B
DENGAN PNEUMONI DI RUANG SAKURA RUMAH SAKIT dr.
SOEBANDI JEMBER
oleh:
Kelompok 8
oleh:
Kelompok 8
Kelompok :8
Tempat Pengkajian : Ruang Sakura RSD dr. Soebandi Jember
Tanggal : 27 November 2017
I. Identitas Klien
Nama : Tn. B No. RM :-
Umur : 59 tahun Pekerjaan : Petani
Jenis : Laki-laki Status : Kawin
Kelamin Perkawinan
Agama : Islam Tanggal MRS : 23 November
2017
Pendidikan : SLTP/SMP Tanggal : 27 November
Pengkajian 2017
(21.30 WIB)
Alamat : Kencong, Jember Sumber Informasi : keluarga pasien,
dan rekam medik
2. Keluhan Utama:
Sesak + Penurunan kesadaran
Genogram:
= laki-laki = pasien
= anak
III. Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan:
Sebelum sakit:
Persepsi: Keluarga mengatakan sehat adalah saat dimana bisa beraktivitas
sehari-hari.
Pemeliharaan kesehatan:
Jika ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke pelayanan kesehatan.
Pasien mengerti jika sakit harus segera ditangani atau dibawa ke rumah
sakit.
Keluarga mengatakan rumah pasien sedikit ventilasi dan cahaya matahari
yang masuk sedikit. Kamar pasien tidak ada jendela dan cahaya matahari
tidak bisa masuk.
Setelah sakit:
Persepsi kesehatan:
keluarga mengatakan sakit merupakan suatu cobaan yang diberikan oleh
Allah
Pemeliharaan kesehatan:
Pasien hanya berbaring ditempat tidur, keluarga tidak tahu cara mengobati
penyakit yang di alami pasien dan hanya bergantung pada perawatan di
rumah sakit
Interpretasi: pemeliharaan pasien terkait lingkungan kurang baik.
c. Clinical Sign :
- Mukosa mulut kering
- Wajah tampak pucat
- Konjungtiva anemis
- Tugor kulit > 2dtk
- terdapat edema pada semua ekstremitas
d. Diet Pattern (intake makanan dan cairan):
Sebelum MRS pasien makan 3x/hari dengan porsi 1 piring habis
dengan menu nasi, lauk dan sayur dan minum 5-6 gelas/hari (1000-
2000cc), saat MRS pasien pasien terpasang NGT dan hanya diberi
cairan air dan susu personde ±600 cc. Pasien mendapat cairan insfus RL
1000cc/ 24 jam.
Interpretasi:
Pasien mengalami perubahan porsi makan dan minum baik kuantitas
makan dan minum
3. Pola eliminasi:
BAK
No Pola eliminasi Sebelum MRS Saat di Rumah Sakit
1 Frekuensi 5-7 kali/hari -
2 Jumlah - ±200cc/24 jam
3 Warna Jernih kekuningan kuning pekat
4 Bau Bau khas urin : Amoniak Bau
5 Karakter - -
6 Bj - -
7 Alat bantu - Kateter
8 Kemandirian Mandiri Menggunakan alat bantu
9 Lain-lain - -
BAB
No Pola eliminasi Sebelum MRS Setelah MRS
1 Frekuensi 1-2 kali/hari 1 kali
2 Jumlah - ±100cc
3 Konsistensi Padat Encer
4 Warna Kuning Coklat tua
5 Bau Bau khas BAB -
6 Karakter Ukuran sesuai feses normal -
7 Bj - -
8 Alat bantu - Pempers
9 Kemandirian Mandiri Menggunakan alat bantu
Lain-lain - -
Interpretasi :
Interpretasi Balance Cairan:
Balance cairan:
Kebutuhan cairan orang dewasa adalah 50 cc/kgBB, jadi kebutuhan
cairan klien adalah 50 x 70 = 3500 cc/24jam
IWL: 15 x 70 kg= 1050 cc/24jam
