(PDCA)
PDCA atau yang sering disebut juga dengan Deming Circle/Deming Cycle/Wheel, Shewhart
Cycle, control circle/cycle, dan Plan Do Study Act (PDSA) adalah sebuah metode
manajemen empat langkah iteratif yang digunakan pada proses bisnis untuk kontrol dan
peningkatan berkelanjutan dari proses dan produk.
Pada tahap ini Anda dapat menggunakan beberapa tools yang berguna seperti Drill Down,
Cause and Effect Diagram, dan 5 Whys untuk membantu Anda menemukan akan dari
permasalahan. Setelah Anda berhasil mengidentifikasi, Anda dapat memetakan proses
tersebut. Selanjutnya Anda dapat menggambarkan semua informasi lain yang diperlukan
untuk membantu Anda dalam mengeluarkan solusi.
Pada fasa ini Anda akan mengukur seberapa efektif solusi sementara yang telah Anda buat,
lalu Anda dapat mengumpulkan informasi dari segala pihak yang terkait untuk bersama-sama
membuat agar solusi tersebut lebih baik lagi.
Jika masih belum terlihat hasil yang jelas, Anda dapat mencoba untuk mengulangi tahap Do
untuk kembali melakukan Check ulang. Setelah Anda puas dengan apa yang telah Anda
capai, maka Anda dapat melaju ke tahap berikutnya (final).
Lalu pada kondisi apakah PDCA sebaiknya digunakan? PDCA memberikan sebuah problem
solving yang terkontrol untuk suatu proses dengan nilai guna yang tinggi.
Berikut kami jabarkan kondisi yang paling efektif untuk melakukan PDCA :
Dalam mengeksplorasi range dari solusi baru yang memungkinkan untuk memecahkan
masalah dan menguji sekaligus meningkatkan solusi tersebut dengan implementasi kontrol
yang lebih baik
Menghindari pemborosan sumber daya dalam jumlah besar yang dapat terjadi jika
implementasi dilakukan tanpa pengujian terlebih dahulu.
Jelas sekali menggunakan PDCA adalah suatu pendekatan yang lebih lambat daripada
melakukan implementasi straightforward dari gung ho. Dalam keadaan emergency tentu
Anda tidak perlu lagi melakukan tindakan ini. Namun, Anda akan mendapat keuntungan yang
lebih besar jika menerapkan PDCA pada timing atau waktu yang tepat khususnya untuk
peningkatan yang berkesinambungan seperti yang telah kami jabarkan di atas.
Untuk memudahkan pemetaan wewenang dan tanggung jawab dari sebuah unit organisasi;
Sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu proses atau sistem di sebuah organisasi;
Untuk menyelesaikan serta mengendalikan suatu permasalahan dengan pola yang runtun
dan sistematis;
Untuk kegiatan continuous improvement dalam rangka memperpendek alur kerja;
Menghapuskan pemborosan di tempat kerja dan meningkatkan produktivitas.
Proses PDCA
Di dalam ilmu manajemen, ada konsep problem solving yang bisa diterapkan di tempat kerja
kita yaitu menggunakan pendekatan P-D-C-A sebagai proses penyelesaian masalah. Dalam
bahasa pengendalian kualitas, P-D-C-A dapat diartikan sebagai proses penyelesaian dan
pengendalian masalah dengan pola runtun dan sistematis. Secara ringkas, Proses PDCA dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. P (Plan = Rencanakan)
Perencanaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi sasaran dan proses dengan mencari tahu
hal-hal apa saja yang tidak beres kemudian mencari solusi atau ide-ide untuk memecahkan
masalah ini. Tahapan yang perlu diperhatikan, antara lain: mengidentifikasi pelayanan jasa,
harapan, dan kepuasan pelanggan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan spesifikasi.
Kemudian mendeskripsikan proses dari awal hingga akhir yang akan dilakukan.
Memfokuskan pada peluang peningkatan mutu (pilih salah satu permasalahan yang akan
diselesaikan terlebih dahulu). Identifikasikanlah akar penyebab masalah. Meletakkan sasaran
dan proses yang dibutuhkan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan spesifikasi.
Mengacu pada aktivitas identifikasi peluang perbaikan dan/ atau identifikasi terhadap cara-
cara mencapai peningkatan dan perbaikan.
