2. Investasi Saham
Terdapat berbagai kemungkinan dalam transaksi kepemilikan saham investee oleh
investor. Sebagai contoh bila perusahaan A membeli saham perusahaan B, maka
terdapat 3 kemungkinan perlakuan akuntansi untuk 3 situasi:
a. Bila pembelian saham oleh A tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
perusahaan B, maka A akan mengelompokkannya sebagai trading atau available for
sale securities dan perlakuan akuntansinya tunduk kepada SAK 50 dan 55 (dicatat
dengan nilai wajar/fair value-nya). Secara umum pembelian saham di bawah 20%
dianggap tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
b. Bila pembelian saham oleh A mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
perusahaan B, maka A akan menggunakan metode equity/ekuitas untuk mencatat
investasi saham tersebut. Secara umum pembelian saham antara 20% - 50%
dianggap mempunyai pengaruh yang signifikan
c. Bila pembelian saham oleh A dimaksudkan untuk mengendalikan atau menguasai
perusahaan B, maka A harus menyusun laporan konsolidasi. Dalam laporan
keuangannya tersendiri yang disajikan sebagai tambahan atas laporan konsolidasian,
A harus mencatat investasi saham tersebut dengan metode cost atau mengikuti
PSAK 55 (sbg sebagai trading atau available for sale securities). Pembelian saham di
atas 50% dianggap dapat mengontrol/menguasai perusahaan melalui voting. Dalam
situasi seperti ini terjadi hubungan induk – anak perusahaan.
Kepemilikan saham dan tingkat pengaruh investor atas kebijakan investee sebagaimana
dijelaskan pada Gambar 2.1. .
Gambar 2.1.
Tingkat Pengaruh Atas Kepemilikan Saham
0-20% 20-50% 0-50% 50-100%
•Merupakan investasi
•Merupakan •Merupakan aktif
•Merupakan
investasi pasif investasi Aktif •Investor memiliki
investasi aktif
•Dapat berupa •Investor memiliki pengendalian atas
•Investor secara investee
marketable pengaruh bersama-sama •Dapat berupa fully-
securities atau signifikan atas mengendalikan owned subsidiary
AFS investee maupun partially
investee
•Investor tidak •merupakan (pengendalian owned subsidiary
memiliki entitas asosiasi bersama) •Dilakukan untuk
pengaruh atas memasuki pangsa
•Metode •Merupakan joint pasar baru atau
investee akuntansi: Ekuitas ventura untuk bersinergi atau
•Biasanya •Mengacu pada untuk mendominasi
•Metode
mengharapkan PSAK 15 pasar
akuntansi: Ekuitas •Metode akuntansi:
adanya dividen
atau capital gain •Mengacu pada metode biaya (nilai
PSAK 66 wajar) atau ekuitas
•Metode dengan membuat
akuntansi: laporan konsolidasi
Biaya/Nilai Wajar •Mengacu pada PSAK
22 dan PSAK 65
•Mengacu pada
PSAK 55
2. Metode Ekuitas
Menurut PSAK 15 par 16, investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan
metode ekuitas, kecuali ketika investasi tersebut diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk
dijual sesuai dengan PSAK 58
Yang dimaksud dengan metode ekuitas menurut PSAK 15 par 3 adalah metode
akuntansi dimana investasi pada awalnya diakui sebesar biaya perolehannya dan
selanjutnya disesuaikan dengan perubahan net aset investee setelah pembelian saham.
Pada saat nilai ekuitas entitas asosiasi meningkat maka nilai investasi juga akan
meningkat secara proporsional sesuai besaran kepemilikan. Nilai investasi juga akan
menurun jika terdapat penurunan nilai ekuitas entitas asosiasi. Bagian investor atas laba
atau rugi investee diakui dalam laporan laba atau rugi investor. Penerimaan distribusi dari
investee (dividen) mengurangi nilai tercatat investasi.
