Efisiensi unit lean/rich exchanger dilakukan dengan membandingkan overall heat transfer coefficient
dan luas permukaan perpindahan panas pada kondisi operasi aktual dengan kondisi desain awal.
Efisiensi lean/rich exchanger yang dihitung dalam tugas khusus ini merupakan rata- rata dari sampel
kondisi lean/rich exchanger pada 5 hari yang ditentukan secara acak. Perhitungan efisiensi dilakukan
terhadap lean/rich exchanger pada amine train 1 (E-230) dan amine train 2 (E- 430). Hasil
perhitungan efisiensi lean/rich exchanger E-230 dapat dilihat pada tabel 4.1 dan efisiensi lean/rich
exchanger E-430 dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Laju Alir MDEA 1280 1243.67 1246.3 1247.83 1230.83 1233 1240.326
(GPM)
Hot Tin (oF) 242,5 203 202.16 203.3 202.67 200.67 202.36
side
Tout(oF) 186,2 173.9 176.68 176.7 175.2 175.2 175.536
Heat exchanger yang ideal adalah heat exchanger yang memiliki kinerja sesuai dengan kondisi terbaik
atau kondisi desain. Pada heat exchanger ideal, nilai UA dan temperatur masuk dan keluar aliran
panas dan dingin seharusnya sama dengan kondisi desain (Fakheri, 2007). Kondisi operasi aktual yang
memiliki temperatur inlet dan outlet aliran panas dan dingin yang berbeda dengan kondisi desain
mengindikasikan adanya perbedaan kinerja dari kondisi aktual dengan kondisi desain. Efisiensi heat
exchanger yang dihitung pada tugas khusus ini merupakan perbandingan antara kondisi exchanger
aktual dengan kondisi desainnya. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, efisiensi
lean/rich exchanger E-230 adalah 36.441% dan lean/rich exchanger E- 430 adalah 41.9186%
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa terdapat penurunan kinerja dari kedua lean/rich exchanger
yang terdapat pada Pabelokan gas plant. Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan
penurunan kinerja dari lean/rich exchanger, antara lain:
𝐻𝑛 𝑋 + 𝑛𝑅1 𝑅2 𝑅3 𝑁 → 𝑛𝑅1 𝑅2 𝑅3 𝑁𝐻 + + 𝑋 −𝑛
Reaksi pembentukan HSS merupakan reaksi yang ireversibel. Larutan amin yang
terprotonasi tersebut menyebabkan larutan amin ternetralisasi dan mengalami
deaktivasi. Penurunan aktivitas amin tersebut dapat menyebabkan kemampuan
absorbsi larutan amin terhadap karbon dioksida berkurang. HSS juga dapat
menyebabkan korosi ketika mengalami interaksi dengan kompleks besi.
b. Degradasi
Degradasi larutan amin merupakan reaksi ireversibel yang menyebabkan penurunan
kinerja larutan amin. Penurunan kinerja larutan amin merupakan penurunan
kapasitas penyerapan CO2 oleh larutan amin. Berbagai contoh dari substansi yang
dapat menyebabkan degradasi larutan amin adalah CO2, COS, dan O2.
c. Penambahan bahan kimia
Penambahan bahan kimia ke dalam aliran larutan amin berfungsi untuk menjaga
kestabilan operasi larutan amin. Namun, bahan kimia yang ditambahkan secara
terus menerus ke dalam larutan amin dapat terakumulasi dan menimbulkan
masalah-masalah seperti fouling.
d. Hidrokarbon
Hidrokarbon berat yang berasal dari umpan gas alam dapat terkondensasi dalam
unit- unit pemrosesan gas alam. Hidrokarbon berat dalam konsentrasi yang cukup
tinggi dapat menyebabkan foaming yang dapat mengubah sifat fisik dari larutan
amin.
e. Partikulat
Partikulat-partikual yang terbawa oleh umpan gas alam seperti besi sulfida, logam
yang terkorosi, arang dari filter, katalis, dan lain-lain dapat terakumulasi di dalam
unit-unit pengolahan gas alam. Akumulasi dari partikulat-partikulat tersebut dapat
menyebabkan fouling dalam unit-unit pemrosesan gas alam.
