Anda di halaman 1dari 31

BAB.

I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan
taraf hidup manusia. Undang–Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan menembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu bertaqwa pada Tuhan Yang maha Esa, berbudi pekerti, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantaf
dan mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dalam konteks Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan ini sedang dikembangkan
(KTSP) yag saat ini sedang dikembangkan, peran guru untuk mengimplementasikan
kurikulum bukan hal yang sederhana.
Guru dituntut untuk dapat memenuhi sejumlah prinsip pembelajaran tertentu, diantaranya
guru memperhatikan kebutuhan dan perbedaan individual, mengembangkan strategi
pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan.
Secara khusus dalam undang-undang tersebut dicantumkan dengan jelas tujuan
sekolah menengah kejuruan bidng keahlian teknologi dan rekayasa. Program keahlian
teknik Otomotif membekali peserta didik dengan sikap,pengetahuan dan keterampilan
agar kompeten di bidangnya.
Peraturan Menteri pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Standar kompetensi Kejuruan merupakan
standar nasional pendidikan yang melengkapi standart komponen mata pelajaran.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya
adalah guru , metoda yang dipakai, sarana dan prasarana, lingkungan sekolah dan keaktifan
peserta didik itu sendiri.
Salah satu standar kompetensi pada Program Nautika Kapal Perikanan adalah
mengidentifikasi ukuran pokok struktur bangun kapal

B. Identifikasi Masalah
Dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran sebelumnya dan tes yang
dilakukan sebelum penelitian ternyata mengidentifikasi ukuran pokok struktur bangun
kapal merupakan hal yang sulit bagi siswa

1
Pemahaman siswa tentang struktur bangun kapal masih rendah sehinggga perlu
membuat terobosan atau langkah sehingga siswa akan termotivasi dan lebih giat dalam
pelaksanaan demonstrasi.
a. Apa yang menyebabkan keterampilan siswa rendah.
b. Mengapa metode pembelajaran selama ini tidak berhasil.
c. Bagaimana cara meningkatkan keterampilan siswa dalam
mengidentifikasiukuran pokok struktur bangun kapal
d. Apakah dengan metode demonstrasi keterampilan siswa meningkat.

C. Pembatasan Masalah
a. Struktur bangun kapal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah standar
kompetensi mengidentifikasi ukuran pokok struktur bangun kapal
b. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model demonstrasi.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah
sebagai berikut:
a. Bagaimana cara meningkatkan keterampilan siswa dalam mengidentifikasistruktur
bangun kapal metode demonstrasi.
b. Apakah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam
mengidentifikasi struktur bangun kapal.
Dengan dua rumusan masalah di atas maka, penulis membuat judul penelitian
tindakan kelas ini adalah: “Meningkatakan Keterampilan Siswa Dalam
Mengidentifikasi Ukuran Pokok Struktur Bangun Kapal dengan Menggunakan Metode
Demonstrasi Pada Siswa Kelas X NKPI SMK N 2 Kuala Tungkal Tahun Pelajaran
2014/2015

E. Tujuan Penelitian
a. Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa
kelas X NKPI dalam mengidentifikasi ukuran pokok struktur bangun kapal.
b. Tujuan Khusus meningkatkan keterampilan siswa kelas X NKPI dalam
Mengidentifikasi UKuran Pokok Struktur Bangun Kapal dengan metode
demonstrasi.

F. Manfaat Penelitian
a. Bagi siswa:
- Untuk menumbuhkan suasana pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, enjoy
menarik dan menyenangkan.
2
b. Bagi Guru:
- Menerapkan pembelajaran aktif inovatif kreatif enjoy menyenangkan dan
menarik dengan menggunakan model demonstrasi.
c. Bagi sekolah.
- Membangun suasana sekolah yang kondusif kolaboratif dan menyenangkan
serta sebagai tempat pertukaran informasi yang baik.

3
BAB II.
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori
1. Hakekat Belajar
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting
dlam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata
(2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung
melalui kegiatan belajar, lantas apa sesunguhnya belajar itu?
Menurut Oemar Hamlik (2001: 27) “belajar adalah modifikasi atau
mempeteguh kelakukan melalui pengalaman”. Selanjutnya Fontana dalam Udin
dan Tita Rosita (1994/ 1995:2) istilah belajar mengandung pengetian proses
perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari
pengalaman.
Menurut Slameto (1988:2) “Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
degan lingkungannya”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dikatakan sesungguhnya belajar itu
pada dasarnya merupakan proses usaha aktif seseorang untuk memperoleh sesuatu
sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yang lebih baik.
Semenetara itu setiap siswa dalam mencapai sukses belajar mempunyai
kemampun yang berbeda-beda.
Ada siswa yang dapat mencapainya tanpa kesulitan akan tetapi banyak pula siswa
mengalami kesulitan, sehingga menimbulkan masalah bagi perkembangan
pribadinya.
Untuk mengatasi hal tersebut mungkin akan lebih baik jika pelaksanaan
proses pembelajaran lebih ditingkatkan, salah satu komponen yang perlu di
perhatikan adalah memilih model pembelajaran.

2. Hasil Belajar
Belajar sangat erat hubunganya dengan prestasi belajar, karena prestasi itu
sendiri merupakan hasil belajar itu biasanya dinayatakan dengan nilai.

