PELAKSANAAN PEKERJAAN
BIDANG PENATAAN AGRARIA
DI DAERAH
TAHUN 2018
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
ridha-Nya, sehingga Petunjuk Teknis Gugus Tugas Reforma Agraria tahun 2018 ini
dapat disusun dengan baik.
Petunjuk Teknis Gugus Tugas Reforma Agraria ini akan membantu Gugus
Tugas Reforma Agraria sebagai pedoman atau petunjuk pelaksanaan kegiatan yang
menjadi tugas bagi Gugus Tugas Reforma Agraria di Daerah.
Petunjuk Teknis ini disusun dan dipersiapkan secara komprehensif
berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang terkait dengan pelaksanaan
landreform.
Sebagai pedoman, Petunjuk Teknis ini harus dibaca, dimengerti dan
dipahami, sehingga seluruh kegiatan Reforma Agraria dapat dilaksanakan dengan
baik, tepat sasaran dan akuntabel.
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang …………………………………………........ 1
B Maksud, Tujuan, dan Sasaran …………………………….... 3
1. Maksud …………………………………………..……….. 3
2. Tujuan ……………………………………………………. 3
3. Sasaran …………………………………………………… 3
C Ruang Lingkup ……………………………………………... 3
D Manfaat …………………………………………………....... 4
E Substansi Pekerjaan ……………………………………....... 4
F Referensi ………………………………………………….... 4
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Contoh SK Gubernur tentang GTRA Provinsi
Lampiran 2 SK Ketua Tim Pelaksana Harian tentang Tim Pelaksana GTRA
Provinsi
Lampiran 3 Format Hasil Penatan Asset dan Pengembangan Akses
Reform by Name by Address
Lampiran 4 Format Daftar Isi Pelaporan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reforma Agraria merupakan salah satu cita-cita Pemerintah sebagaimana yang
terdapat dalam Nawacita dan telah menjadi program prioritas nasional sesuai
dengan amanat RPJMN 2014-2019. Pelaksanaan Reforma Agraria perlu ditangani
dengan seoptimal mungkin oleh segenap jajaran Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional di Pusat dan Daerah. Karena itu diperlukan
keterlibatan seluruh sumberdaya secara optimal dalam rangka mendukung
tercapainya tujuan reforma agraria, yaitu terselenggaranya aset reform disertai
akses reform. Ada 5 kegiatan agenda utama dalam pelaksanaan program Reforma
Agraria yaitu :
1
Direktorat Jenderal Penataan Agraria memiliki tugas dan fungsi mencakup bidang
pengaturan dan penataan pertanahan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala BPN Nomor 08 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN Direktorat Jenderal Penataan
Agraria memiliki tugas untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan,
menyusun norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK), memberikan bimbingan
teknis dan supervise, memonitoring dan evaluasi dalam konteks penyelenggaraan
penatagunaan tanah, penataan penguasaan dan pemanfaatan tanah, konsolidasi
tanah dan landreform yang sangat berkaitan erat dengan pelaksanaan program
Reforma Agraria. Sedangkan pelaksanaan penatagunaan tanah, penataan
penguasaan dan pemanfaatan tanah, konsolidasi tanah dan landreform dilakukan
langsung di 33 Kantor Wilayah BPN Provinsi dan 500 Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota.
Pembentukan Gugus Tugas di daerah sangat diperlukan mengingat untuk
mencapai target Reforma Agraria dibutuhkan suatu kerjasama yang baik antar
stakeholder di daerah. Pada tahun 2017 pelaksanaan Gugus Tugas Reforma
Agraria baru pada tingkat pusat melalui kegiatan Pembinaan, Sosialisasi,
Konsultasi dan Supervisi, sedangkan pelaksanaan Gugus Tugas Reforma Agraria di
Daerah baru dimulai pada tahun 2018 di 33 Provinsi yang anggarannya
dialokasikan pada DIPA Kanwil BPN Provinsi. Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria ini disusun dengan harapan akan menjadi
acuan Kantor Wilayah BPN Provinsi dalam rangka melaksanakan kegiatan Gugus
Tugas Reforma Agraria.
2
B. Maksud, Tujuan, dan Sasaran
1. Maksud
Petunjuk teknis ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi Kanwil BPN Provinsi, c.q,
Kabid 3 bidang Penataan Pertanahan dalam melaksanakan kegiatan penataan
pertanahan terkait Gugus Tugas Reforma Agraria.
2. Tujuan
Petunjuk teknis pelaksanaan ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja bidang
Penataan Pertanahan yang menjadi tugas pembinaan dari Direktorat Jenderal
Penataan Agraria.
3. Sasaran
Sasaran petunjuk teknis pelaksanaan ini adalah Kabid 3 bidang Penataan Agraria
Kanwil BPN Provinsi, agar dapat melaksanakan tugas terkait Gugus Tugas Reforma
Agraria melalui pekerjaan-pekerjaan yang dijelaskan dalam Petunjuk Teknis
Pelaksanaan. secara tepat waktu dan sesuai dengan rencana.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Teknis Kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria di Daerah
Tahun Anggaran 2018, mencakup:
1. Gambaran umum Gugus Tugas Reforma Agraria.
2. Lingkup kegiatan dan mekanisme pelaksanaan kegiatan Gugus Tugas
Reforma Agraria
3. Pelaporan pelaksanaan kegiatan
3
D. Manfaat
Manfaat buku petunjuk teknis pelaksanaan ini adalah sebagai acuan bagi Kabid 3
bidang Penataan Agraria Kanwil BPN Provinsi, dalam melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan rencana dan tepat waktu.