Interpretasi :
Berdasarkan tanda vital keadaan umum pasien mengalami penurunan
kesadaran dan penurunan tekanan darah atau tekanan darah kurang
Cor
I: ictus cordis tak tampak
P: ictus cordis teraba, tidak terdapat nyeri tekan
P: pekak
batas atas di ICS II
batas bawah di ICS V
batas kiri di ICS V Mid Clavikula Sinistra
batas kanan di ICS IV Mid Sternalis Dextra
A: bunyi jantung 1 dan 2 tunggal, irama regular
Jantung pasien tidak mengalami pembesaran
8. Abdomen
I : bentuk simetris, tidak terdapat asites
A : Terdengar bising usus 5x per menit (normal 5-12x/menit)
P : Tidak terdapat nyeri tekan
P : Bunyi timpani
9. Urogenital
Tidak terkaji
10. Ekstremitas
I : terpasang infuse di tangan kanan dan kiri, terdapat oedema pitting
pada semua ekstremitas
P : akral teraba dingin
Tonus otot: 2222 2222
2222 2222
V. Pemeriksaan B6
a. Pernafasan B1 (Breath)
1. Bentuk dada : normal
2. Pola nafas : tidak teratur
3. Suara nafas : Ronki +/+
4. Frekuensi : 28x/menit
5. Batuk : tidak
6. Retraksi otot bantu nafas : Tidak
7. Alat bantu pernafasan : iya
b. Kardiovaskuler B2 (Blood)
1. Irama jantung : reguler
2. Nyeri dada : tidak
3. Bunyi jantung : S1, S2 tunggal
4. Akral : dingin
5. Nadi : normal (80x/menit)
6. Tekanan darah : meningkat (85/60mmHg)
c. Persyarafan B3 (Brain)
1. Penglihatan mata : menurun, dapat melihat dengan dirangsang nyeri
2. Pendengaran : menurun, dapat mendengar apabila dari dekat
3. Penciuman : tidak terkaji (memakai NGT dan penurunan
kesadaran)
4. Pengecapan : tidak terkaji (memakai NGT dan penurunan
kesadaran)
5. Afasia : kehilangan fungsi bahasa
6. Ekstremitas : mengalami penurunan kekuatan
7. GCS :224
d. Perkemihan B4 (Bladder)
1. Kebersihan : sedikit kotor
2. Bentuk alat kelamin : normal
3. Uretra : normal
4. Produksi : 200cc/24jam via kateter
e. Percernaan B5 (Bowel)
1. Nafsu makan : menurun, via NGT
2. Mulut : kotor, keluar air liur
3. Mukosa : lembap
f. Muskoloskletal/integument B6 (Bone)
1. Kemampuan pergerakan sendi : terbatas
2. Kondisi tubuh : lemah
V. Terapi
Dosis Dan
Jenis Farmakodinamik Dan Indikasi Dan Implikasi
No. Rute Efek Samping
Terapi Farmakokinetik Kontraindikasi Keperawatan
Pemberian
1 Infus Sodium adalah elektrolit 1500 cc/ 24 Indikasi: Demam, iritasi atau infeksi pada Cairan masuk
Sodium dengan fungsi jam (14 1. Pengganti cairan tempat injeksi, trombosis atau ke pasien
Chloride untuk mengatur jumlah air tpm) plasma isotonik yang flebitis yang meluas dari tempat melalui IV dan
0,9% dalam tubuh Anda. Sodium IV hilang. injeksi, ekstravasasi. memonitor
juga memainkan peran pada 2. Pengganti cairan pada kemungkinan
bagian impuls saraf dan kondisi alkalosis efek samping
kontraksi otot. Sodium hipokloremia. pemberian
chloride adalah nama kimia cairan
untuk garam. Kontraindikasi:
Sodium chloride digunakan Hipernatremia, asidosis,
untuk mengatasi atau hipokalemia.
