Anda di halaman 1dari 2

Menurut data dari WHO tahun 2005, sejumlah 17,5 juta (30%) dari 58 juta kematian di dunia

disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Dari seluruh angka tersebut, penyebab kematian terbagi
menjadi serangan jantung (7,6 juta orang), stroke (5,7 juta orang), dan selebihnya disebabkan oleh
penyakit jantung dan pembuluh darah (4,2 juta orang). Menurut prediksi WHO, jumlah ini akan terus
meningkat sampai tahun 2030, diperkirakan 23, 6 juta orang di dunia akan meninggal akibat
penyakit kardivaskuler.

Tahun ini, memperingati Hari Jantung Sedunia tanggal 29 September mendatang, YJI mengadakan
serangkaian acara di beberapa kota di Indonesia untuk mengingatkan tentang menjaga kesehatan
jantung dan pembuluh darah. YJI mulai mengkampanyekan Panca Usaha Jantung Sehat yang
disingkat SEHAT, yakni:

Seimbangkan gizi
Seimbangkan gizi artinya tidak terpengaruh diet-diet yang sedang populer tanpa pengawasan ahli
gizi atau dokter. Menurut dr. Siska Suridanda Danny, SpJP (K), Deputy Head of Communication
Information and Education Department YJI, diet justru berpotensi merusak tubuh.

“Dari sudut pandang kedokteran, sesuatu yang tidak seimbang cenderung harmful. Diet mungkin
bagus untuk menurunkan berat badan, tetapi tidak bagus untuk regenerasi sel,” ungkap dr. Siska
dalam jumpa pers YJI di Jakarta, 14 September. Diet biasanya mengurangi asupan makanan
tertentu atau tidak mengonsumsinya sama sekali. Maka Anda perlu berkonsultasi dengan ahlinya
agar kebutuhan tubuh akan nutrisi tetap terjaga.

Enyahkan rokok
Tak bisa dipungkiri, Indonesia adalah negara dengan angka perokok tertinggi kelima di dunia.
Menurut dr. Siska, rokok mengandung zat-zat yang dapat mempersempit pembuluh darah. Hal ini
yang menyebabkan sumbatan aliran darah dan berpotensi membuat perokok memiliki risiko
menderita penyakit kardiovaskuler lebih tinggi dari yang tidak merokok.

Perokok juga biasanya tidak menyadari pentingnya gaya hidup sehat dan pemeriksaan dini terkait
tekanan darah, kolesterol, dan gula darah.

Hadapi dan atasi stres


Saat stres tubuh melepaskan hormon adrenalin yang membuat tubuh bereaksi fight (terjaga). Ketika
memasuki aliran darah, hormon adrenalin akan merangsang jantung untuk berdetak lebih cepat dan
bekerja lebih keras, membuat kewaspadaan meningkat, meningkatkan aliran darah ke otot,
meningkatkan metabolisme gula, dan membuat perubahan lain guna mempersiapkan tubuh
menghadapi keadaan darurat.

Selain itu, hormon adrenalin juga berfungsi mengirimkan sinyal antar sel-sel saraf dan mampu
meningkatkan memori jangka panjang pada manusia. “Jika tubuh terus melepaskan hormon
adrenalin, maka akan memberi beban bagi jantung dan pembuluh darah bekerja lebih berat dari
biasanya. Apalagi jika seseorang juga memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi), jantungnya akan
semakin terpacu setiap kali menghadapi masalah,” jelas dr. Siska.

Itu sebabnya manajemen stres perlu mendapat perhatian untuk menjaga kesehatan jantung dan
menghindari penyakit kardiovaskuler.

Awasi tekanan darah


Sita Satar, salah satu pengurus Yayasan Jantung Indonesia mengalami stroke meski rajin olahraga
yoga bikram setiap hari. Setelah dilakukan pemeriksaan, ia mengalami stroke karena tekanan
darahnya tinggi. “Selama ini saya merasa sehat dan tidak pernah memeriksa tekanan darah saya.
Lalu saat bangun tidur, tiba-tiba seluruh tubuh saya tidak bisa digerakkan. Itu sebabnya sekarang
saya berbagi di acara-acara YJI mengenai pentingnya memeriksa tekanan darah, kolesterol, dan
gula darah,” ungkap Sita.

Teratur berolahraga
Dokter Siska menyarankan agar kita berolahraga 150 menit per minggu yang bisa dibagi dalam
tujuh hari. Jika kita berolahraga 50 menit sehati, berarti kita hanya perlu olahraga selama tiga hari
dalam satu minggu. Atau dengan 30 menit sehari kita bisa memenuhi standar olahraga lima hari
dalam seminggu. Durasi ini bisa kita atur sendiri tetapi tidak disarankan langsung 150 menit dalam
satu hari karena akan membuat tubuh kaget dan jantung bekerja lebih berat. (f)

Anda mungkin juga menyukai