Penyesuaian terhadap nilai tercatat investasi juga dilakukan jika terdapat perubahan
dalam proporsi bagian investor atas investee yang timbul dari pendapatan komprehensif
lain (other comprehensive income) investee. Perubahan tersebut termasuk perubahan
yang timbul dari revaluasi aset tetap dan selisih penjabaran mata uang asing. Bagian
investor atas perubahan tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain (other
comprehensive income) investor.
Metode ekuitas sering disebut sebagai konsolidasi satu baris karena konsolidasi
akun-akun neraca diwakili dalam satu akun “Investment in S”, sedangkan konsolidasi
akun-akun laporan laba rugi diwakili oleh akun “Income from S”.
3. Ilustrasi prosedur akuntansi menurut Fair value /cost method dan equity method
1 Jan tahun 2016, P membeli 2.000 (20%) dari 10.000 lembar saham S senilai
$50/lembar. Nilai par dan nilai wajar saham diasumsikan sama. S memperoleh net
income 2016 $50,000 dan membagikan cash dividend pada 1 Nopember 2016 $20,000.
Untuk transaksi ini, P akan membuat jurnal:
Dalam transaksi perolehan investasi dapat terjadi imbalan yang diberikan (biaya
perolehan) investasi berbeda dengan proporsi nilai wajar net aset yang diperoleh atau
nilai tercatat ekuitas. Bila tedapat selisih antara imbalan yang diberikan (harga perolehan)
dengan nilai aset neto teridentifikasi yang diperoleh, maka selisih tersebut dialokasikan
dengan cara sebagai berikut:
a. dialokasikan ke berbagai akun yang nilai tercatat dan nilai wajarnya berbeda
b. bila masih terdapat selisih, dialokasikan ke goodwill
Alokasi aset teridentifikasi maupun liablitas yang diambil alih harus dilakukan secara
proporsional terhadap persentase kepemilikan. Dalam hal terdapat nilai aset neto yang
diperoleh lebih besar daripada imbalan, maka timbul goodwill negatif dan akan diakui
sebagai keuntungan pada tahun berjalan oleh investor. Goodwill dalam metode ekuitas
tidak tampak dalam akun tersendiri, melainkan ada di dalam akun Investment in S.
Alokasi terhadap aset teridentifikasi akan bernilai positif jika nilai wajarnya lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai tercatatnya dan sebaliknya. Alokasi terhadap liabilitas
yang diambil alih akan bernilai negatif jika nilai wajarnya lebih tinggi apabila dibandingkan
dengan nilai tercatatnya.
Setelah selisih harga perolehan dan aset neto yang diperoleh dialokasikan, maka
berikutnya hasil alokasi tersebut kemudian diamortisasi terhadap aset dan/atau liabilitas
dengan umur manfaat yang dapat diidentifikasi (depreciable). Amortisasi dilakukan agar
nilai aset dan liabilitas perusahaan asosiasi pada akhirnya akan menunjukkan prosentase
nilai kepemilikan.
Amortisasi diakui oleh investor dan berpengaruh terhadap nilai dan pendapatan
investasi. Amortisasi dilakukan dengan cara mendebet atau mengkredit Pendapatan dari
Investee (Income from S) dan mengkredit atau mendebet Investasi pada Investee
(Investment in S) dengan jumlah yang sama. Dengan eliminasi ini, selisih harga
perolehan dengan aset neto yang diperoleh suatu saat akan habis, sehingga Saldo akun
Investment in S di dalam bukunya P akan sama dengan % kepemilikan P dikalikan
dengan stockholders’ equity S.
Goodwill tidak diamortisasikan, tetapi tiap akhir periode dinilai kembali. Karena
goodwill yang membentuk nilai tercatat investasi dalam entitas asosiasi tidak diakui
secara terpisah, maka tidak dilakukan pengujian secara terpisah dengan menerapkan
persyaratan pengujian penurunan nilai goodwill sesuai PSAK 48. Sebagai gantinya
seluruh nilai tercatat investasi diuji penurunan nilai berdasarkan PSAK 48 sebagai suatu
aset tunggal dengan membandingkan recoverable amount dengan nilai tercatatnya.