mencegah kehilangan
sodium yang disebabkan
dehidrasi, keringat berlebih,
atau penyebab lainnya
2. Ceftazidime Ceftazidime merupakan 3x1 Indikasi : a. Warna kemerahan pada kulit Memonitor
antibiotika sefalosporin IV infeksi-infeksi yang bekas suntikan kemungkinan
semisintetik yang bersifat disebabkan oleh kuman b. Ruam efek samping
bakterisidal. Mekanisme yang susceptible antara c. Gatal yang akan
kerja antibakteri dengan lain: d. Demam terjadi
menghambat enzym yang 1. infeksi umum: e. Mual
bertanggung jawab terhadap septicaemia; f. Sakit perut
sintesis dinding sel. Secara bacteriaemia; peritonitis; g. Muntah
in vitro Ceftazidime dapat meningitis; penderita h. Diare
mempengaruhi ICU dengan problem i. Rasa kantuk yang berat
mikroorganisme dalam spesifik, misalnya luka j. Linglung
range/spektrum yang luas, bakar yang terinfeksi. k. Hilang kesadaran
termasuk strain yang 2. Infeksi saluran l. Berhalusinasi
resisten terhadap gentamicin pernapasan bagian m. Kejang
dan aminoglikosid lainnya. bawah: n. Otot yang berkedut
Selain itu Ceftazidime pneumonia,
sangat stabil terhadap bronkopneumonia;
sebagian besar beta- pleuritis pada paru-paru;
laktamase, plasmid dan emfisema; bronciectasis
kromosomal yang secara yang terinfeksi; abcess
klinis dihasilkan oleh pada paru-paru; infeksi
kuman gram negatif dan paru-paru pada penderita
dengan demikian cystic fibrosis.
Ceftazidime aktif terhadap 3. Infeksi saluran
beberapa strain resisten kemih:
terhadap ampisilin dan pyelonephritis akut dan
sefalosporin lainnya. kronis; pyelitis;
prostatitis; berbagai
abscess renal
4. Infeksi jaringan
lunak dan kulit:
celullitis; erysipelas;
abscess; mastitis; luka
bakar atau luka lain yang
terinfeksi; ulkus pada
kulit
5. Infeksi tulang dan
sendi:
osteotitis, osteomyelitis;
artritis septik; bursitis
yang terinfeksi
6. infeksi abdominal
dan bilier
cholangitis, cholecystitis;
peritonitis; diverkulitis;
penyakit radang pelvic
7. Dialysis
Infeksi-infeksi yang
dikaitkan dengan dialisis
haemo dan peritoneal
dan CAPD (continous
ambulatory peritoneal
dialysis).
Kontraindikasi:
Penderita yang
hipersensitif terhadap
antibiotika sefalosporin.
3 Rifampisin Rifampisin menghambat 1x450 mg Indikasi: Sama seperti obat-obat lain, Cairan masuk
pertumbuhan bakteri dengan IV Tuberkulosis, dalam rifampicin juga berpotensi ke pasien
menghambat sintesis kombinasi dengan obat menyebabkan efek samping. melalui IV
protein, terutama pada lain. Leprae Profilaksis Beberapa efek samping yang
tahap transkripsi. meningitis umum terjadi setelah
Rifampisin menghalangi meningococcal dan mengonsumsi antibiotik ini
pelekatan enzim RNA infeksi haemophilus adalah:
polimerasedengan berikatan influenzae. Brucellosis, Sakit kepala
dengan sisi aktif penyakit legionnaires, Mengantuk
enzim tersebut. Rifampisin endocarditis dan infeksi Lemas
tidak melekat pada enzim staphylococcus yang Diare
RNA polimerase milik berat dalam kombinasi Mual
mamalia, oleh karena itu, dengan obat lain. Nafsu makan berkurang
antibiotik ini relatif tidak Urin dan keringat
toksik terhadap mamalia. Kontra Indikasi: berwarna kemerah-
Hipersensitivitas merahan
terhadap rifampisin atau
komponen lain yang
terdapat dalam sediaan
Penggunaan bersama
amprenavir,
