SKRIPSI
OLEH:
YUSRIZARNI
NIM: 08C10104104
SKRIPSI
OLEH:
YUSRIZARNI
NIM: 08C10104104
BAB I
PENDAHULUAN
atau anak usia belasan tahun, atau jika seseorang menunjukkan tingkah laku
para orang tua, pendidik dan masyarakat pada umumnya serta tentunya dari
remaja itu sendiri, agar mereka dapat melewati masa transisi itu dengan selamat,
(Sarwono, 2011).
seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa kanak-kanak menjadi dewasa, dan
mandiri.
seksual tersebut cenderung untuk dipenuhi pada waktu ini. Apakah dorongan
seksual itu akan dipenuhi pada waktu itu atau tidak tergantung pada individu yang
bersangkutan. Sekarang ini pandangan remaja terhadap seks kian berubah, remaja
1
2
sekolah, mereka tinggal dikota atau di desa. Waktu pacaran tergiur melakukan
cumbu rayu, peluk cium dan bila gejolak nafsu tidak terkendali berlanjutnya ke
serba salah dan memberikan tekanan batin (stress), oleh karena itu untuk
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan (Manuaba, 1998).
kehidupan reproduksi yang tidak sehat serta belum siap dalam memasuki
dan tidak dilakukan secara dini serta tanpa rencana atau keluarga prematur. Aborsi
menimbulkan nyeri panggul yang kronis, infeksi ruang panggul, dan berakibat
merupakan penyebab kematian ibu, hanya saja muncul dalam bentuk komplikasi
perdarahan dan sepsis. Akan tetapi, kematian ibu yang disebabkan komplikasi
aborsi sering tidak muncul dalam laporan kematian, tetapi dilaporkan sebagai
Di Indonesia setiap tahunnya ada 2,5 juta aborsi dimana 1,5 juta
diantaranya adalah aborsi yang dilakukan oleh remaja. Aborsi yang terjadi
dikalangan remaja bisa terjadi karena rasa takut pada orang tua dan masyarakat
remaja tentag seksualitas, seiring dengan itu juga terjadi prilaku seksual
Diperkirakan setiap tahun ada 2,5 juta nyawa tak berdosa melayang sia-
sia akibat aborsi. Angka ini terhitung besar, sebab jumlahnya separuh dari jumlah
kelahiran di Indonesia, yaitu 5 juta kelahiran per tahun. “Dari 2,5 jutaan pelaku
aborsi itu, 1-1,5 juta di antaranya adalah remaja (BKKBN tahun 2010).
4
Raya terdapat 3 kasus aborsi yang dilakukan oleh remaja, salah satunya terdapat
Nagan Raya dimana SMA Negeri 2 Darul Makmur merupakan wilayah kerja
oleh pergaulan bebas yang dimulai dengan aktivitas “pacaran”, melihat fenomena
yang terjadi pada saat ini, banyak norma-norma yang telah dilanggar dan seakan-
seksual pra nikah. Hal ini bukanlah sesuatu bentuk kekhawatiran saja, melainkan
memang sebuah kenyataan yang terjadi pada masyarakat kita. kontrol keluarga
(orang tua) dan kontrol sosial masyarakat yang pada era modern ini semakin
tentang aborsi dan sikap remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma agama.
5
Para siswa khususnya remaja putri di SMA Negeri 2 Darul Makmur juga
tidak luput dengan arus informasi yang semakin gencar tersebut. Apabila siswi
tidak dibekali dengan pengetahuan dan sikap yang baik terhadap informasi yang
kemudian berlanjut terhadap terjadinya kasus aborsi dari hubungan yang tidak
diinginkan tersebut.
