Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas/ menyebar , hepatitis virus
merupakan jenis yang paling dominan. Luka pada organ liver dengan peradangan bisa
berkembang setelah pembukaan untuk sejumlah farmakologi dan bahan kimia dari inhalasi ,
ingesti , atau pemberian obat secara parenteral ( IV ). Toxin dan Drug induced Hepatitis
merupakan hasil dari pembukaan atau terbukanya hepatotoxin , seperti : industri toxins ,
alkohol dan pengobatan yang digunakan dalam terapi medik.
Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan infeksi
dengan virus – virus lainnya seperti :
Cytomegalovirus
Virus Epstein-Barr
Virus Herpes simplex
Virus Varicella-zoster
Klien biasanya dapat sembuh secara total dari hepatitis, tetapi kemungkinan
mempunyai penyakit liver residu. Meskipun angka kematian dari hapetitis relatif lama atau
panjang , pada hepatitis virus akut bisa berakhir dengan kematian.

B. ETIOLOGI
1. Infeksi Virus
Hepatitis merupakan hasil infeksi yang disebabkan oleh salah satu dari lima golongan
besar jenis virus , antara lain :
Virus Hepatitis A ( HAV )
Virus Hepatitis B ( HBV )
Virus Hepatitis C ( HCV )
Virus Hepatitis D ( HDV ) atau Virus Delta
Virus Hepatitis E (HEV)
Hepatitis F da G mempunyai kesamaan atau identitas tersendiri tetapi jenis ini
jarang ada
2. Obat-obatan, bahan kimia, dan racun.
3. Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.
C. PATOFISIOLOGI
Setelah liver membuka sejumlah agen, seperti virus. Liver menjadi membesar dan
mendesak dengan meradangnya sel-sel hati, lymfosit-lymfosit, bertambahnya cairan,
sehingga dalam kuadran kanan atas terasa sakit dan tidak nyaman. Sebagai kemajuan dan
kelanjutan proses penyakit, pembelahan sel-sel hati yang normal berubah menjadi
peradangan yang meluas, nekrosis dan regenerasi dari sel-sel hepar. Meningkatnya
penekanan dalam lintasan sirkulasi disebabkan karena masuk dan bercampur dengan
aliran darah kedalam pembelahan jaringan-jaringan hepar ( sel-sel hepar ). Oedema dari
saluran-saluran empedu hati yang terdapat pada jaringan intrahepatik menyebabkan
kekuningan.
Data spesifik pada patogenesis hepatitis A, hepatitis , hepatitisD , dan hepatitis E
sangat terbatas. Tanda-tanda investigasi mengingatkan pada manifestasi klinik dari
peradangan akut HBV yang ditentukan oleh respon imunologi dari klien. Komplex
kekebalan – Kerusakan jaringan secara tidak langsung memungkinkan untuk manifestasi
extrahepatik dari hepatitis akut B. Hepatitis B diyakini masuk kedalam sirkulasi
kekebalan tubuh tersimpan dalam dinding pembuluh darah dan aktif dalam sistem
pengisian. (Dusheiko,1990). Respon-respon klinik terdiri dari nyeri bercampur sakit
yang terjadi dimana-mana.
Phase atau tahap penyembuhan dari hepatitis adalah ditandai dengan aktifitas
fagositosis dan aktifitas enzym, perbaikan sel-sel hepar. Jika tidak sungguh-sungguh
komplikasi berkembang, sebagian besar penyembuhan fungsi hati klien secara normal
setelah hepatitis virus kalah. Regenerasi lengkap biasanya terjadi dalam dua sampai tiga
bulan.

D. TANDA DAN GEJALA


Gejala dan tanda penyakit hepatitis adalah sebagai berikut :
Selera makan hilang
Rasa tidak enak di perut
Mual sampai muntah
Demam tidak tinggi
Kadang-kadang disertai nyeri sendi
Nyeri dan bengkak pada perut sisi kanan atas (lokasi hati)
Bagian putih pada mata (sklera) tampak kuning
Kulit seluruh tubuh tampak kuning
Air seni berwarna coklat seperti air the