saquinafir/rotonavir
(kemungkinan dengan
proease inhibitor),
jaundice (penyakit
kuning)
4. Isoniazid Isoniazid adalah antibiotik 1x300mg INDIKASI Efek samping yang dapat terjadi perawat harus
dengan aktivitas bakterisid per oral Pengobatan dan diantaranya neuritis perifer, memperhatikan
dan bakteriostatik terhadap pencegahan neuritis optik, reaksi psikosis, pada penderita
mikobakterium. Isoniazid tuberkulosis, dalam kejang, mual, muntah, kelelahan, dengan
atau INH bekerja dengan bentuk pengobatan gangguan pada lambung, gangguan
menghambat sintesa asam tunggal maupun gangguan penglihatan, demam, fungsi ginjal
mikolinat yang merupakan kombinasi dengan kemerahan kulit, dan defisiensi dan hati. Pada
unsur penting pembentukan obat tuberkulosis vitamin B (pyridoxine). Efek penderita
dindis sel mikobakterium lainnya. samping yang berpotensi fatal gangguan
tuberkulosis. Pengobatan infeksi adalah hepatotoksisitas fungsi ginjal
mikobakterium non- (gangguan dan kerusakan sel dosis isoniazid
tuberkulosis. hati). perlu
KONTRAINDIKASI diturunkan.
Penderita penyakit
hati akut.
Penderita dengan
riwayat kerusakan sel
hati disebabkan
terapi isoniazid.
Penderita yang
hipersensitif atau
alergi terhadap
isoniazid.
5. Ethambutol Ethambutol adalah obat 1x1000 mg INDIKASI: Efek samping yang sering perawat harus
yang digunakan untuk per oral Mengobati penyakit dilaporkan akibat pemakaian memperhatikan
mengobati tuberkulosis tuberculosis (TBC), obat ini adalah terjadinya dosis yang
(TBC), terutama bila diduga terutama TB paru yang gangguan penglihatan diberikan pada
telah terjadi resistensi. Obat resisten. Penggunaan (neuritis retrobulbar) yang pasien anak,
ini biasanya digunakan obat ini sebaiknya tidak disertai penurunan visus, muda, atau
secara kombinasi dengan secara tunggal namun skotoma sentral, buta warna pada dewasa.
obat TBC lainnya, seperti dikombinasikan dengan hijau-merah, serta Dan juga harus
isoniazid, rifampicin, dan obat-obat anti penyempitan pandangan. Efek diperhatikan
pyrazinamide. Obat ini tuberculosis yang lain. samping ini lebih rentan pada wanita
adalah anti tuberculosis Obat ini juga digunakan dialami jika obat digunakan hamil
yang bekerja dengan cara untuk mengobati infeksi dengan dosis berlebihan atau
menghambat satu atau lebih oleh Mycobacterium penderita gangguan ginjal.
metabolit bakteri rentan avium complex, dan efek samping yang juga
yang mengakibatkan Mycobacterium kansaii. sering adalah reaksi alergi,
gangguan metabolisme sel, KONTRA INDIKASI: dan gangguan pada saluran
menghambat multiplikasi, Jangan digunakan untuk pencernaan.
hingga kematian sel. Obat penderita yang Efek samping yang jarang
ini aktif terhadap bakteri mengalami reaksi adalah terjadinya masalah
yang rentan hanya saat hipersensitivitas terhadap pada organ hati (penyakit
bakteri itu sedang ethambutol. kuning), neuritis perifer, efek
mengalami pembelahan sel. Tidak boleh diberikan samping pada sistem saraf
kepada pasien yang pusat, serta hiperurisemia.
menderita neuritis optik,
kecuali ada penilaian
klinis yang menyatakan
obat ini bisa diberikan.
Jangan menggunakan
obat ini kepada pasien
yang tidak bisa
mendeteksi dan
melaporkan terjadinya
gangguan penglihatan,
misalnya anak-anak < 13
tahun.