2. D (Do = Kerjakan)
Implementasi proses. Dalam langkah ini, yaitu melaksanakan rencana yang telah disusun
sebelumnya dan memantau proses pelaksanaan dalam skala kecil (proyek uji coba).
3. C (Check = Evaluasi)
Artinya melakukan evaluasi terhadap SASARAN dan PROSES serta melaporkan apa saja
hasilnya. Kita mengecek kembali apa yang sudah kita kerjakan, sudahkah sesuai dengan
standar yang ada atau masih ada kekurangan.
Memantau dan mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifikasi dan
melaporkan hasilnya.
Dalam pengecekan ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu memantau dan mengevaluasi
proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifikasi.
Teknik yang digunakan adalah observasi dan survei. Apabila masih menemukan kelemahan-
kelemahan, maka disusunlah rencana perbaikan untuk dilaksanakan selanjutnya. Jika gagal,
maka cari pelaksanaan lain, namun jika berhasil, dilakukan rutinitas.
Mengacu pada verifikasi apakah penerapan tersebut sesuai dengan rencana peningkatan dan
perbaikan yang diinginkan.
4. A (Act = Menindaklanjuti)
Artinya melakukan evaluasi total terhadap hasil SASARAN dan PROSES dan
menindaklanjuti dengan perbaikan-perbaikan. Jika ternyata apa yang telah kita kerjakan
masih ada yang kurang atau belum sempurna, segera melakukan action untuk
memperbaikinya. Proses ACT ini sangat penting artinya sebelum kita melangkah lebih jauh
ke proses perbaikan selanjutnya.
Menindaklanjuti hasil untuk membuat perbaikan yang diperlukan. Ini berarti juga meninjau
seluruh langkah dan memodifikasi proses untuk memperbaikinya sebelum implementasi
berikutnya.
TINJAUAN KASUS
PDCA(Plan, Do, Check, Action) dengan contoh kasus diare akut di ruang seruni, RSUD
Sehat sentosa.
PLAN:merencanakan
o Judul rencana : penurunan angka diare akut di RSUD Sehat Sentosa
o Rumusan pernyataan dan uraian masalah
70% diare akut di RSUD Sehat Sentosa pada bulan januari 2013 mengalami peningkatan.
Diare akut: yaitu diare yang berlangsung kurang dari empat belas hari (umumnya kurang dari
tujuh hari). Diare akut terjadi karena:
1. Faktor infeksi
a. infeksi enteral: infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare
pada anak
b. infeksi parenteral: merupakan infeksi diluar system pencernaan makanan yang dapat
menimbulkan diare seperti otitis media akut (OMA), konsilitis/ konsilofaringitis,
bronkopneumonia, dll.
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas
Diare akut dengan dehidrasi berat pada anak, bila tidak segera ditangani secara baik dan
benar bisa menyebabkan kematian.
o Rumusan tujuan:
Menurunkan angka diare akut pada anak di RSUD Sehat Sehat Sentosa dari 70% pada bulan
januari 2013 menjadi 30% pada bulan maret 2013
o Uraian kegiatan:
Rencana asuhan pada pasien diare akut antara lain antara lain :
1. Lakukan rehidrasi
2. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak
3. Pemberian terapi peroral maupun parenteal sesuai advis dokter
4. Lakukan pemeriksaan TTV dan teruskan observasi TTV
5. Berikan nurisi/diet pada pasien diare dengan rendah serat
6. Observasi intake dan output
7. Berikan KIE tentang kebersihan diri
o Waktu
No. Kegiatan Januari Februari Maret
1 Melakukan O
rehidrasi
2 Pemberian O
terapi peroral
maupun
parenteal sesuai
advis dokter
3 Melakukan O
pemeriksaan
TTV dan
teruskan
observasi TTV
4 Memberikan O
nurisi/diet pada
pasien diare
dengan rendah
serat
5 Mengobservasi O
intake dan
output
6 Evaluasi dari O
factor penyebab
diare
7 Memberikan KIE O
tentang kebersihan
diri
8 Evaluasi O O O
o Pelaksana
bertugas untuk mengidentifikasi
- 1 orang bertugas Kegiatan ini dilaksanakan oleh 3 orang yaitu :
- 1 orang untuk penyuluhan
- 1 orang bertugas untuk evaluasi
o Biaya
Tidak Ada
DO : Melaksanakan
1. Melakukan rehidrasi
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak
3. Pemberian terapi peroral maupun parenteal sesuai advis dokter
4. Melakukan pemeriksaan TTV dan teruskan observasi TTV
5. Memberikan nurisi/diet pada pasien diare dengan rendah serat
6. Mengobservasi intake dan output
7. Memberikan KIE tentang kebersihan diri
Action : Perbaikan
Dalam pelaksanaan perencanaan kegiatan penurunan angka diare akut pada anak di
RSUD Sentosa Sehat ditemukan bahwa faktor kebersihan yang menjadi penyebab terjadinya
diare akut pada anak. Setelah dilakukan evaluasi pada tahap check ditemukan kurangnya
menjaga kebersihan pasien sehingga ini merupakan factor utama terjadinya diare akut. Oleh
karena itu dilakukan langkah perbaikan pada pasien dengan cara mengajarkan cuci tangan
yang benar, menjaga kebersihan perseorangan dan kebersihan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin (2003), Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, YBPSP, Jakarta
Amiruddin (2007), Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan dalam Pelayanan Kesehatan,
http://ridwanamiruddin.files.wordpress.com/2007/06/mutu-ugd-rs-swasta-bapelkes-
210607.ppthttp://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
http://askep-askeb.cz.cc/
Depkes RI. (2005). Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Depkes RI.
5W+1H adalah rumus yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mencari inti pokok
berita, mengembangkan berita atau sebuah cerita. Mengapa demikian ? Hal ini dikarenakan rumus
5W+1H berisi inti-inti penyusun berita atau cerita tersebut.
5W+1H sendiri diambil dari kata-kata tanya dalam bahas Inggris seperti, What, Who, When, Why,
Where, dan How. Dalam bahasa Indonesia kata-kata tanya tersebut adalah Apa, Siapa, Kapan,
Mengapa, Di mana, dan Bagaimana. Di bawah ini adalah contoh-contoh kalimat 5W+1H .
Kalimat 5W+1H
What (Apa)
Kata tanya yang pertama dari rumus ini adalah Apa. Kata tanya ini berisi pertanyaan mengenai
permasalahan atau hal yang terjadi pada suatu peristiwa.
Contoh :
1. Apa yang sebenarnya terjadi?
2. Apa yang sedang dilakukan olehnya?
3. Apa yang dibawa oleh si pelaku ?
4. Apa yang digunakan oleh si pelaku?
5. Apa yang menyebabkan kejadian itu terjadi?
6. Apa yang didapatkan olehnya?
7. Apa permasalahannya?
8. Apa yang dikatakan olehnya?
9. Apa yang akan dilakukan olehnya?
10. Apa pandangan orang lain mengenai peristiwa itu?
Why (Mengapa)
Kata tanya mengapa mengandung pertanyaan-pertanyaan mengenai alasan atau motivasi terjadinya
sebuah peristiwa.
Contoh:
Who (Siapa)
Kata tanya Siapa mengandung pertanyaan-pertanyaan mengenai pelaku atau orang lain dari sebuah
peristiwa yang terjadi.
Contoh :
1. Siapa yang melakukan perbuatan itu?
2. Siapa yang menjadi korban dari perbuatan itu?
3. Siapa yang merasa dirugikan olehnya?
4. Siapa yang menyuruhnya melakukan perbuatan itu?
5. Siapa yang menemani dia melakukan perbuatan itu?
6. Siapa yang terlibat di dalam peristiwa itu?
7. Siapa yang memberinya alat itu?
8. Siapa yang tidak mengetahui berita itu?
9. Siapa yang mengatakan hal itu semua?
10. Siapa yang datang untuk menyelamatkan mereka?
Advertisement
When (Kapan)
Kata tanya Siapa berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai waktu terjadinya peristiwa, berita atau
cerita yang terjadi.
Contoh:
Kata tanya di mana mengandung pertanyaan-pertanyaan mengenai tempat atau lokasi sebuah
peristiwa terjadi.
Contoh :
How (Bagaimana)
Kata tanya bagaimana berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengandung cara atau proses
berlangsungnya suatu peristiwa.
Contoh:
Demikianlah kalimat-kalimat pertanyaan 5W+1H yang biasa digunakan untuk menemukan atau
mengembangkan pokok-pokok atau inti dari sebuah berita atau peristiwa.