Puskesmas Alue Bilie dan melakukan penelitian pada SMA Negeri 2 Darul
Makmur Kecamatan Darul Makmur yang siswa dan siswi mencapai 450 siswa.
terjadi di masyarakat, dan tidak hanya dikota-kota besar bahkan di desa juga
terdapat, hal ini dipengaruhi dengan mudahnya mendapat akses gambar porno,
para remaja yang masih rentan dan peka terhadap hal-hal yang baru, maka dari itu
pengetahuan dan sikap remaja perlu mendapat perhatian agar remaja tersebut
tidak terjerumus dalam hal-hal yang tidak dinginkan akibat dampak dari seks
bebas yang berkaitan dengan informasi yang diterima dari media eletkronik, cetak
Darul Makmur
Makmur
berguna.
aborsi
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain itu juga dari guru, orang tua, buku,
belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti motivasi dan faktor luar
berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya (Kamus Besar
hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,
mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besar dibagi
7
8
1. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
2. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
3. Aplikasi (aplication)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (synthesis)
pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
6. Evaluasi (evaluation)
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan
9
sendirinya didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri atau norma-
(2007) yaitu:
1. Sosial ekonomi
karena informasi yang baru akan disaring kira-kira sesuai tidak dengan budaya
3. Pendidikan
4. Pengalaman
tinggi maka pengalaman akan luas, sedangkan semakin tua umur seseorang maka
2.2.Pendidikan
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
10
pembuatan mendidik;"
makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau
pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja
melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
atau tanggung jawab penting dalam membantu para siswa mencapai tugas
berupaya untuk menciptakan iklim yang kondusif atau kondisi yang dapat
hidup, dan kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
dalam cara berfikir, bersikap, maupun cara berprilaku. Sekolah berperan sebagai
subtitusi keluarga dan guru substitusi orang tua. Ada beberapa alasan, mengapa
yaitu, siswa harus hadir di sekolah, sekolah memberikan pengaruh kepada anak
secara dini seiring dengan masa perkembangan konsep dirinya, anak-anak banyak
2.3.Remaja
2.3.1. Pengertian
bahasa latin adolencere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai
tahun dan berakhir pada usia 21 tahun. Seeorang disebut remaja apabila sudah
tugas, menentukan masa depan, dan mencapai usia matang secara hukum.
Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa yang meliputi masa perubahan biologis, perubahan psikologis, dan
Mohammad (1994) remaja adalah anak berusia 13-25 tahun, di mana usia
13 tahun merupakan batas usia pubertas pada umumnya, yaitu ketika secara
biologis sudah mengalami kematangan seksual dan usia 25 tahun adalah usia
ketika mereka pada umumnya secara sosial dan psikologis mampu mandiri.
Menurut yusuf masa remaja dapat di bagi ke dalam tiga periode, yaitu:
Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorongan untuk hidup,
2.4. Sikap
dengan tingkat perasaan, yakni derajat aspek positif atau negatif seseorang pada
objek-objek fisik, psikologi dan social yang dinyatakan dalam unsur senang atau
tidak senang, bahagia atau tidak bahagia dan setuju atau tidak setuju.
seseorang. Menurut beliau sikap adalah kesiapan seseorang untuk beraksi pada
renpons.
Sikap merupakan penentu penting dalam tingkah laku. Sikap yang ada
Berdasar pada sikap seseorang, orang akan dapat menduga bagaimana respon atau
14
tindakan yang akan diambil oleh orang tersebut terhadap suatu masalah atau
kemungkinan tindakan atau tingkah laku yang akan diambil sebagai respon
terhadap suatu masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya dapat diketahui
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
Menurut Azwar (2009) Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yaitu:
terhadap suatu sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan
(2009) adalah:
15
1. Pengalaman pribadi
Sesuatu yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
2. Kebudayaan
terhadap pembentukan sikap kita. Apabila kita hidup dalam budaya yang
pergaulan heteroseksual.
Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponensosial yang
ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting, sesorang
yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak dan tingkah dan pendapat
kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berati
khusus bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap
sesuatu.
4. Media massa
Media massa sebagai sarana komunikasi. Berbagai bentuk media massa seperti
televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain, mempunyai pengaruh besar
responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
(Sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju) (Notoadmodjo, 2003).