Kelebihan imbalan yang diberikan (cost) atas nilai tercatat aset neto tersebut,
dialokasikan kepada:
Inventories (diasumsikan terjual di tahun 2015)
30% x (4.000.000.000 – 3.000.000.000) 300.000.000
OCA (diasumsikan terpakai di tahun 2015)
30% x (3.100.000.000 – 3.300.000.000) (60.000.000)
Equipment (masa manfaat 20 th)
30% x (8.000.000.000 – 5.000.000.000) 900.000.000
Note payable (jatuh tempo 5 tahun)
30% x (1.800.000.000 – 2.000.000.000) 60.000.000
Goodwill 200.000.000
Total excess 1.400.000.000
Untuk transaksi tersebut PT Pakuan akan membuat jurnal sbb:
1 Jan 2015
Investment in Sawojajar Rp 5.000.000.000
Cash Rp 2.000.000.000
Common stock Rp 2.000.000.000
Additional paid-in capital Rp 1.000.000.000
1 Juli 2015
Cash Rp 300.000.000
Investment in Sawojajar Rp300.000.000
31 Des 2015
Investment in Sawojajar Rp900.000.000
Income from Sawojajar Rp900.000.000
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan nilai tercatat atas cost – other current aset)
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat - Equipment Rp900.000.000 : 20 th)
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan nilai tercatat atas cost - notes payable Rp60.000.000 : 5)
Dalam contoh di atas, bagian investor atas laba atau rugi investee diakui dalam laporan
laba atau rugi investor dengan menggunakan akun “Income from Sawojajar”.
Dengan jurnal-jurnal tersebut di atas, saldo akun Investment in Sawojajar akan
menunjukkan saldo Rp5.303.000.000 dan akun Income from Sawojajar Rp603.000.000
2. Akuntansi untuk Investasi ekuitas yang investeenya mempunyai available for sale
securities
Awal Januari 2015 PT Ananda membeli 35% saham PT Belinda dan diasumsikan
mempunyai pengaruh yang signifikan dengan membayar kas sejumlah Rp475.000.000.
Pada saat itu book value dan fair value net aset PT Belinda masing-masing
Rp900.000.000 dan Rp1.100.000.000. Selisih sebesar Rp200.000.000 terjadi karena Aset
Tetap tercatat terlalu rendah; masa manfaat Aset Tetap 10 tahun. Selama tahun 2015 PT
Belinda memperoleh keuntungan Rp80.000.000 dan membayar dividen pada tanggal 31
Desember 2015 sebesar Rp120.000.000. Sebagai informasi tambahan, PT Belinda juga
mempunyai investasi saham yang diklasifikasikan sebagai available for sale securities
yang nilainya mengalami kenaikan sebesar Rp20.000.000
31 Des 2015
Cash Rp 42.000.000
Investment in Belinda Rp42.000.000
(Untuk mencatat bagian investor (PT Ananda) atas profit investee (PT Belinda) 35% x Rp80.000.000)
(Untuk mencatat kenaikan nilai available for sale securities di PT Belinda 35% x Rp20.000.000)
Dalam transaksi hilir antara PT Alamanda dan PT Burberry, terdapat laba antar
perusahaan sebesar Rp60.000.000. Dari sejumlah laba tersebut, sebesar Rp40.000.000
telah terealisir dengan terjualnya inventory PT Burberry kepada pihak ketiga, sementara
sebesar Rp20.000.000 belum terealisir karena inventory masih ada di Gudang PT
Burberry. Dengan kepemilikan sebesar 20%, PT Alamanda harus mengakui adanya
keuntungan yang belum terealisir sebesar Rp4.000.000 (20% x Rp20.000.000). Dengan
demikian lab PT Burberry yang menjadi bagian PT Alamanda adalah sebesar
Rp196.000.000 (Rp200.000.000 – Rp4.000.000).
Jika pada tahun berikutnya, inventory tersebut terjual kepada pihak luar, maka PT
Alamanda akan mencatat ayat jurnal sebagai berikut:
F. Interim Acquisition
Bila pembelian saham dilakukan tidak di awal tahun, maka penghitungan profit dari
investee dan amortisasi selisih harga perolehan atas nilai tercatat/nilai wajar
dimulai dari tanggal pembelian.
