Divisi IT LAN 2
Keuangan LAN 3
Layanan Pemasaran LAN 4
58 
 

Gambar 4.18. Konfigurasi VLAN pada Interface LAN

Gambar 4.19. Konfigurasi VLAN pada Interface LAN

Gambar 4.20. Konfigurasi VLAN pada Interface LAN


59 
 

Pembuatan VLAN dilakukan pada interface LAN. Berikut

langkah-langkah yang digunakan :

• Pilih “Interface”, lalu pada tab “Interface” klik tanda “+” kemudian

pilih “VLAN”.

• Akan keluar window baru, disini isikan nama VLAN yang diinginkan.

• Isikan “VLAN ID” untuk konfigurasi switch manageable nantinya.

• Pada bagian “Interface”, pilih interface mana VLAN ini akan

berjalan.

• Klik “Apply” lalu “OK”.

Gambar 4.21. Daftar Interface Kantor TechnoPrime 1

4.3.7. Pengaturan Profile Security Wireless LAN

Seperti pada umumnya, perangkat wireless yang diperuntukkan

untuk Wi-Fi bagi pelanggan yang datang ke kantor TechnoPrime 1 dan

kantor TechnoPrime 2 akan diberikan password agar hanya orang yang

berkepentingan yang dapat menggunakannya. Berikut ini langkah-

langkah membuat security pada wireless yang dilakukan pada router

kedua kantor TechnoPrime :


60 
 

Gambar 4.22. Konfigurasi Security Profile

Pada gambar 4.22., admin mengatur security profile pada wireless

dengan langkah-langkah sebagai berikut (konfigurasi dilakukan di

masing-masing kedua router) :

• Pilih “Wireless”, lalu pilih tab “Security Profiles”.

• Klik tombol “+”.

• Masukkan nama “Security Profile".

• Masukkan password pada “WPA Pre-Shared Key” dan “WPA2 Pre-

Shared Key” (password yang dimasukan harus sama).

• Klik “Apply”, lalu “OK”.


61 
 

4.3.8. Pengaturan Wireless LAN

Berikut ini langkah-langkah untuk membuat jaringan wireless

LAN dalam kantor. Konfigurasi dibawah ini dilakukan pada masing-

masing router di kedua kantor TechnoPrime.

Gambar 4.23. Konfigurasi Wireless LAN

Berikut langkah-langkah yang dilakukan :

• Pilih “Wireless”, lalu pada tab “Interfaces” klik ganda interface

“wlan”.

• Setelah keluar window interface baru, pilih “Advanced Mode”.


62 
 

• Pilih tab “Wireless”, isi mode : “ap bridge”, band : “2GHz-B/G”,

channel width : “20MHz”, Frequency : “2412”, sebaiknya dilakukan

pengecekan terlebih dahulu frekuensi mana yang paling baik untuk

dipakai dengan menggunakan frequency usage.

• Isi SSID untuk mempermudah mengenali wireless tersebut. Contoh :

“TechnoPrime 1 Wi-Fi”

• Pada “Wireless Protocol”, pilih “unspecified”, dimana semua

perangkat wireless dapat terkoneksi dengan perangkat wireless ini.

• Pada bagian “Security Profile”, pilih security yang telah dibuat

sebelumnya untuk meningkatkan keamanan. Hal ini diperuntukkan

agar tidak sembarang orang dapat menggunakan layanan wireless ini.

• Pilih tab “HT”, disini admin mencentang keempat “chain” yang ada

untuk memaksimalkan fungsi wireless.

• Klik “Apply” lalu “Enable” bila wireless belum aktif, kemudian “OK”.

