Uji kekerasan dilakukan dengan alat Rockwell dengan tiga kali percobaan
dengan posisi titik yang berbeda – beda, kemudian baru dihitung hasil rata –
ratanya. Dengan kondisi bahan uji yang sudah benar – benar dalam kondisi
temperatur normal hingga nilai kekerasannya maksimal. Pengujian kekerasan
dengan metode Rockwell ini diatur berdasarkan standar DIN 50103.
1. Specimen normal
1 54 Kiri
2 54 Tengah
3 54 Kanan
Rata-Rata 54
25
26
Dalam proses ini tiga specimen akan di las terlebih dahulu dengan
menggunakan 100 amper, setelah dilakukannya proses pengelasan ketiga
material tersebut akan di dinginkan menggunakan tiga variasi pedingin yaitu :
oli, air dan alami.
Pendingin Oli
80
70
60
Nilai Kekerasan
50
40
Pendingin Oli
30
20
10
0
Las Haz Logam Induk
Pendingin Air
80
70
60
Nilai KeKerasan
50
40
Pendingin Air
30
20
10
0
Las Haz Logam Induk
Pendingin Alami
100
90
80
Nilai Kekerasan
70
60
50
Pendingin Alami
40
30
20
10
0
Las Haz Logam Induk
D. Specimen normal
Specimen Normal
60
50
Nilai Kekerasan
40
30
Specimen Normal
20
10
0
1 2 3
Titik Pengujian
Dari hasil grafik diatas dapat dilihat bahwa pada specimen normal nilai
kekerasan nya sama dari tiga titik yang di uji dan specimen dengan menggunakan
pendingin alamin mempunyai nilai kekerasan pada titik pengujian Las dan Haz
paling tinggi dengan nilai rata-rata 89 dan 72.5, sedangkan nilai kekerasan yang
29
tertinggi pada titik pengujian induk logan terdapat pada specimen pendingin oli
dengan nilai rata-rata 60.
Ferrit
Ferrit atau besi alfa adalah istilah ilmu material untuk besi murni dengan
strukur kristal Body Centered Cubic ( BCC ). Struktur kristalin ini memberikan
30
sifat magnetik baja dan besi tuang merupakan contoh sederhana dari bahan
ferromagnetic.
1) Logam Induk
Pada pengamatan Struktur Mikro yang dilakukan terhadap sampel
yang mengalami perlakuan panas setelah proses pengelasan terlihat
bebrapa perubahan yang dialami
Martensi
t
Sementit
Gambar 4.6 Hasil Struktur Mikro Logam Induk Pada Specimen Pendingin Air
2) Daerah HAZ
pearlit
Martensit
Gambar 4.7 Hasil Struktur Mikro Daerah HAZ Specimen Pendingin Air
Ferrit
Martensit
Pearlit
Gambar 4.8 Hasil Uji Struktur Mikro Kampuh Las Specimen Pendingin Air
Dari gambar diatas perubahan yang terjadi yaitu terjadi pembesaran ukuran
butiran dan muncul fasa Martensit bewarna putih, disamping itu masih adanya
fasa Pearlit bagian yang berwarna biru dan Ferrit bagian yangberwarna hitam.
32
Martensit
Pearlit
Ferrit
Gambar 4.9 Hasil Uji Struktur Mikro Daera Logam Induk Specimen Alami
Pada daerah induk logam terlihat banyak sekali permukaan yang berwarna
biru (Pearlit), pada permukaan diatas juga terdapat permukaan yang berwarna
putih (martensit) dan terdapat permukaan yang berwarna hitam (ferrit).
2) Daerah HAZ
Martensit
pearlit
Ferrit
Gambar 4.10 Hasil Uji Struktur Mikro Daerah HAZ Specimen Alami
33
Pada daerah HAZ terlihat ada beberapa warna hitam (ferrit), terlihat juga
ada beberapa titik permukaan yang berwarna putih (martensit) dan banyak
pula permukaan yang nerwarna biru (pearlit)
Martensi
t
Ferrit
Gambar 4.11 Hasil Uji Struktur Mikro Kampuh Las Specimen Alami
Pada daerah kampuh las terlihat warna hitam (ferrit) dan pada daerah
tersebut banyak sekali warna putih (martensit).
Martensit
Paerlit
Ferrit
Gambar 4.12 Hasil Uji Struktur Mikro Logam Induk Specimen Pendingin Oli
34
Pada daerah logam induk warna biru (Pearlit) sangat dominan, ada juga
beberapa titik warna hitam (ferrit) dan warna putih (martensit).
2) Daerah HAZ
Ferrit
Martensit
Gambar 4.13 Hasil Uji Struktur Mikro Daerah HAZ Specimen Pendingin Oli
Pada daerah HAZ specimen pendingin oli terdapat sebagian yang berwarna
putih (martensif) dan terdapat bagian yang berwarna hitam (ferrit).
Martensit
Pearlit
Gambar 4.14 Hasil Uji Struktur Kampuh Las Specimen Pendingin Oli
Pada daerah kampuh las specimen pendingin oli terdapat beberapa warna
putih (martensit) dan ada pula beberapa daerah yang berwarna biru (pearlit).