Pada orang dewasa sebagian besar infeksi virus hepatitis akut akan sembuh dan hanya
sebagian kecil (5 – 10%) yang akan menetap/ menahun dan pada kasus yang menahun :
Manifestasi bisa tanpa keluhan/ gejala atau dengan keluhan/ gejala ringan
Diagnosis umumnya ditemukan pada waktu mengadakan konsultasi ke dokter,
hasil laboratorium menunjukkan peninggian SGPT/ SGOT.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pengkajian Laboratorium.
Ditemukannya Hepatitis A dan B menunjukkan tingkatan nilai enzim hatinya yang
akut, ditunjukkan adanya kerusakan sel-sel hati dan khususnya nilai serologi.
2. Serum Enzim-enzim Liver.
Tingkatan alanine aminotransferase atau ALT bernilai lebih dari 1000 mU/mL dan
mungkin lebih tinggi sampai 4000 mU/mL dalam beberapa kasus virus Hepatitis nilai
aspartat aminotransferase atau AST antara 1000 – 2000 mU/mL. Alanine pospatase
nilai normalnya 30 – 90 IU/L atau sedikit lebih tinggi. Nilai serum total bilirubin naik
kepuncak 2,5 mG/dL dan berlangsung ketat dengan tanda-tanda klinik penyakit
kuning. Tingkatan nilai bilirubin juga terdapat pada urine.
3. Pemeriksaan serologi.
Dinyatakan terkena Hepatitis A jika virus Hepatitis A anti body ( Anti-HAV )
terdeteksi dalam darah. Peradangan pada liver yang terjadi secara terus – menerus
disebabkan oleh HAV adalah bukti nyata munculnya antibody Imonoglobin M ( Ig M
) yang bertahan dalam darah 4 – 6 minggu. Infeksi senbelumnya diindikasi dengan
munculnya antobodi Imonoglobin G atau Ig G. Antobodi ini terdapat dalam serum
dan melindungi kekebalan HAV secara permanen.
Kemunculan virus Hepatitis B ( HBV ) dapat dinyatakan jika test serologi
memperkuat kemunculan sistem antogen antibody Hepatitis B dalam darah. HBV
adalah virus DNA double – shelled yang terdirri dari dalam intim dan diluar kerangka.
Antigen terletak diatas permukaan ataau kerangka virus ( HBSAG ) sangat penting
bagi pemeriksaan serologi dan mereka akhirnya memunculkan diagnosa Hepatitis B.
Selama HBSAG terdapat dalam darah maka klien diperkirakan dapat menularkan
Hepatitis B. Ketakutan para peneliti selorogi selama lebih dari 6 bulan menunjukkan
faktor pembawa pada Hepatitis atau hepatitis kronik. Secara normal tingkatan
HBSAG akan mengalami kemunduran dan bahkan menghilang setelah masa Hepatitis
B akut. Munculnya antibody terhadap HBSAG dalam darah menunjukkan
kesembuhan dan kekebalan terhadap Hepatitis B. Hepatitis B bermula saat antigen (
Hbe AG ) ditemukan didalam serum 1 minggu setelah kemunculan HBs AG,
kemunculan inilah yang menentukan kondisi klien. Seseorang klien yang hasil testnya
pada HbsAG dan HbeAG bernilai positif lebih menularkan penyakit dari pada klien
yang testnya untuk HbsAG positif ddan HbeAG negatif. Kemunculan Hepatitis D bisa
dipastikan dengan mengidentifikasi antigen D pada intrahepatik atau sering kali
didapatkan dengan naiknya titer antibody virus Hepatitis D ( Anti – HD ). Penyebaran
antigen Hepatitis D ( HDAG ) merupakan diagnosa penyakit akut, tetapi hanya dapat
diketahui melalui laporan pemeriksaan serum. Mereka mempunyai kecanggihan atau
alat yang canggih untuk memeriksa test serologi pada Hepatitis C. Penemuan perdana
: Enzim ImonoAssay ( EIA ) yang digunakaan untuk memriksa antibody virus
Hepatitis C ( anti HCV ). Pengujian mereka tidak membedakaan antara IgM dan IgG.
Saat ini penemuan kedua : Enzim ImonoAssay dengan kemampuan dapat mendeteksi
antibody dengan menambahkan antigen sebelum digunakan dan sekarang ini EIA
tidak dapat diandalkan untuk test serologi scrining untuk mgidentifikasi Hepatitis C.
Hal ini akan menambahkan nomor hasil positif yang palsu dengan adanya test
screening yang dilakukan. Pada kejadian yang sama serokan versi dengan Hepatitis C
akan tertunda sanpai tahun depan. Meskipun meningkatnya hasil ImonoAssay akan
menambah spesifikasi dan sensitifitas untuk test. Anti HCV menentukan diagnosa
yang tepat, merupakan kombinasi dari pemeriksaan secara klinis biokimia dan hasil
serologi. Hal ini bukan untuk para peneliti serologi Hepatitis E.
4. Pengkajian Radiografi.
Hanya dengan penggunaan X-Ray dapat menemukan pembesaran liver dengan
menempatkan X-Ray tepat diatas bagian abdominal.
5. Pengkajian Diagnosa Yang Lain.
Hepatitis kronik merupakan diagnosa biasa biopsy jaringan perkutan pada liver.
Biopsi membedakan antara antif kronik dengan Hepatitis kronik persisten. Penemuan
jaringan lemak yang masuk pada spesimen biopsy liver dan peradangan dengan
neutrofil yang tetap dengan Hepatitis Laennecs ( yang disebabkan oleh alkohol ).
F. PENATALAKSANAAN
1. Penerangan Perawatan Pencegahan Hepatitis Virus
a. Gunakan pencegahan umum atau pencegahan substansi tubuh untuk menjaga
perpindaham kuman antara klien atau antara klien dengan staf perawat
kesehatan.
b. Menghapuskan penggunaan jarum dan benda tajam lainnya dengan
mengganti sistem penggunaan jarum.
c. Ambil vaksin hepatitis B ( hepatovax-B, recombinex HB ) diberikan dengan
tiga seri suntikan. Vaksin ini juga untuk menjaga atau mencegah hepatitis B
d. Untuk postexposure mencegah hepatitis B, lihat atau cari segera perhatian
medis untuk kemungkinan administrasi imuno globulin hepatitis B ( HBIG )
atau imuno globulin ( IG)
e. Laporkan semua kasus hepatitis pada DEPKES Daerah.