4.3.9. Pengaturan Address List

Berikut ini daftar IP address TechnoPrime :

Tabel 4.5. Daftar IP pada Kantor TechnoPrime 1

Divisi Jumlah Pemakai Jaringan Subnet Mask Range IP User


Direktur 1 192.168.101.0/30 255.255.255.252 192.168.101.1 ‐ 192.168.101.2
Divisi IT 8 192.168.102.0/28 255.255.255.240 192.168.102.1 ‐ 192.168.102.14
Divisi Keuangan 3 192.168.103.0/29 255.255.255.248 192.168.103.1 ‐ 192.168.103.6
Divisi Pemasaran 3 192.168.104.0/29 255.255.255.248 192.168.104.1 ‐ 192.168.104.6
Wi‐Fi Maks 254 192.168.105.0/24 255.255.255.0 192.168.105.1 ‐ 192.168.105.254
Point to Point 1 10.10.10.0/29 255.255.255.248 10.10.10.1 ‐ 10.10.10.6
63 
 

Tabel 4.6. Daftar IP pada Kantor TechnoPrime 2

Divisi Jumlah Pemakai Jaringan Subnet Mask Range IP User


Divisi IT 2 192.168.202.0/29 255.255.255.248 192.168.202.1 ‐ 192.168.202.6
Divisi Keuangan 3 192.168.203.0/29 255.255.255.248 192.168.203.1 ‐ 192.168.203.6
Divisi Pemasaran 2 192.168.204.0/29 255.255.255.248 192.168.204.1 ‐ 192.168.204.6
Wi‐Fi Maks 254 192.168.205.0/24 255.255.255.0 192.168.205.1 ‐ 192.168.205.254
Point to Point 1 10.10.10.0/29 255.255.255.248 10.10.10.1 ‐ 10.10.10.6

Berikut ini langkah-langkah untuk konfigurasi IP address :

Gambar 4.24. Konfigurasi IP address

Gambar 4.25. Konfigurasi IP address


64 
 

Gambar 4.26. Konfigurasi IP address

Gambar 4.27. Konfigurasi IP address

Gambar 4.28. Konfigurasi IP address


65 
 

Gambar 4.29. Konfigurasi IP address

Gambar 4.30. Konfigurasi IP address

Untuk mengatur IP address, diperlukan langkah-langkah sebagai

berikut :

• Pilih “IP”, lalu pilih “Addresses”.

• Klik tanda “+”.

• Masukkan address sesuai dengan tabel yang telah dibuat. Contohnya

“10.10.10.1/29” untuk interface point to point.


66 
 

• Pilih “Interface” sesuai dengan address yang dimasukkan. Contohnya

“Point to point” karena address yang dimasukkan sebelumnya untuk

interface point to point.

• Klik “Apply”. Pada bagian “Network” akan keluar secara otomatis

jaringan yang telah dimasukan.

• Klik “OK”.

Untuk pengaturan address lainnya, bisa dilakukan dengan

menggunakan cara di atas. Cara ini juga berlaku untuk pengaturan

address pada kantor TechnoPrime 2.

4.3.10. Pengaturan DHCP Server Wireless LAN

Berikut ini langkah-langkah konfigurasi DHCP Server untuk

wireless LAN :

Gambar 4.31. Konfigurasi DHCP Server

Gambar 4.32. Konfigurasi DHCP Server


67 
 

Gambar 4.33. Konfigurasi DHCP Server

Gambar 4.34. Konfigurasi DHCP Server

Gambar 4.35. Konfigurasi DHCP Server

Gambar 4.36. Konfigurasi DHCP Server


68 
 

Gambar 4.37. Konfigurasi DHCP Server

Untuk pengaturan DHCP Server, diperlukan langkah-langkah

sebagai berikut :

• Pilih “IP”, lalu pilih “DHCP Server”.

• Pada tab “DHCP” pilih “DHCP Setup”.

• Pilih interface yang akan dijalankan oleh DHCP Server, lalu klik

“Next”.

• Jika sebelumnya sudah mengatur IP address untuk interface tersebut,

maka “DHCP Address Space” akan keluar secara otomatis., lalu klik

“Next”.

• Jika sebelumnya sudah mengatur IP address untuk interface tersebut,

maka “Gateway for DHCP Network” akan keluar secara otomatis.,

lalu klik “Next”.

• Pada “Addresses to Give Out”, dapat diisikan range IP yang nantinya

akan diberikan secara otomatis kepada user, lalu klik “Next”.

• Jika sebelumnya sudah mengatur IP address, DHCP Client untuk ISP,

serta NAT, maka “DNS Servers” akan keluar secara otomatis, lalu

klik “Next”.
69 
 

• Pada “Lease time” ikuti default yang muncul secara otomatis, lalu

klik “Next”.