E. Substansi Pekerjaan
Substansi Gugus Tugas Reforma Agraria Daerah, dirinci dalam dokumen DIPA dan
Kertas Kerja RKA-KL Tahun Anggaran 2018.
F. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria;
5. Undang-Undang Nomor 51/Prp. Tahun 1960 tentang Larangan Pemakaian
Tanah tanpa Izin yang Berhak atau Kuasanya;
6. Undang-Undang Nomor 56/Prp Tahun 1960 tentang Penetapan Luas Tanah
Pertanian;
7. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
10. Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 tentang Pelaksanaan
Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1963 tentang Penunjukan Badan-
Badan Hukum Yang Dapat Mempunyai Hak Milik Atas Tanah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak
Guna Bangunan dan Hak Pakai;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan
Pendayagunaan Tanah Terlantar;
4
16. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca
Tambang;
17. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 Tentang Kementerian Agraria dan
Tata Ruang;
18. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 Tentang Badan Pertanahan
Nasional
5
BAB II
GAMBARAN UMUM
GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
TIM REFORMA
AGRARIA
NASIONAL
6
A. Tim Reforma Agraria Nasional
Kelembagaan Penyelenggara Reforma Agraria di tingkat Pusat adalah Tim Reforma
Agraria Nasional yang fungsinya adalah menjalankan program Reforma Agraria sesuai
dengan kebijakan Nawacita maupun RPJMN sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 33
Ayat (3) UUD 1945, TAP MPR RI. NO. IX/MPR/2001 Undang-Undang NO. 17 Tahun
2007 tentang RPJPN Tahun 2005-2025 dan Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang
RPJMN Tahun 2015-2019, selain itu juga memberikan suatu arahan kebijakan yang
perlu ditindaklanjuti pada tataran teknisnya. Tim Reforma Agraria Nasional diketuai
oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dengan susunan keanggotaan
sebagaimana diagram berikut:
Anggota:
Menteri/Kepala Lembaga yang membidangi urusan:
1. Dalam Negeri;
2. Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan;
3. Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
4. Pertanian;
5. Badan Usaha Milik Negara;
6. Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi;
7. Perencanaan Pembangunan Nasional;
8. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; dan
9. Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan.
7
4. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden dalam rangka pelaksanaan
kebijakan Reforma Agraria
Anggota:
Pejabat Tinggi Madya pada Kementerian/Lembaga
yang berkaitan dengan penataan aset dan penataan
akses
8
Kementerian/lembaga yang berkaitan dengan penataan aset dan penataan akses
merupakan kementerian/lembaga yang membidangi urusan:
a. agraria, tata ruang dan pertanahan;
b. lingkungan hidup dan kehutanan;
c. desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi;
d. pertanian;
e. kelautan dan perikanan;
f. pekerjaan umum dan perumahan rakyat;
g. koperasi, usaha kecil dan menengah;
h. perindustrian;
i. perdagangan;
j. Badan Usaha Milik Negara;
k. keuangan;
l. energi sumber daya mineral;
m. perencanaan pembangunan nasional; dan
n. dalam negeri.
9
5. Menyampaikan laporan hasil Reforma Agraria Nasional kepada Presiden
Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana tersebut di atas, Gugus Tugas Reforma
Agraria Pusat dibantu oleh Tim Pelaksana Harian dan Sekretariat. Susunan
organisasi Gugus Tugas Reforma Agraria Pusat adalah sebagai berikut:
10
Pertanahan Nasional. Susunan keanggotaan Gugus Tugas Reforma Agraria
Provinsi adalah sebagai berikut:
Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi, terdiri dari dinas yang membidangi
urusan:
a. tata ruang;
b. lingkungan hidup dan kehutanan;
c. desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi;
d. pertanian;
e. kelautan dan perikanan;
f. pekerjaan umum dan perumahan rakyat;
g. koperasi, usaha kecil dan menengah;
h. pemberdayaan masyarakat;
i. perindustrian;
j. perdagangan;
k. Badan Usaha Milik Daerah;
11
l. keuangan;
m. energi sumber daya mineral; dan
n. perencanaan pembangunan daerah
Susunan keanggotaan Gugus Tugas Reforma Agraria Provinsi dapat disesuaikan
sesuai dengan potensi aset dan akses reform yang ada di daerah masing-masing.