4
Menurut Winarno Surahmad (1997:88) “hasil belajar adalah hasil dimana
guru melihat bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang diperhatikan
adalah menempatkan tingkah laku”.
Dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah suatu bentuk petumbuhan atau
perubahan diri seseorang yang dinayatakan dengan cara bertingkah laku baru bekat
pengalaman baru.
Hasil belajar merupakan hasil dari proses kompleks, hal ini disebabkan banyak
faktor yang terkandung di dalamnya baik yang berasal dari faktor internal maupun
faktor eksternal.
Adapun faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:
a. Faktor fisiologi seperti kondisi fisik dan kondisi indera.
b. Faktor Psikologi meliputi bakat, minat, kecerdasan motivasi, kemampuan
kognitif.
c. Sedangkan faktor eksernal yang mempengaruhi hasil belajar adalah:
- Lingkungan : alam masyarakat/keluarga.
- Faktor instrumental : kurikulum/ bahan pengajaran, sarana dan
prasarana.
3. Model Pembelajaran.
Model pembelajaran adalah cara mengajar yang berfungsi sebagai alat
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Semakin baik model pembelajaran yang
digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa maka
semakin efektif dan efesien pula pencapaian tujuanya.
Dalam hal proses pembelajaran selain faktor guru, siswa, bahan yang akan
diajarkan, situasi, sarana prasarana serta fasilitas lainya juga sangat besar
pengaruhnya untuk mencapai keberhasilan pembelajaran.
Mengingat belajar pada hakekatnya merupakan upaya guru, dalam
menciptakan situasi belajar, model yang digunakan diharapkan mampu
menumbuhkan berbagai kegiatan belajar bagi siswa sehubungan dengan kegiatan
pembelajaran.
Dengan kata lain proses pembelajaran merupakan proses interaksi edukatif
antara guru yang menciptakan suasana belajar dan siswa memberikan respon
terhadap usaha guru tsb.

5
Oleh karena itu model pembelajaran yang baik adalah model yang dapat
menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan upaya guru dalam memilih model yang
baik merupakan upaya meningkatkan mutu pembelajaran.
Dalam memilih model yang tepat maka perlu memperhatikan beberapa prinsip
yang mempengaruhi penetapan pemilihan yaitu antara lain:
a. Memperhatikan kecenderungan siswa, prinsip ini memberikan landasan bagi
guru untuk memberikan materi pembelajaran yang sesuai dengan kapasitas
yang dimiliki siswa yaitu bakat, minat, lingkungan dan kesiapan.
b. Memanfaatkan aktivitas individual siswa, hal ini dapat dilakukan dengan cara
melibatkan siswa dalam setiap kegiatan yang dilakukan, memberikan
ksempatan siswa untuk berpikir dan berbuat serta mendorong siswa untuk
dapat mandiri.
c. Menerapkan kebebasan yang rasional dalam proses pembelajaran.
d. Memberikan motivasi kepada siswa untuk berbuat, sehingga siswa dapat
berbuat dengan perasaan senang.
e. Memperhatikan kepentingan kehidupan siswa, dalam hal ini diwujudkan
dengan memadukan aspek pembelajaran teoritis dan praktis.
Disamping memperhatikan beberapa prinsip tersebut, mepilihan metode juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
a. Tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan pembelajaran hendaknya menjadi tumpuan perhatian guru dalam
menentapkan model yang digunakan karena akan memberikan arah dalam
memperhitungkan efektifitas suatu model.
b. Keadan siswa
Dalam kegiatan pembelajaran siswa selalu mendapat sorotan utama, guru
hendaknya mampu memperhatikan tingkat intelektual dan latar belakang siswa,
tingkat usia serta lingkunganya.
c. Bahan pembelajaran
Guru hendaknya memperhatikan bahan pembelajaran baik isi sifat maupun
cakupannya, guru hendaknya mampu menjelaskan bahan pembeajaran secara
rinci apakah berisi fakta-fakta dan kecakapan yang hanya membutuhkan daya
mental untuk menguasainya ataukah berisi keterampilan dan kebiasaan-
kebiasaan yang membutuhkan secara matrik.
d. Situasi pembelajaran
Pengertian ini mencakup suasana dan situasi kelas, keadaan siswa dan
lingkungan yang mungkin menganggu jalanya proses pembelajaran.
e. Fasilitas
6
Apakah fasilitas yang dimiliki mendukung proses pembelajaran sesuai dengan
rencana yang telah disusun sebelumnya.

4. Model Pembelajaran Demonstrasi


Pengertian model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar
dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas.
Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapian kompetensi peserta didik
dengan pendekatan metode dan teknik pembelajaran.
Model pembelajaran demonstrasi menurut Gusson mempunyai langkah sebagai
berikut:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan.
c. Guru menyiapkan alat atau bahan yang diperlukan.
d. Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk mendemonstrasikan sesuai
skenario yang telah disiapkan.
e. Seluruh peserta didik memperhatikan demonstrasi dan menganalisisnya.
f. Tiap peserta didik mengemukakan hasil analisis dan pengalaman peserta didik
didemonstrasikan.
g. Guru membuat kesimpulan.
Metode demonstrasi pada dasarnya adalah model pembelajaran yang
memerlukan latihan yang berkelanjutan dalam proses pembelajaran
Mengidentifikasi ukuran pokok struktur bangun kapal yang dalam penerapanya
diawali dari yang dianggap mudah dan disesuaikan dengan siklus PTK yang
direncanakan.

7
B. Kerangka Berpikir
Meningkatkan keterampilan peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah keberhasilan mencapai tujuan tertentu akibat adanya proses pembelajaran yang
direncanakan. Namun demikian faktor kesulitan peserta didik dalam melakukan
demonstrasi karena keterbasan jumlah engine dan peralatan yang diperlukan, serta
kondisi peralatan yang tidak memenuhi standar, dan model pembelajaran yang
digunakan tidak mendukung tercapainya tujuan yang diinginkan. Dari beberapa
kendala yang ada faktor metode pembelajaran yang memungkinkan untuk diganti
dengan model pembelajaran yang dianggap sesuai dengan kondisi yang ada.
Setelah mempelajari secara mendalam tentang beberapa model pembelajaran yang ada
peneliti berkeyakinan bahwa model demonstrasi lebih sesuai digunakan untuk
melakukan IdentifikasiUkuran Pokok Struktur Bangun Kapal. Secara teoritis model
demonstrasi mengandung beberapa keuntungan dalam pembelajaran antara lain
penguasaan keterampilan yang diharapkan dapat diperoleh dalam waktu yang lebih
singkat, hal ini sangat penting karena rombongan belajar yang jumlahnya tidak
sebanding dengan jumlah engine yang tersedia sedangkan waktu yang diperlukan
sangat terbatas, dengan model demonstrasi ini pada diri siswa diharapkan tertanam
kebiasaan belajar secara rutin dan disiplin.
Beberapa prinsip pada penggunaan model ini yang sesuai dengan pola rencana dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah demonstrasi untuk pertama kalinya bersifat
diagnotis, mula-mula kurang berhasil lalu diadakan perbaikan untuk kemudian bisa
lebih sempurna, demonstrasi tidak memerlukan waktu yang lama namun lebih sering
dilakukan dan siswa diberikan pengertian yang mendalam sebelum demonstrasi
dilakukan.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas diduga peningkatan
keterampilan siswa dalam mengidentifikasi ukuran pokok struktur bangun kapal dapat
lebih baik dan nilai yang dicapai dapat memenuhi standar ketuntasan.