• Jika konfigurasi berhasil akan muncul tulisan “Setup has completed

successfully”.

4.3.11. Pengaturan Bandwidth Limiter

Pengaturan bandwidth limiter diperlukan untuk membatasi

pamakaian bandwidth yang dilakukan oleh user. Pembatasan bandwidth

dengan metode PCQ akan memungkinan pembagian bandwidth yang

merata pada suatu jaringan.

Gambar 4.38. Konfigurasi Bandwidth Limiter


70 
 

Gambar 4.39. Konfigurasi Bandwidth Limiter

Gambar 4.40. Konfigurasi Bandwidth Limiter


71 
 

Gambar 4.41. Konfigurasi Bandwidth Limiter

Gambar 4.42. Konfigurasi Bandwidth Limiter


72 
 

Gambar 4.43. Konfigurasi Bandwidth Limiter

Gambar 4.44. Konfigurasi Bandwidth Limiter


73 
 

Gambar 4.45. Konfigurasi Bandwidth Limiter

Berikut adalah langkah-langkah pengaturan bandwidth limiter :

Pembuatan Mangle :

• Pilih “IP”, lalu pilih “Firewall”.

• Pilih tab “Mangle”, lalu klik tombol “+”.

• Pada tab “General”, isi Chain : “forward”, Src.Address :

192.168.102.0/28 (jaringan yang ingin dibatasi).

• Pada tab “Action”, isi Action : “mark connection”, New Connection

Mark : “Tes1” (bebas isi apa saja)

• Klik “Apply”, lalu “OK”.

• Masih pada tab “Mangle”, lalu klik tombol “+”.

• Pada tab “General”, isi Chain : “forward”, Connection Mark : “Tes1”.

• Pada tab “Action”, isi Action : “mark packet”, New Connection Mark

: “Tes1”.

• Klik “Apply”, lalu “OK”.


74 
 

Pembuatan Queue Types :

• Pada menu winbox, pilih “Queues”.

• Pilih tab “Queue Types”, lalu klik tombol “+”.

• Isi Type Name : “Tes PCQ Download”, Kind : “pcq”, dan pada

Classifier : “Dst.Address” (dicentang).

• Klik “Apply”, lalu “OK”.

• Masih pada tab “Queue Types”, lalu klik tombol “+”.

• Isi Type Name : “Tes PCQ Upload”, Kind : “pcq”, dan pada

Classifier : “Src.Address” (dicentang).

• Klik “Apply”, lalu “OK”.

Pembuatan Queue Tree :

• Pada menu “Queues”, pilih tab “Queue Tree”, lalu klik tombol “+”.

• Isi Name : “Download Divisi IT” (penamaan bebas), Parent : “Divisi

IT” (interface yang ingin dibatasi), Packet Marks : “Tes1”, Queue

Type : “Tes PCQ Download”.

• Lalu isi Limit At : “350k” (sesuai keinginan), dan Max Limit : “700k”

(sesuai keinginan).

• Klik “Apply”, lalu “OK”.

• Masih pada tab “Queue Tree”, lalu klik tombol “+”.

• Isi Name : “Upload Divisi IT” (penamaan bebas), Parent : “WAN”

(interface yang terhubung dengan ISP), Packet Marks : “Tes1”,

Queue Type : “Tes PCQ Upload”.


75 
 

• Lalu isi Limit At : “35k” (sesuai keinginan), dan Max Limit : “70k”

(sesuai keinginan).

• Klik “Apply”, lalu “OK”.

4.3.12. Pengaturan Wireless Point to Point

Untuk menghubungkan kedua kantor TechnoPrime, masing-

masing kantor memerlukan sebuah Mikrotik Groove A-5Hn yang

terhubung pada antena parabolic.

Sebelum melakukan pengaturan wireless point to point,

disarankan untuk melakukan kembali pembuatan profile security wireless

(nomor 7) pada kedua Mikrotik Groove A-5Hn. Pembuatan profile

security wireless pada kedua Mikrotik Groove A-5Hn harus disamakan.


