Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN PROFESI GURU

Makalah ini disusun sebagai tugas


Mata Kuliah : Profesi Kependidikan
Dosen Pengampu : Ivan Eldes, S.SI, M.PD

DISUSUN OLEH:
M. Wira Hidayat (211410118)
Rian Effrian (211410143)
Penta Apriliana (211410008)
Novia S.F (211410040)

FAKULTAS PENDIDIKAN MIPA DAN TEKNOLOGI

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

PONTIANAK

2018
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Profesi Guru

Menurut Kartadinatap profesi guru adalah orang yang memiliki latar belakang
pendidikan keguruan yang memadai, keahlian guru dalam melaksanakan tugas-
tugas kependidikan diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu,
dan kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh warga masyarakat pada umumnya
yang tidak pernah mengikuti pendidikan keguruan. Sedangkan menurut
Galbreath J. profesi gutu adalah orang yang bekerja atas panggilan hati nurani.
Dalam melaksanakan tugas pengabdian pada masyarakat hendaknya didasari
atas dorongan atau panggilan hati nurani, sehingga guru akan merasa senang
dalam melaksanakan tugas berat mencerdakan anak didik.

Nasanius Y. mengatakan profesi guru merupakan kemampuan yang tidak


dimiliki oleh masyarakat pada umumnya yang tidak pernah mengikuti
pendidikan keguruan. Beberapa peran yang dapat dilakukan guru sebagai tenaga
pendidik antara lain:

1. Sebagai pekerja profesional dengan fungsi mengajar, membimbing dan


melatih.
2. Pekerja kemanusiaan dengan fungsi dapat merealisasikan seluruh
kemampuan kemanusiaan yang ia miliki.
3. Sebagai petugas kemaslahatan dengan fungsi mengajar dan mendidik
masyarakat untuk menjadi warga negara yang baik.

Menurut UU No 20/2003 tentang SPN pendidikan profesi adalah pendidikan


tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Dengan demikian
program PPG adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk lulusan
S-1 Kependidikan dan S-1/D-IV Non Kependidikan yang memiliki bakat dan
minat menjadi guru, agar mereka dapat menjadi guru yang profesional sesuai
dengan standar nasional pendidikan dan memperoleh sertifikat pendidik.

B. Tujuan Dilaksanakannya Pendidikan Profesi Guru

1. Tujuan Umum
Tujuan dilaksanakannya pendidikan profesi guru adalah untuk
menghasilkan calon guru yang mampu mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Tujuan umum PPG tersebut tertuang dalam UU No. 20 Tahun
2003 Pasal 3, yaitu menghasilkan calon guru yang memiliki kemampuan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dilaksanakannya pendidikan profesi guru tercantum dalam
Permendiknas No 8 Tahun 2009 Pasal 2 yaitu untuk menghasilkan calon
guru yang memiliki kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan
menilai pembelajaran; menindaklanjuti hasil penilaian, melakukan
pembimbingan, pelatihan peserta didik, dan melakukan penelitian, serta
mampu mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan.

Sedangkan menurut Oemar Hamalik ada beberapa tujuan yang ingin dicapai
dengan mengadakan pelatihan antara lain:

a. Pelatihan berfungsi memperbaiki perilaku atau performance kerja. Hal ini


sangat diperlukan agar pendidik lebih mampu melaksanakan tugas-
tugasnya dan diharapkan berhasil dalam upaya pelaksanaan program kerja
organisasi atau lembaga.

b. Pelatihan berfungsi mempersiapkan promo ketenagaan untuk jabatan yang


lebih rumit dan sulit.
c. Pelatihan berfungsi untuk mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan yang
lebih tinggi.

C. Landasan Pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru


Dalam pelaksanaan pendidikan profesi guru tentunya memiliki landasan
yang digunakan sebagai acuan yang mengatur keseluruhan bagian program
tersebut. Beberapa landasan tersebut diantaranya adalah:

1. UU Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.


Dalam undang-undang tersebut terdapat beberapa pasal yang terkait dengan
pelaksanaan pendidikan profesi guru, diantaranya adalah:
a. Pasal 42. Pasal tersebut berbunyi:

(1) Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai


dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

(2) Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia


dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi
dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi.