C. Hipotesis Tindakan
“Dengan menggunakan model demonstrasi prestasi belajar dan
keterampilan siswa dalam Mengidentifikasi Ukuran Pokok Struktur Bangun Kapal
dapat meningkat.

8
D. Materi Ajar
Identifikasi Ukuran Pokok Kapal
Ukuran Pokok Kapal
1. Ukuran Panjang
1.1. LOA = Length Over All adalah panjang keseluruhan kapal yang diukur
dari ujung buritan sampai ujung
1.2. LWL = Length On The Water Line adalah jarak mendatar antara kedua
ujung garis muat, yang diukur dari titik potongannya linggi haluan
dengan garis air muat sampai titik potongnya garis air muat dengan
linggi belakang diukur pada bagian luar linggi depan dan linggi
belakang, jadi titik termasuk kulit lambung.
1.3. LBP = Length Between Perpendiculars. Adalah penjang antara kedua garis
tegak buritan (Pa) dan garis tegak haluan (Rf) yang diukur pada garis
muat dan sejajar lunas, dan Pa = After Perpendicular Adalah garis
tegak yang dibuat melalui linggi kemudi bagian belakang, kalau
kapal tidak memiliki linggi kemudi, maka garis tegak itu dibuat
melalui sumbu dari poros kemudi atau cagak kapal. Pf = Fore
Perpendiculars Adalah garis tegak haluan yaitu garis tegak yang
dibuat melalui perpotongan antara linggi haluan dengan garis air
muat.

2. Ukuran Lebar
2.1. B = Breath Adalah lebar dalam yaitu jarak mendatar gading tengah kapal
yang diukur pada bagian luar gading, jadi tidak termasuk tebal kulit
lambung.
2.2. BWL = Breath At The Water Line Adalah lebar pada garis air muat, yaitu lebar
terbesar yang diukur pada garis air muat.
2.3. EB = Extrim Breath Adalah lebar maksimum yaitu lebar terbesar dari kapal
yang diukur dari kulit lambung kapal disamping kiri sampai kulit
lambung kanan, kalau ada bagian geladak yang menonjol keluar
sampai melampui lambung kapal, maka yang dipakai sebagai lebar

9
maksimum adalah lebar dari geladak yang dimaksud atau lebar
terlebar dari sebelah luar kapal.

3. Ukuran Tegak (Vertical)


3.1. D = Depth Tinggi geladak, adalah jarak tegak dari garis dasar sampai
garis geladak yang terendah di tepi diukur di tengah-tengah panjang kapal
(LBP).
3.2. d = Draught (sarat yang direncanakan) Adalah jarak tegak dari garis
dasar sampai pada garis air muat.

BAB III
10
METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian
1. Waktu Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dilakukan pada semester genap
tahun pelajaran 2013/2014, selama tiga bulan yaitu mulai bulan Maret sampai
dengan Mai 2014, pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal kegiatan belajar.. Sesuai
dengan jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian tindakan kelas maka jadwal
pelaksanaannya adalah bersamaan dengan jadwal kegiatan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran.
2. Tempat Pelaksanaan
Tempat dilaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah di SMK
Negeri 2 Kuala Tungkal yang beralamat Jln. Mangun Wijaya no 7 Kuala Tungkal,
lokasi ini dipilih karena peneliti adalah guru di sekolah tersebut dan mengajar mata
pelajaran kompetensi kejuruan Standar kompetensi Struktu Bangun Kapal
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas X NKPI SMK Negeri
2Kuala Tungkal yang berjumlah 14 siswa seluruhnya laki-laki dengan latar belakang
sosial ekonomi yang heterogen pada umumnya atau hampir 50 % siswa berasal dari
Kuala Tungkal.
C. Sumber Data
Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini adalah pada siswa kelas X
NKPI SMK N 2 Kuala Tungkal, untuk pengambilan data dilakukan melalui pengadaan
test awal sebelum penelitian dilakukan dan data dari hasil belajar siswa selama proses
pembelajaran berlangsung, serta hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan selama
siswa melaksanakan tindakan.

11
D. Teknik Dan Alat Pengumpul Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Data yang bersifat kualitatif diambil melalui test awal yang sebelumnya
dilakukan perencanaan penelitian tindakan kelas dan hasil test serta nilai kinerja
siswa pelaksanaan tindakan siklus satu (1) dan siklus kedua (2).
Data yang bersifat kuantitatif mengenai perubahan sikap, kehadiran dan
aktifitas siswa dalam mengikuti proses pelaksanaan tindakan siklus satu (1) dan
siklus kedua (2) dikumpulkan dengan cara observasi.
2. Alat Pengumpul Data
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif
adalah butir soal test dan lembar penilaian benda kerja hasil praktek kerja.
Sedangkan untuk data yang bersifat kuantitatif menggunakan lembar observasi dan
daftar kehadiran peserta didik.
3. Validasi Data
Validasi data pada penelitian ini berhubungan dengan butir-butir soal pada
test awal berupa penyusunan kisi-kisi soal test.
Dengan penyusunan kisi-kisi soal maka soal yang digunakan dalam test awal dapat
mengukur kompetensi peserta didik karena berdasarkan pada indikator-indikator
pencapaian kompetensi dasar Mengidentifikasi ukuran pokok struktur bangun kapal
Validasi data yang berhubungan dengan keterampilan siswa Mengidentifikasi
ukuran pokok struktur bangun kapal dilakukan dengan membuat job sheet dan
lembar penilaian hasil praktek Struktur bangun kapal yang terdiri dari tiga
komponen yaitu nilai persiapan (sikap) nilai keterampilan, dan nilai waktu.
Indikator yang dinilai tercantum dalam lembar penilaian dengan memuat skor
maksimal setiap komponen yang dinilai. Sedangkan validasi data yang
berhubungan dengan hasil pengamatan terhadap peserta didik dilakukan dengan
cara memberikan ceklist (v) terhadap setiap item yang tercantum dalam format
observasi untuk masing-masing peserta didik.

