Anda di halaman 1dari 8

I.

Judul : Mengenal Ekosistem

II. Tujuan : Untuk mengenal komponen-komponen yang terdapat didalam ekosistem dan
kedudukannya dalam ekosistem.

III. Dasar teori :

Ekosistem adalah suatu sistem di alam dimana di dalamnya terjadi hubungan timbal balik
antara organisme dengan organisme yang lainnya, serta kondisi lingkungannya. Ekosistem
sifatnya tidak tergantung kepada ukuran, tetapi lebih ditekankan kepada kelengkapan
komponennya. Ekosistem lengkap terdiri atas komponen abiotik dan biotik (Tim dosen pembina,
2014 : 36).

Ekosistem terdiri dari :

1. Komponen Biotik. Biotik adalah mahluk hidup. Lingkungan biotik suatu mahluk hidup
adalah seluruh mahluk hidup, baik dari spesiesnya sendiri maupun dari spesies berbeda
yang hidup di tempat yang sama. Dengan demikian, dalam suatu tempat , setiap mahluk
hidup merupakan lingkungan hidup bagi mahluk hidup lain (Aryulina, 2004 : 268).

Komponen biotik meliputi produsen, konsumen, kelompok pengurai


(Zainuddin,1982:125).

Produsen adalah semua organisme yang berklorofil. Produsen meliputi organisme bersel
satu seperti ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan biji. Karena
memiliki klorofil produsen mampu mengubah zat anorganik dengan pertolongan
cahaya,sehingga disebut sebagai makhluk hidup autotrof. Dengan demikian produsen
dapat menyediakan bahan makanan bagi makhluk hidup lain. Konsumen seperti manusia,
hewan dan tumbuhan lain yang tidak berklorofil tidak mampu memproduksi zat organik
dari zat anorganik. Zat organik yang diperlakukannya berasal dari produsen atau hewan
lain. Makhluk hidup yang tidak mampu menyusun zat organik sendiri disebut sebagai
heterotrof. Oleh karena hewan dan tumbuhan yang tidak berklorofil mendapatkan zat
organik dari organisme lain maka di dalam ekosistem organisme tersebut berfungsi
sebagai pemakan/konsumen. Pengurai(decomposer) adalah organisme heterotrof yang
menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Organisme pengurai
menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang
sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah
bakteri dan jamur (Syamsuri, 2004:100).

2. Komponen Abiotik. Abiotik adalah bukan mahluk hidup atau komponen tak hidup.
Komponen abiotik merupakan komponen fisik dan kimia tempat hidup mahluk hidup.
Contoh komponen abiotik antara lain suhu, cahaya, air, kelembapan, udara, garam-garam
mineral, dan tanah (Aryulina, 2004 : 268).

Jenis jenis Ekosistem :

Berdasarkan sistem energinya, ekosistem dibedakan menjadi :


1. ekosistem tertutup, adalah ekosistem yang tidak memiliki input (pertukaran energi dari
lingkungan sekitarnya) atau output (pertukaran energi dari dalam ekosistem).

2. Ekosistem terbuka, adalah mereka yang memiliki kedua input maupun output
(Sridanti.com)

Sedangkan berdasarkan habitatnya, ekosistem dibedakan menjadi :

1. Ekosistem daratan (hutan, padang rumput, semak belukar, ekositem tegalan)

2. Ekositem perairan (tawar, payau, asin).

(Tim dosen pembina, 2014 : 36).

Dalam sistem air terdapat beberapa organisme kecil yang umum antar lain: Neuston yaitu
organisme yang terapung atau melayang yang ikut dengan gerakan air.Biasanya pada permukaan
air.Dapat berupa tumbuh-tumbuhan atau binatang. Plankton terdapat pada setiap ekosistem air
kecuali di dalam semua sungai yang beraliran cepat.Organisme ini berupa tumbuhan-tumbuhan
atau binatang-binatang kecil yang gerakannya masih terbatas sehingga tidak dapat melawan arus
sungai.Nekton yaitu seperti plankton hanya di sini lebih besar.Benthos yaitu organisme yang
hidupnya di dasar air (Ryadi.1981.hal 101-102)

 Aliran Energi dan Daur Materi

Piramida Ekologi

Piramida ekologi yaitu suatu diagram piramida yang dapat menggambarkan hubungan
antara tingkat trofik satu dengan tingkat trofik lain, secara kuantitatif pada suatu ekosistem. Pada
piramida ini organisme yang menempati tingkat trofik bawah relatif banyak jumlahnya. Makin
tinggi tingkat trofiknya jumlah individunya semakin sedikit . Tingkat trofik tersebut terdiri dari
produsen, konsumen primer, konsumen sekunder, konsumen tertier. Produsen selalu menempati
tingkat trofik pertama atau paling bawah. Sedangkan herbivora atau konsumen primer menempati
tingkat trofik kedua, konsumen sekunder menempati tingkat trofik ketiga, konsumen tertier
menempati tingkat trofik ke empat atau puncak piramida.