Contoh:
Pada tanggal 1 Oktober 2016, PT Pelangi membeli 40% saham PT Sinar sebesar
Rp800.000.000 dan diasumsikan mempunyai pengaruh yang signifikan. Net aset PT Sinar
pada 1 Januari 2016 adalah Rp1.500.000.000. Untuk tahun 2016, PT Sinar melaporkan
net income Rp250.000.000 dan mengumumkan dividen 1 September 2016
Rp150.000.000. Nilai buku aset dan liabilitas PT Sinar pada 1 Oktober 2016 sama
dengan nilai wajarnya kecuali Bangunan yang nilai bukunya Rp400.000.000 mempunyai
nilai wajar Rp600.000.000. Masa manfaat bangunan sejak 1 Oktober 2016 20 tahun.
Dari informasi di atas, terdapat kelebihan harga perolehan (cost) atas nilai tercatat
net aset sbb:
Harga perolehan (Cost of investment) Rp 800.000.000
Dikurangi:
Ekuitas awal 1 Januari 2016 1.500.000.000
Income 1 Jan s/d 30 Sept (9/12 x 250.000.000) 187.500.000
Less dividend 1 Sept (150.000.000)
Net aset S per 1 Oktober 2016 1.537.500.000
Kepemilikan 40 % x 1.537.500.000 615.000.000
Selisih lebih cost investasi atas net aset S 185.000.000
Selisih lebih cost investasi atas net aset S dialokasikan ke:
Bangunan (600.000.000 – 400.000.000) x 40% 80.000.000
Goodwill 105.000.000
185.000.000
Untuk transaksi ini PT Pelangi akan membuat jurnal sbb:
1 0kt 2016
Investment in PT Sinar Rp800.000.000
Cash Rp800.000.000
31 Des 2016
Investment in PT Sinar Rp25.000.000
Income from PT Sinar Rp25.000.000
Untuk mencatat bagian profit Investor 40% x 250.000.000 x 3/12
Seorang investor mungkin memiliki pengaruh yang signifikan melalui beberapa tahap
investasi. Misalnya per 1 Januari 2016 A memiliki saham di B sebanyak 10% dan
menggunakan metode cost untuk investasi tersebut. Setahun kemudian A membeli lagi
15% saham B, sehingga total kepemilikannya menjadi 25% dan diasumsikan A
mempunyai pengaruh yang signifikan. Pada saat A sudah mempunyai 25% kepemilikan
saham, A harus menggunakan metode ekuitas sehingga akun investasi dan retained
earning yang sebelumnya menggunakan metode cost harus disesuaikan.
Contoh:
PT Pandu membeli 10% saham PT Siwi pada awal 2016 senilai Rp70.000.000 dan
mengelompokkannya sebagai trading securities. Stockholder’s equity (net asets) PT Siwi
saat itu Rp600.000.000. Selisih sebesar Rp10.000.000 dialokasikan ke Bangunan yang
masa manfaatnya 20 tahun lagi. Untuk tahun 2016 PT Siwi melaporkan Net Income
Rp100.000.000 dan membayar dividen Rp50.000.000. Nilai wajar saham pada akhir
tahun sama dengan nilai tercatatnya.
