Kraniotomi dapat dikategorikan berdasarkan teknik bedah dan bagian otak yang dibedah.
Berdasarkan letak bagian otak, kraniotomi dibedakan menjadi parietal, suboccipital,
frontotemporal, dan temporal. Namun, ada kasus di mana pembedahan dilakukan pada
lebih dari satu bagian otak.
Sedangkan untuk teknik, kraniotomi dapat menggunakan teknik lubang kunci atau burr
(melubangi tengkorak dengan pengeboran) atau skull base, untuk pembedahan yang
kompleks atau riskan.
Menyembuhkan penyakit otak – Contohnya adalah tumor otak (jinak dan ganas),
aneurisma, ataucedera traumatis. Penyakit ini dapat menimbulkan tekanan
intrakranial atau peningkatan tekanan dari cairan serebrospinal. Jika tidak segera
diobati, penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan saraf permanen atau
kematian.
Mengobati patah tulang pada tengkorak – Tengkorak adalah salah satu tulang
terkuat di tubuh, karena fungsinya sebagai pelindung otak, yang sangat lunak.
Akan tetapi, tengkorak juga dapat mengalami patah tulang apabila terkena
benturan keras.
Memasang suatu alat – Implan saraf biasanya digunakan untuk bypass area otak
yang sudah tidak berfungsi akibat penyakit, seperti stroke atau cedera.
Kemungkinan komplikasi kraniotomi
Pendarahan;
Infeksi;
Cephaledema;
Masalah penglihatan;
Kejang;
Serangan jantung;
Gumpalan darah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi
2.2 Indikasi
f. Tumor otak,
g. Perdarahan (hemorrage),
Sama dengan skan CT, dengan tambahan keuntungan pemeriksaan lesi di potongan
lain.
c. Electroencephalogram (EEG)
d. Angiografy Serebral
e. Sinar-X
f. Brain Auditory Evoked Respon (BAER) : menentukan fungsi korteks dan batang
otak
i. Gas Darah Artery (GDA) : mengetahui adanya masalah ventilasi atau oksigenasi
yang akan dapat meningkatkan TIK
a. Praoperatif
b. Post operatif
Asetaminofen biasanya diberikan selama suhu di atas 37,50C dan untuk nyeri.
Sering kali pasien akan mengalami sakit kepala setelah kraniotomi, biasanya
sebagai akibat syaraf kulit kepala diregangkan dan diiritasi selama pembedahan.
Kodein, diberikan lewat parenteral, biasanya cukup untuk menghilangkan sakit
kepala. Medikasi antikonvulsan (fenitoin, deazepam) diresepkan untuk pasien yang
telah menjalani kraniotomi supratentorial, karena resiko tinggi epilepsi setelah
prosedur bedah neuro supratentorial. Kadar serum dipantau untuk mempertahankan
medikasi dalam rentang terapeutik.
Kateter ventrikel, atau beberapa tipe drainase, sering dipasang pada pasien yang
menjalani pembedahan untuk tumor fossa posterior. Kateter disambungkan ke
sistem drainase eksternal. Kepatenan kateter diperhatikan melalui pulsasi cairan
dalam selang. TIK dapat di kaji dengan menyusun sistem dengan sambungan
stopkok ke selang bertekanan dan tranduser. TIK dalam dipantau dengan memutar
stopkok. Perawatan diperlukan untuk menjamin bahwa sistem tersebut kencang
pada semua sambungan dan bahwa stopkok ada pada posisi yang tepat untuk
menghindari drainase cairan serebrospinal, yang dapat mengakibatkan kolaps
ventrikel bila cairan terlalu banyak dikeluarkan. Kateter diangkat ketika tekanan
ventrikel normal dan stabil. Ahli bedah neuro diberi tahu kapanpun kateter tanpak
tersumbat. Pirau ventrikel kadang dilakuakan sebelum prosedur bedah tertentu
untuk mengontrol hipertensi intrakranial, terutama pada pasien tumor fossa
posterior
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada pasien pascabedah intrakranial atau
kraniotomi adalah sebagai berikut :
d. Infeksi
e. Kejang
1. PREOPERASI
Tanyakan pada klien bagaimana pemahaman pasien dan keluarga tentang rencana
prosedur bedah dan kemungkinan gejala sisanya yang dikaji bersamaan dengan
reaksi pasien terhadap rencana pembedahan. Menanyakan pada klien tentang
pengalaman pembedahan, pengalaman anestesi, riwayat pemakaian tembakau,
alcohol, obat-obatan. Biasanya klien mengalami perubahan status kognitif karena
pembedahan ang akan dihadapi.
Tanyakan kepada klien bagaimana pola makannya sebelum sakit dan pola makan
setelah sakit? Apakah ada perubahan pola makan klien? Kaji apa makanan
kesukaan klien?kaji riwayat alergi makanan maupun obat-obatan tertentu. Biasanya
sebelum pembedahan, pasien dipuasakan selama 6-8 jam. Segala bentuk defisiensi
nutrisi dan cairan harus di koreksi sebelum pembedahan untuk memberikan protein
yang cukup untuk perbaikan jaringan. Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan
pasien mengalami berbagai komplikasi pasca operasi dan mengakibatkan pasien
menjadi lebih lama dirawat di rumah sakit. Balance cairan perlu diperhatikan dalam
kaitannya dengan input dan output cairan. Demikaian juga kadar elektrolit serum
harus berada dalam rentang normal.