2.5.Aborsi
2.5.1 Pengertian
yaitu apabila feutus itu keluar dari kandungan sebelum 28 minggu hamil dan berat
mmapu hidup di luar tubuh ibu. Aborsi terjadi pada usia kehamilan kurang dari 20
17
minggu atau dengan berat badan lebih kurang dari 500 gram (Tukan, 1994).
secara sengaja maupun tidak biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda
antara lain karena kehidupan sosial keluarga yang mendorong seseorang wanita
melakukan aborsi seperti kehidupan seksual yang bebas, tekanan ekonomi, bisa
juga terjadi pada wanita yang terlanjur hamil yang merasa malu karena belum
punya ikatan pernikahan yang sah atau hanya akibat pergaulan bebas. Masyarakat
pada umumnya mencela wanita hamil diluar pernikahan. Untuk menutupi malu
banyak wanita melakukan aborsi, karena aborsi umumnya terjadi karena alasan
situasi yang serba salah dan memberikan tekanan batin (Bagus, 1998).
khawatir terhadap kemiskinan dan karena tidak ingin mempunyai keluarga besar,
ingin mempertahankan status sebagai perempuan karier dan sebagainya. Ada juga
yang khawatir bahwa janin dalam kandungan akan lahir dalam keadaan cacat.
Tindakan Aborsi bisa juga muncul akibat moral pada perempuan yang hamil yang
tidak sanggup menerima sanksi sosial dari masyarakat terhadap kehamilan diluar
18
nikah. Ada juga perempuan yang terdorong oleh faktor lingkungan misalnya sikap
Faktor keagamaan dan adat istiadat yang dipercaya dan diyakini remaja
nilai agama dan adat istiadat, maka makin kuat dorongan untuk tidak terlibat
1. Abortus imminens
kehamilan sebelum 20 minggu, di mana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan
2. Abortus insipiens
20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil
3. Abortus inkompletus
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
4. Abortus kompletus
5. Abortus servikalis
Pada abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh
dalam kanalis servikalis dan serviks uteri menjadi besar, kurang bundar dengan
dinding menipis.
6. Missed abortion
Missed abortion ialah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin
7. Abortus habitualis
Abortus habitualis ialah abortus spontan yang terjadi tiga kali atau lebih
berturut-turut.
Abortus infeksiosus, abortus septic ialah abortus yang disertai infeksi pada
dr. Nurdadi Saleh SpOG, aborsi menyebabkan kanker serviks atau kanker leher
rahim. Kanker serviks bisa pula dari luka dan infeksi di leher rahim akibat
peralatan aborsi. Selain itu, obat-obatan penggugur kandungan dan tindak kuretase
(pembersihan rahim) dapat membuat rahim tipis, bahkan sobek.” Rahim yang
sudah sobek harus diangkat seluruhnya, sehingga perempuan tidak mungkin lagi
mengandung
Yang masih tergolong ringan akibat aborsi adalah haid jadi tidak teratur
yang sudah dibuahi) rusak atau terluka setelah tindakan aborsi. Lebih parah lagi
20
kalau aborsi dilakukan secara tidak steril. Infeksi kandungan akibatnya. Infeksi
(mandul).
persen. Persentase itu akan meningkat jika aborsi dilakukan berulang. Aborsi juga
hebat dan pembiusan yang gagal (Majalah Detik,Edisi 30, 25 Juni 2012).
1 .Risiko fisik Pendarahan dan komplikasi merupakan salah satu resiko aborsi.
panik, tekanan atau stress, trauma mengangat proses abortus dan kesakitan.
Kecemasan karena rasa bersalah atau dosa akibat aborsi bisa berlangsung lama.
3. Risiko social ketergantungan pada pasangan sering kali menjadi lebih besar
yang tidak diinginkan dan aborsi. Selanjutnya remeaja perempuan lebih sukar
4. Risiko ekonomi biaya aborsi cukup tinggi bila terjadi komplikaso maka biaya
semakin tinggi.
21
Berbagai komplikasi serius yang bisa timbul akibat aborsi antara lain:
1. Pendarahan hebat
Jika leher rahim robek atau terbuka lebar akan menimbukan pendarahan yang
2. Infeksi
Infeksi dapat disebabkan oleh alat medis tidak steril yang dimasukkan ke
dalam rahim atau sisa janin yang tidak dibersihkan dengan benar.
Adanya bagian dari janin yang tersisa di dalam rahim sehingga dapat
Biasanya terjadi jika aborsi menyebabkan infeksi tubuh secara total yang
Kerusakan ini terjadi akibat leher rahim yang terpotong, robek atau rusak
Saat alat dimasukkan ke dalam rahim, maka ada kemungkinan alat tersebut
kemih.