12
Gambar 6 Diagram Struktur Organisasi Gugus Tugas Reforma Agraria Provinsi
13
Tugas Tim Pelaksana Harian GTRA Provinsi adalah :
1. Melaksanakan inventarisasi, identifikasi, pengolahan, analisa, updating data
TORA hasil pengumpulan data TORA ke kab/kota
2. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi (pengumpulan data) potensi
Pemberian Pemberdayaan Masyarakat Reforma Agraria baik oleh Pemerintah
Daerah maupun pihak terkait lainnya;
3. Menyiapkan Bahan Penyelesaian Konflik Agraria di tingkat Provinsi;
4. Memfasilitasi pelaksanaan integrasi penataan aset dan penataan akses;
5. Penyusunan data by name by address penataan aset dan penataan akses;
6. Menyusun dan membuat system database TORA di tingkat Povinsi;
Rincian struktur organisasi Sekretariat dan Tim Pelaksana Harian GTRA Provinsi
dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 7 Diagram Struktur Organisasi Sekretariat dan Tim Pelaksana Harian GTRA
Provinsi
14
Tim Sekretariat, bertugas melaksanakan tugas-tugas kesekretariatan dalam
rangka mendukung kelancaran koordinasi dan pelaksanaan penyelenggaraan
Reforma Agraria di Tingkat Provinsi. Sebagai koordinator Tm sekretariat adalah
Kepala Bidang Penataan Pertanahan dibantu oleh Eselon 3 dari SKPD bidang
Perencanaan dan Pembangunan Daerah serta outsourcing konsultan perorangan
sejumlah 3 s/d 7 orang (lulusan S1 jurusan perencanaan wilayah dan kota,
geografi/geodesi dan sosial ekonomi pertanian) sesuai dengan kebutuhan tim
kerja. Dan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan konsultan perorangan
tersebut perlu menyediakan komputer (laptop) sejumlah konsultan perorangan
yang dibutuhkan.
Tim Satgas, bertugas dalam pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, pengolahan,
analisa, updating data, pelaporan data Tanah Obyek Reforma Agraria dan potensi
pengembangan akses reform, serta berkoordinasi dengan berbagai pihak internal
dan eksternal yang terkait dalam rangka penyelenggaraan Reforma Agraria di
Tingkat Provinsi.
Tim Satgas terbagi atas Satgas Penataan Aset dan Satgas Pengembangan Akses
Reform. Satgas Penataan Aset meliputi Satgas Data Tanah Transmigrasi , Satgas
Data Kawasan Hutan, Satgas Data Tanah Terlantar, Satgas Data Tanah HGU
Habis/Bekas Hak dan PTSL, Satgas Data TORA Usulan Daerah Tk. II/ Masyarakat
Partisipatif. Koordinator dari Satgas Penataan Asset adalah Kepala Seksi Land
Reform dan Konsolidasi Tanah.
Deskripsi tugas dan keanggotaan masing-masing Satgas adalah sebagai berikut:
1) Satgas Data Kawasan Hutan, bertugas melaksanakan inventarisasi, identifikasi,
pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data tanah obyek reforma
agraria yang berasal dari pelepasan kawasan hutan, serta berkoordinasi
dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait dalam rangka
penyelenggaraan reforma agraria di tingkat Provinsi. Satgas ini beranggotakan
- Kepala Seksi Penatagunaan Tanah sebagai koordinator;
15
- Kepala Seksi Survei dan Pemetaan Tematik;
- Pejabat yang ditugaskan oleh SKPD yang menangani bidang lingkungan
hidup dan kehutanan;
- Pejabat yang ditugaskan oleh Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan;
2) Satgas Data Tanah Terlantar, bertugas melaksanakan inventarisasi,
identifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data tanah
obyek reforma agraria yang berasal dari tanah terlantar/tanah negara lainnya,
serta berkoordinasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait
dalam rangka penyelenggaraan reforma agraria di tingkat Provinsi. Satgas ini
beranggotakan:
- Kepala Seksi Pengendalian Pertanahan sebagai Koordinator;
- Kepala Seksi Sengketa dan Konflik Pertanahan;
- Kepala Seksi Penanganan Perkara Pertanahan;
3) Satgas Data Tanah HGU Habis/Bekas Hak dan PTSL, bertugas melaksanakan
inventarisasi, identifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan
data tanah obyek reforma agraria yang berasal dari data HGU Habis/Bekas
Hak dan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL), serta berkoordinasi
dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait dalam rangka
penyelenggaraan reforma agraria di tingkat Provinsi. Satgas ini
beranggotakan:
- Kepala Seksi Pengukuran dan Pemetaan Dasar sebagai Koordinator;
- Pejabat yang ditugaskan oleh SKPD yang menangani bidang permukiman;
4) Satgas Data Tanah Transmigrasi, bertugas melaksanakan inventarisasi,
identifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data tanah
obyek reforma agraria yang berasal dari data tanah transmigrasi, serta
berkoordinasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait dalam
rangka penyelenggaraan reforma agraria di tingkat Provinsi. Satgas ini
beranggotakan:
16
- Kepala Seksi Bina Pengadaan dan Penetapan Tanah Pemerintah sebagai
Koordinator;
- Pejabat yang ditugaskan oleh SKPD yang menangani bidang transmigrasi
5) Satgas Data TORA Usulan Daerah Tk. II/ Masyarakat Partisipatif, bertugas
melaksanakan inventarisasi, identifikasi, pengolahan, analisa, updating data,
dan pelaporan data tanah obyek reforma agraria yang berasal dari data TORA
usulan daerah/partisipasi masyarakat, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak
internal maupun eksternal terkait dalam rangka penyelenggaraan reforma
agraria di tingkat Provinsi. Satgas ini beranggotakan:
- Kepala Seksi Kawasan Tertentu (Koordinator);
- Pejabat fungsional Kanwil BPN (1 Orang).