76 
 

Gambar 4.46. Konfigurasi Wireless Point to Point (Server)


77 
 

Gambar 4.47. Konfigurasi Wireless Point to Point (Client)


78 
 

Gambar 4.48. Konfigurasi Wireless Point to Point

Gambar 4.49. Konfigurasi Wireless Point to Point


79 
 

Pada gambar diatas, ada beberapa perbedaan konfigurasi wireless

pada server dan client. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut :

• Masuk winbox Mikrotik Groove A-5Hn.

• Pilih “Wireless”, lalu pada tab “Interfaces” klik ganda interface

“wlan”.

• Setelah keluar window interface baru, pilih “Advanced Mode”.

• Konfigurasi pada kantor TechnoPrime 1 :

Pilih tab “Wireless”, isi mode : “ap bridge”, band : “5GHz-only-N”,

channel width : “20/40MHz HT Above”, Frequency : “5820”

(sebaiknya dilakukan pengecekan terlebih dahulu, frekuensi mana

yang paling tidak terlalu sibuk di lingkungan sekitar).

Konfigurasi pada kantor TechnoPrime 2 :

Pilih tab “Wireless”, isi mode : “station bridge”, band : “5GHz-only-

N”, channel width : “20/40MHz HT Above”, Frequency : “5820”

(sebaiknya dilakukan pengecekan terlebih dahulu, frekuensi mana

yang paling tidak terlalu sibuk di lingkungan sekitar).

• Isi SSID untuk memudahkan mengenali wireless.

• Pada “Wireless Protocol”, pilih “nv2”, dimana hanya wireless tipe N

yang dapat terkoneksi.

• Pada bagian “Security Profile”, pilih security yang telah dibuat

sebelumnya untuk meningkatkan keamanan.


80 
 

• Pilihan “Hide SSID” bisa dicentang untuk menyembunyikan

frekuensi kedua router.

• Pilih tab “HT”, centang keempat “chain” yang ada dan semua “HT

AMPDU Priorities” untuk memaksimalkan fitur MIMO.

• Pilih tab “Tx Power”, pada “Tx Power Mode” pilih “all rates fixed”

untuk menginput secara manual. Besar angka tergantung seberapa

jauh jarak kedua wireless tersebut.

• Setelah itu, klik tombol “Scan” untuk mencari perangkat router

lainnya yang akan dijadikan point to point. Setelah ditemukan, klik

nama perangkat router tersebut lalu klik “Connect”.

• Jika sudah terkoneksi, akan muncul huruf “R” disamping nama

wireless yang berarti kedua router sudah saling terkoneksi.

4.3.13. Pengaturan IP Route

Walaupun wireless point to point antar kantor sudah terhubung,

akan tetapi pengiriman data dan komunikasi antar kantor masih belum

bisa dilakukan. Hal ini dikeranakan belum adanya pengaturan routing

pada kedua jaringan tersebut. Pengaturan IP route / routing harus

dilakukan untuk memberikan jalan agar kantor TechnoPrime 1 dan

TechnoPrime 2 dapat saling terhubung.


81 
 

Pada gambar di bawah ini adalah proses pemberian IP route di

Router Board RB751U-2HND pada kedua kantor TechnoPrime.

Gambar 4.50. Konfigurasi IP Route Kantor TechnoPrime 1

Gambar 4.51. Konfigurasi IP Route Kantor TechnoPrime 2

Berikut adalah langkah-langkah pemberian IP route :

• Pilih “IP”, lalu pilih “Routes”.

• Pilih tab “Routes”, lalu klik tombol “+”.

• Pada tab “General”, isi “Dst.Address” : 0.0.0.0/0,


82 
 

• Pada kantor TechnoPrime 1 :

Isikan Gateway : “10.10.10.3” (IP Mikrotik Grove TechnoPrime 2).

Pada kantor TechnoPrime 2 :

Isikan Gateway : “10.10.10.2” (IP Mikrotik Grove TechnoPrime 1).

• Klik “Apply”, lalu “OK”.