22
7. Kematian
Meskipun komplikasi ini jarang terjadi, tapi kematian bisa terjadi jika aborsi
Melakukan lebih dari satu kali aborsi akan meningkatkan risiko melahirkan
Pengetahuan
(Manuaba,1998
Pengetahuan
Aborsi di kalangan
remaja
Sikap
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Analitik dengan desain cross sectional dimana
variabel bebas dan variabel terikat yang terjadi pada obyek penelitian diobservasi
dan diukur dalam waktu yang bersamaan untuk mengetahui ada tidaknya
Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya pada bulan tanggal 15 sampai 16 Maret
2013.
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/i SMA Negeri 2 Darul
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
penelitian ini dengan cara menggunakan rumus solvin menurut Notoadmojo, 2005
sebagai berikut :
N
n=
1+ ( )
keterangan :
n = Besar Sampel
N = Besar Populasi
N
n =
1+ ( )
544
n =
1 + 544 (0,1)
544
=
6,44
= 84
∑ siswa
∑
26
dan 3.
Table 3.1
pengetahuan dan sikap siswa/i terhadap aborsi di SMA Negeri 2 Darul Maknur
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Nagan Raya serta data lain
No Variabel Keterangan
Variable Idependen
1. Pengetahuan Definisi Merupakan segala sesuatu yang
diketahui oleh responden,
pengetahuan seks, kesehatan
reproduksi dan aborsi
Cara Ukur Angket
Alat Ukur Kuisioner
Hasil Ukur 1. Baik
2. Kurang baik
Skala Ukur Ordinal
2 Sikap Definisi Kecenderungan siswa/i untuk
melakukan penilaian atau bertindak
sesuai dengan pengetahuannya
berkaitan dengan aborsi
Cara Ukur Angket
Alat Ukur Observasi
Hasil Ukur 1. Positif
2. Negatif
Skala Ukur Ordinal
Variable Dependen
3. Aborsi Definisi Pendapat/pandangan siswa/I tentang
aborsi
Cara Ukur Angket
Alat Ukur Kuisioner
Hasil Ukur 1. Tidak Setuju
2. Setuju
Skala Ukur Ordinal
1. Pengetahuan
2. Sikap siswa
3. Aborsi
Dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel.
atau berkolerasi. Untuk uji statistik data dengan skala ordinal dan data ordinal
menggunakan uji statistik Chi Square karena sesuai dengan data yang digunakan.
Taraf kepercayaan 95% atau dengan alfa 5% (0,05), dikatakan bermakna apabila p
< 0,05 dan jika p > 0,05 dikatakan tidak ada hubungan yang bermakna.
1. Bila tabel 2x2 dijumpai nilai Expected (harapan) kurang dari 5, maka yang
2. Bila tabel 2x2 dan tidak ada nilai E>5, maka uji yang dipakai sebaliknya
Contiuty Correction
3. Bila tabel lebih dari 2x2 misalnya 2x3, 3x3 dan seterusnya, maka digunakan
DAFTAR PUSTAKA
Tanjung, Armaidi, (2007). Fee Sex No, Nikah Yes. Amzal. Jakarta
Taufit. 2007. Prinsip - prinsip Promosi Kesehatan dalam Bidang perawatan. CV.
Informedika. Jakarta
Winkjosastro, H. (2010). Ilmu Kebidanan, Edisi 1. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo. Jakarta.
Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. PT Remaja
Rosdakarya. Bandung.
31
30
BAB IV
sampai dengan tanggal 16 maret 2013 di SMA Negeri 2 Darul Makmur. Jumlah
responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 84 orang siswa/i di SMA
membagikan angket yang terdiri dari 23 item pertanyaan yang di ukur dengan
30
31
Negeri 2 Darul Makmur tentang aborsi mayoritas baik yaitu sebanyak 57 orang
kurang baik.