2. Pencegahan Hepatitis Virus


a. Memelihara sanitasi yang baik dan kebersihan diri. Cuci tangan kamu
sebelum makan dan setelah dari toilet.
b. Minum air yang sudah masak oleh sistem pencucian air.
c. Jika transportasi tidak berkembang atau kota non industri, minum hanya
dengan air botol. Hindarkan makanan yang telah dicuci dengan air, seperti
sayuran mentah, buah dan sop.
d. Pergunakan sanitasi yang baik untuk mencegah panyebaran kuman antar
anggota keluarga. Jangan menggunakan bagian tempat tidur dari linen,
handuk, alat makan dan gelas minuman sesama keluarga,
e. Jangan berbagi jarum suntikan
CONTOH KASUS

Kasus system digestive:

Tn. W umur 28 tahun dengan pendidikan SMA, seorang pedagang keliling


makanan“SEMPOL”, Belum Kawin, Tlogomas RT/RW 05/01 kota malang, masuk RSSA
tanggal 11 April 2016, No. RM 066 532, Diagnosa medis Abdominal pain, Hepatitis.
Penanggung jawab: nama Ny. K 38 tahun, Tlogomas RT/RW 05/01 kota malang, kakak,
wiraswasta. Pasien mengatakan badan lemas, nyeri perut sebelah kanan tembus sampai
belakang, nyeri terasa saat banyak bergerak, seperti ditusuk benda tajam, skala nyeri 5, nyeri
hilang timbul nyeri tiba-tiba terasa.. Pasien dan keluarga mengatakan 4 hari sebelum masuk
ke rumah sakit, telah berobat ke rumah salah satu dokter umum di dekat rumahnya. Tetapi
selama 3 hari minum obat yang diberikan, pasien tidak merasakan adanya perubahan kondisi
pada dirinya sehingga kembali kontrol ke rumah dokter tersebut. Kemudian dokter merujuk
pasien ke RS.Saiful Anwar Malang. Pasien datang ke IGD RS.Saiful Anwar Malang pada
hari senin 11 April 2016 jam 09.15 dengan keluhan badan lemas, tidak mau makan, mual
tetapi tidak muntah. Pasien akhirnya disuruh mondok di bangsal 17 RS.Saiful Anwar Malang.
Sebelum sakit pasien makan 3x/hari, dengan komposisi nasi, sayur lauk, minum + 8
gelas/hari, pasien mengatakan tidak mempunyai alergi apapun pada makanan. Setelah sakit
pasien makan 3x/hari, dengan diit TKTP yang diberikan oleh RS tetapi pasien dan keluarga
mengatakan hanya bisa makan maksimal 3-4 sendok kemudian berhenti dikarenakan
merasakan rasa mual dan tidak nafsu makan secara tiba-tiba. Minum < 5 gelas/hari. Status
nutrisi berkurang. Pasien mengatakan cemas dengan kondisi kesehatannya saat ini karena
tidak mengetahui begitu jelas tentang penyakit yang dideritanya, yang dia tahu hanya
semakin hari badannya semakin menguning dan badan masih lemas. Kesadaran: compos
mentis E : 4 V : 5 M : 6. Saat di cek tanda-tanda vital TD : 110/60 mmHg, S: 38C, N: 80
x/menit, RR: 20 x/menit. Berat badan : 55 kg berat badan setelah sakit : 51 kg, tinggi badan :
165 cm. Saat palpasi abodmen, hepar teraba 2 jari dibawah costa.
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Biodata
Nama : Tn. W
Usia : 28 tahun
Jenis Kelemin : Laki - laki
Agama : Khatolik
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Pedagang Keliling (SEMPOL)
Alamat : Tlogomas RT/RW 05/01 kota Malang
Status Perkawinan : Belum kawin
Tanggal MRS : 11 April 2016