12
4. Analisis Data
Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis data kuantitatif dan kualitatif.
Untuk analisis secara kualitatit digunakan statistik untuk mendeskrisikan
karakteristik dan subjek penelitian.
Data hasil belajar dikumpulkan berdasarkan pemahaman konsep, penalaran
komunikasi, pemecahan masalah dan skor yang diperoleh ditabulasikan dalam
format seperti pada table berikut:
Tabel Format lembar penilaian pengetahuan peserta didik.
Nomor Soal 1 2 3 4 5 Dst Jml
No.
Bobot
Nama Siswa Nilai Perolehan Skor
1.
2.
3.
4.
Dst
Jumlah Skor
Nilai Rata-rata

Setelah data diperoleh dalam skor mentah, maka skor mentah tersebut perlu
diolah sehingga menjadi nilai akhir. Untuk mengolah skor mentah menjadi nilai akhir
digunakan rumus :

NA = X 10 dimana

NA = nilai Akhir

= Jumlah skor riil ( jumlah skor yang diperoleh)

Jumlah skor edial.

= Skala 1 – 10 ( Rohyadi 2003:64)

Psikomotorik (Keterampilan)
Penilaian kinerja peserta didik dilakukan pada saat melaksanakan praktik kemudian
hasilnya dimasukan pada tabel berikut ini.
Tabel lembar Penilaian kinerja peserta didik.
13
LEMBAR PENILAIAN
UJIAN PRAKTIK KEJURUAN

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan


Kompetensi Keahlian : Nautika Kapal Penangkapan Ikan
Alokasi Waktu : 3 jam
Bentuk Soal : Penugasan Perorangan

Nomor Peserta :

Nama Peserta :

Pencapaian Kompetensi
No Komponen/Sub komponen Penilaian
Ya
Tidak
7,0-7,9 8,0-8,9 9,0-10
1 2 3 4 5 6
I Persiapan Kerja
1.1. Penggunaan pakaian kerja
1.2. Persiapan
Skor Komponen :
Proses (Sistematika & Cara Kerja)
II 2.1. Identifikasi ukuran pokok
2.1.1. Ukuran Panjang
2.1.2. Ukuan Lebar

2.1.3 Ukuran Tegak

Hasil Kerja
III 3.1. LOA
3.2. LBP
3.3. LWL
3.4. B
3.5. BWL
3.6. D
3.7. d
Skor Komponen :
Sikap Kerja
IV 4.1. Penggunaan alat tangan dan alat ukur
4.2. Keselamatan kerja
Skor Komponen :
Waktu
5.1. Waktu penyelesaian praktik

14
Pencapaian Kompetensi
No Komponen/Sub komponen Penilaian
Ya
Tidak
7,0-7,9 8,0-8,9 9,0-10
1 2 3 4 5 6

Keterangan :
Skor masing-masing komponen penilaian ditetapkan berdasarkan perolehan skor
terendah dari sub komponen penilaian

Perhitungan nilai praktik (NP):

Nilai Praktik
Prosentase Bobot Komponen Penilaian
(NP)
Sikap
Persiapan Proses Hasil Waktu ∑ NK
Kerja
1 2 3 4 5 6
10 50 25 10 5
Bobot (%)
Skor
Komponen
NK

Keterangan:
 Bobot diisi dengan prosentase setiap komponen. Besarnya prosentase dari setiap
komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik program keahlian.
 NK = Nilai Komponen, perkalian dari bobot dengan skor komponen
 NP = penjumlahan dari hasil perhitungan nilai komponen
 Jenis komponen penilaian (persiapan, proses, sikap kerja, hasil, dan waktu) disesuaikan
dengan karakter program keahlian.

Untuk data tentang hasil pengamatan terhadap sejauh mana sikap siswa dalam
kegiatan pelaksanaan penelitian tindakan kelas digunakan format penilaian sikap baik
dalam teori ataupun praktek sebagai berikut:

KRITERIA PENILAIAN UJIAN


Praktik KEJURUAN
15
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan
Kompetensi Keahlian: Nautika Kapal Penangkapan Ikan
Alokasi Waktu: 3 jam
Bentuk Soal : Penugasan Perorangan
Komponen/Subkomponen
No Indikator Skor
Penilaian
1 2 3 4
I. Persiapan Kerja
1.1. Penggunaan pakaian Berpakaian sesuai ketentuan dengan 9,0-10
Kerja rapih dan lengkap
Berpakaian sesuai ketentuan kurang rapih 8,0-8,9
tetapi lengkap
Berpakaian sesuai ketentuan kurang rapih 7,0-7,9
dan tidak lengkap
Berpakaian tidak sesuai ketentuan Tidak
1.2. Persiapan Alat/bahan dipersiapkan lengkap dan 9,0-10
sesuai kebutuhan praktik
Alat/bahan dipersiapkan kurang lengkap 8,0-8,9
tetapi sesuai kebutuhan praktik
Alat/bahan dipersiapkan kurang lengkap 7,0-7,9
dan kurang sesuai kebutuhan praktik
Alat/bahan dipersiapkan tidak sesuai Tidak
kebutuhan praktik
II Proses (Sistematika dan CaraKerja)
2.1. Ukuran Pokok

2.1.1 Ukuran Panjang Mengukur ukuran panjang sesuai SOP 9,0-10


Mengukur ukuran panjang sesuai SOP, 9,0-10
tanpa kesalahan dilakukan secara mandiri
tanpa bimbingan
Mengukur ukuran panajng sesuai SOP 8,0-8,9
tanpa kesalahan dan dilakukan secara
mandiri dengan sedikit bimbingan
Mengukur ukuran panjang sesuai SOP 7,0-7,9
tanpa kesalahan dan dilakukan secara
mandiri dengan banyak bimbingan