6. Albumin Human albumin adalah 1x50 ml Indikasi: Efek samping yang mungkin perawat harus
albumin serum yang per iv Diindikasikan dalam terjadi pada penggunaan memperhatikan
ditemukan dalam darah perawatan darurat serum ini adalah mual, dosis yang
manusia, merupakan zat hipovolemia dengan muntah, peningkatan air liur, diberikan pada
protein yang paling banyak atau tanpa syok. demam dan menggigil. pasien anak,
dalam plasma darah Serum ini paling Efek samping kardiovaskular muda, atau
manusia (sekitar 50% dari efektif pada pasien yang kadang terjadi seperti pada dewasa.
keseluruhan protein serum). yang terhidrasi vascular overload, hemodilusi Dan juga harus
Albumin berfungsi untuk dengan baik. Bila dan edema paru, hipertensi, diperhatikan
mengangkut hormon, asam hipovolemia sudah hipotensi, takikardia, dan pada wanita
lemak, dan senyawa berlangsung lama bradikardia. hamil
lainnya, sebagai buffer pH, dan terdapat Waspadai terjadinya reaksi
dan mempertahankan hipoalbuminemia hipersensitivitas/alergi.
tekanan onkotik yang disertai dengan Efek samping yang bisa
intravaskuler. hidrasi atau edema berpotensi fatal : shock
yang adekuat, anafilaksis.
sebaiknya gunakan
larutan Human
albumin 20% – 25%.
Hipoalbuminemia :
Untuk pasien
hipoalbuminemia
yang sakit kritis dan /
atau mengalami
pendarahan secara
aktif, bisa diberikan
infus Human
albumin 20%. Bila
defisit albumin
terjadi karena
kehilangan protein
yang berlebihan, efek
pemberian Human
albumin 20% akan
bersifat sementara
kecuali gangguan
yang mendasarinya
diselesaikan terlebih
dahulu.
Digunakan untuk
menjaga fungsi
kardiovaskular
setelah pengeluaran
cairan asites dalam
volume besar setelah
paracentesis karena
asites sirosis.
Digunakan
bersamaan dengan
obat diuretik untuk
menangani kelebihan
volume cairan yang
terkait dengan
Sindrom Distres
Pernapasan Dewasa
(ARDS).
Dapat digunakan
untuk mengobati
edema pada pasien
nefrosis akut yang
sulit disembuhkan
dengan terapi
cyclophosphamide
dan kortikosteroid.
Diindikasikan dalam
pengobatan
hiperbilirubinemia
pada bayi baru lahir.
KONTRAINDIKASI
Kontraindikasi pada
pasein anemia berat
atau gagal jantung,
insufisiensi ginjal,
hipertensi parah,
esophageal varices,
edema paru, dan
pasien yang memiliki
riwayat
hipersensitivitas/reak
si alergi atau
anafilaksis terhadap
albumin.
7. Dopamin Bekerja sebagai agonis 9α Indikasi: Hipertensi, perawat harus
reseptor Beta 1. kondisi hipotensi berat aritmia, mengkaji
Meningkatkan kontraktilitas atau kecenderungan syok pelebaran komplek QRS, pasien setelah
miokard dan meningkatkan setelah mendapat terapi azotemia dan diberikan obat
frekuensi denyut jantung. cairan iskemia miokard tersebut, yang
Efek klinis yang diharapkan Kontraindikasi: dimungkinkan
setelah pemberian dopamin Hipertensi, aritmia, terjadinya
adalah peningkatkancardiac pelebaran komplek QRS, hipertensi
output dan tekanan darah. azotemia dan iskemia
Memiliki efek renal, miokard
pemberian dopamin dalam
dosis rendah memiliki efek
proteksi terhadap renal.