Piramida ekologi terdiri dari piramida energi, piramida biomassa, piramida jumlah.
1. Piramida Energi. Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan hilangnya energi
pada saat perpindahan energi makanan di setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem.

Pada piramida energi tidak hanya jumlah total energi yang digunakan organisme pada
setiap taraf trofik rantai makanan tetapi juga menyangkut peranan berbagai organisme di dalam
transfer energi . Dalam penggunaan energi, makin tinggi tingkat trofiknya maka makin efisien
penggunaannya. Sedangkan untuk produktivitasnya, makin ke puncak tingkat trofik makin
sedikit, sehingga energi yang tersimpan semakin sedikit juga. Energi dalam piramida energi
dinyatakan dalam kalori per satuan luas per satuan waktu.

2. Piramida Biomassa

Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya transfer


energi pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida biomassa setiap tingkat
trofik menunjukkan berat kering dari seluruh organisme di tingkat trofik yang dinyatakan dalam
gram/m2. Umumnya bentuk piramida biomassa akan mengecil ke arah puncak, karena
perpindahan energi antara tingkat trofik tidak efisien. Tetapi piramida biomassa dapat berbentuk
terbalik.
3. Piramida Jumlah, yaitu suatu piramida yang menggambarkan jumlah individu pada setiap
tingkat trofik dalam suatu ekosistem.

Piramida jumlah umumnya berbentuk menyempit ke atas. Organisme piramida jumlah mulai
tingkat trofik terendah sampai puncak adalah sama seperti piramida yang lain yaitu produsen,
konsumen primer dan konsumen sekunder, dan konsumen tertier. Artinya jumlah tumbuhan
dalam taraf trofik pertama lebih banyak dari pada hewan (konsumen primer) di taraf trofik kedua,
jumlah organisme kosumen sekunder lebih sedikit dari konsumen primer, serta jumlah organisme
konsumen tertier lebih sedikit dari organisme konsumen sekunder.

IV. Metodologi Penelitian


4. 1 Alat dan bahan
4.1.1 Alat
a. Tali rafia
b. Pasak
c. Alat tulis
4.1.2 Bahan
Ekosistem daratan (daerah sekitar kampus)
4. 2 Cara Kerja :

Menentukan ekosistem daratan yang akan diamati

Menentukan daerah pengamatan dengan membuat kuadran 1x1 m2 pada


daerah pengamatan

Melakukan inventarisasi mengenai komponen abiotik dan biotiknya


Menentukan dasar kelengakapan komponen yang teramati dalam
ekosistem tersebut

Membuat diagram yang menghubungkan komponen – komponen dalam


ekosistem tersebut dan daur energy yang ada didalamnya

V. Hasil Pengamatan

Jenis Komponen : Keterangan :


Abiotik
1. Daun kering 98 helai
2. Kerikil (batu kecil) 72 buah
3. Batu besar 4 buah
4. Ranting kering 96 buah
5. Tanah
6. Udara
7. Cahaya matahari
Biotik
1. Tomcat 1 ekor
2. Semut 52 ekor
3. Rumput teki 88
4. Jamur 17
5. Rumput A 73 rumpun
6. Semanggi 58 rumpun
7. Jangkrik kecil 2 ekor
8. Belalang 36 ekor

VI. Pembahasan

Pada praktikum yang terakhir kali ini, dilakukan pengamatan pada daerah di sekitar
kampus untuk mengetahui apa saja yang terdapat pada ekosistem daratan serta kedudukannya
dalam ekosistem. Dalam praktikum kali ini kita memilih halaman yang berada di sebelah utara
gedung Biologi. Setelah kita selesai menenukan tempat yang pas, kami memasang pasak seluas
1m x 1m yang ditanamkan di setiap sudut-sudutnya. Setelah itu kami memasang rafia dan
mengamati komponen-komponen apa saja yang ada di dalam ekosistem tersebut.

Pada saat pengamatan, praktikan mengamati komponen-komponen penyusun ekosistem


yang terdiri dari komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah komponen
penyusun dari ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup. Ketika praktikan melakukan
pengamatan, didapatkan hasil dari komponen biotik yakni Semut sebanyak 52 ekor, seekor
tomcat, Rumput teki sebanyak 88 rumpun, jamur yang tidak kami ketahui namanya sehingga
kami namai sebagai jamur A sebanyak 17 buah, spesies rumput yang tidak kamu ketahui
namanya sehingga kami memberi nama sebagia rumput A dengan jumlah 73 rumpun, tanaman
semanggi sebanyak 58 rumpun, jangkrik-jangkrik kecil sebanyak 2 ekor, dan belalang-belalang
kecil sebanyak 36 ekor.