16
Komponen/Subkomponen
No Indikator Skor
Penilaian
1 2 3 4
2.1.2 Ukuran Lebar Mengukur sesuai SOP tanpa kesalahan Tidak
dan dilakukan secara mandiri dengan
sangat banyak bimbingan
Mengukur sesuai SOP, tanpa kesalahan 9,0-10
dilakukan secara mandiri tanpa
bimbingan
Mengukur sesuai SOP tanpa kesalahan 8,0-8,9
dan dilakukan secara mandiri dengan
sedikit bimbingan
Mengukur sesuai SOP tanpa kesalahan 7,0-7,9
dan dilakukan secara mandiri dengan
banyak bimbingan
2.1.3 Ukuran Tegak Mengukur sesuai SOP tanpa kesalahan Tidak
dan dilakukan secara mandiri dengan
sangat banyak bimbingan
Mengukur sesuai SOP, tanpa kesalahan 9,0-10
dilakukan secara mandiri tanpa
bimbingan
Mengukur sesuai SOP tanpa kesalahan 8,0-8,9
dan dilakukan secara mandiri dengan
sedikit bimbingan
Mengukur sesuai SOP tanpa kesalahan 7,0-7,9
dan dilakukan secara mandiri dengan
banyak bimbingan
2.1.6 Penyetelan katup Menyetel sesuai SOP tanpa kerusakan Tidak
dan dilakukan secara mandiri dengan
sangat banyak bimbingan
Mengukur sesuai SOP, tanpa kerusakan 9,0-10
dilakukan secara mandiri tanpa
bimbingan
Mengukur sesuai SOP tanpa kerusakan 8,0-8,9
dan dilakukan secara mandiri dengan
sedikit bimbingan

17
Komponen/Subkomponen
No Indikator Skor
Penilaian
1 2 3 4
Mengukur sesuai SOP tanpa kerusakan 7,0-7,9
dan dilakukan secara mandiri dengan
banyak bimbingan
Mengukur sesuai SOP tanpa kerusakan Tidak
dan dilakukan secara mandiri dengan
sangat banyak bimbingan
Menyetel/memeriksa sesuai SOP, tanpa 9,0-10
kerusakan dilakukan secara mandiri tanpa
bimbingan
Menyetel/memeriksa sesuai SOP tanpa 8,0-8,9
kerusakan dan dilakukan secara mandiri
dengan sedikit bimbingan
Menyetel/memeriksa sesuai SOP tanpa 7,0-7,9
kerusakan dan dilakukan secara mandiri
dengan banyak bimbingan
III Hasil Kerja Hasil kerja sesuai SOP tanpa kerusakan 7,0-7,9
dan dilakukan secara mandiri dengan
banyak bimbingan
Hasil kerja sesuai SOP tanpa kerusakan Tidak
dan dilakukan secara mandiri dengan
sangat banyak bimbingan
Hasil kerja sesuai SOP tanpa kerusakan 8,0-8,9
dan dilakukan secara mandiri dengan
sedikit bimbingan
Menggunakan semua peralatan dengan 9,0-10
IV Sikap Kerja
benar tanpa bimbingan
4.1. Penggunaan alat Menggunakan semua peralatan dengan 8,0-8,9
ukur benar dan sedikit bimbingan

Menggunakan semua peralatan dengan Tidak


benar dan sangat banyak bimbingan
Melaksanakan keselamatan kerja dengan 9,0-10
benar
4.2. Keselamatan kerja
Melaksanakan keselamatan kerja dengan 8,0-8,9
sedikit mengingatkan
18
Komponen/Subkomponen
No Indikator Skor
Penilaian
1 2 3 4
Melaksanakan keselamatan kerja dengan 7,0-7,9
banyak mengingatkan
Tidak melaksanakan atau mengindahkan Tidak
keselamatan kerja
Melaksanakan keselamatan kerja dengan 8,0-8,9
sedikit mengingatkan
Menyelesaikan pekerjaan minimal 60 9,0-10
menit lebih cepat dan proses pekerjaan
benar
Menyelesaikan pekerjaan sampai 60 8,0-8,9
menit lebih cepat dan proses pekerjaan
benar
5.1.Waktu penyelesaian Melebihi 60 menit Tidak
praktik

OBSERVASI SIKAP
Kategori
No Nama % Ket
1 2 3 4 5 6 7

Keterangan :
1 Kehadiran 20
2 Aktif 20
3 Rajin Mengerjakan Tugas 20
4 Ketekunan 10
5 Kerapian 10
6 Sopan 10
7 Tidak pernah terlambat 10

19
Tabel Rekapitulasi nilai
Nama Nilai akhir Tuntas
No. Teori Keterampilan Sikap Ya Tidak
Siswa
1.
2.
3.

Untuk mendapatkan nilai akhir peserta didik digunakan rumus sebagai berikut:
NA = (30% x NT) + (60% x NP) + (10%xNS)
Dimana : NA = Nilai akhir
NT = Nilai pengetahuan teori
NS = Nilai Sikap
Nk = Nilai keterampilan praktek

Untuk melihat keberhasilan belajar digunakan acuan penilaian seperti pada tabel berikut:
Tabel rentang nilai.
No. Rentang Nilai Predikat penilaian
1. 90,00 - 100,00 A = sangat baik
2. 75,00 - 89,00 B = Baik
3. 60,00 - 74,00 C = Cukup
4. 60,00 D = Kurang

E. Prosedur Penilaian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Demonstrasi yang
direncanakan terdiri dari 2 (dua) siklus. Desain penelitian tindakan kelas yang diterapkan
ada alur yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan repleksi
seperti yang ditunjukan pada bagian berikut:

Perencanaan
20

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan


Refleksi Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS II Pelaksanaan
Bagan Siklus PTK

SIKLUS PERTAMA (1)


1. Perencanaan Tindakan Siklus 1
Pada tahapan perencanaan siklus 1, peneliti melakukan persiapan antara lain
mencakup antara lain:
a. Merencanakan pembelajaran yang ditetapkan dalam KBM.
b. Menentukan jumlah siswa dalam setiap kelompok.
c. Mengembangkan skenario pembelajaran Menyusun job sheet/lembar kerja siswa.
d. Menyiapkan sumber belajar.
e. Menyiapkan instrument observasi evaluasi serta daftar hadir siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan yang
sudah direncanakan untuk pelaksanaan siklus 1.
Strategi yang dilakukan dalam proses pembelajaran untuk Mengidentifikasi ukuran pokok
struktur bangun kapal adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
(1) Menyampikan tujuan dan memotivasi siswa.
(2) Mengorganisir siswa dalam kelompok, dan menentukan seorang siswa untuk
menjadi ketua kelompok.
(3) Menentukan topik-topik bahasan tentang Struktur Bangun Kapal