Optimasi kinerja lean/rich exchanger perlu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dari lean/rich
exchanger. Melalui optimasi, diharapkan kondisi operasi lean/rich exchanger dapat kembali
mendekati kondisi operasi terbaik sesuai dengan desain yang telah dirancang. Pada tugas khusus ini,
terdapat 2 usulan yang dapat digunakan untuk mengoptimasi kinerja lean/rich exchanger. Kedua
usulan tersebut merupakan penambahan jumlah pelat dan peningkatan laju alir sirkulasi lean amine.
Evaluasi terhadap nilai pressure drop yang dihasilkan pada kondisi operasi hasil optimasi perlu
dilakukan untuk melihat apakah usulan yang diberikan memiliki nilai pressure drop yang dapat
ditanggung oleh lean/rich exchanger.
Optimasi lean/rich exchanger dengan penambahan jumlah plate dilakukan dengan prinsip peningkatan
luas permukaan perpindahan panas (A) ketika jumlah plate ditambah. Jumlah plate yang dapat
ditambah ke dalam unit lean/rich exchanger disesuaikan dengan batas maksimal jumlah plate yang
dapat dipasang pada unit berdasarkan vendor data book, yaitu 410 pelat. Luas permukaan sebuah plate
adalah 19,81 ft2. Perbandingan antara kondisi aktual dengan kondisi optimasi dengan penambahan
jumlah plate dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 . Perbandingan antara kondisi aktual dan kondisi optimasi dengan penambahan plate
Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat bahwa penambahan jumlah plate dalam unit lean/rich exchanger
akan meningkatkan luas permukaan perpindahan panas dalam heat exchanger. Hasil perhitungan
optimasi lean/rich exchanger dengan penambahan jumlah plate pada unit E-230 dapat dilihat pada
tabel 4.4 dan pada unit E-430 dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.4. Hasil optimasi lean/rich exchanger E-230 dengan penambahan jumlah plate
4 Juli
5 Juli
6 Juli
7 Juli
Rata-rata
Tabel 4.5. Hasil optimasi lean/rich exchanger E-430 dengan penambahan jumlah plate
3 Juli
4 Juli
5 Juli
6 Juli
7 Juli
Rata-rata
Dengan penambahan jumlah plate dalam lean/rich exchanger dari 300 pelat menjadi 410 pelat,
efisiensi lean/rich exchanger E-230 meningkat dari 39,80% menjadi 54,78% dan efisiensi lean/rich
exchanger E-430 meningkat dari 59,34% menjadi 81,66%. Kenaikan efisiensi tersebut disebabkan
oleh peningkatan luas permukaan perpindahan panas antara larutan lean amine dengan larutan rich
amine ketika dilakukan penambahan plate. Nilai pressure drop pada unit lean/rich exchanger yang
dioptimasi dengan penambahan pelat berada di bawah batas maksimal pressure drop yang dapat
ditanggung sehingga kondisi usulan tersebut mungkin untuk dilakukan. Kekurangan penambahan
pelat pada unit lean/rich exchanger adalah dibutuhkan biaya untuk membeli pelat-pelat dan
memerlukan shutdown proses untuk menambahkan pelat-pelat ke dalam unit lean/rich exchanger.
Berdasarkan hasil optimasi lean/rich exchanger dengan penambahan pelat, dapat disimpulkan bahwa
penambahan pelat dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dari lean/rich exchanger E-230 dan
E-430.
Optimasi kinerja lean/rich exchanger dengan peningkatan laju alir sirkulasi lean amine dilakukan
dengan prinsip peningkatan laju alir panas yang seiring dengan peningkatan laju alir lean amine.
Peningkatan laju alir lean amine melewati lean/rich exchanger dapat menyebabkan peningkatan
pressure drop pada unit. Batas maksimal pressure drop yang dapat ditanggung oleh unit berdasarkan
vendor data book adalah 5 psi. Selain pressure drop, batasan lainnya yang perlu diperhatikan dalam
meningkatkan laju alir lean amine adalah kapasitas pompa yang diinstalasi pada Pabelokan gas plant.
Kapasitas pompa yang terdapat pada Pabelokan saat ini adalah 1750 GPM. Kondisi aktual laju alir
lean amine pada amine train 1 adalah 1157,87 GPM dan pada amine train 2 adalah 1162,93 GPM.