Penanggung Jawab
Nama : Ny. K
Usis : 38 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
H Keluarga : Kakak
Agama : Khatolik
Pekerjaan : Wiraswasta

2. Keluhan Utama
Badan lemas, tidak mau makan dan mual tetapi tidak muntah
3. Keluhan Tambahan.
Nyeri terasa saan banyak bergerak, seperti di tusuk benda tajam, nyeri perut sebelah
kanan tembus sampai belakang (skala nyeri 5) dan nyeri hilang timbul nyeri tiba –
tiba terasa.
4. Riwayat penyakit sekarang
Pasien dan keluarga mengatakan 4 hari sebelum masuk ke rumah sakit, telah berobat
ke rumah salah satu dokter umum di dekat rumahnya. Tetapi selama 3 hari minum
obat yang di berikan, pasien tidak merasakan adanya perubahan kondisi pada dirinya
sehingga kembali kontrol ke rumah dokter tersebut. Kemudian dokter merujuk pasien
ke RS Saiful Anwar Malang. Pasien datang ke IGD RS Saiful Anwar Malang pada
hari senin 11 April 2016 jam 09 : 15 dengan keluhan badan lemas, tidak mau makan,
mual tetapi tidak muntah.
5. Riwayat penyakit masa lalu
Pasien mengatakan tidak ada penyakit dahulu dan tidak pernah dirawat atau masuk
rumah sakit.
6. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada anggota keluarga yang
mempunyai penyakit menural dan di keluarga juga tidak ada yang mempunyai
penyakit keturunan.
7. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan sejauh ini pasien tidak mempunyai alergi terhadap makanan, obat
dan cuaca.
8. Pola kebiasaan
Kebiasaan Sebelum sakit Saat sakit
Nutri Makan : 3x/hari Makan : 3x/hari (3 – 4
(komposisi nasi, sayur sendok)
lauk) Minum : < 5 gelas/hari
Minum : + 8 gelas/hari
Eliminasi BAB : BAB :
BAK : BAK :
Aktivitas
Istirahat
Pola spiritual

9. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : badan masih lemas
Compos mentis : E : 4 V : 5 M : 6
Tinggi badan : 165 CM
TTV : TD : 110/60 mmHg, S : 38oC, N : 80X/menit, RR : 20 X/menit
10. Pemeriksaan Head To Toe
Kepala
Inspeksi : bentuk bulat simetris, warna rambut hitam dan bersih
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Kulit
Inspeksi : Tampak menguning
Mata
Inspeksi : bentuk bulat simetris
Hidung
Inspeksi : bersih, filek (-) dan penciuman (-)
Telinga
Inspeksi : simetris, bersih tidak ada serumen dan gangguan
pendengaran(-)

B. Analisa data
Nama pasien : Tn. W
Usia : 28 Tahun
No RM : 066 532
NO ANALISA DATA MASALAH ETIOLOGI
1 DS : Pasien mengatakan tidak nafsu makan
dan merasa mual tetapi tidak muntah.

DO : Keadaan umum, pasien tampak


lemah, berat badan pasien turun 4 kg dan
pasien tampak pucat. Nutrisi Intake yang
Kesadaran : compos mentris E : 4 V : 5 M : tidak adekuat
6
TTV :
TD : 110/60mmHg
S : 38 oC
N : 80 X/menit
RR : 20 X/menit
2 DS : Pasien mengatakan lemas, nyeri
sebelah kanan tembus sampai belakang dan
tidak bisa melakukan aktivitas.
DO : Keadaan umum pasien tampak
kelelehan dan pasien tampak sulit bergerak
atau beraktivitas. Aktivitas Kelemahan
Kesadaran : compos mentris E : 4 V : 5 M :
6
TTV :
TD : 110/60mmHg
S : 38 oC
N : 80 X/menit
RR : 20 X/menit

 Diagnosa Keperawatan
Nama Pasien : Tn. W
Usia : 28 Tahun
No RM : 066 532

No Diagnosa Keperawatan
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2 Nyeri akut