(3) Ketentuan mengenai kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.

b. Pasal 43 ayat 2
Bunyi pasal tersebut adalah “(2) Sertifikasi pendidik diselenggarakan
oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi.”
c. Pasal 44. Pasal tersebut berbunyi:
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membina dan
mengembangkan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah.
(2) Penyelenggaraan pendidikan oleh masyarakat berkewajiban
membina dan mengembangkan tenaga kependidikan pada satuan
pendidikan yang diselenggarakannya.

(3) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membantu pembinaan dan


pengembangan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan formal
yang diselenggarakan oleh masyarakat.

2. UU Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen.


Diantara pasal-pasal yang mengatur mengenai pendidikan profesi guru yang
terdapat pada UU No 14 Tahun 2005 adalah:
a. Pasal 8
Bunyi dari pasal tersebut adalah “Guru wajib memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.”
b. Pasal 11
(1) Sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diberikan
kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.

(2) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang


memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi
dan ditetapkan oleh Pemerintah.
(3) Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif, transparan, dan
akuntabel.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi pendidik sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
c. Pasal 13
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran untuk
peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru
dalam jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai anggaran untuk peningkatan kualifikasi
akademik dan sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
3. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan pemerintah ini menekankan perlunya masyarakat pendidikan
merujuk pada perangkat standar mutu sebagai acuan formal dan baku dalam
usaha peningkatan kualitas pendidikan. Selain itu, dalam peraturan
pemerintah juga ditentukan kriteria minimal mengenai sistem pendidikan
yang berlaku nasional, karna itu setiap lembaga pendidikan minimal
mungkin dapat memenuhi seluruh kriteria tersebut agar dapat dikatakan
sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas.

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang


Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Dalam peraturan ini disebutkan beberapa standar kompetensi yang guru


yang diharapkan dapat terintegrasi dalam kinerja guru. Standar kompetensi
guru terdiri atas empat kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional.

D. Manfaat Pendidikan Profesi Guru


Kegiatan Pendidikan Profesi Guru (PPG) bermanfaat untuk :

1.Bagi guru
a. Menambah pengalaman dan penghayatan guru tentang proses pendidikan
dan pembelajaran di sekolah.
b. Memperoleh pengalaman tentang cara berfikir dan bekerja secara
interdisipliner sehingga dapat memahami tentang keterkaitan ilmu dalam
mengatasi permasalahan pendidikan yang ada disekolah.
c. Mempertajam daya nalar dalam penelaahan perumusan dan pemecahan
masalah pendidikan yang ada disekolah.
d. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat berperan
sebagai motivator, dinamisator, dan membentuk pemikiran sebagai
problem solver dalam pembelajaran.
2.Bagi sekolah,
Menemukan penyegaran serta ide-ide baru dalam proses belajar mengajar
baik sistem pengajarannya maupun tugas-tugas kependidikan lainnya
sehingga diharapkan model pembelajaran akan menjadi lebih baik. Selain itu,
dengan adanya calon guru praktikan dapat menberikan warna baru walaupun
dalam waktu yang relative singkat. Sehingga memungkinkan siswa mendapat
masukan ataupun motivasi terutama yang berkaitan dengan prndidikan tinggi
yang akan mereka tempuh/jalani pada masa-masa berikutnya.
3.Bagi masyarakat
tersedianya calon-vcalon tenaga pendidik ( guru) yang memiliki kualitas yang
baik akan menumbuhkan motivasi masyarakat untuk semakin mantap dan
percaya bahwa dunia pendidikan mampu memberikan pelayanan yang cukup
memuaskan. Hal ini akan mendorong masyarakat untuk lebih turut aktif
menggalakkan program wajib belajar yang dicanangkan oleh pemerintah.
Sedangkan kelebihan dan kekurangan PPG dapat dilihat dari tabel di bawah
ini:

Kelebihan PPG Kekurangan PPG


a.Meciptakan guru yang profesional. a.Biayanya dalam menempuh PPG
mahal.
b.Meningkatkan kesejahteraan guru. b.Semua sarjana non kependidikan
bisa masuk PPG.