21
b. Kegiatan inti
(1) Menjelaskan tentang prinsip dan konsep materi pembelajaran Mengidentifikasi
Ukuran Pokok Strukrur Bangun Kapal serta memberikan contoh atau latihan
memecahkan masalah dalam bentuk demonstrasi, Tanya jawab dan penugasan.
(2) Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat.
(3) Guru memberikan soal latihan kepada siswa sebagai test awal.
(4) Dengan Tanya jawab guru menjelaskan kembali materi yang sudah dibahas.
(5) Meminta siswa mengerjakan kembali soal latihan.
(6) Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan tugasnya, bagi siswa yang
membutuhkan.
(7) Siswa mengumpulkan tugasnya.
(8) Penilaian dengan kunci jawaban disiapkan oleh guru.
c. Kegiatan Akhir
(1) Membahas tugas.
(2) Guru memberikan penghargaan kelompok
(3) Membimbing siswa dalam menyimpulkan materi yang telah dibahas dalam
pembelajaran.

3. Pengamatan Pelaksanaan Tindakan


Pengamatan dilakukan dengan pencatatan terhadap semua peristiwa atau hal-hal
yang terjadi dikelas penelitian, antara lain, kinerja peneliti sebagai guru, situasi kelas
perilaku dan sikap siswa penyajian atau pembahasan materi, penyerapan siswa terhadap
materi pembelajaran yang diberikan dan sebagainya.
Metode pengumpulan data melalui pengamatan dilakukan secara langsung dengan
menggunakan format bersama dengan pelaksanaan tindakan.

4. Refleksi
Pada tahap repleksi peneliti bersama-sama beberapa orang siswa yang mewakili
kelompok masing-masing melakukan penelaahan terhadap proses yang dilakukan pada
siklus pertama (1) serta menghimpun semua permasalahan atau kendala yang ada salama
pelaksanaan tindakan siklus pertama (1), serta menganalisa hasil test akhir siklus, lalu
menginventarisir masalah kemudian melalui diskusi mencari solusi pemecahanya.
Berdasarkan repleksi ini pula suatu perbaikan tindakan (replanning) terutama pada
penguasaan materi dan tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang masih
kurang.

SIKLUS KEDUA (2).

22
1. Perencanaan Tindakan Siklus Kedua (2)
Pada tahapan peencanaan tindakan siklus 2 peneliti melakukan persiapan antara
lain mencakup:
a. Merncanakan pembelajaran sesuai dengan hasil repleksi kegiatan siklus 1.
b. Menentukan jumlah siswa dalam setiap kelompok agar lebih effektif
c. Mengembangkan skenario pembelajaran Mengidentifikasi ukuran pokok struktur
bangun kapal
d. Menyusun Job sheet/lembar kerja siswa.
e. Menyiapkan sumber belajar.
f. Menyiapkan RPP.
g. Menyiapkan instrumen observasi dan evaluasi serta daftar kehadiran siswa untuk
siklus 2.

2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan yang
sudah direncanakan setelah dilakukan repleksi terhadap pelaksanaan siklus 1.
Strategi yang dilakukan dalam proses pembelajaran untuk Mengidentifikasi ukuran pokok
struktur bangun kapal adalah sebagai berikut:
Tindakan siklus 2.
a. Kegiatan Awal.
(1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
(2) Mengorganisasikan siswa dalam kelompok.
(3) Menentukan topik-topik bahasan tentang Mengidentifikasi ukuran pokok
struktur bangun kapal
b. Kegiatan inti.
(4) Menjelaskan tentang Mengidentifikasi ukuran pokok struktur bangun kapal
dan melakukan demonstrasi pengukuran ukuran pokok
(1) Melakukan demonstrasi pengukuran dan Tanya jawab tentang ukuran pokok
(2) Siswa melaksanakan pengukuran sesuai dengan tahapan yang dituangkan dalam
job sheet.
(3) Guru mengamati kegiatan praktik siswa serta memberikan pengarahan langsung
bagi siswa masih kurang memahami petunjuk dalam job sheet.
(4) Guru melakukan pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam kegiatan praktik
Mengidentifikasi ukuran pokok kapal
(5) Siswa mengumpulkan tugas latihan beserta job sheetnya.
(6) Guru melakukan penilaian terhadap hasil kerja siswa sesuai dengan format
penilaian yang telah disiapkan.

c. Kegitan akhir
(1) Bersama siswa, guru mendiskusikan tentang kegiatan praktik
(2) Guru menyimpulkan hasil diskusi.
(3) Guru memberikan penghargaan kelompok dan individu.

23
3. Pengamatan Pelaksanaan Tindakan
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran praktik Mengidentifikasi
ukuran pokok struktur bangun kapal dengan melakukan pencatatan terhadap semua
peristiwa atau hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan siklus 2, antara lain mengenai
kinerja siswa, situasi kelas, perilaku dan sikap siswa dan sebagainya.
Metode pengumpulan data melalui pengamatan dilakukan serta langsung dengan
menggunakan format observasi dan waktu pengamatan dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan.

4. Refleksi
Pada tahap repleksi peneliti bersama beberapa orang siswa yang mewakili kelompok
masing–masing melakukan penelaahan terhadap proses yang dilakukan pada siklus 2 serta
menghimpun semua permasalahan atau kendala yang ada selama pelaksanaan tindakan
siklus 2 serta menganalisa hasil akhir yang dialkukan pada akhir siklus, lalu
menginventarisir masalah kemudian melalui diskusi mencari solusi pemecahanya.
Dari hasil repleksi siklus 2 dapat diambil kesimpulan bahwa: bila dibandingkan
dengan kegiatan siklus 1 siklus kedua (2) telah jauh lebih baik hasilnya, nilai hasil belajar
sudah cukup meningkat, keaktifan siswa meningkat, sikap siswa dalam pembelajaran
sudah lebih baik. Namun peneliti masih menganggap bahwa prestasi siswa dan efektifitas
pembelajaran masih dapat ditingkatkan.