C. Intervensi
Nama Pasien : Tn. W
Usia : 28 Tahun
No RM : 066 532

Tanggal No NANDA NOC NIC


Dx
11/04/ 1 Ketidakseimbangan nutrisi  Status nutrisi : Nutrition
2016 kurang dari kebutuhan Pemasukan management
tubuh makanan dan  Monitior
Definisi : minuman dan jumlah nutrisi
Asuhan nutrisi tidak cukup pemasukan dan
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi kandungan
metabolik Kriteria Hasil : kalori
Faktor – faktor yang  Adanya  Berikan
berhubungan : peningkatan informasi
 Ketidakmampuan untuk berat badan tentang
mengabsorbsi nutrient sesuai dengan kebutuhan
 Ketidakmampuan untuk tujuan nurtisi
mencerna makanan  Berat badan  Monitior berat
 Ketidakmampuan menelan ideal sesuai badan pasien
makanan dengan tinggi dalam batas
 Faktor psikologis badan normal
 Mampu  Monitor
mengidentifik lingkungan
asi kebutuhan selama makan
nutrisi  Monittor kulit
 Tidak ada kering dan
tanda – tanda perubahan
malnutrisi pigmentasi
 Tidak terjadi  Kolaborasi
penurunan dengan dokter
berat badan  Kolaborasi
yang berarti dengan ahli
gizi
 Monitor TTV
11/04 2 Nyeri Akut  Pain level Pain Management
2016 Definisi :  Pain control  Lakukan
Pengalaman sensori dan  Comfort level pengkajian
emosional yang tidak Kriteria Hasil : nyeri secara
menyenangkan yang muncul  Mampu komprehensif
akibat kerusakan jaringan yang mengontrol termasuk
aktual atau potensial atau nyeri (tahu lokasi,
digambarkan dalam hal penyebab karakteristik,
kerusakan sedemikian rupa nyeri, mampu durasi,
(International Association For menggunakan frekuensi,
The Study Of Pain) : awitan teknik kualias dan
yang tiba – tiba atau lambat nonfarmakolo faktor
dari intensitas ringan hingga gi untuk presipitasi
berat dengan ahkir yang dapat mengurangi  Observasi
diantisipasi atau diprediksi dan nyeri, mencari reaksi
berlangsung <6 bulan. bantuan) nonverbal dari
Batasan Karakteristik :  Melaporkan ketidaknyama
 Perubahan selera makan bahwa nyeri nan
 Perubahan tekanan darah berkurang  Gunakan
 Perubahan frekuensi dengan teknik
jantung menggunakan komunikasi
 Gangguan tidur manajemen terapeutik
Faktor yang berhubungan : nyeri untuk
 Agen cedera (misalnya  Mampu mengetahui
biologis, zat kimia, fisik mengenali pengalaman
dan psikologis) nyeri (skala, nyeri pasien
intensitas,  Kaji kultur
frekuensi dan yang
tanda nyeri) mempengaruhi
 Menyatakan respon nyeri
rasa nyaman
setelah nyeri
berkurang
D. Implementasi
Nama Pasien : Tn. W
Usia : 28 Tahun
No RM : 066 532

Tanggal No. Dx Jam Implementasi


11/04/2016 1 10.05  Memonitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori yang
masuk dan monitor TTV.
10.20  Memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi dan
memonitor kulit kering dan perubahan pigmen.
10.30  Pemberian makan nasi,sayur dan lauk pauk

11/04/2016 2 10.10  Melakukan pengkajian dengan komunikasi terapeutik


10.25  Mengajarkan tentang teknik non farmakologi dengan
cara mengompres area nyeri pasien dengan air hangat
10.45  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

E. Evaluasi
Nama Pasien : Tn. W
Usia : 28 Tahun
No RM : 066 532

Tanggal No Dx Evaluasi
11/04/2016 1 S : Pasien mengatakan lelah dan lemah sudah berkurang dan nafsu
makan meningkat
O : Pasien tampak bersemangat dan tidak pucat, pasien makan
TKTP, menghabiskan porsi yang disiapkan dan tidak nyeri saat
menelan.
TTV :
TD : 110/80 mmHg
S : 36,3oC
N : 66 X/menit
RR : 22 X/menit
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan

11/04/2016 2 S : Pasien merasa tidak lemas dan tidak terlihat pucat


O : Pasien sudah mampu berpartisipasi dalam kegiatan ( bisa
beraktivitas sendiri)
TTV :
TD : 110/80 mmHg
S : 36,3oC
N : 66 X/menit
RR : 22 X/menit
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai