Kepemimpinan Lisa
Kepemimpinan Lisa
KESEHATAN MASYARAKAT
“REFORMASI KESEJAHTERAAN KESEHATAN MELALUI REFORMASI DI
BIDANG SISTEM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL”
oleh:
Nurul Mukhlisa
17111024130220
2017/2018
1
KATA PENGANTAR
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca.Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.Penyusun membutuhkan
kritik dan saran dari pembaca yang membangun.Terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Rumusan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Reformasi Kesejahteraan Kesehatan
2.2 Pengertian Jaminan Kesehatan Nasional
2.3 Tujuan Jaminan Kesehatan Nasional
2.4 Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional
2.5 Prinsip Jaminan Kesehatan Nasional
2.6 Reformasi Kesejahteraan Kesehatan melalui JKN
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
belum mampu menjawab tuntutan equitas, mutu, efisiensi dan transparansi penyelenggaraan
pelayanan kesehatan. Akibatnya, walaupun telah disediakan kartu askeskin, misalnya, namun
pasien miskin tersebut masih dibebani biaya-biaya lain. Dalam kondisi sekarang apakah
model seperti masih mampu menjawab tantangan-tantangan yang muncul akibat
perkembangan masyarakat dan teknologi kesehatan yang tentu saja tidak murah.
Sistem jaminan kesehatan yang berintegrasi dalam sistem jaminan sosial lainnya ini
dimaksudkan untuk mengatasi ketidakadilan dalam akses sekaligus membenahi kerumitan
dalam penyelenggaraan dan pembiayaan pelayanan kesehatan. Untuk itu perlu dilakukan
reformasi di bidang penyelenggaraan dan pembiayaan pelayanan kesehatan yang mengacu
pada kerangka konsep yang komprehensif dan terpadu. Keadilan dibangun dengan cara
membangun satu sistem jaminan kesehatan dan sosial yang dapat memenuhi kriteria
kepesertaan wajib dengan manfaat yang mampu memenuhi asa, tujuan dan prinsip-prinsip
sistem jaminan sosial seperti yang ditetapkan oleh UU SJSN. Ukuran sistem pembiayaan
yang adil salah satunya adalah dimana setiap orang mampu mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan medisnya; dan membayar pelayanan tersebut sesuai
dengan kemampuannya membayar.
1.2Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini di harapkan, mahasiswa yang membacanya dapat
mengetahui, menyampaikan serta menyebutkan tentang pengetahuan dengan tema Reformasi
Kesejahteraan Kesehatan melalui Reformasi di bidang Sistem Jaminan Kesehatan Nasional,
dimulai dari pengertian Sistem Jaminan Kesehatan Nasional
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Pengertian Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi
kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh Pemerintah.
Jaminan Kesehatan Nasional adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar
peserta memperoleh dan manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang berikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah peraturan BPJS No. 1 tahun 2014.
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia merupakan
bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sistem Jaminan Sosial Nasional, ini
diselenggarakan melalui mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib
(Mandatory) berdasarkan Undang-undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional.
4
Seluruh pelayanan tersebut tidak dipengaruhi oleh besarnya biaya iuran bagi
peserta.
2) Manfaat non medis meliputi akomodasi dan ambulan. Manfaat akomodasi untuk
layanan rawat inap sesuai hak kelas perawatan peserta. Manfaat ambulan hanya
diberikan untuk pasien rujukan antar fasilitas kesehatan, dengan kondisi tertentu
sesuai rekomendasi dokter. Promotif dan preventif yang diberikan bagi upaya
kesehatan perorangan. Jaminan Kesehatan Nasional menjangkau semua penduduk,
artinya seluruh penduduk termasuk warga asing harus membayar iuran dengan
prosentase atau nominal tertentu, kecuali bagi masyarakat miskin dan tidak mampu,
iurannya dibayar oleh pemerintah. Harapannya semua penduduk Indonesia sudah
menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional pada tahun 2019.
5
pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program. Tahapan pertama dimulai dari
pekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal dapat menjadi peserta
secara mandiri, sehingga pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial Nasional dapat mencakup
seluruh rakyat.
6) Prinsip dana amanat. Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan titipan kepada
badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka mengoptimalkan dana
tersebut untuk kesejahteraan peserta.
7) Prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk
pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta.
6
persoalan ini terletak pada terbatasnya akses masyarakat terhadap sistem jaminan kesehatan.
Persoalannya sekarang adalah sejauh mana kesehatan dan jaminan sosial ini dipahami
sebagai sebuah alat dan prasyarat untuk mengatasi persoalan kemiskinan, pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan dan sejauh mana persoalan ini diselenggarakan dalam kebijakan
yang efektif dan koheren.
Untuk mendukung reformasi kesehatan di Indonesia maka pemerintah membuat sutau
kebijakan yang bernama Sistem Kesehatan Nasional (SKN) . Sistem Kesehatan Nasional
adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai
upaya Bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana
dimaksud dalam UUD 1945.
SKN berguna untuk :
1) Mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam rangka pemenuhan hak
asasi manusia,
2) Memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai dengan visi
dan misi RPJPK Th 2005-2025,
3) Memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif,
4) Melaksanakan pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu,
5) Meningkatkan investasi kesehatan untuk keberhasilan pembangunan nasional.