8. Norepinefrin disintesis dari dopamin dan 0,5 α Indikasi: Bradikardia, perawat harus
dilepaskan oleh medulla Hipotensi dan syok, iskemia serebral dan kardia lebih
adrenal ke sirkulasi. Agonis sebagai obat tambahan aritmia, memantau
reseptor alfa 1. Aktivasi pada henti jantung ansietas, status listrik
reseptor alfa adrenergik sakit kepala, jantung pasien
menyebabkan Kontraindikasi: nekrosis bila terjadi yang
vasokonstriksi dan Hipertensi, kehamilan, ekstravasasi infus. dimungkinkan
meningkatkan tekanan laktasi. Hipotensi akibat terjadinya
darah. Frekuensi denyut defisit volume sirkulasi. aritmia
jantung akan turun sebagai
refleks kompensasi
peningkatan tekanan darah.
9. Furosemid Obat furosemide adalah 1cc/jam Indikasi: Sama seperti loop diuretik Hati – hati
obat yang dibuat dari Sebagai obat lini pertama lain furosemide dapat penggunaan
turunan asam antranilat. pada keadaan edema menyebabkan hipokalemia, pada pasien
Obat Furosemid bekerja yang disebabkan oleh hal ini dapat diatasi dengan yang
pada glomerulus ginjal penyakit gagal jantung mengkombinasikan obat mempunyai
untuk menghambat kongestif, penyakit dengan produk kalium. riwayat alergi
penyerapan kembali zat sirosis hati, dan penyakit Furosemide juga dapat terhadap
natrium oleh sel tubulus ginjal serta sindrom menyebabkan terjadinya sulfonamid ada
ginjal. Furosemid akan nefrotik. Sebagai terapi peningkatan kadar asam urat kemungkinan
meningkatkan pengeluaran tambahan pada keadaan dan kadar gula darah alergi terhadap
air, natrium, klorida, dan edema serebral atau pada saluran pencernaan furosemid Hati
kalium tanpa mempengaruhi edema paru yang dapat menimbulkan mual, – hati
tekanan darah normal. memerlukan diuresis muntah, nafsu makan penggunaan
Setelah pemakaian oral cepat termasuk juga menurun, iritasi pada mulut pada sirosis
furosemid akan diabsorpsi pengobatan dan lambung, dan diare. hati karena
sebagian secara cepat hiperkalsemia. Sebagai Efek samping lainnya yang dapat
dengan awal kerja obat terapi hipertensi dapat juga dapat timbul antara lain menyebabkan
terjadi dalam ½ sampai 1 digunakan secara tunggal gangguan pendengaran, sakit perubahan
jam, dengan lama kerja maupun kombinasi kepala, pusing dan pada
yang pendek berkisar 6 dengan diuretik lain penglihatan kabur. keseimbangan
sampai 8 jam, kemudian seperti spironolakton Efek samping yang berat cairan dan
akan diekskresikan bersama antara lain anemia aplastik, elektrolit
dengan urin dan feses. Kontraindikasi anemia hemolitik, secara tiba –
Dengan cara kerjanya Penderita yang diketahui trombositopenia, leukopenia, tiba yang dapat
tersebut obat furosemid memiliki riwayat alergi agranulositosis,dan memicu koma
dapat digunakan untuk atau hipersensitif eosinofilia. hepatik.
membuang cairan yang terhadap furosemid. Sumber:
berlebihan dari di dalam Penderita yang sedang Furosemid :
tubuh. mengalami anuria atau Kegunaan,
tidak bisa buang air kecil Dosis, Efek
Pederita yang sedang Samping -
hamil karena dapat Mediskus
memberikan efek buruk
pada janin
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
a. Pemeriksaan Laboratorium tanggal
Tanggal 23 November 2017 (Jam sampling 18.18WIB)
Hematologi Lengkap
Hemoglobin 10,6 13,5 – 17,5 gr/dL
Leukosit 12,0 4,5 - 110 109/L
Hematokrit 31,8 41 - 53 %
Trombosit 73 150 – 450 109/L
Faal Hati
SGOT 39 10-35 U/L
SGPT 24 9-43 U/L
Albumin 1,6 3,4-4,8 gr/dL
Faal Ginjal
Kreatin serum 4,2 0,6-1,3 mg/dL
BUN 57 6-20 mg/dL
Urea 121 12-43 mg/dL
Glukosa Darah
Glukosa sewaktu 76 <200 mg/dL
Pemeriksaan Radiologi
Sesak napas
O: Perkejuan
- RR: 28 x/menit
- Nadi: 80 x/menit Kavitasi kuman
- TD: 85/60 mmHg
- Makan/minum, toileting, Mengganggu perfusi
berpakaian, mobilitas dan difusi oksigen
tempat tidur, dan
berpindah masih dibantu Suplai O2 <<
oleh keluarga
- Terpasang oksigen binasal Hipoksia
kanul 10 lpm
Sesak
Kelemahan,
pengurangan aktivitas
Intoleransi aktivitas
4. DS: keluarga mengatakan Akumulasi sekret Gangguan pola
tidur tidak berkualitas, 4-5 tidur
jam dan sering terbangun. Sesak Nafas
DO :
Perasaan bangun yang tidak Merangsang RAS
segar (reticulo activating
system)
Sulit tidur
Kurang terpapar
informasi proses
penyakit dan perawatan
Kurang pengetahuan
8. DS: terpajan penyakit Ansietas
- Keluarga mengatakan
takut akan penyakit yang tidak tahu penanganan
diderita klien penyakit
- Keluarga mengatakan
tidak tahu cara mengobati cemas
sakit yang dialami pasien
DO:
- Tampak keluarga sangat
cemas dengan kondisi
pasien
- Terus menanyakan
perkembangan pasien
9. DS: Sumbatan jalan nafas Resiko sindrom
- Keluarga pasien disuse
mengatakan pasien hanya Suplai Oksigen
dapat terbaring saja, berkurang
- Keluarga pasien
mengatakan jarang Penurunan O2 ke
menyeka pasien Otak
DO:
- Terdapat kotoran pada Penurunan
mata Kesadaran
- Terdapat serumen pada
telinga Ketidakmampuan
- Bau tidak sedap pada perawatan diri
badan klien
10. DS: Penurunan O2 ke otak Distres spiritual
- Keluarga mengatakan
pasien tidak dapat mengalami penurunan
melaksanakan solat lima kesadaran
waktu
DO: tidak dapat beribadah
- Pasien bedrest dengan secara normal
penurunan kesadaran
DIAGNOSA KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN
21.10 5. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam A: Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas
pemberian antibiotik ceftazidime 3x1 per IV belum teratasi
R: obat dapat dimasukkan per IV
P: Lanjutkan intervensi 2,4,11,15
22.00 6. Mengkolaborasi pemberian drip aminofilin
5cc/12jam Pukul 05.30 WIB (28/11/2017)
S:
- Keluarga mengatakan pasien masih sesak
O:
- TD : 90/70 mm/Hg
- Nadi : 89 X/mnt
- RR : 27 X/mnt
- Suhu: 36,8 oC
- A : Ronki +/+
- Menggunakan otot bantu pernafasan
14.30 4. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam A: Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas
pemberian antibiotik ceftazidime 3x1 per IV belum teratasi
R: obat dapat dimasukkan per IV
P: Lanjutkan intervensi 2,4,11,15
07.50 4. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam A: Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas
pemberian antibiotik ceftazidime 3x1 per IV belum teratasi
R: obat dapat dimasukkan per IV
P: Lanjutkan intervensi 2,3,13
08.00 5. Mencatat pergerakan dada.
R: terdapat otot bantu pernafasan Pukul 03.00 WIB (30/11/2017) Puspa/
S: 03.00
- Keluarga mengatakan pasien tidak bernapas. WIB
O:
pukul 02.15: TD 70/40 mmHg, N 120x/menit, RR
36x/menit.
pukul 02.20 : TD 50/x mmHg (palpasi), GCS 111
(Coma).
pukul 02.25: pasien apneu, nadi tidak teraba, RR –
pukul 02.30: pasien dinyatakan meninggal