Dalam proses laktasi kadang kala terjadi kegagalan yang sering
disebabkan karena timbulnya berbagai masalah, baik masalah dari ibu maupun bayi. Salah satu faktor dari ibu yaitu cara menyusui yang tidak benar. Cara menyusui yang tidak benar dapat menyebabkan putting susu lecet dan ASI tidak keluar optimal. Pemberian ASI yang tidak adekuat dapat mengakibatkan payudara bengkak karena bendungan sisa ASI pada duktus. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif korelasional dengan metode survey menggunakan teknik pendekatan cros sectional. Populasi dalam penelitian ini dalah semua ibu post partum di Bps ny indriani semarang pada bulan april-mei. Sampel diambil secara keseluruhan menggunakan total sampling atau sampling jenuh. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer diperoleh dari ceklist tentang cara menyusui yang benar dan observasi langsung kejadian payudara bengkak.data diolah dengan langkah editing, skoring, tabulating, coding, entry, recode dan analisa data. Pada analisa secara univariat variabel didistribusikan dengan masing-masing proporsi, sedangkan analisa secara bivariat digunakan uji statistik Chi Square . Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh hasil ibu yang melakukan cara menyusui yang benar sebanyak 22 responden (66,7%) .sebagian besar responden tidak mengalami payudara bengkak sebanyak 22 (66,7%) sedangkan yang mengalami payudara bengkak sebanyak 11(33,3%). Dari hasil uji Chi Square dengan level signifikan 0,05 pada hubungan cara menyusui yang benar dengan kejadian payudara bengkak diperoleh hasil perhitungan X2 = 17,45 (P = 0,000).dari hasil uji statistik tersebut didapatkan p < ά, artinya ada hubungan cara menyusui yang benar dengan kejadian payudara bengkak Saran kepada bidan dapat mengajari praktek cara menyusui benar kepada ibu postpartum sehingga mengantisipasi agar tidak terjadi payudara bengkak.
Kata kunci : cara menyusui, payudara bengkak, ibu postpartum
PENDAHULUAN imunologi, gizi maupun psikologi. Di
World Health Organization (WHO) Indonesia saat ini perilaku pemberian merekomendasikan bahwa semua ASI eksklusif belum seperti yang bayi harus mendapat Air Susu Ibu (ASI) diharapkan, berdasarkan pemantauan secara eksklusif sejak lahir, segera pemberian ASI eksklusif tahun 2005 mungkin sejak lahir sampai usia 6 cakupan ASI baru mencapai 17,60% bulan, karena ASI memberi segala (Depkes R.I, 2005). yang dibutuhkan bayi, baik secara
Jurnal Kebidanan, Vol. III, No. 1, Juni 2011 9
Dari penelitian 900 ibu menyusui jumpai pada kunjungan nifas sekitar 60 di ibukota besar di Indonesia diperoleh (30%) ibu mengalami masalah puting fakta 95% ibu menyusui sebanyak 5% susu lecet, sebanyak 32 (13%) ibu menyusui secara eksklusif (Roesli, 2000). mengalami payudara bengkak. Di BPS Di Jawa Tengah ibu menyusui Ny Indah (Manyaran) dari 224 ibu mencapai 65% pemberian ASI ekskusif postpartum, sebanyak 206 (92%) ibu hanya mencapai 28,08%. Sedangkan menyusui bayinya. Di jumpai sebanyak di kota Semarang pemberian ASI 45 (22%) ibu mengalami puting susu eksklusif baru mencapai 33%. lecet dan sebanyak 25 (12%) ibu Beberapa faktor yang menghambat tersebut mengalami payudara pemberian ASI eksklusif tersebut antara bengkak. Di BPS Ny Indriani lain rendahnya pengetahuan ibu (Pedurungan) sejumlah 235 Ibu post tentang manfaat ASI dan cara partum sebanyak 223 (95%) ibu menyusui yang benar, kurangnya menyusui bayinya. Didapatkan 80 konseling tentang laktasi