6) Satgas Pengembangan Akses Reform, bertugas melaksanakan inventarisasi,
identifikasi, dan pengembangan rencana dan kegiatan pemberian akses
reform bagi penerima TORA, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak internal
maupun eksternal terkait dalam rangka penyelenggaraan reforma agraria di
tingkat Provinsi. Tim ini beranggotakan:
- Kepala Seksi Penetapan Hak Tanah dan Pemberdayaan Hak Tanah
Masyarakat sebagai Koordinator;
- Pejabat yang ditugaskan oleh SKPD yang menangani bidang :
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Pemberdayaan masyarakat
koperasi dan UKM
Pertanian dan Perkebunan
Kelautan dan Perikanan
perindustrian;
perdagangan;
Badan Usaha Milik Daerah;
Keuangan.
17
Untuk provinsi yang akses reformnya lebih kepada non pertanian, anggota tim
pengembangan akses reform dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan dan
kondisi wilayah.
Tim Satgas menyesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan sumber TORA yang
tersedia di masing-masing provinsi. Sebagai contoh Untuk provinsi yang hanya
melaksanakan PTSL cukup membentuk tim sekretariat, Tim Data Tanah HGU
Habis/Bekas Hak dan PTSL, dan tim pengembangan akses reform yang
anggotanya juga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan.
18
Ketua: Bupati/Walikota
Anggota:
1. Pejabat Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota,
2. Pejabat Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota, dan
3. Wakil dari masyarakat yang berpengalaman di
bidang reforma agraria.
20
GUGUS TUGAS
RA KAB/KOTA
SEKRETARIAT
Satgas Pengembangan
Satgas Penataan Aset
Akses Reform
Gambar 7 Diagram Struktur Organisasi Sekretariat dan Tim Pelaksana Harian GTRA
Kabupaten/Kota
22
Kabupaten/Kota bidang Perencanaan dan Pembangunan Daerah serta
outsourcing konsultan perorangan (lulusan S1 jurusan perencanaan wilayah dan
kota, geografi/geodesi dan sosial ekonomi pertanian) sesuai dengan kebutuhan
tim kerja. Dan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan konsultan perorangan
tersebut perlu menyediakan komputer (laptop) sejumlah konsultan perorangan
yang dibutuhkan.
Tim Satgas, bertugas dalam pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, pengolahan,
analisa, updating data, pelaporan data Tanah Obyek Reforma Agraria dan potensi
pengembangan akses reform, serta berkoordinasi dengan berbagai pihak internal
dan eksternal yang terkait dalam rangka penyelenggaraan Reforma Agraria di
Tingkat Kabupaten/Kota.
Tim Satgas terbagi atas Satgas Penataan Aset dan Satgas Pengembangan Akses
Reform. Satgas Penataan Aset meliputi Satgas Data Tanah Transmigrasi , Satgas
Data Kawasan Hutan, Satgas Data Tanah Terlantar, Satgas Data Tanah HGU
Habis/Bekas Hak dan PTSL, Satgas Data TORA Usulan Desa/ Masyarakat
Partisipatif. Koordinator dari Satgas Penataan Asset adalah Kepala Subseksi Land
Reform dan Konsolidasi Tanah.
Deskripsi tugas dan keanggotaan masing-masing Satgas adalah sebagai berikut:
1) Satgas Data Kawasan Hutan, bertugas melaksanakan inventarisasi, identifikasi,
pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data tanah obyek reforma
agraria yang berasal dari pelepasan kawasan hutan, serta berkoordinasi
dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait dalam rangka
penyelenggaraan reforma agraria di tingkat Kabupaten/Kota. Koordinator
Satgas ini yaitu Kepala Subseksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu
dengan anggota Pejabat yang ditugaskan oleh SKPD Kabupaten/Kota yang
menangani bidang lingkungan hidup dan kehutanan.
2) Satgas Data Tanah Terlantar, bertugas melaksanakan inventarisasi,
identifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data tanah
23
obyek reforma agraria yang berasal dari tanah terlantar/tanah negara lainnya,
serta berkoordinasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait
dalam rangka penyelenggaraan reforma agraria di tingkat Kabupaten/Kota.
Koordinator Satgas ini yaitu Kepala Subseksi Pengendalian Pertanahan.
3) Satgas Data Tanah HGU Habis/Bekas Hak dan PTSL, bertugas melaksanakan
inventarisasi, identifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan
data tanah obyek reforma agraria yang berasal dari data HGU Habis/Bekas
Hak dan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL), serta berkoordinasi
dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait dalam rangka
penyelenggaraan reforma agraria di tingkat Provinsi. Koordinator Satgas ini
yaitu Kepala Subseksi Pengukuran dan Pemetaan Dasardan Tematik; dan
beranggotakan Kasubsi Pendaftaran Hak Tanah dan Pejabat yang ditugaskan
oleh SKPD yang menangani bidang permukiman.