4.3.14. Pengaturan Switch Manageable

Langkah selanjutnya adalah melakukan konfigurasi switch

manageable RB250GS, Untuk konfigurasi RB250GS awal, dilakukan

menggunakan web browser dengan menggunakan Username : ”admin”,

password : [kosong].

Direkomendasikan untuk langkah awal adalah mengubah IP

default di switch dari 192.168.88.1 menjadi IP yang lain untuk

menghindari terjadinya konflik dengan IP default router. Contoh :

“192.168.88.122”.

Gambar 4.52. Konfigurasi Switch Manageable


83 
 

Langkah selanjutnya adalah untuk mendaftarkan VLAN ID yang

akan didistribusikan ke switch. Port1 pada switch akan bertindak sebagai

trunk port sehingga VLAN2, VLAN3, dan VLAN5 akan diforward di

port ini. Sedangkan pada Port2-Switch akan hanya memforward VLAN2,

Port3-Switch hanya akan memforward VLAN3 dan Port5-Switch akan

hanya memforward VLAN5.

Gambar 4.53. Konfigurasi Switch Manageable

4.3.15. Pengaturan IPv6

Berikut langkah-langkah untuk melakukan konfigurasi IPv6 pada

router Mikrotik :

• Daftar http://www.tunnelbroker.net.

• Jika sudah terdaftar, login, kemudian pilih menu “Create Reguler

Tunnel” pada bagian sebelah kiri.

• Masukkan IPv4 pada “IPv4 endpoint”, kemudian pilih server yang

terdekat, lalu klik “Submit”. Untuk melihat IPv4 yang dimiliki bisa

dilihat melalui www.myipaddress.com.


84 
 

• Jika sudah selesai, pada tab “Example Configurations”, pilih OS

mana yang digunakan. Contoh : Mikrotik.

• Copy script yang ada ke Mikrotik via “Winbox” > “New Terminal”.

• Setelah itu, klik “IPv6” > “Address”, klik tanda “+”, lalu isikan

address sesuai data Route 64 yang anda terima dengan ditambahkan

angka 1 sebelum garis miring, kemudian pilih interface, dalam hal ini

interface yang mengarah ke jaringan lokal, hilangkan centang

advertise, klik “OK”.

• Pada PC client, dilakukan konfigurasi IPv6 secara manual.

Bila konfigurasi benar, ping akan berhasil dilakukan ke website

berbasis IPv6 melalui “New Terminal”.

Gambar 4.54. Konfigurasi IPv6


85 
 

Gambar 4.55. Konfigurasi IPv6

Gambar 4.56. Konfigurasi IPv6


86 
 

Gambar 4.57. Konfigurasi IPv6

Gambar 4.58. Konfigurasi IPv6

4.3.16. Pengaturan Backup Sistem

Setelah melakukan semua konfigurasi dengan benar, ada baiknya

untuk menyimpan semua konfigurasi yang ada kedalam satu file,

sehingga jika terjadi perubahan yang tidak diinginkan pada konfigurasi


87 
 

tinggal melakukan restore backup untuk kembali ke konfigurasi

sebelumnya. Berikut langkah-langkah yang dilakukan :

• Pilih “Files” pada tampilan utama winbox.

• Ketika keluar window baru, pilih “Backup” untuk menyimpan semua

konfigurasi.

Gambar 4.59. Backup Konfigurasi System

4.3.17. Pengaturan IPv4 pada PC Client

Setelah melakukan pengaturan pada jaringan, diperlukan

konfigurasi secara manual agar setiap PC dapat terkoneksi dengan

jaringan yang telah dibuat.


88 
 

Gambar 4.60. Konfigurasi IPv4 pada Client

Gambar 4.61. Konfigurasi IPv4 pada Client


89 
 

Berikut ini langkah-langkah konfigurasi menggunakan Windows 7 :

• Masuk ke “Control Panel” dalam windows.

• Pilih “View by” menjadi “Small icons”.

• Pilih “Network and Sharing Center”.

• Pilih “Change adapter settings”.

• Klik kanan pada “Local Area Network”, lalu pilih “Properties”.

• Pastikan kotak di sebelah tulisan “Internet Protocol Version 4

(TCP/IPv4)” telah dicentang. Bila belum, centang terlebih dahulu lalu

klik “OK” untuk mengaktifkannya.