Dari tabel diatas didapatkan bahwa sikap siswa/i dari SMA Negeri 2
Darul Makmur terhadap aborsi mayoritas positif yaitu sebanyak 76 orang (90,5%)
dari 84 siswa/i yang diteliti, dan 8 orang (9,5%) memiliki sikap yang negatif
terhadap aborsi.
4.1.2.3. Aborsi
Dari tabel diatas didapatkan bahwa mayoritas siswa/i dari SMA Negeri 2
Darul Makmur tidak setuju aborsi dilakukan pada kehamilan yang tidak dinginkan
32
yaitu sebanyak 58 orang (69,0%) dari 84 siswa/i yang diteliti, dan 26 orang
P
Aborsi Jumlah α
Value
No Pengetahuan Setuju Tidak Setuju
n % n % F %
Kurang Baik 10 37,0 17 63,0 27 100 0,564 0,05
Baik 16 28,1 41 39,4 57 100
Jumlah 26 58 84 100
Sumber: data primer,2013 (diolah)
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square pada derajat
kepercayaan 95% (α=0,05) diketahui bahwa p value = 0,564 > 0,05 artinya Ho
diterima jadi tidak ada hubungan antara pengetahuan siswa/i dengan aborsi. Bila
dilihat dari nilai OR yaitu 1,5 (0,5 – 3,9) artinya responden yang pengetahuan
kurang baik 1,5 kali setuju melakukan aborsi dibandingkan siswa/i yang
berpengetahuan baik.
33
P
Aborsi Jumlah α
Value
No Sikap Setuju Tidak Setuju
n % N % F %
Positif 19 25,0 57 52,5 76 100 0,001 0,05
Negatif 7 87,5 1 12,5 8 100
Jumlah 26 58 84 100
Sumber: data primer,2013 (diolah)
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square pada derajat
kepercayaan 95% (α=0,05) diketahui bahwa p value = 0,001 < 0,05 artinya Ha
diterima berarti ada hubungan antara sikap siswa/i dengan aborsi. Bila dilihat dari
nilai OR yaitu 21,0 (2,4 – 181,8) artinya responden yang sikap negatif 21,0 kali
positif.
4.2. Pembahasan
Aborsi
menjadi dewasa. Hal ini dapat dilihat dari tahap perkembangan fisik ketika tanda-
34
dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih
mandiri (Sarwono, 2006). Pada penelitian ini jumlah responden adalah 84 siswa/i.
seksual terjadi pada remaja pertengahan yaitu usia 14 sampai 16 tahun. Ciri khas
remaja pertengahan yaitu para remaja sudah mengalami pematangan fisik secara
penuh, anak laki- laki sudah mengalami mimpi basah sedangkan anak perempuan
besar dari nilai α berarti Ho diterima artinya tidak ada hubungan yang signifikan
sumber yaitu media elektronik, media cetak, teman, guru dan orangtua. DalaM
penelitian Oktarina (2009), orang yang memiliki sumber informasi yang lebih
banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber
sumber antara lain media cetak, tulis, elektronik, pendidikan sekolah dan
memiliki pengetahuan baik dikarenakan secara umum remaja kelas X, XI dan XII
sudah mendapatkan pendidikan seksual dan ada juga dilakukan penyuluhan oleh
melalui pelajaran biologi, beberapa materi yang diberikan yaitu reproduksi sehat,
oleh hubungan seksual pranikah tersebut. Dampak yang diakibatkan dari seksual
pranikah remaja yaitu adalah kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi tidak aman
dan juga penyakit kelamin. Pengetahuan Aborsi pada siswa/i SMAN negeri 2
yang diketahui responden tentang aborsi dan bahaya yang ditimbulkan dari aborsi
objek bukan hanya sekedar tahu terhadap objek tersebut tidak sekedar dapat
proses penguguran kandungan dan komplikasi yang akan terjadi apabila aborsi itu
36
aborsi akan banyak masalah yang timbul, seperti adanya komplikasi dan juga
dalam keadaan ini mereka sangat rawan terhadap apapun, mereka selalu ingin
mencoba segala sesuatu yang ada di dunia ini tanpa memikirkan akibatnya di
masa yang akan datang. Untuk itu para remaja perlu mendapat pendidikan atau
bimbingan agar dapat menjadi manusia yang berguna bagi nusa, bangsa
