Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Kekerasan

Uji kekerasan dilakukan dengan alat Rockwell dengan tiga kali percobaan
dengan posisi titik yang berbeda – beda, kemudian baru dihitung hasil rata –
ratanya. Dengan kondisi bahan uji yang sudah benar – benar dalam kondisi
temperatur normal hingga nilai kekerasannya maksimal. Pengujian kekerasan
dengan metode Rockwell ini diatur berdasarkan standar DIN 50103.

Tabel 4.1 Standar Kekerasan Metode Pengujian Rockwell Dengan Skala C

Beban Skala Warna

Skala Penekan Awal Utama Jumlah Kekerasan Angka

C Kerucut Intan 120o 10 140 150 100 Hitam

4.1.1 Hasil Pengujian Kekerasan

1. Specimen normal

Dalam proses ini specimen normal akan dilakukan pengujian kekerasan


dengan mengambil tiga titik pengujian pada material tersebut.

Tabel 4.2 Hasil Uji Kekerasan HRC Tanpa Pengelasan

No Sampel Awal Tanpa Pengelasan Pengujian

1 54 Kiri

2 54 Tengah

3 54 Kanan

Rata-Rata 54

Dari table diatas bias di simpulkan bahwa specimen normal mempunyai


nilai kekerasan yang sama dari tiga titik pengujian pada material yang di uji.

25
26

2. Specimen dengan tiga variasi pendingin

Dalam proses ini tiga specimen akan di las terlebih dahulu dengan
menggunakan 100 amper, setelah dilakukannya proses pengelasan ketiga
material tersebut akan di dinginkan menggunakan tiga variasi pedingin yaitu :
oli, air dan alami.

Setelah dilakukannya proses pendinginan kemudian tiga specimen tersebut


akan di uji kekerasan nya dibagian las, haz dan induk logam.

Tabel 4.3 Hasil Uji Kekerasan Sesudah Proses Las

Specimen yang dilas dan titik pengujian


NO Variasi Pendingin
Las Haz Logam Induk
1 71 71 57
Oli
75 67 63
Rata-rata 73 69 60
2 66 68 54
Air
75 64 54
Rata-rata 70.5 66 54
3 93 68 57
Alami
85 77 57
Rata-rata 89 72.5 57

Dari hasil pengujian diatas specimen dengan menggunakan pendingin


alamin mempunyai nilai kekerasan pada titik pengujian Las dan Haz paling
tinggi dengan nilai rata-rata 89 dan 72.5, sedangkan nilai kekerasan yang
tertinggi pada titik pengujian induk logan terdapat pada specimen pendingin
oli. Sedangkan nilai kekerasan pada titik Las, Haz dan Logam Induk paling
rendah terdapat pada specimen pendingin air dengan nilai rata-rata 70.5, 66
dan 54.
27

4.1.2 Grafik Hasil Pengujian Kekerasan

A. Specimen dengan pendingin oli

Pendingin Oli
80
70
60
Nilai Kekerasan

50
40
Pendingin Oli
30
20
10
0
Las Haz Logam Induk

Gambar 4.1 Grafik Hasil Specimen Pendingin Oli

B. Specimen dengan pendingin air

Pendingin Air
80
70
60
Nilai KeKerasan

50
40
Pendingin Air
30
20
10
0
Las Haz Logam Induk

Gambar 4.2 Grafik Hasil Specimen Pendingin Air


28

C. Specimen dengan pendingin alami

Pendingin Alami
100
90
80
Nilai Kekerasan

70
60
50
Pendingin Alami
40
30
20
10
0
Las Haz Logam Induk

Gambar 4.3 Grafik Hasil Specimen Pendingin Alami

D. Specimen normal

Specimen Normal
60

50
Nilai Kekerasan

40

30
Specimen Normal
20

10

0
1 2 3
Titik Pengujian

Gambar 4.4 Grafik Hasil Specimen Pendingin Normal

Dari hasil grafik diatas dapat dilihat bahwa pada specimen normal nilai
kekerasan nya sama dari tiga titik yang di uji dan specimen dengan menggunakan
pendingin alamin mempunyai nilai kekerasan pada titik pengujian Las dan Haz
paling tinggi dengan nilai rata-rata 89 dan 72.5, sedangkan nilai kekerasan yang
29

tertinggi pada titik pengujian induk logan terdapat pada specimen pendingin oli
dengan nilai rata-rata 60.

4.2 Pengujian Struktur mikro

Pengujian struktur mikro dapat diamati secara langsung menggunakan


Mikroskop logam atau biasa disebut juga dengan mesin SEM ( Sceanning Electro
Microscope ) alat ini berupa mikroskop yang kemudian diproyeksikan pada layar
monitor dengan pembesaran yang diatur hingga mendapatkan gambar yang focus
pada objek.