4) Satgas Data Tanah Transmigrasi, bertugas melaksanakan inventarisasi,
identifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data tanah
obyek reforma agraria yang berasal dari data tanah transmigrasi, serta
berkoordinasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait dalam
rangka penyelenggaraan reforma agraria di tingkat Kabupaten/Kota.
Koordinator Satgas ini yaitu Kepala Subseksi Fasilitasi Pengadaan dan
Penetapan Tanah Pemerintah dan anggotanya Pejabat yang ditugaskan oleh
SKPD Kabupaten/Kota yang menangani bidang transmigrasi.
5) Satgas Data TORA Usulan Daerah Tk. II/ Masyarakat Partisipatif, bertugas
melaksanakan inventarisasi, identifikasi, pengolahan, analisa, updating data,
dan pelaporan data tanah obyek reforma agraria yang berasal dari data TORA
usulan daerah/partisipasi masyarakat, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak
internal maupun eksternal terkait dalam rangka penyelenggaraan reforma
agraria di tingkat Kabupaten/Kota. Koordinator Satgas ini yaitu Kepala
Subseksi Penanganan Sengketa, Konflik dan Perkara Pertanahan.
24
6) Satgas Pengembangan Akses Reform, bertugas melaksanakan inventarisasi,
identifikasi, dan pengembangan rencana dan kegiatan pemberian akses
reform bagi penerima TORA, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak internal
maupun eksternal terkait dalam rangka penyelenggaraan reforma agraria di
tingkat Kabupaten/Kota. Koordinator satgas ini yaitu Kepala Subseksi
Penetapan Hak Tanah dan Pemberdayaan Hak Tanah Masyarakat dan anggota
adalah Pejabat yang ditugaskan oleh SKPD yang menangani bidang :
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Pemberdayaan masyarakat
koperasi dan UKM
Pertanian dan Perkebunan
Kelautan dan Perikanan
perindustrian;
perdagangan;
Badan Usaha Milik Daerah;
Keuangan.
1. Tahap Persiapan
a) Pembentukan Gugus Tugas Reforma Agraria Provinsi
Tahap awal untuk melaksanakan pekerjaan adalah membentuk Gugus
Tugas Reforma Agraria Provinsi yang penetapannya melalui Surat
Keputusan Gubenur.Sekretariat melalui Kepala Kanwil BPN Provinsi
menyiapkan dan menyusun konsep SK GTRA yang sebelumnya telah
dibahas melalui rapat koordinasi dengan SKPD dan stakeholder terkait dan
kemudian menyampaikan kepada Gubernur untuk ditetapkan. Gugus
Tugas Reforma Agraria akan bertugas selama tahun anggaran 2018.
Surat Keputusan Gubernur tentang Pembentukan Gugus Tugas Reforma
Agraria Provinsi adalah sebagaimana contoh pada Lampiran 1. Surat
Keputusan Kepala Kantor Wilayah tentang Tim Pelaksana Harian adalah
sebagaimana contoh pada Lampiran 2.
b) Penunjukan Konsultan Perorangan
Tahap selanjutnya adalah penunjukan konsultan perseorangan yang akan
membantu pelakanaan pekerjaan GTRA. Jumlah konsultan perseorangan
antara 3 s/d 7 orang dengan kualifikasi lulusan S1 jurusan perencanaan
wilayah dan kota, geografi/geodesi dan sosial ekonomi pertanian. Jumlah
26
konsultan perseorangan disesuaikan dengan kebutuhan tim kerja dan
anggaran yang tersedia.
c) Penyiapan rencana kerja pelaksanaan GTRA
Melalui Sekretariat Tim Pelaksana Harian menyiapkan rencana kerja
pelaksanaan GTRA selama satu tahun anggaran dan menyiapkan berkas-
berkas administrasi serta perlatan kerja yang dibutuhkan.
2. Tahap Pelaksanaan
a) Pelaksanaan Rapat Koordinasi GTRA Provinsi
Rapat koordinasi penyelenggaraan reforma agraria provinsi dilaksanakan 1
(satu) kali di masa awal terbentuknya gugus tugas reforma agraria. Dalam
rapat ini disampaikan arahan dalam pelaksanaan tugas dari gugus tugas
yang dibentuk, mengingat rapat ini diselenggarakan dalam bentuk
fullboard selama 2 hari. Bertindak sebagai narasumber dalam rapat ini
adalah Gubernur, Sekretaris Provinsi, satu orang Pejabat Eselon I dari
Kementerian Agraria dan Tata Ruang, 1 orang Pejabat Eselon II dari
Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kakanwil BPN Provinsi, Kepala
Bappeda dan Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan. Sebagai peserta
dalam rapat koordinasi ini adalah anggota gugus tugas reforma agraria dan
para kepala kantor pertanahan dalam lingkup provinsi. Pada rapat
koordinasi ini.
