Bab 1 Rinda
Bab 1 Rinda
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian ini dilakukan dengan metode pengumpulan dan
spektrofotometri UV-Vis.
3.2.2 Bahan Penelitian
Sampel yang digunakan pada penelitian adalah daun matoa, bahan kimia
yang digunakan adalah DPPH, metanol, toluen, raksa (II) klorida, kalium iodide,
bismuth (III), nitrat, asam sitrat pekat, besi (III) klorida, asam klorida pekat, asam
asam asetat anhidrat, natrium hidroksida, amil alkohol, eter, etanol 96%, n-
uji aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol daun matoa (Pometia pinnata J.R. &
(Depkes,1995).
22
3.4.2 Larutan HCL 2N 7,3 %
Sebanyak 17 ml asam klorida pekat diencerkan dengan air suling sampai
hingga 60 ml. Pada wadah lain ditimbang sebanyak 5 g kalium iodida lalu
dilarutkan dalam 10 ml air suling kedua larutan dicampurkan dan ditambahkan air
(Depkes,1995).
3.4.7 Larutan Kloralhidrat 70 %
sebanyak 50 g Kristal kloralhidrat ditimbang lalu dilarutkan dalam 20 ml air
23
3.4.10 Pereaksi Lieberman-Burchard
sebanyak 20 bagian asam asetat anhidrat di campurkan dengan 1 bagian
asam sulfat pekat. Larutan pereaksi ini harus di buat baru (Harborne, 1987).
hingga volume 100 ml (larutan DPPH 0,5 mM, konsentrasi 200 ppm) (Depkes,
1995).
3.5 Skrining Fitokimia Serbuk Simplisia Daun Matoa
Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui komponen golongan kimia
saponin.
3.5.1 Pemeriksaan Alkaloida
disaring. Filtrat yang diperoleh dipakai untuk uji alkaloida diambil 3 buah tabung
Alkaloid positif apabila jika terjadi endapan atau kekeruhan pada paling
filtrat ditambahkan 0,1 g serbuk magnesium dan 1 ml asam klorida pekat dan 5
24
ml amil alkohol, dikocok dan dibiarkan memisah. Flavonoida positif jika terjadi
warna merah atau kuning atau jigga pada lapisan amil alcohol (Depkes, 1989).
3.5.3 Pemeriksaan Glikosida
Serbuk simplisia daun matoa sebanyak 3 g, lalu disari dengan 30 ml
dan kloroform (2:3), sebanyak 3 kali. Sari air dikumpulkan dan diuapkan pada
temperatur tidak lebih dari 500C. Sisanya dilarutkan didalam 2 ml metanol. Lalu
penagas air. Pada sisa ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes pereaksi mollish. Secara
terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas kedua cairan menunjukkan adanya
kuat selama 10 detik. Jika terbentuk busa setinggi 1-10 cm yang stabil tidak
kurang dari 10 menit dan tidak hilang dengan penambahan 1 tetes asam klorida 2
heksan selama 2 jam, lalu disaring. Filtrat diuapkan dalam cawan penguap. Pada
25
ungu atau merah yang berubah menjadi biru hijau menunjukkan adanya
100 ml air suling lalu didinginkan dan saring. Filtrat diencerkan dengan air suling
sampai tidak berwarna. Larutan diambil 2 ml ditambahkan 1-2 tetes pereaksi besi
(III) klorida 1 %. Jika terjadi warna biru kehitaman atau hijau kehitaman
( Depkes, 1995).
3.6 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Matoa
Pembuatan ekstrak dilakukan secara maserasi dengan pelarut etanol 96 %.
Cara kerja :
Sebanyak 500 g serbuk simplisia dimasukkan ke dalam bejana tertutup, dituangi
cahaya sambil sesekali diaduk, setelah 5 hari campuran tersebut di saring. Ampas
dengan alat rotary evaporator pada suhu 400C (Ditjen POM, 1995).
3.7 Pengujian Kemampuan Antioksidan Dengan Spektrofotometri Visible
26
(sehingga terjadi peredaman warna ungu DPPH) dengan nilai IC50 (sebagai
garis tanda (konsentrasi 1000 ppm) lalu saring, dan hasil penyaringan ditampung
Dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda. Kemudian di baca tiap menit.
(Molyneux, 2004).
3.7.7 Pengukuran Absorbansi DPPH Setelah Penambahan Sampel
Larutan sampel dipipet sebanyak 1,25 ml; 2,5 ml; 5 ml; dan 10 ml kemudian
27
konsentrasi larutan sampel 50 µg/ml, 100 µg/ml, 200 µg/ml, dan 400 µg/ml.
garis tanda (konsentarasi 1000 ppm), kemudian dipipet 1,25 ml; 2,5 ml; 5 ml; 10
ml; dimasukkan dalam labu tentukur 100 ml ditambahkan 5 ml larutan DPPH 0,5
penambahan sampel
28
Selanjutnya hasil perhitungan persen inhibisi yang diperoleh dilakukan
absis (sumbu X) dan nilai inhibisi sebagai ordinatnya (sumbu Y). Maka diperoleh
garis regresi yang selanjutnya dapat dihitung kemampuan bahan uji sebagai
50 = ax + b
Keterangan:
50 = kemampuan antioksidan mengahambat 50% aktivitas radikal bebas
A = slope
B = intercept
X = konsentrasi (Molyneux, 2004).
29