dan cara (34%) ibu mengalami puting susu lecet menyusui yang benar, sehingga timbul dan sebanyak 71 (30%) mengalami hambatan dalam menyusui maka ibu payudara bengkak. Dari 223 (95%) ibu menghentikan menyusui dan menyusui tersebut, hanya 134 (60%) Ibu memberikan susu formula (Dinkes, dapat menyusui dengan benar, 78 2006). (35%) ibu belum dapat menyusui Dalam proses laktasi kadang dengan benar. kala terjadi kegagalan yang sering Rata-rata keadaan demikian disebabkan karena timbulnya dapat disebabkan salah satunya berbagai masalah, baik masalah dari masalah pada pemberian ASI itu ibu maupun bayi. Salah satu faktor dari sendiri. Seorang ibu dengan bayi ibu yaitu cara menyusui yang tidak pertamanya mungkin akan mengalami benar. Cara menyusui yang tidak berbagai masalah karena tidak benar dapat menyebabkan puting mengetahui cara-cara menyusui yang susu lecet dan ASI tidak keluar optimal. sebenarnya Sangat sederhana seperti Hal ini dapat menimbulkan gangguan misalnya cara menaruh bayi pada dalam proses menyusui sehingga payudara, isapan bayi yang salah pemberian ASI tidak adekuat, dapat mengakibatkan puting terasa pemberian ASI yang tidak adekuat nyeri dan pemberian ASI yang tidak dapat mengakibatkan payudara optimal dan adekuat sehingga bengkak (breast engorgement) karena mengakibatkan pembengkakan pada sisa ASI pada duktus. Statis pada payudara. Walaupun angka kejadian pembuluh darah akan mengakibatkan payudara bengkak jarang terjadi meningkatnya tekanan intraduktal kadang keadaan ini bila tidak segera yang akan mempengaruhi segmen ditangani dapat mengakibatkan pada payudara sehingga tekanan infeksi (Soetjiningsih, 2003). seluruh payudara meningkat Dengan mengetahui masalah akibatnya payudara sering terasa yang terjadi penulis ingin meneliti lebih penuh, tegang serta terasa nyeri jauh mengenai ”Hubungan cara (Soetjiningsih, 2003). menyusui yang benar dengan Payudara bengkak banyak kejadian payudara bengkak pada ibu terjadi pada ibu postpartum minggu postpartum di BPS Ny Indriani pertama hari ke-3 dan hari ke-4 Semarang”. sesudah ibu melahirkan mencapai 13,3%. (Depkes RI, 2002) METODE PENELITIAN Berdasarkan data yang Menggunakan studi korelasi yaitu diperoleh dari 3 Bidan Praktek Swasta suatu penelitian atau penelaah (BPS) diwilayah kota Semarang pada hubungan antara dua variabel pada tahun 2007 yaitu di BPS Ny Uut suatu situasi atau sekelompok subjek. Maschon terdapat 244 ibu pospartum Dengan pendekatan cross-sectional sebanyak 201 (90%) ibu menyusui. Di yaitu mencari hubungan antara
Jurnal Kebidanan, Vol. III, No. 1, Juni 2011 10
variabel dengan mengobservasi/ HASIL PENELITIAN mengukur dalam waktu yang Analisa Univariat bersamaan (Notoatmojo, 2002). 1. Cara menyusui yang benar Populasi dalam penelitian ini Penelitian ini menggunakan 17 adalah ibu postpartum hari ke-3 dan item pernyataan (checklist) yang ke-4 pada bulan April-Mei 2009 di BPS mengenai cara-cara yang digunakan Ny Indriani Semarang sejumlah 33 oleh responden dalam melakukan orang. cara menyusui. Distribusi responden Sampel yang digunakan dalam berdasarkan tindakan cara menyusui penelitian ini adalah sampling jenuh yang dilakukan adalah sebagai berikut yaitu cara mengambil semua angota populasi menjadi sampel. (Hidayat, Tabel 4.2 Distribusi frekwensi cara menyusui 2007). Dalam penelitian ini jumlah Distribusi frekuensi sampel sebanyak 33 orang. Cara menyusui Jumlah % Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan Kurang benar 11 33,3 bivariat. Analisis univariat untuk Benar 22 66,7 menjelaskan/mendeskripsikan angka atau nilai jumlah masing-masing Total 33 100,0 variabel yang diteliti yaitucara Sumber : Data primer, 2009 menyusui yang benar dengan kejadian payudara bengkak dengan Pada tabel diatas menunjukkan ukuran atau prosentase perhitungan bahwa jumlah responden yang rumus penentuan besarnya prosentase melakukan cara menyusui yang benar sebagai berikut; lebih banyak dibanding dengan cara menyusui yang kurang benar, yaitu X = f 100 % sebanyak 22 (66,7%) responden telah n melakukan cara menyusui dengan Dimana ; benar, sedangkan 11 ( 33,3%) X = hasil prosentase responden melakukan cara menyusui f = frekwensi hasil pencapaian secara kurang benar. n = total seluruh observasi ( Arikunto, 2006) 2. Kejadian Bengkak Payudara Penilaian kejadian bengkak Analisa data yang digunakan dalam payudara didasarkan pada penelitian ini adalah analisa bivariat. pengamatan langsung pada kondisi Analisa data ini menggunakan uji responden saat penelitian pada saat statistik Chi Squre yaitu untuk kunjungan rumah dan kontrol nifas mengetahui ada tidaknya hubungan ditempat BPS Ny Indriani Semarang. antara cara menyusui yang benar Distribusi responden berdasarkan dengan kejadian payudara bengkak. terjadinya payudara bengkak adalah Disajikan dalam bentuk tabel distribusi sebagai berikut : frekwensi pada uji statistik Chi Squre (X²) dengan menggunakan rumus; Tabel 4.3 Distribusi frekwensi Kejadian Payudara Bengkak
(f 0 fh ) 2 Kejadian Distribusi frekuensi
X² = Payudara Jumlah % fh bengkak Ket; Tidak 22 66,7 Fo = Frekwensi hasil observasi bengkak Fh = Frekwensi yang diharapkan (fh) dapat dihitung dengan Bengkak 11 33,3 menggunakan rumus Total 33 100,0 Fh = Jumlah sebaris x jumlah sekotak Sumber : Data primer, 2009 Jumlah data
Jurnal Kebidanan, Vol. III, No. 1, Juni 2011 11
Pada tabel diatas menunjukkan Hasil Analisa Bivariat bahwa jumlah responden yang paling Tujuan dari penelitian ini adalah banyak adalah yang tidak mengalami untuk menguji ada tidaknya hubungan payudara bengkak yaitu sebanyak 22 antara cara menyusui yang benar orang (66,7%) dibanding yang dengan kejadian payudara bengkak. mengalami payudara bengkak Pembuktian hipotesis dalam hal ini sebanyak 11 orang (33,3%). dilakukan dengan menggunakan uji chi square. Hasil pengujian diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.4 Hasil Tabulasi Silang dan pengujian Hipotesis
x2 = 17,455 p = 0,000 Koreksi Fisher Exact p = 0,000 (25% memiliki nilai expected count < 5) Kejadian payudara bengkak Total Cara menyusui Bengkak Tidak bengkak Jumlah % Jumlah % jumlah % Kurang benar 9 81,8 2 18,2 11 100,0 benar 2 9,1 20 90,9 22 100,0 Total 11 33,3 22 66,7 33 100,0
Berdasarkan tabulasi silang adalah responden yang ber umur
tersebut menunjukkan bahwa dari kurang dari 20 tahun yaitu sebanyak 1 subyek yang melakukan cara orang (3,0%). menyusui yang kurang benar, 9 responden (81,8%) telah mengalami Analisis dari tiap variabel baik secara payudara bengkak dan 2 responden univariat dan bivariat (18,2%) tidak mengalami payudara 1. Cara menyusui yang benar bengkak. Sedangkan dari 22 Berkaitan dengan kebenaran responden yang melakukan cara cara menyusui, diperoleh bahwa menyusui dengan benar, 20 responden sebagian besar responden sudah (90,9%) tidak mengalami payudara memiliki cara yang baik dalam bengkak dan 2 responden (9,1%) menyusui bayi mereka, dimana mengalami