Sistem Kesehatan Nasional memiliki azas antara lain perikemanusiaan,
pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, dan pengutamaan serta manfaat yang
secara ringkas dapat dikemukakan bahwa pembangunan kesehatan harus diupayakan secara
terintegrasi antara Pusat dan Daerah dengan mengedepankan nilai-nilai pembangunan
kesehatan, yaitu: a) Berpihak pada Rakyat, b) Bertindak Cepat dan Tepat, c) Kerjasama Tim,
d) Integritas yang tinggi, e) Transparansi dan Akuntabel.
Terdapat 7 subsistem SKN antara lain upaya kesehatan; pembiayaan kesehatan;
Sumber Daya Manusia kesehatan; sediaan farmasi, alat kesehatan, makanan dan minuman;
manajemen dan informasi kesehatan; dan pemberdayaan masyarakat.
Realisasi paradigma sehat yang sebagian besar tertuang di dalam Visi Indonesia Sehat
2010, masih cukup jauh dari harapan. Bahkan tidak berlebihan jika mengatakan
pembangunan kesehatan kita saat ini terancam gagal. Sebagai gambaran, indeks
7
pembangunan manusia (Human Development Index/HDI) Indonesia tahun 2004 berada di
peringkat 111, sementara sebagai perbandingan, Vietnam yang tahun 1995 lalu HDI-nya di
peringkat 117, justru melejit ke urutan 95 pada tahun yang sama. HDI merupakan gambaran
keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa dari Program Pembangunan PBB (UNDP),
yang dilihat dari tiga aspek, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
Setidaknya, terdapat dua faktor penting yang menyebabkan kegagalan program
kesehatan di negara kita. Pertama, kebijakan kesehatan kita masih terjebak dalam level
kuratif (pengobatan). Ini sangat bertolak belakang dengan Paradigma Sehat yang lebih
menomorsatukan terbangunnya kesadaran sehat di masyarakat. Kesadaran sehat akan banyak
berpengaruh terhadap status kesehatan setiap orang. Sementara status kesehatan,
sebagaimana H.L. Blum mengutarakannya, erat tergantung dari empat hal, yakni perilaku,
lingkungan, pelayanan kesehatan, dan genetika.
Lewat level kuratif, pemerintah masih euphoria dengan menghabiskan uang banyak
dan waktu berpikir tentang bagaimana mengobati penyakit dan menanggulangi wabah
epidemik yang terjadi di masyarakat. Akibatnya, secara struktural, hingga institusi pelayanan
kesehatan paling bawah, Puskesmas, telah terjadi kesalahan kategorial dalam memetakan
problem kesehatan di negara kita. Program-program pengobatan penyakit berjalan paralel
dengan semakin meningkatnya angka kematian akibat penyakit bersangkutan. Fenomena ini,
jika dikaji secara rasional mestinya lebih difokuskan pada upaya penanggulangan penyakit
melalui strategi promosi dan prevensi kesehatan di semua lini.
8
7) World class health care.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Program Jaminan Kesehatan Sosial Nasional ditujukan untuk memberikan manfaat
pelayanan kesehatan yang cukup komprehensif, mulai dari pelayanan preventif seperti
imunisasi dan Keluarga Berencana hingga pelayanan penyakit katastropik seperti penyakit
jantung dan gagal ginjal. Baik institusi pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta dapat
memberikan pelayanan untuk program tersebut selama mereka menandatangani sebuah
kontrak kerja sama dengan pemerintah. Biaya untuk membiayai program Jamsosnas ini
cukup besar bagi pengusaha dan pekerja formal yang harus membayar kontribusi agar dapat
menikmati manfaatnya.
Untuk program Jaminan Kesehatan Nasional, pekerja formal harus membayar pajak
sekitar enam persen dari gaji kotor mereka, yang dibagi rata antara pekerja dan pihak yang
mempekerjakannya. Kontribusi pekerja sektor informal dan wiraswastawan akan ditentukan
di kemudian hari.
Sebagai bagian dari reformasi program jaminan sosial nasional, pemerintah berencana
untuk membuat sebuah program jaminan kesehatan nasional (JKN) yang secara teoritis
direncanakan akan membiayai seluruh biaya kesehatan semua penduduk Indonesia. Program
ini dibuat berdasarkan asas keadilan sosial, bantuan sosial, dan partisipasi wajib. Seluruh
warga negara Indonesia wajib membayar iuran untuk program ini, termasuk mereka yang
sudah berpendapatan tinggi dan warga negara asing yang bekerja di Indonesia, yaitu
kelompok masyarakat yang dianggap sudah menjadi anggota sebuah asuransi kesehatan yang
cukup baik.
3.2 Saran
Saya berharap makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan untuk tenaga kesehatan agar lebih
meningkatkan kesehatan dan dapat menciptakan generasi yang cerdas.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://sanggar.wordpress.com/2008/03/07/reformasi-sistem-jaminan-
kesehatanmewujudkan-mimpi-atas-kesehatan-bagi-semua/ (diakses pada tanggal 18 Juni 2018)
Kemenkes RI. 2013. Bahan paparan: Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem
Jaminan Sosial Nasional. Jakarta: Kemenkes RI.
Arifianto, Alex. 2004. Reformasi Sistem Jaminan Sosial di Indonesia: Sebuah Analisis
Atas Rancangan Undang-Undang Jaminan Sosial Nasional (RUU Jamsosnas). Jakarta:
Lembaga Penelitian SMERU.
11