Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
“Modul Rangkaian Motor 3 Fasa Berurutan dan Instalasi Untuk Mata Kuliah
Instalasi Tenaga Dan Instalsi Listrik 1 Dan 2”
Oleh :
Tujuan dari pembuatan proyek akhir ini adalah untuk mengetahui rancang
bangun dari pembuatan unit modul trainer praktik instalsi listrik motor 3 phase
dan instalasi penerangan. Modul praktik ini diharapkan dapat menunjang proses
pembelajaran khususnya untuk memahami prinsip kerja dan fungsi dari sebuah
instalasi motor listrik dan instalasi penerangan.
Modul trainer ini dirancang dengan menggunakan konsep moduler yaitu
masing – masing komponen dibuat secara terpisah, dilengkapi dengan nama
komponen, symbol serta keterangan tentang komponen sehingga dapat dengan
mudah dalam penggunaan, perawatan dan yang utama adalah dapat
mempermudah pemahaman dari konsep instalasi motor 3 phase dan instalasi
penerangan. Proses perancangan dan pembuatan trainer ini melalui beberapa
tahapan yaitu tahap pengumpulan materi dan informasi, perancangan modul
masing-masing komponen, perancangan dan kotak penyimpanan, pembuatan alat,
pengujian alat dan terakhir penulisan laporan tugas akhir.
PENDAHULUAN
Proses merangkai suatu rangkaian listrik sering kita dilakukan dalam suatu
instalasi listrik tegangan rendah maupun rangkaian listrik dengan tegangan tinggi.
yangdirangkai tersebut dalam kondisi aman dan rapi, sebab meskipun rangkaian
yang dirangkai sudah benar tetapi jika kondisinya berantakan dan tidak rapi
Fasa, Pushbutton, kontaktor, motor listrik, lampu indicator, rectifier, Variac 220
VAC dan lampu pijar, dari tujuh buah komponen tersebut dalam proses
jumper yang sangat banyak, untuk sistem pengontrolan dan juga sistem tenaga
Sehingga jika dilakukan suatu pengujian baik pengujian karaktersitik MCB, TOR
dan OCR maupun berbagai komponen untuk sistem proteksi lainnya, dapat
melakukan proses percobaan. Modul trainer sistem proteksi ini terdiri dari MCB
yang berfungsi sebagai pengaman jika terjadi beban lebih maupun hubung
sistem proteksi.
amperemete, voltmeter , lampu tanda atau indicator, dan sebuah rectifier yang
tersimpan rapi dibagian lemari bawah dari modul trainer tersebut. Dalam hal ini
seorang praktikan tidak mengalami kesulitan lagi untuk meyiapkan alat dan bahan
1.3 Tujuan
dibutuhkan.
1.4 Manfaat
TOR, karena dalam modul ini sudah tersedia bahan – bahan yang
terjadi kesalahpahaman maksud dari apa yang ada didalam penulisan tugas akhir
Relay).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
daya dari tempat ke tempat yang lain . Prinsip dalam distribusi tenaga listrik yang
baik adalah aman, andal dan ekonomis. Proteksi tenaga listrik merupakan jaminan
keamanan dalam penyaluran atau distribusi jaringan listrik. Dimana fungsi dari
sistem proteksi tenaga listrik adalah sebagai pengaman dari distribusi tenaga
listrik dari gangguan listrik baik gangguan dalam maupun gangguan dari luar.
Gangguan dalam adalah gangguan yang disebabkan oleh sistem listrik itu sendiri
seperti : korona, tegangan tembus dan flash over. Sedangkan gannguan luar adalah
gannguan listrik yang disebabkan dari pada luar yaitu bencana alam . Perubahan
cuaca dan iklim . Dan sambaran petir ( Bachtiar Hasan. Teknik Tagangan Tinggi
.2003).
Dengan sistem proteksi yang baik maka keamanan suatu sistem dapat
terjamin dari berbagai gangguan. Sistem proteksi tenaga listrik ini mengamankan
tegangan dan arus dai sistem tenaga listrik maksudnya mengamankan suatu sistem
bila terjadi gangguan tegangan dan arus lebih maupun arus hubung singkat yang
mengenai suatu sistem tenaga listrik. Proteksi terhadap sustu sistem tenaga listrik
Transmisi atau distribusi dan lain-lain terhadap kondisi abnormal dari sistem itu
sendiri, yang dimaksud dengan kondisi abnormal tersebut antara lain dapat berupa
: hubung singkat, tegangan lebih kurang, beban lebih, frekuensi sistem turun naik
Lampu indikator dalam pada modul trainner memiliki fungsi untuk mengetahui
apakah rangkaian bekerja dengan benar atau tidak. Tak hanya itu, lampu indikator
listrik dengan sistem kerja tekan unlock (tidak mengunci). Sistem kerja unlock
disini berarti saklar akan bekerja sebagai device penghubung atau pemutus aliran
arus listrik saat tombol ditekan, dan saat tombol tidak ditekan (dilepas), maka
menyambungkan atau memutuskan arus listrik AC. Contactor atau sering juga
disebut dengan istilah relaycontactor dapat kita temui pada panel kontrol listrik.