b) Pelatihan Teknis Penyelenggaraan Reforma Agraria
Pelatihan teknis penyelenggaraan reforma agraria dilaksanakan dalam
rangka menyampaikan tata cara kerja tim gugus tugas reforma agraria
kepada para pelaksana di daerah. Bertindak sebagai narasumber dalam
acara ini adalah Kakanwil BPN Provinsi, 1 orang pejabat eselon II dari
Kementerian Agraria dan Tata Ruang, 1 orang pejabat eselon III dari
Kementerian Agraria dan Tata Ruang, 4 orang pejabat eselon III dari Kanwil
BPN. Sebagai peserta dalam pelatihan teknis ini adalah petugas yang
27
ditunjuk oleh setiap kantor pertanahan masing-masing sebanyak 2 orang
dan seluruh Tim Pelaksana, Tim Kerja dan tenaga ahli. Khusus untuk
provinsi DKI jakarta, Bali dan DIY.
c) Pengumpulan Data TORA dan Rencana Pengembangan Akses Reform
Pengumpulan data TORA dan rencana pengembangan akses reform
disetiap kabupaten/kota terpilih dilaksanakan oleh Tim Kerja atau petugas
yang ditunjuk dari Kantor Wilayah BPN. Dalam pelaksanaan kegiatan ini
dialokasikan sejumlah anggaran untuk perjalanan dinas ke lokasi-lokasi
kegiatan reforma agraria maupun ke lokasi rencana pelaksanaan kegiatan
reforma agraria.
Teknis Pelaksanaan Pengumpulan Data TORA adalah sebagai berikut:
Pengumpulan data TORA adalah pengumpulan data/informasi lokasi-lokasi
bidang tanah yang berpotensi untuk dijadikan sebagai Tanah Obyek
Reforma Agraria (TORA). Data TORA berasal dari berbagai sumber baik
yang berasal dari internal Kementerian ATR/BPN, dan sumber eksternal
dari Kementerian/Lembaga lain (Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dan Kementerian Desa dan PDTT), Pemerintah Daerah,
maupun usulan dari masyarakat (kelompok masyarakat dan LSM). Data
TORA yang dikumpulkan adalah data spasial dan data tabular (atribut).
Secara umum data TORA berasal dari kelompok-kelompok tanah Negara
yang dikelompokkan menjadi:
1) Tanah Transmigrasi yang Belum Bersertipikat
Pengumpulan data atas tanah transmigrasi yang sudah ada SK HPL
maupun yang belum ada SK HPLnya; sudah ada SK HPLnya yang telah
diteruskan pendaftarannya menjadi sertipikat HPL dan yang belum
menjadi sertipikat HPL; serta tanah transmigrasi yang berasal dari
pelepasan Kawasan Hutan.
28
2) Legalisasi Aset/Pensertipikatan Tanah oleh Pemerintah
Pengumpulan data atas tanah yang akan dijadikan target
pensertipikatan tanah oleh pemerintah..
3) HGU Habis, tanah terlantar dan tanah negara lainnya:
a) HGU dan Hak Guna Bangunan
i. Tanah Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan:
- yang telah habis masa berlakunya, tidak diperpanjang,
dan/atau tidak diperbarui dan/atau permohonan
perpanjangan haknya ditolak;
- yang penggunaan tanahnya melebihi dari luas yang
tercantum dalam surat keputusan pemberian Hak yang
bersangkutan.
ii. Tanah yang diperoleh dari pelepasan Hak Guna Usaha yang
diubah menjadi Hak Guna Bangunan karena penyesuaian tata
ruang.
iii. Tanah yang diperoleh dari kewajiban menyerahkan sebagian
dari tanah yang diusahakan oleh pemegang hak.
b) Tanah Terlantar
Dilakukan terhadap tanah hasil penertiban tanah terlantar:
i. telah ditetapkan menjadi Tanah Cadangan Umum Negara yang
pendayagunaannya ditujukan untuk kegiatan Reforma Agraria.
ii. pelepasan sebagai hasil optimalisasi penggunaan dan
pemanfaatan tanah terindikasi terlantar.
c) Tanah Negara Lainnya
i. Tanah hasil penyelesaian konflik;
ii. Tanah bekas tambang yang telah direklamasi di luar kawasan
hutan;
iii. Tanah timbul;
29
iv. Tanah Negara yang belum digarap dan/atau telah digarap;
v. Tanah-tanah yang memenuhi persyaratan penguatan hak rakyat
atas tanah, meliputi:
- tanah yang dihibahkan oleh perusahaan dalam bentuk
tanggung jawab sosial dan/atau lingkungan;
- tanah hasil konsolidasi yang subyeknya memenuhi kriteria
reforma agraria yaitu berupa sumbangan tanah untuk
pembangunan (STUP) dan tanah pengganti biaya
pelaksanaan (TPBP) Konsolidasi Tanah yang telah disepakati
untuk diberikan kepada pemerintah sebagai TORA; dan
4) Tanah yang berasal dari pelepasan kawasan hutan dan tanah hasil
perubahan tata batas kawasan hutan.