sensor tapi tetap berbau porno yang dapat mendorong para remaja untuk
berprilaku yang menyimpang dari etika yang ada di masyarakat, dorongan seksual
Akses internet yang sangat terbuka bagi para remaja menjadi sarana bagi
mereka untuk mengakses media-media porno. Fenomena ini bukan saja hanya di
kota-kota besar, namun juga sudah merambah ke daerah-daerah yang jauh dari
Sampai sekarang belum ada data yang pasti yang muncul kepermukaan
tentang resiko yang akan dihadapi apabila melakukan aborsi. Mayoritas responden
dalam penelitian ini tidak setuju dilakukan aborsi ini dikarenakan mereka sudah
37
mengetahui dampak buruk dari tindakan aborsi terhadap kesehatan dan juga
penyebabnya adalah sebagai upaya remaja dalam mencari jati dirinya. Selain jati
broken home, faktor lingkungan seperti pengaruh teman dan media, merupakan
beberapa faktor maraknya pergaulan bebas. Penyebab utama gaul bebas karena
lemahnya iman, masyarakat yang tidak melakukan amar ma’ruf nahi munkar,
sistem yang menciptakan kondisi buruk, hukum bukan Islam, dan adanya phobi
4.2.2 Hubungan sikap siswa/i SMA Negeri 2 Darul Makmur terhadap Aborsi
siswa dengan yang positif akan lebih ke arah tidak setuju (kecenderungan untuk
menghindari aborsi), sedangkan pada siswa/i dengan sikap yang negatif akan
38
aborsi). Hasil uji hipotesis dengan menggunakan chi square dapat diambil
kesimpulan Ho ditolak dan Ha diterima jadi ada hubungan yang signifikan antara
Sikap negatif pada penelitian ini dipengaruhi oleh faktor antara lain
pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa,
institusi atau lembaga pendidikan/ agama dan faktor emosi dalam diri individu
Sikap negatif pada penelitian ini dipengaruhi oleh faktor antara lain
pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa,
institusi atau lembaga pendidikan/ agama dan faktor emosi dalam diri individu
tentang aborsi maka mereka akan cenderung mempunyai sikap positif. Sebaliknya
39
penentu penting dalam tingkah laku. Sikap yang ada pada seseorang akan
mengetahui sikap seseorang, orang akan dapat menduga bagaimana respon atau
tindakan yang akan diambil oleh orang tersebut terhadap suatu masalah atau
dilegalkan dalam segala kondisi, sehingga aborsi menjadi pilihan bagi kehamilan
pada remaja. Etika yang berlaku dimasyarakat juga masih kurang bisa mengontrol
tingkah laku remaja dalam pergaulan. Dalam hal ini keluarga memiliki peranan
penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama
maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk
(Saringged, 2003).
40
BAB V
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan analisa data maka dapat ditarik
terhadap aborsi. Bila dilihat dari nilai OR yaitu 1,5 artinya responden yang
aborsi. Bila dilihat dari nilai OR yaitu 21,0 artinya responden yang sikap
40
41
5.2 Saran
kesehatan reproduksi dan bahaya yang timbul dari aborsi, sehingga apabila
massa, lembaga pendidikan, lembaga agama dan faktor emosi dalam diri
individu.
42
DAFTAR PUSTAKA
Bagus, Ida GM. 1998. Memahami Kesehatan Produksi Wanita. Penerbit Arca.
Jakarta
M. Rizal, Bahtiar Rivai dkk. Ngeri 1 dari 5 Remaja Melakaukan Aborsi. Majalah
Detik. 25 Juni 2012.
Priyatno, Duwi (2010) Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. MediaKom.
Yogyakarta
Tanjung, Armaidi, (2007). Fee Sex No, Nikah Yes. Amzal. Jakarta
43
Taufit. 2007. Prinsip - prinsip Promosi Kesehatan dalam Bidang perawatan. CV.
Informedika. Jakarta
reproduksi remaja.
0,213
5.2. Saran
SMA Negeri 2 Darul Makmur, hal ini disebabkan karena penelitian ini
massa, lembaga pendidikan, lembaga agama dan faktor emosi dalam diri
individu
46