payudara bengkak. diperoleh sebanyak 22 orang (66,7%) Hasil pengujian hubungan antara responden telak melakukan cara cara menyusui dengan kejadian menyusui dengan benar, sedangkan payudara bengkak diperoleh nilai p 11 orang (33,3%) lainnnya melakukan value pada pengujian Chi square cara menyusui secara kurang benar. koreksi Fisher Excat test diperoleh nilai p Langkah yang dilakukan oleh value sebesar 0,000 hal ini menunjukan responden yang melakukan cara bahwa nilai sig lebih kecil dari ά (p < menyusui kurang benar antara lain 0,05) sehingga hipotesis diterima. Hal sebagian besar areola tidak masuk ini menunjukkan ada hubungan yang kemulut bayi, jadi responden hanya signifikan antara cara menyusui memasukan mulut bayi pada putting dengan kejadian payudara bengkak. susu saja dan Payudara dipegang dengan ibu jari diatas areola dan PEMBAHASAN keempat jari yang lain menopang Dari sampel yang diamati dibawah, dan menekan putting susu sebanyak 33 responden, dapat atau areola sehingga langkah ini diketahui banyak sebagian besar mengakibatkan putting susu terasa responden berada pada golongan nyeri dan lecet dan menghambat umur 20 - 30 tahun sebanyak 27 orang pengeluaran ASI. (81,8%), sedangkan yang paling sedikit
Jurnal Kebidanan, Vol. III, No. 1, Juni 2011 12
Pemberian ASI bertujuan untuk melakukan cara menyusui yang memberikan nutrisi alami kepada bayi. kurang benar lebih banyak yang Cara ini merupakan hal yang terbaik mengalami payudara bengkak. bagi bayi dan bagi ibu. Namun Hal ini sesuai dengan teori demikian, ada cara-cara yang benar (Soetjiningsih, 2003) mengemukakan dalam menyusui bayi. Hal ini bahwa pembengkakan payudara dimaksudkan untuk melindungi terjadi karena ASI tidak disusu dengan payudara dan memberikan ASI yang adekuat dan posisi bayi pada optimal. payudara saat menyusu salah. Sehingga hal ini akan meyebabkan 2. Kejadian payudara bengkak putting susu lecet dan ASI tidak keluar Hasil penelitian ini berdasarkan optimal sehingga terjadi pengamatan diperoleh dari sebanyak pembendungan air susu pada 33 responden bahwa 11 orang (33,3%) payudara yang selanjutnya dapat mengalami payudara bengkak. menyebabkan pembengkakan Sedangkan responden yang tidak Menurut WHO (2003) mengalami payudara bengkak menyatakan bahwa faktor predisposisi sebanyak 22(66,7%) Kondisi demikian terjadinya payudara bengkak yang diindikasikan bahwa payudara paling penting antara lain teknik bengkak tersebut terjadi akibat menyusui meliputi kenyutan yang baik kurang sesuainya teknik pemberian ASI dan pengeluaran ASI yang efektif. yang dilakukan oleh ibu menyusui, Dari uraian diatas dapat Sehingga pemberian ASI tidak optimal. disimpulkan bahwa ibu menyusui yang Hal ini sesuai dengan teori (WHO, kurang benar akan mengalami resiko 2003) bahwa faktor predisposi untuk mengalami payudara bengkak. terjadinya payudara bengkak yang Hal ini disebabkan karena posisi mulut penting yaitu teknik menyusui meliputi bayi saat menyusui salah yang kenyutan yang baik dan pengeluaran menyebabkan putting susu lecet dan ASI yang efektif. bayi tidak mau menyusu sehingga pengeluaran ASI tidak efektif dan 3. Hubungan cara menyusui yang menyebabkan pembengkakan. benar dengan kejadian payudara bengkak. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil pengujian dengan chi 1. Responden yang melakukan cara square dengan koreksi Fisher Excat test menyusui yang benar dengan menunjukkan bahwa ada hubungan prosentase terbanyak yaitu 22 yang signifikan antara cara menyusui orang (66,7%). dengan kejadian payudara bengkak. 