Keterangan
- F_id : Informasi id bidang/lokasi TORA (type: short integer)
- Provinsi : Nama provinsi (type: text, width:30 )
- Kab/Kota : Nama kabupaten/kota (type: text, width:50)
- Kecamatan : Nama kecamatan (type: text, width:50)
- Desa/kel : Nama desa/kelurahan (type: text, width:50)
30
- SP : Nama satuan permukiman transmigrasi (type: text,
width:50)
- Status : Status tanah transmigrasi (Belum HPL/SK HPL/SHPL)
(type: text, width:50)
- T_Penempatan : Tahun penempatan transmigran
- Keterangan : Informasi tanah transmigrasi (masuk dalam kawasan
hutan/konflik dengan masyarakat (type: text, width:50)
- Luas : Luas dalam hektar (type: double, precision:9, scale: 3)
2. HGU habis
Hak
No Fid Prov Kab/Kota Kec Desa/kel Pemilik No. SK Ket Luas (ha)
Berakhir
1
2
Keterangan
- F_id : Informasi id bidang/lokasi TORA (type: short integer)
- Provinsi : Nama provinsi (type: text, width:30 )
- Kab/Kota : Nama kabupaten/kota (type: text, width:50)
- Kecamatan : Nama kecamatan (type: text, width:50)
- Desa/kel : Nama desa/kelurahan (type: text, width:50)
- Pemilik : Nama PT pemegang hak/bekas pemegang (type: text,
width:50)
- Tahun_hak : Tanggal, bulan dan tahun berakhirnya Hak (type: text,
width:50)
- No. SK : Nomor SK Hak/ Nomor HGU(type: text, width:50)
- Keterangan : Informasi HGU habis (dikuasai masyarakat, dikuasai pihak
ketiga….)(type: text, width:50)
- Luas : Luas dalam hektar (type: double, precision:9, scale: 3)
3. Tanah Terlantar
Tanggal Luas
No Fid Prov Kab/Kota Kec Desa/kel Pemilik No. SK Ket
SK (ha)
1
2
Keterangan
- F_id : Informasi id bidang/lokasi TORA (type: short integer)
31
- Provinsi : Nama provinsi (type: text, width:30 )
- Kab/Kota : Nama kabupaten/kota (type: text, width:50)
- Kecamatan : Nama kecamatan (type: text, width:50)
- Desa/kel : Nama desa/kelurahan (type: text, width:50)
- Pemilik : Nama PT pemilik/bekas pemilik (type: text, width:50)
- No. SK : Nomor SK Penetapan Tanah terlantar (type: text,
width:50)
- Tanggal : Tanggal, bulan dan tahun SK(type: text, width:50)
- Keterangan : Informasi tanah terlantar (dikuasai masyarakat, dikuasai
pihak ketiga….) (type: text, width:50)
- Luas : Luas dalam hektar (type: double, precision:9, scale: 3)
Keterangan
- F_id : Informasi id bidang/lokasi TORA (type: short integer)
- Provinsi : Nama provinsi (type: text, width:30 )
- Kab/Kota : Nama kabupaten/kota (type: text, width:50)
- Kecamatan : Nama kecamatan (type: text, width:50)
- Desa/kel : Nama desa/kelurahan (type: text, width:50)
- Jenis TN : Jenis Kelompok tanah negara lainnya (Tanah timbul, TN
Bebas, TN dikuasai (type: text, width:50)
- No. SK : Nomor SK Penetapan Tanah terlantar (type: text,
width:50)
- Keterangan : Informasi TN lainnya (dikuasai masyarakat, dikuasai
pihak ketiga….)(type: text, width:50)
- Luas : Luas dalam hektar (type: double, precision:9, scale: 3)
Keterangan
32
- F_id : Informasi id bidang/lokasi TORA (type: short integer)
- Provinsi : Nama provinsi (type: text, width:30 )
- Kab/Kota : Nama kabupaten/kota (type: text, width:50)
- Kecamatan : Nama kecamatan (type: text, width:50)
- Desa/kel : Nama desa/kelurahan (type: text, width:50)
- No. SK : Nomor SK Penetapan Pelepasan Kawasan Hutan (type:
text, width:50)
- Tanggal : Tanggal, bulan dan tahun SK(type: text, width:50)
- Kriteria : Kriteria/kategori pelepasan kawasan hutan (alokasi 20%
kebun, permukiman dan fasos, fasum, transmigrasi dll…)
(type: text, width:50)
- Keterangan : Informasi terkait dengan PKH (sudah tata batas, perlu tata
batas ….)(type: text, width:50)
- Luas : Luas dalam hektar (type: double, precision:9, scale: 3)
Keterangan
- F_id : Informasi id bidang/lokasi TORA (type: short integer)
- Provinsi : Nama provinsi (type: text, width:30 )
- Kab/Kota : Nama kabupaten/kota (type: text, width:50)
- Kecamatan : Nama kecamatan (type: text, width:50)
- Desa/kel : Nama desa/kelurahan (type: text, width:50)
33
- Sumber_TORA: Kelompok TORA, dari PKH, HGU habis dst (type: text,
width:50)
- Luas : Luas dalam hektar (type: double, precision:9, scale: 3)
- Jumlah_bid : Jumlah bidang tanah (type: double, precision:9, scale: 0)
- Jumlah_KK : Jumlah KK /subyek (type: double, precision:9, scale: 0)
- Keterangan : Informasi tambahan (type: text, width:50)
Keterangan
- F_id : Informasi id bidang/lokasi TORA (type: short integer)
- Provinsi : Nama provinsi (type: text, width:30 )
- Kab/Kota : Nama kabupaten/kota (type: text, width:50)
- Kecamatan : Nama kecamatan (type: text, width:50)
- Desa/kel : Nama desa/kelurahan (type: text, width:50)
- Sumber_TORA: Kelompok TORA, dari PKH, HGU habis dst (type: text,
width:50)
- Luas : Luas dalam hektar (type: double, precision:9, scale: 3)
- Penggunaan_T : Jenis penggunaan tanah (type: text, width:50)
- Penguasaan : Jenis penguasaan tanah (type: text, width:50)
- RTRW : Arahan pola ruang pada lokasi (type: text, width:50)
- Keterangan : Informasi tambahan (type: text, width:50)
34
d) Supervisi/Monitoring Penyelenggaraan Reforma Agraria ke
Kabupaten/Kota.