3) Pola eliminasi
Kaji bagaimana pola miksi dan defekasi klien? Apakah mengalami gangguan? Kaji
apakah klien menggunakan alat bantu untuk eliminasi nya?. Biasanya klien yang
dipasangi keteter akan merasa sakit saat BAK .
Kaji perubahan pola tidur klien sebelum menghadapi oprasi, berapa lama klien tidur
dalam sehari? Apakah klien mengalami gangguan dalam tidur, seperti nyeri dan
lain lain.
Keadaan pasien yang cemas akan mempengaruhi kebutuhan tidur dan istirahat
(Ruth F. Craven, Costance J Himle, 2000). Pada pasien preoperasi yang terencana
mengalami kecemasan yang mengakibatkan terjadinya gangguan pola tidur antara
3 – 5 jam, sedangkan kebutuhan tidur dan istirahat normal adalah antara 7 – 8 jam.
(Gunawan L, 2001).
Kaji bagaimana peran fungsi klien dalam keluarga sebelum dan selama dirawat di
Rumah Sakit? Dan bagaimana hubungan social klien dengan masyarakat
sekitarnya?. Pola peran hubungan klien dengan orang lain tergantung dengan
kepribadiannya. Klien dengan kepribadian tipe ekstrovert pada orang biasanya
memiliki ciri-ciri mudah bergaul, terbuka, hubungan dengan orang lain lancar dan
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Hal ini akan menyebabkan
seseorang lebih terbuka, lebih tenang serta dapat mengurangi rasa cemas dalam
menghadapi pra operasi.
Kaji apakah ada masalah hubungan dengan pasangan? Apakah ada perubahan
kepuasan pada klien berkaitan dengan kecemasan dan ketakutan sebelum operasi?
Pada pasien baik preoperasi maupun postoperasi terkadang mengalami masalah
tentang efek kondisi/terapi pada kemampuan seksualnya
Kaji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah? Apakah klien menggunakan
obat-obatan untuk menghilangkan stres? Pada pasien pre operasi dapat mengalami
berbagai ketakutan . Takut terhadap anestesi, takut terhadap nyeri atau kematian,
takut tentang ketidaktahuaan atau takut tentang derformitas atau ancaman lain
terhadap citra tubuh dapat menyebabkan ketidaktenangan atau ansietas
Adapun beberapa diagnosa yang dapat ditegakkan pada pra operatif bedah
kraniotomi
4. Cemas, berhubungan dengan pengalaman bedah (anesthesi, nyeri) dan hasil akhir
dari pembedahan
Batasan karakteristik:
· Insomnia
· Kawatir
· Menggigil
· Gelisah
· Sulit konsentrasi
c. intervensi keperawatan
d. evaluasi preoperatif
Saat pasien tiba diruang operasi, secara prinsip ada 3 grup tenaga yang berbeda
yang mempersiapkan keperawatannya,
a. pengkajian
b.diagnosa keperawatan
a. Pengkajian
Tanyakan kepada klien bagaimana pola makannya sebelum sakit dan pola makan
setelah sakit? Apakah ada perubahan pola makan klien? Kaji apa makanan
kesukaan klien?kaji riwayat alergi klien.
· Flatus positif
3) Pola eliminasi
Biasanya pasien diposisikan untuk berbaring ditempat tidur agar keadaanya stabil.
Biasanya posisi awal adalah terlentang, tapi juga harus tetap dilakukan perubahan
posisi agar tidak terjadi dekubitus. Pasien yang menjalani pembedahan abdomen
dianjurkan untuk melakukan ambulasi dini.
Kaji perubahan pola tidur klien selama sehat dan sakit, berapa lama klien tidur
dalam sehari? Apakah klien mengalami gangguan dalam tidur pasca operasi seperti
nyeri dan lain lain. Biasanya pasien mengalami gangguan tidur karena nyeri pasca
operasi.
CT scan kontrol diperlukan apabila post operasi kesadaran tidak membaik dan
untuk menilai apakah masih terjadi hematom lainnya yang timbul kemudian.
Kaji bagaimana peran fungsi klien dalam keluarga sebelum dan selama dirawat di
Rumah Sakit? Dan bagaimana hubungan social klien dengan masyarakat
sekitarnya?
Kaji apakah ada masalah hubungan dengan pasangan? Apakah ada perubahan
kepuasan pada klien? Pada klien baik preoperasi maupun postoperasi terkadang
mengalami masalah tentang efek kondisi/terapi pada kemampuan seksualnya
Kaji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah? Apakah klien menggunakan
obat-obatan untuk menghilangkan stres?
10. Pola nafas inefektif berhubungan dengan gangguan integritas jaringan otak,
hypoxemia dampak dari anestesi, serebral edema, area pembedahan sekitar medulla
obongata atau pons.
13. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah
c. implementasi keperawatan
tujuan utama pasien dapat mencakup fungsi pernafasan yang optimal, reda dari
nyeri dan ketidak nyamanan pasca operatif, pemeliharaan suhu tubuh normal, bebas
dari cedera, pemeliharan keseimbangan nutrisi, kembalinya fungsi perkemihan
yang normal, pemulihan mobilitas, dan rencana rehabilitasi.
d. intervensi keperawatan