Peningkatan laju alir lean amine dilakukan hingga batas pressure drop atau batas maksimal kapasitas
pompa. Hasil perhitungan kondisi operasi lean/rich exchanger dengan peningkatan laju alir lean
amine pada unit E-230 dapat dilihat pada tabel 4.6 dan pada unit E-430 dapat dilihat pada tabel 4.7
berikut:
Tabel 4.6. Kondisi operasi lean/rich exchanger E-230 dengan peningkatan laju alir lean amine
Tabel 4.7. Kondisi operasi lean/rich exchanger E-430 dengan peningkatan laju alir lean amine
Tabel 4.8. Hasil optimasi lean/rich exchanger E-230 dengan peningkatan laju alir lean amine
Berdasarkan hasil optimasi lean/rich exchanger dengan meningkatkan laju alir lean amine, efisiensi
lean/rich exchanger dapat ditingkatkan menjadi 61,22% dengan batas maksimal kapasitas pompa yang
tersedia dan 70,86% dengan batas nilai pressure drop yang dapat ditanggung. Efisiensi unit lean/rich
exchanger E-430 dapat ditingkatkan menjadi 85,80% dengan batas maksimal kapasitas pompa yang
tersedia dan 99,93% dengan batas nilai pressure drop yang dapat ditanggung. Untuk dapat
meningkatkan laju alir lean amine sehingga melebihi kapasitas yang tersedia saat ini, perlu
penambahan pompa atau penggantian pada pompa yang saat ini tersedia di Pabelokan gas plant.
Namun penggantian atau penambahan pompa memerlukan biaya yang cukup tinggi. Peningkatan laju
alir lean amine dapat dilakukan hingga batas maksimal pompa yang ada saat ini dengan tetap
memperhatikan suplai listrik yang tersedia bagi pompa. Berdasarkan hasil optimasi lean/rich
exchanger dengan peningkatan laju alir lean amine, dapat disimpulkan bahwa peningkatan laju alir
lean amine dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dari lean/rich exchanger E-230 dan E-430.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, penambahan jumlah plate pada unit lean/rich
exchanger dan peningkatan laju alir sirkulasi lean amine dapat meningkatkan efisiensi dari unit
lean/rich exchanger. Penambahan jumlah plate dalam lean/rich exchanger selain dapat meningkatkan
efisiensi lean/rich exchanger, juga dapat menurunkan pressure drop yang terjadi dalam unit.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, jumlah plate yang menghasilkan kinerja lean/rich
exchanger paling optimal adalah 410 pelat. Laju alir sirkulasi lean amine saat ini dapat ditingkatkan
hingga kapasitas pompa maksimal yang terdapat pada Pabelokan gas plant, yaitu 1750 GPM. Namun
penambahan beban kerja pompa perlu diimbangi dengan penambahan suplai listrik. Kondisi operasi
optimal unit lean/rich exchanger E-230 dan E-430 dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
E-230
E-430
Berdasarkan tabel 4.10, dapat disimpulkan bahwa kondisi operasi optimal bagi unit lean/rich
exchanger E-230 adalah pada laju alir lean amine 1750 GPM dengan jumlah plate 410 buah. Pada
kondisi tersebut, efisiensi lean/rich exchanger dapat meningkat menjadi 83,72%. Unit lean/rich
exchanger E-430 memiliki kondisi operasi optimal pada laju alir lean amine 1482,1 GPM dan jumlah
plate 410 buah. Pada kondisi tersebut, efisiensi lean/rich exchanger dapat meningkat menjadi 100%
atau kinerja lean/rich exchanger dapat kembali sesuai dengan kondisi terbaik pada rancangan
awalnya.
Terdapat 2 metode yang dapat dilakukan untuk membersihkan unit lean/rich exchanger. Kedua
metode tersebut adalah:
Cairan pembersih yang dapat digunakan dalam membersihkan lean/rich exchanger dapat
dikategorikan sesuai dengan pengotor yang dibersihkannya. Jenis cairan pembersih yang digunakan
untuk membersihkan lean/rich exchanger beserta jenis pengotornya dapat dilihat pada tabel 4.10
berikut:
Tabel 4.10. Jenis pengotor dengan cairan pembersihnya pada lean/rich exchanger
Incrustation - Scaling
Asam sitrat
Silt
Silikat
Asam fosfat
Alumina
Deposit