Untuk transaksi selama 2016, PT Pandu akan membuat jurnal sbb:
Investment in Trading Securities Rp70.000.000
Cash Rp70.000.000
Untuk mencatat pembelian 10% saham PT Siwi
Cash Rp5.000.000
Dividend Income Rp5.000.000
Untuk mencatat penerimaan dividend dari PT Siwi 10% x $50,000
Pada awal 2017, PT Pandu membeli lagi 15% saham PT Siwi senilai Rp100.000.000,
sehingga total kepemilikan sahamnya menjadi 25% dan diasumsikan PT Pandu
mempunyai pengaruh yang signifikan. Untuk transaksi ini, PT Pandu akan membuat jurnal
sbb:
Investment in S Rp170.000.000
Investment in Trading Securities Rp 70.000.000
Cash Rp100.000.000
Untuk mencatat pembelian 15% saham S dan reklasifikasi 10% saham S dari
Trading securities menjadi Investment in S)
Investment in PT Siwi Rp9.500.000
Retained Earnings Rp9.500.000
Untuk mencatat bagian keuntungan PT Pandu dari net income PT Siwi 2016 10% x
Rp100.000.000 dikurangi amortisasi selisih cost atas net aset yang diperoleh
Rp10.000.000 : 20 th
Retained Earnings Rp5.000.000
Investment in PT Siwi Rp5.000.000
Untuk mencatat bagian dividen PT Pandu dari dividen PT Siwi 2016 10% x
Rp50.000.000 yang sudah dicatat oleh PT Pandu sebagai dividen income
I. Pembelian saham langsung dari perusahaan, bukan dari pemegang saham (Stock
purchases directly from the investee)
Bila investor membeli saham langsung dari perusahaan, bukan dari bursa atau
pemegang saham, maka hal itu akan menambah jumlah saham yang beredar dan
mempengaruhi % perolehan saham
Contoh:
Awal Januari 2013, PT Prima membeli 20,000 saham yang belum diterbitkan
sebelumnya langsung dari PT Sanjaya senilai Rp450.000.000. Pada saat itu stockholders’
equity PT Sanjaya terdiri dari Rp200.000.000 Common stock par Rp10.000 dan
Rp150.000.000 Retained Earnings. Setelah pembelian saham oleh PT Prima, jumlah
saham PT Sanjaya yang beredar menjadi 20,000 + (Rp200.000.000:20.000) = 40,000.
Dengan demikian kepemilikan saham P atas S adalah 50% (20,000 : 40,000)
Jika entitas asosiasi menerbitkan saham preferen kumulatif yang dimiliki oleh pihak
lain selain investor dan diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka investor menghitung
bagiannya atas laba atau rugi investee setelah penyesuaian atas dividen atas saham
tersebut, terlepas apakah dividen tersebut telah diumumkan atau belum.
Contoh:
PT Premium membeli 40% saham PT Quality pada awal 2016 senilai
Rp2.500.000.000. Pada saat itu stockholders’ equity PT Quality terdiri dari 10%
cumulative preferred stock, par Rp100, Rp1.000.000.000; Common stock
Rp3.000.000.000; Other paid-in capital Rp500.000.000; dan Retained Earnings
Rp1.500.000.000. Net income yang diperoleh dan dividen yang dibayarkan oleh PT
Quality pada tahun 2016 masing-masing Rp700.000.000 dan Rp200.000.000
Dari informasi di atas, terdapat kelebihan harga perolehan (cost) atas nilai tercatat
net aset sbb:
Harga perolehan (Cost of investment) 2.500.000.000
Nilai tercatat investasi (net asets PT Quality) yang diperoleh:
Ekuitas PT Quality 6.000.000.000
Dikurangi saham preferen 1.000.000.000
5.000.000.000
% kepemilikan 40%
2.000.000.000
Selisih cost atas nilai tercatat (goodwill) 500.000.000
K. RINGKASAN
1. Pembelian saham suatu entitas yang tidak menimbulkan pengaruh yang signifikan
akan dicatat sebagai trading atau available for sale securities; yang mempunyai
pengaruh yang signifikan akan dicatat dengan metode ekuitas; yang menimbulkan
hubungan induk-anak, akan dicatat menggunakan metode cost, diperlakukan sebagai
trading atau available for sale securities dan induk perusahaannya harus menyusun
laporan keuangan konsolidasi.
4. PSAK 15 par 19 menyatakan bahwa laba atau rugi yang dihasilkan dari transaksi
antara investor dan investee (upstream/downstream atau hilir/hulu) diakui dalam
laporan keuangan investor hanya sebesar bagian investor lain dalam entitas asosiasi.
Bagian investor atas laba atau rugi entitas asosiasi yang dihasilkan dari transaksi –
transaksi ini dieliminasi.