2. Responden yang mengalami Ini dibuktikan bahwa nilai p value payudara bengkak sebanyak 11 sebesar 0,000 (p<0,05). Sehingga orang (33,3%). hipotesis penelitian ini dapat diterima. 3. Ada hubungan antara cara Berdasarkan hasil penelitian pada 33 menyusui yang benar dengan responden, responden yang kejadian payudara bengkak. Hasil melakukan cara menyusui kurang analisis didapatkan nilai p value benar, diantaranya 9 responden sebesar 0,000 kurang dari 0,05 (81,8%) telah mengalami payudara (0,000 < 0,05). bengkak dan 2 responden (18,2%) Berdasarkan hasil penelitian dapat tidak mengalami payudara bengkak dikemukakan saran sebagai berikut : sedangkan responden yang 1. Bagi Pemerintah ( Puskesmas) melakukan cara menyusui dengan Diharapkan agar dapat memberikan benar 20 responden (90,9%) tidak pelayanan kesehatan pada ibu mengalami payudara bengkak dan 2 postpartum dengan cara responden (9,1%) yang mengalmi meningkatkan pelayanan tentang payudara bengkak. Penelitian ini konseling dan penyuluhan tentang menunjukan bahwa ibu yang
Jurnal Kebidanan, Vol. III, No. 1, Juni 2011 13
manfaat ASI serta cara menyusui Machfoez. 2005. Metodologi yang benar. Penelitian di Bidang 2. Bagi Tenaga Kesehatan Kesehatan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan agar dan Kebidanan. Jakarta : tenaga kesehatan kususnya bidan CV. Infomedika Manjoer, Arief dkk. 2002. Kapita dapat memberikan konseling kepada Selekta Kedokteran. ibu post partum agar menyusui Jakarta. FKUI.Media secara benar supaya tidak terjadi aesculapius. payudara bengkak. Mochtar. R ustam. 1998. Sinopsis 3. Bagi Peneliti Obstetri Fisiologi dan Perlunya mengembangkan penelitian Patologi. Jilid 1 edisi 5. yang lebih luas mengenai cara Jakarta : EGC menyusui yang benar dengan Notoatmojo.2002. Metodologi kejadian payudara bengkak. Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka cipta DAFTAR PUSTAKA Nursalam. 2003. Pedoman Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Praktek Metodologi Riset Suatu Pendekatan Praktek. Keperawatan. Jakarta: PT Jakarta: Rineka cipta rineka cipta Ambarwati, Eny. 2008. Asuhan Roesli. 2000. Mengenal ASI Kebidanan Nifas. Yogyakarta. Esklusif. Jakarta. Mitra cendikia Trubusagriwidya Depkes RI. 2002. Manajement Saefudin , AB. 2002. Asuhan Laktasi Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Bidan dan Petugas Tenaga Maternal dan Neonatal. Kesehatan Maternal dan Jakarta: YBP-SP Neonatal. Jakarta : YBP-SP Soetjiningsih. 2003. ASI Petunjuk Depkes RI. 2002. Manajement Untuk Tenaga Kesehatan. Laktasi Buku Panduan Bagi Jakarta. EGC Bidan dan Tenaga Suradi, Rulina. 2004. Bahan Kesehatan di Puskesmas. Acuan Manajement Jakarta: Depkes RI Laktasi, Jakarta: Perinasia Depkes RI. 2005. Survei Demografi Wisnuwardani. 2005. Praktek Kesehatan Indonesia Menyusui Yang Benar. (SDKI): jakarta. Depkes RI (online). http/www. Dinkes. 2006. Profil Kesehatan Geocies . Jawa Tengah 2006: com/yosemite/rapids Semarang: Depkes RI (1774)ck jlbbmml.html. 9(13 Hidayat,Alimul .2007.Metode des 2005) Penelitian Kebidanan Wiknyosastro H. 2002. Ilmu Teknik Analisis Data. Kebidanan. jakarta : YBP-SP Jakarta: Salemba Medika WHO. 2003. Mastitis Huliana , M. 2003. Perawatan Ibu Penyebabnya dan Pasca Melahirkan. Jakarta: Penatalaksanaanya. Puspa swara Jakarta. Widyamedika Kamus Kedokteran Dorlan. 1994. Kamus Kedokteran Dorlan. Jakarta. EGC