24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum
Setelah dilakukan tindakan pada setiap siklus, tampak jelas perbedaan–perbedaan
peningkatan kemampuan siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan materi ukuran
pokok kapal baik dalam penguasaan materi pembelajaran maupun dalam praktiknya.
Dengan membadingkan kondisi awal dan kondisi akhir penelitian tersebut ternyata
ada peningkatan yang signifikan. Pada tahap pra tindakan kemampuan siswa dalam
penyerapan materi Ukuran pokok kapal berpredikat kurang.
Setelah dilakukan tindakan, dilakukan test akhir dalam penyajian materi, predikat
penilaian masih cukup, namun pada pretest berpredikat baik. Selanjutnya pada siklus
kedua (2) setelah dilakukan tindakan, dilakukan terst akhir dalam penguasaan materi dan
penilaian benda kerja hasil praktik ukuran pokok kapal, secara komulatif nilai siklus kedua
(2) jauh lebih baik dibandingkan hasil pada siklus sebelumnya dengan predikat sangat
baik.
Hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dari
berkurangnya prosesntase siswa yang tidak aktif dalam pelaksanaan tindakan pada setiap
siklus, dimana pada siklus pertama prosentase ketidak terlibatan siswa dalam proses
pelaksanaan tindakan mencapai 19,74% pada siklus pertama 8,33% dan kedua menurun
menjadi 5,70% selanjutnya ini berarti bahwa pembelajaran ukuran pokok kapal dengan
model demonstrasi efektif dan dapat meningkatkan prestasi siswa.
Nilai rata-rata dari setiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1. Nilai rata-rata pada setiap siklus.

Siklus
Nilai Pre test
I II
Nilai rata-rata 71,31 73,47 77,84
Predikat Cukup (C) Baik (B) Baik ( B )
Prosentase (%) 19,74% 8,33% 5,70 %
Ketidakaktifan siswa dalam
proses

B. Hasil Pelaksanaan
1. Siklus pertama (1)
a. Tindakan

25
Tindakan yang berkenaan dengan pelaksanaan siklus 1 antara lain
menyiapkan perlengkapan mengajar yang diperlukan, melaksanakan tindakan
dalam penyajian materi melaksanakan Ukuran pokok kapal dengan
menggunakan model demonstrasi.
Setelah dilakukan tindakan dilakukan test akhir dalam penyajian materi predikat
penialaian masih cukup. Pada pre test nilai siswa meningkat secara komulatif
pada akhir siklus pertama (1), namun masih berpredikat baik.
Dari pengamatan dan penilaian melalui test ternyata dengan menggunakan
metode demonstrasi dan meningkatkan nilai rata-rata dibandingkan nilai siswa
pada pra tindakan sangat kurang sekali.
b. Pengamatan.
Berdasarkan pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan pada Siklus
pertama (1) pembelajaran telah mengalami peningkatan dan berlangsung dengan
baik, sebagian siswa sudah dapat menguasai materi tentang Ukuran Pokok kapal
dibandingkan sebelum pelaksanaan tindakan dengan menggunakan model
demonstrasi.
Hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat
dilihat dari prosentase siswa yang tidak terlibat dalam pelaksanan tindakan pada
siklus pertama (1), dimana pada siklus pertama presentase ketidak terlibatan
siswa dalam proses pelaksanaan tindakan masih mencapai 8,33 %
Hal ini dapat terlihat dari aktivitas masing-masing siswa, masih banyak siswa
yang melakukan kegiatan yang tidak ada hubunganya dengan pembelajaran
antara lain ada suka bergurau, mengganggu teman lain, kurang aktif dalam
bertindak, masih ada yang keluar ruangan tanpa alasan yang jelas.
Hal ini jelas akan mengganggu kelancaran pembelajaran dengan kata lain proses
pelaksanaan tindakan pada siklus pertama belum berjalan secara efektif.

Kegiatan melakukan pekerjaan Mengidentifikasi ukuran pokok struktur


bangun kapal dengan metode demonstrasi, sebagian siswa belum mengerti dan
kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Setelah dilakukan penilaian terhadap
penguasaan materi dan penilaian terhadap hasil kerja diperoleh nilai rata-rata
secara klasikal dengan predikat cukup.

c. Repleksi.
Pada tahap repleksi peneliti bersama-sama beberapa orang siswa yang
mewakili kelompok masing-masing melakukan penelaahan terhadap proses yang
dilakukan pada siklus pertama (1), serta menghimpun semua permasalahan atau

26
kendala yang ada selama pelaksanaan tindakan siklus pertama (1), serta
menganalisa hasil test akhir yang dilakukan pada akhir siklus, lalu
menginventarisir masalah kemudian melalui diskusi mencari solusi
pemecahanya. Berdasarkan repleksi ini pula suatu perbaikan tindakan
(replanning) terutama pada penguasaan materi dan tingkat keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran masih kurang.

2. Siklus kedua (2)


a. Tindakan
Tindakan yang berkaitan dengan pelaksanaan siklus 2 menyiapkan semua
yang dibutuhkan, maupun melaksanakan tindakan dalam penyajian materi
pembelajaran melakukan Pengukuran ukuran pkok kapal dengan model
demonstrasi
Dari hasil pengamatan ternyata dengan menggunakan metode demonstrasi dalam
proses pembelajaran untuk materi pembelajaran tersebut dapat meningkatkan
nilai rata-rata siswa bila dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus 1, serta
meningkatnya predikat keberhasilan yang dicapai siswa menjadi katagori cukup
b. Pengamatan
Sesuai dengan hasil pengamatan pada siklus kedua (2), maka telah terjadi
peningkatan dalam hasil belajar keaktifan siswa dalam proses pembelajaran,
siswa bersemangat menyelesaikan tugasnya yang diberikan oleh guru pada
setiap kelompok.
Semangat belajar yang timbul pada diri siswa disebabkan oleh karena siswa
sudah mengerti cara mengukur ukuran pokok kapal, siswa telah memahami
langkah-langkah yang tepat dalam pembelajaran.
Karena sebagian besar siswa bersemangat dalam belajar dan sudah mengerti
apa yang dikehendaki dari materi yang disajikan, maka nilai hasil belajar siswa
serta nilai proses pembelajaran siswa mengalami peningkatan.
Jika pada siklus 1 predikat kurang, maka pada siklus 2 nilai keberhasilan
siswa mengalami peningkatan hingga mencapai predikat baik.
Dari hasil pengamatan juga diketahui bahwa efektifitas belajar juga
meningkat, ini terlihat dari presentase ketidakaktifan siswa dalam proses
pembelajaran menurun

c. Repleksi
Kegiatan pelaksanaan tindakan siklus 2 diamati, hasil pengamatan tersebut
kemudian direpleksikan menjadi repleksi siklus 2. Kegiatan siswa pada siklus 2
masih melakukan pekerjaan pengukuran, karena pembelajaran dengan