Pada komponen biotik tersebut terdapat hubungan saling ketergantungan antara produsen,
konsumen, dan pengurai serta lingkungan abiotik. Produsen merupakan makhluk hidup yang
dapat menghasilkan makanannya sendiri melalui proses fotosintesis, makhluk hidup yang
berpareb di sini adalah tumbuhan yang mempunyai klorofil (zat hijau daun). Konsumen adalah
makhluk hidup yang tidak dapat memproduksi makanan sendiri, melainkan berasal dari
tumbuhan, seperti hewan dan manusia. Sedangkan pengurai berfungsi untuk menguraikan
makhluk hidup yang sudah mati menjadi unsur-unsur hara dalam tanah dalam ekosistem ini
adalah jamur A.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, didapatkan hasil dari komponen abiotik antara
lain ranting kering sebanyak 96 buah, daun kering sebanyak 98 helai, batu-batu kecil (kerilkil)
sebanyak 72 buah batu besear sebanayak 4 buah, tanah, udara, dan cahaya matahari. Tanah,
udara, dan cahaya matahari merupakan komponen mutlak yang ada dalam suatu ekosisitem.
Makhluk hidup memerlukan komponen tersebut untuk tumbuh dan berkembang biak.

Hasil/ data pengamatan yang telah diperoleh, dapat dibuat/ ditentukan presentasenya
dengan rumus sebagai berikut :

Adapun persentase dari komponen-komponen tersebut ialah :

Jenis Komponen : Keterangan : Presentase


Abiotik 46, 67 %
1. Daun kering 98 helai 36, 29 %
2. Kerikil (batu kecil) 72 Buah 26, 67 %
3. Batu besar 4 Buah 1, 48 %
4. Ranting kering 96 Buah 35, 56 %
5. Tanah
6. Udara
7. Cahaya matahari

Biotik 53, 33 %
1. Tomcat 1 Ekor 0, 3 %
2. Semut 52 Ekor 15, 9 %
3. Rumput teki 88 rumpun 26, 91 %
4. Jamur 17 5, 19 %
5. Rumput A 73 rumpun 22, 32 %
6. Semanggi 58 rumpun 17, 73 %
7. Jangkrik kecil 2 ekor 0, 61 %
8. Belalang 36 ekor 11 %

Dari tabel hasil prosentase diatas, diketahui telah terjadi kesetimbangan antara komponen
biotik dengan komponen abiotiknya. Dimana prosentase komponen biotik lebih besar dibanding
prosentase komponen abiotiknya. Dalam ekosistem yang berada di sebelah utara gedung biologi
yang terdiri atas wilayah seluas 1 x 1 m2 ini dimungkinkan adanya hubungan yang saling
mempengaruhi. Misalkan saja, daun yang mati dapat menjadi humus sehingga kandungan
mineral dalam tanah dapat terpenuhi sehingga tumbuhan dapat hidup dengan baik. Bila tumbuhan
dapat hidup dengan baik, maka tumbuhan tersebut dapat menjadi sumber makanan bagi belalang-
belang kecil. Selain itu tanah juga sebagai media tanam dari tumbuhan-tumbuhan yang ada di
lokasi tersebut yang mampu menyimpan air dan zat mineral. Tanah juga menjadi tempat tinggal
semut, di dalam ekosistem ini diperlukan adanya decomposer untuk menguraikan dedaunan
kering dan ranting-ranting kering.

Bila diuraikan dalam bentuk jaring-jaring makanan sederhana, salah satu hubungna yang
dapat terbentuk adalah :

Tumbuhan Belalang Kecil

Jamur Tomcat

VII. Penutup

7. 1 Ekosistem adalah suatu sistem di alam dimana di dalamnya terjadi hubungan


timbal balik antar komponen biotik, komponen biotic dengan komponen abiotik seperti
suhu, kecepatan angin, kelembapan, tanah, air (kondisi lingkungan).

Ekosistem terdiri dari komponen biotik dan abiotik.

Komponen biotic adalah komponen hidup yaitu semua makhluk hidup yang ada dalam
ekosistem, seperti semut, belalang, tumbuhan dll. Komponen abiotik adalah komponen
tak hidup seperti, suhu, kelembapan, cahaya matahari, air, udara dll.

DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Dyah.2004. Biologi I .Jakarta: Erlangga

Ryadi,Slamet.1981. Ilmu Lingkungan Dasar-dasar dan Pengertiannya. Surabaya: Usaha


Nasional
Syamsuri,Istamar . 2004 . Biologi . Jakarta : Erlangga

Zainuddin,A.M . 1982 . Penuntun Kegiatan Dalam Biologi Dengan Metode Inquiry. Jakarta :
Sastra Hudaya
http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/SMA/Biologi/Aliran.Energi/materi07.html
(diakses pada 5 Desember 2014)

Anda mungkin juga menyukai