Supervisi/monitoring pelaksanaan tugas gugus tugas reforma agraria ke
kabupaten/kota oleh Tim Pelaksana dan atau petugas yang ditunjuk dalam
rangka memantau dan memberikan masukan dan bimbingan bagi para
pelaksana di kantor pertanahan.
e) Penyusunan database pelaksanaan penataan asset dan pengembangan
akses reform
Tim Sekretariat membuat suatu database hasil pelaksanaan penataan
asset dan pengembangan akses reform yang sudah terintegrasi by name
by address dalam kerangka data yang sistematis. Format database
penataan asset dan pengembangan akses reform sebagaimana contoh
pada Lampiran 3.
Alur Kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria secara umum ditunjukan pada
diagram alur berikut:
B. Output Pekerjaan
Output yang dihasilkan oleh Gugus Tugas Reforma Agraria adalah:
1. Realisasi pelaksanaan reforma agraria tahun 2018 se-Provinsi (akses reform
dan aset reform);
2. Rencana lokasi tanah obyek reforma agraria (TORA) se-Provinsi untuk tahun
2019;
3. Arahan program-program akses reform dan pemberdayaan dalam kerangka
reforma agraria untuk tahun 2019.
4. Data by name by address hasil pelaksanaan Reforma Agraria sejak 2015.
5. Laporan success story pelaksanaan reforma agraria secara utuh (aset plus
akses) beserta informasi perubahan/perkembangan/capaian peningkatan
kondisi subyek Reforma Agraria.
36
Lampiran SK Gugus Tugas
GUBERNUR ............................
TENTANG
GUBERNUR ............................
MEMUTUSKAN :
GUBERNUR .................................
( ......................................... )
TEMBUSAN disampaikan Kepada Yth :
1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia di Jakarta;
2. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia di Jakarta;
3. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia di Jakarta;
4. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional di Jakarta;
5. Bupati/Walikota Se-Provinsi .............. di Tempat
6. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi ………
7. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota Se-Provinsi ............ di Tempat
8. Arsip.
Lampiran Keputusan Gubernur ..............
Nomor : ..................................
Tanggal : ..................................
Ketua : Gubernur
Wakil Ketua : Sekretaris Daerah Provinsi
Ketua Pelaksana Harian : Kepala Kantor Wilayah BPN
Anggota : 1. Pejabat Organisasi Perangkat Daerah Provinsi yang
menangani urusan:
a. tata ruang;
b. lingkungan hidup dan kehutanan;
c. desa, pembangunan daerah tertinggal dan
transmigrasi;
d. pertanian;
e. kelautan dan perikanan;
f. pekerjaan umum dan perumahan rakyat;
g. koperasi, usaha kecil dan menengah;
h. pemberdayaan masyarakat;
i. perindustrian;
j. perdagangan;
k. Badan Usaha Milik Daerah;
l. keuangan;
m. energi sumber daya mineral; dan
n. perencanaan pembangunan daerah
2. Pejabat Kantor Wilayah BPN Provinsi (Kabid IK,
Kabid HHK, Kabid PT, Kabid PMPP)
3. Pejabat yang ditunjuk oleh Balai Pemantapan
Kawasan Hutan
4. Wakil dari masyarakat yang berpengalaman di
bidang Reforma Agraria
Susunan keanggotaan Gugus Tugas Reforma Agraria Provinsi dapat disesuaikan
sesuai dengan potensi aset dan akses reform yang ada di daerah masing-masing.
GUBERNUR .................................
( ......................................... )
Lampiran SK Pelaksana Harian Gugus Tugas RA
TENTANG
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di
pada tanggal
.
( ......................................... )
NIP.
( ......................................... )
NIP.
Form by name by addres
HASIL PENATAAN ASSET REFORM DAN AKSES REFORM
(BY NAME BY ADDRESS)
PROVINSI.........................................
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Maksud dan Tujuan
II. PELAKSANAAN KEGIATAN REFORMA AGRARIA
TAHUN 20.... (T0)
a. Laporan Realisasi pelaksanaan Reforma Agraria se
Provinsi (asset reform dan akses reform);
IV. PENUTUP
V. LAMPIRAN
Catatan :
Laporan dibuat dalam bentuk hardcopy dan softcopy