27
melibatkan siswa dan berlangsung dengan aktif, maka nilai yang diperoleh siswa
juga mengalami peningkatan.
Jika pada siklus Dengan predikat baik maka pada siklus 2 nilai siswa
mengalami peningkatan menjadi dengan predikat baik.
Pada siklus 2 peneliti akan meningkatkan perolehan nilai hasil belajar siswa
dengan melibatkan siswa secara aktif dalam kelompoknya. Setiap siswa
dikelompokan secara heterogen tetapi ada satu siswa yang pandai dalam setiap
kelompok.
Dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini peneliti merepleksikan
kegiatan setiap siklus dapat dikatakan bahwa pembelajaran terus mengalami
peningkatan kearah yang lebih baik, begitu juga dengan hasil belajar siswa terus
mengalami peningkatan.
Dari kegiatan penelitian ini peneliti berusaha untuk meningkatkan
efektifitas pembelajaran dan peningkatan prestasi sisa dalam pengertian nilai
hasil belajar siswa lebih baik dari kegiatan pembelajaran sebelumnya dengan
menggunakan model demonstrasi.

C. Pembahasan
Dengan membandingkan kondisi awal dengan kondisi akhir setelah
menggunakan model demonstrasi dalam proses pembelajaran untuk materi
Mengidentifikasi ukuran pokok struktur bangun kapal di kelas X NKPI SMK Negeri 2
Kuala tungkal ternyata keterampilan siswa dapat meningkat.
Sesuai dengan penelitian ini, bahwa mengatasi kesulitan belajar dengan
menggunakan model demonstrasi, artinya demonstrasi dengan cara berkelompok dapat
membantu kesulitan yang dialami oleh teman-temannya dalam belajar, sehingga
pembelajaran berlangsung dengan lancer dan tepat waktu sesuai dengan program
pembelajaran yang telah disusun sebelumnya di awal semester.
Setelah menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran ternyata siklus 1
nilai dengan predikat baik, dan pada pelaksanaan tindakan siklus 2 nilai dengan
predikat sangat baik.
Siklus 1 dan 2 dengan menerapkan model demonstrasi dengan cara
berkelompok dalam pembelajaran ternyata siswa sudah berhasil mendapatkan nilai
yang lebih baik, hubungan social antar siswa khususnya dalam kelompok berjalan
positif, kerja sama dalam belajar sangat baik, semangat belajar siswa meningkat

28
karena dapat mengatasi kesulitan belajar dan pembelajaran dapat berjalan sesuai
dengan program pembelajaran yang telah disusun.
Dari siklus 1 dan 2 dalam penelitian ini dengan pendekatan model demonstrasi
dalam pembelajaran dapat mengatasi kesulitan belajar di kelas X NKPI SMK Negeri 2
Kuala Tungkal.

29
BAB. V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dalam gambaran pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan
bahwa penyajian materi pembelajaran untuk kompetensi Mengidentifikasi ukuaran
pokok struktur bangun kapal dengan model demonstrasi dapat meningkatkan
kemampuan siswa kelas X NKPI SMK Negeri 2 Kuala Tungkal.

Peningkatan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model


demonstrasi dapat dilihat dari hasil yang diperoleh siswa pada setiap siklus.

Dengan model demonstrasi dapat digunakan secara klasikal maupun kelompok


dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa model
demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi yang
disampaikan terutama dalam melakukan pekerjaan Pengukuran ukuran pokok

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan akhir dapat disarankan bahwa model demonstrasi
dapat digunakan dalam proses pembelajaran yang materinya lebih banyak
mengandung keterampilan, untuk lebih efektif dan berhasil dengan baik maka
penggunaan model demonstrasi ini hendaknya diikuti dengan latihan sesering
mungkin dan bervariasi melalui latihan kelompok atau individu.

30
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, 2004, Kurikulum SMK Edisi 2004 Bidang Keahlian Pelayaran, Program
keahlian Nautika Perikanan Laut, Depdiknas, Jakarta.

Nana Sudjana, 1988, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru , Bandung.

S.Nasution , 1995, Dikdaktik Azas-azas Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Sarjono, Wiganda, 1977, teknologi Mekanik 1 Proyek pengadaan Buku Dikmenjur Dep.
P dan K, Jakarta.

Martinis Yamin, 2004, Strategi pembelajaran Berbasis Kompetensi, Gaung persada


Press, Pamulang Jakarta.

Suharsimi Arikunto, 2007, Penelitian Tindakan kelas (PTK) classroom Reseearch ,


Bahan Pelatihan PTK untuk guru , kepala sekolah dan pengawas.

Hamalik oemar, 2001, proses belajar mengajar , Bumi Aksara, Jakarta.

………………, 1978, teknik Bengkel 5, untuk penataran bengkel tingkat dasar Proyek
PMS ITB Bandung.

Rochyadi, H 2005 Evaluasi pendidikan, Bandung Depdiknas, Dirjen Dikdasmen.

Winatapura, Udin s, Tirta Rosita, 1994/1995, Belajar dan pembelajaran Universitas


Terbuka, Jakarta.

Slameto, Drs. 1987 Belajar dan factor factor yang mempengaruhinya, Bina Aksara,
Jakarta.

Sanjaya, Wina, 2005 pembelajaran dalam kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana


Jakarta.

(http:/akhmadsudrajat.wordpress.com/12 September 2008)

Sulipan, DR,M.Pd Menyusun Karya Tulis Ilmiah, Tantiarama dan Eksismedia

31

Anda mungkin juga menyukai