• Kemudian, klik pada tulisan “Internet Protocol Version 4

(TCP/IPv4)”, lalu pilih “Properties”.

• Centang “Use the following IPv4 address”, lalu masukkan IP sesuai

yang telah dikonfigurasi pada jaringan.

• Pada “Preferred DNS server” masukkan sesuai “Default gateway”.

• Klik “OK”, lalu “Close”.

4.3.18. Pengaturan IPv6 pada PC Divisi IT

Untuk dapat menggunakan IPv6, perlu dilakukan konfigurasi

manual pada PC Divisi IT. Dalam hal ini, direkomendasikan

menggunakan Windows 7 yang sudah mendukung IPv6.


90 
 

Gambar 4.62. Konfigurasi IPv6 pada Client

Gambar 4.63. Konfigurasi IPv6 pada Client


91 
 

Berikut ini langkah-langkah konfigurasi menggunakan Windows 7 :

• Masuk ke dalam “Control Panel” dalam windows.

• Pilih “View by” menjadi “Small icons”.

• Pilih “Network and Sharing Center”.

• Pilih “Change adapter settings”.

• Klik kanan pada “Local Area Network”, lalu pilih “Properties”.

• Pastikan kotak di sebelah tulisan “Internet Protocol Version 6

(TCP/IPv6)” telah dicentang. Bila belum, centang terlebih dahulu lalu

klik “OK” untuk mengaktifkannya.

• Jika sudah, klik pada tulisan “Internet Protocol Version 6

(TCP/IPv6)”, lalu pilih “Properties”.

• Centang “Use the following IPv6 address”, lalu masukkan IP sesuai

yang telah dikonfigurasi pada jaringan.

• Klik “OK”, lalu “Close”.

4.4. Evaluasi / Analisis Hasil Percobaan

4.4.1. Uji Konektivitas Jaringan

Uji konektivitas dilakukan untuk mengecek apakah jaringan point

to point sudah berjalan dengan baik atau tidak dan menguji apakah

jaringan sudah terkoneksi dengan IPv6 atau belum. Pengujian point to

point dilakukan dengan menggunakan bandwidth test Mikrotik dan

pengujian IPv6 menggunakan website http://test-ipv6.com dan beberapa


92 
 

website lainnya yang mendukung IPv6. Berikut tampilan hasil bandwidth

test menggunakan router Mikrotik dan IPv6 test :

Gambar 4.64. Hasil Ping Router Kantor 1 ke Router Kantor 2

Gambar 4.65. Hasil Ping Router Kantor 2 ke Router Kantor 1


93 
 

Gambar 4.66. Hasil Bandwitdh Test

Gambar 4.67. Hasil Bandwidth Test


94 
 

4.4.2. Uji Pengiriman Data

Berikut ini hasil pengiriman data melalui jaringan wireless point

to point. Transfer data menggunakan wireless berteknologi MIMO

menjadi lebih cepat dibandingkan menggunakan wireless biasa.

Gambar 4.68. Transfer Rate Data Wireless tanpa Teknologi MIMO

Gambar 4.69. Transfer Rate Data Wireless dengan Teknologi MIMO


95 
 

4.4.3. Uji Konektivitas IPv6

Berikut ini hasil dari konfigurasi IPv6 dengan Mikrotik. Setelah

konfigurasi, TechnoPrime kini sudah bisa membuka website berbasis

IPv6.

Gambar 4.70. Hasil Uji Konektivitas IPv6

Gambar 4.71. Hasil Uji Konektivitas IPv6


96 
 

Gambar 4.72. Hasil Uji Konektivitas IPv6

Gambar 4.73. Hasil Uji Konektivitas IPv6


97 
 

Gambar 4.74. Tampilan Website IPv6 tanpa Konfigurasi IPv6

Gambar 4.75. Tampilan Website IPv6 dengan Konfigurasi IPv6


98 
 

Gambar 4.76. Tampilan Website IPv6 tanpa Konfigurasi IPv6

Gambar 4.77. Tampilan Website IPv6 dengan Konfigurasi IPv6

Anda mungkin juga menyukai