4. Auxiliary Contact
kontaktor agar terus bekerja walau perintah bekerja sudah tidak ada lagi dari
operator (lihat terminal 13-14 (NO)).Selain itu, kontaktor dapat dipasang dengan
contact ini dipasang diatas dari kontaktor utama. Bentuk fisik dari auxiliary
Thermal overload adalah alat pengaman rangkaian dari arus lebih yang
diakibatkan beban yang terlalu besar dengan jalan memutuskan rangkaian ketika
listrik dari arus yang berlebihan. Dengan kata lain, MCB dapat memutuskan arus
listrik secara otomatis ketika arus listrik yang melewati MCB tesebut melebihi
nilai yang ditentukan. Namun saat arus dalam kondisi normal, MCB dapat
berfungsi sebagai saklar yang bisa menghubungkan atau memutuskan arus listrik
secara manual.
7. Voltmeter
interaksi antar medan magnet dan kuat arus. Gaya magnetic tersebut akan mampu
membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik. Semakin
besar arus listrik yang mengelir maka semakin besar penyimpangan jarum yang
tidak lain adalah untuk meningkatkan batas ukur galvanometer, sehingga dapat
digunakan untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari nilai standarnya.
8. Amperemeter
listrik. Umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester
listrik yang disebut avometer gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter dan
yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan
sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir pada kumparan
yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat
Untuk mendapatkan sistem yang baik, tentu tidak terlepas dari cara atau
metode yang ada saat melakukan proses penelitian, yang mencakup keberadaan
penulisan tugas akhir ini. Dalam penulisan ini digunakan metode penelitian antara
lain :
trainner ini.
2. Pengumpulan data.
sebagai arahan pembuatan tugas akhir ini yang bersumber dari literatur dan
pembimbing.
trainer sistem proteksi yang sesuai dengan kenyaman mahasiswa untuk melakukan
praktikum sistem proteksi. Dalam modul trainner ini sudah tersedia 3 buah lemari
yang terdiri dari perlengkapan pengujian MCB 3 Fasa, OCR(over current relay),
dan terlebih khususnya TOR(Thermal Overload Relay), dan berbagai komponen
dapat diketahui nilai ketahanan alat dari modul trainer dan juga prinsip kerja dari
sistem pengaman yang terdapat pada modul trainer sistem proteksi pengujian
Jika dalam pengujian terdapat kekurangan dari hasil yang diinginkan maka
3.2.1 Alat
Tang : 1 set
Gergaji : 1 buah
Solder : 1buah
3.2.2 Bahan
Kontaktor : 1 buah
TOR : 1 buah
Ampermeter : 3 buah
Voltmeter : 2 buah
Bahan yang digunakan untuk proses pembuatan kerang modul trainner ini
adalah besi siku baja dengan ketebalan 3 mm. Panjang besi siku baja yang
digunakan untuk proses pembuatan kerangka modul trainner ini sekitar 10 meter,
diharapkan besi siku baja mampu menahan beban sekitar 35-40 kg karena pada
modul trainner ini menggunakan output berupa motor induksi 3 fasa dan
modul.
penyablonan
modul.
dan NYAF. Penghantar kabel NYA digunakan untuk perakitan modul kontaktor
digunakan untuk perakitan modul lampu indicator, Push Button, Mcb, dan
perangakaiannya.
MCB utama yang digunakan pada alat modul trainner ini adalah dengan
komponen telah terpasang dengan benar dan juga untuk memastikan modul
trainner sistem proteksi untuk pengujian TOR telah siap untuk digunakan.
trainner, apakah sudah bekerja sesuai dengan yang diharapkan atau tidak , jika
pada tahap pengujian terjadi trouble shooting maka selanjutnya dilakukan tahap
5. KONTAKTOR 1 Rp.160.000,-.
7. AUXILIRY 1 RP.50.000,-
8. AMPEREMETER 3 RP.180.000,-
9 VOLTMETER 2 Rp.120.000,-
JUMLAH RP.3.149.000,-
DAFTAR PUSTAKA