4.2.1 Hasil Pengujian Struktur Mikro Pada Specimen Normal

Specimen normal merupakan specimen yang tidak dilakukan pengelasan


dan diperlakukan panas seperti sampel – sampel yang lain. Berikut ini adalah
hasill gambar struktur mikro logamnya.

Ferrit

Gambar 4.5 Hasil Uji Struktur Mikro Pada Specimen Normal

Pada pengujian struktur mikro specimen normal terdapat bercak hitam,


bercak hitam tersebut dinamakan ferrit.

Ferrit atau besi alfa adalah istilah ilmu material untuk besi murni dengan
strukur kristal Body Centered Cubic ( BCC ). Struktur kristalin ini memberikan
30

sifat magnetik baja dan besi tuang merupakan contoh sederhana dari bahan
ferromagnetic.

4.2.2 Hasil Uji Struktur Mikro Pada Specimen Pendingin Air

1) Logam Induk
Pada pengamatan Struktur Mikro yang dilakukan terhadap sampel
yang mengalami perlakuan panas setelah proses pengelasan terlihat
bebrapa perubahan yang dialami

Martensi
t
Sementit

Gambar 4.6 Hasil Struktur Mikro Logam Induk Pada Specimen Pendingin Air

Dari gambar diatas perubahan yang terjadi yaitu terjadi pembesaran


ukuran butiran dan muncul fasa Martensit bewarna putih, disamping itu masih
adanya sementit
31

2) Daerah HAZ

pearlit

Martensit

Gambar 4.7 Hasil Struktur Mikro Daerah HAZ Specimen Pendingin Air

Dari gambar diatas perubahan yang terjadi yaitu terjadi pembesaran


ukuran butiran dan muncul fasa Martensit bewarna putih, disamping itu masih
adanya fasa Pearlit yang berwarna biru. Daerah HAZ ini terdapat permukaan
yang dilas dan permukaan yang tidak di las.
3) Daerah kampuh Las

Ferrit

Martensit

Pearlit

Gambar 4.8 Hasil Uji Struktur Mikro Kampuh Las Specimen Pendingin Air

Dari gambar diatas perubahan yang terjadi yaitu terjadi pembesaran ukuran
butiran dan muncul fasa Martensit bewarna putih, disamping itu masih adanya
fasa Pearlit bagian yang berwarna biru dan Ferrit bagian yangberwarna hitam.
32

4.2.3 Hasil Uji Struktur Mikro Specimen Alami

1) Daerah logam induk

Martensit

Pearlit

Ferrit

Gambar 4.9 Hasil Uji Struktur Mikro Daera Logam Induk Specimen Alami

Pada daerah induk logam terlihat banyak sekali permukaan yang berwarna
biru (Pearlit), pada permukaan diatas juga terdapat permukaan yang berwarna
putih (martensit) dan terdapat permukaan yang berwarna hitam (ferrit).

2) Daerah HAZ

Martensit

pearlit

Ferrit

Gambar 4.10 Hasil Uji Struktur Mikro Daerah HAZ Specimen Alami
33

Pada daerah HAZ terlihat ada beberapa warna hitam (ferrit), terlihat juga
ada beberapa titik permukaan yang berwarna putih (martensit) dan banyak
pula permukaan yang nerwarna biru (pearlit)

3) Daerah Kampuh las

Martensi
t

Ferrit

Gambar 4.11 Hasil Uji Struktur Mikro Kampuh Las Specimen Alami

Pada daerah kampuh las terlihat warna hitam (ferrit) dan pada daerah
tersebut banyak sekali warna putih (martensit).

4.2.4 Hasil Uji Struktur Mikro Specimen Pendingin Oli

1) Daerah Logam Induk

Martensit

Paerlit

Ferrit

Gambar 4.12 Hasil Uji Struktur Mikro Logam Induk Specimen Pendingin Oli
34

Pada daerah logam induk warna biru (Pearlit) sangat dominan, ada juga
beberapa titik warna hitam (ferrit) dan warna putih (martensit).

2) Daerah HAZ

Ferrit

Martensit

Gambar 4.13 Hasil Uji Struktur Mikro Daerah HAZ Specimen Pendingin Oli

Pada daerah HAZ specimen pendingin oli terdapat sebagian yang berwarna
putih (martensif) dan terdapat bagian yang berwarna hitam (ferrit).

3) Daerah Kampuh Las

Martensit

Pearlit

Gambar 4.14 Hasil Uji Struktur Kampuh Las Specimen Pendingin Oli

Pada daerah kampuh las specimen pendingin oli terdapat beberapa warna
putih (martensit) dan ada pula beberapa daerah yang berwarna biru (pearlit).

Anda mungkin juga menyukai