5. Bila pembelian saham dilakukan tidak di awal tahun, maka penghitungan profit dari
investee dan amortisasi selisih harga perolehan dengan nilai tercatat dimulai dari
tanggal pembelian.
6. Bila investor memiliki saham secara bertahap, yaitu dari tidak mempunyai pengaruh
ke mempunyai pengaruh, maka ia harus membuat jurnal penyesuaian atas
investasinya seolah-olah metode ekuitas sudah dipergunakan sebelumnya.
7. Investor yang menjual kepemilikan sahamnya pada entitas asosiasi, sehingga ia tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan lagi, maka ia harus menghentikan penggunaan
metode ekuitasnya. Investasi yang tersisa akan dinilai berdasarkan fair value dan
dikelompokkan sebagai Trading atau Available for sale securities
8. Jika entitas asosiasi menerbitkan saham preferen kumulatif yang dimiliki oleh pihak
lain selain investor dan diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka investor menghitung
bagiannya atas laba atau rugi investee setelah penyesuaian atas dividen atas saham
tersebut, terlepas apakah dividen tersebut telah diumumkan atau belum.
L. LATIHAN SOAL
1. PT Purnama menerbitkan 40,000 lembar sahamnya (tanpa nilai par) untuk
memperoleh 40% saham PT Sejahtera pada 1 Jan 2016. PT Purnama juga membayar
biaya kombinasi bisnis Rp40.000.000 dan biaya penerbitan dan registrasi saham
Rp10.000.000. Aset dan liabilitas PT Sejahtera pada saat itu tampak sbb:
Book Value Fair Value
(Rp) (Rp)
Cash 100.000.000 100.000.000
Accounts receivable – net 200.000.000 200.000.000
Inventory (terjual di tahun 2016) 500.000.000 600.000.000
Land 100.000.000 300.000.000
Buildings – net (masa manfaat 10 600.000.000 400.000.000
tahun)
Equipment – net (masa manfaat 7 400.000.000 500.000.000
tahun)
Total Asets 1.900.000.000 2.100.000.000
Liabilities 900.000.000 900.000.000
Capital stock 700.000.000
Retained Earnings 300.000.000
Total Liabilities & Equities 1.900.000.000
Saudara diminta untuk:
a. Membuat jurnal untuk mencatat perolehan saham dan membuat skedul alokasi
kelebihan cost atas nilai buku/nilai tercatat net aset yang diperoleh bila harga wajar
saham PT Purnama Rp1.100/share
b. Membuat jurnal untuk mencatat perolehan saham dan membuat skedul alokasi
kelebihan cost atas nilai buku/nilai tercatat net aset yang diperoleh bila harga wajar
saham PT Purnama Rp1.300/share
2. Pada tanggal 1 April 2016, PT Panama membeli 30% saham PT Segara senilai
Rp383.000.000. Ekuitas PT Segara awal tahun 2016 Rp1.000.000.000. Selama 2016,
PT Segara mengumumkan dan membayar dividen sebanyak 4 kali, yaitu tanggal 15
Maret, 15 Juni, 15 September, dan 15 Desember masing-masing sebesar
Rp20.000.000. Net income yang diperoleh tahun 2016, Rp160.000.000
Untuk tahun 2016, PT Senja melaporkan net income Rp1.200.000.000 dan membayarkan
dividen Rp.600.000.000. Goodwill tidak mengalami penurunan nilai (impairment).
Ekuitas PT Sampurna 1 Januari 2015 terdiri dari 20,000 lembar saham nilai par
Rp10.000 dan retained earnings Rp100.000.000. Net income yang dihasilkan PT
Sampurna tahun 2015 dan 2016 masing-masing Rp40.000.000 dan Rp60.000.000. Untuk
tahun 2015 dan 2016, PT Sampurna membayar dividen setiap tanggal 1 Mei dan 1
November masing-masing sebesar Rp15.000.000 Bila ada selisih antara cost dengan nilai
tercatat aset neto yang diperoleh, dialokasikan ke paten dan diamortisasikan selama 10
tahun.