E. LPTK Penyelenggara PPG


Penyelenggara Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah LPTK yang ditunjuk
(ditugasi) oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen
Belmawa), Kemenristekdikti. Adapun LPTK penyelenggara Program PPG SM-
3T Angkatan V Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
1. Universitas Bengkulu
2. Universitas Mulawarman
3. Universitas Negeri Gorontalo
4. Universitas Negeri Jakarta
5. Universitas Negeri Makassar
6. Universitas Negeri Malang
7. Universitas Negeri Manado
8. Universitas Negeri Medan
9. Universitas Negeri Padang
10. Universitas Negeri Semarang
11. Universitas Negeri Surabaya
12. Universitas Negeri Yogyakarta
13. Universitas Nusa Cendana
14. Universitas Pendidikan Ganesha
15. Universitas Pendidikan Indonesia
16. Universitas Riau
17. Universitas Negeri Sebelas Maret
18. Universitas Syiah Kuala
19. Universitas Tanjungpura
20. Universitas Islam Nusantara
21. Universitas Muhammadiyah Malang
22. Universitas PGRI Semarang
23. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Penunjukan LPTK sebagai penyelenggara program PPG melalui penugasan


khusus yang ditentukan dan didasarkan pada pemenuhan beberapa persyaratan,
yaitu: (1) akreditasi Program Studi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi (BAN-PT) dengan peringkat paling rendah B; (2) ketaatan azas dalam
penyelenggaraan perguruan tinggi sesuai dengan peraturan perundangan yang
ada; (3)komitmen LPTK; (4) kualitas sarana dan prasarana dalam pelaksanaan
tridharma perguruan tinggi yang mendukung program studi kependidikan; (5)
fasilitas asrama; (6) memiliki program peningkatan dan pengembangan aktivitas
instruksional atau yang sejenis dan berfungsi efektif, dan (7) memiliki program
dan jaringan kemitraan dengan sekolah-sekolah mitra terakreditasi paling rendah
B dan memenuhi persyaratan untuk pelaksanaan program pengalaman lapangan
(PPL).
Pasal 3 Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Program Pendidikan
Profesi Guru (PPG) dikatakan bahwa PPG diselenggarakan oleh LPTK yang
terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Pasal 14 disebutkan bahwa LPTK
calon penyelenggara PPG harus memenuhi syarat antara lain :
Memiliki program studi kependidikan jenjang S1 yang sama dengan program
pendidikan profesi yang akan diselenggarakan

a. Program studi tersebut terakreditasi oleh BAN PT dengan nilai minimal B


b. Program studi tersebut memiliki dosen tetap sekurang-kurangnya 2(dua)
orang berkualifikasi doktor (S3) dengan jabatan akademik minimal Lektor
dan 4 (empat) orang berkualifikasi Master (S2) dengan jabatan akademik
minimal Lektor Kepala berlatar belakang pendidikan sama dan/atau
serumpun dengan program PPG yang akan diselenggarakan minimal salah
satu jenjang pendidikan dosen berlatar belakang pendidikan bidang
Kependidikan.
Program Studi LPTK yang belum dapat menyelenggarakan PPG berarti
lulusannya harus bersiap-siap untuk mencari LPTK lain penyelenggara PPG
untuk dapat mendapatkan sertifikat pendidik sehingga memenuhi syarat untuk
menjadi calon guru. Dengan kenyataan ini timbul kekhawatiran bagi LPTK yang
program studinya belum memenuhi persyaratan tersebut antara lain menyangkut
nasib lulusannya dan juga masa depan LPTK berkaitan dengan kepercayaan
masyarakat.

F. Persyaratan peserta program PPG


Pasal 5 RPP PPG disebutkan bahwa kualifikasi akademik calon peserta PPG
adalah S1 Kependidikan dan non- Kependidikan yang linier dan/atau serumpun
serta S1 Psikologi khusus untuk PPG PAUD atau SD.
Pasal 6 tetapkan seleksi atau persyaratan calon peserta didik adalah

a. Seleksi administrasi menyangkut ijasah S1 dan transkrip nilai,


keterangan kesehatan dsb.

b. Seleksi penguasaan bidang studi

c. Tes Potensi Akademik

d. Tes penguasaan kemampuan bahasa Inggris

e. Penelusuran minat dan bakat melalui tes wwancara

f. Tes kepribadian

Pasal 8 ayat 2 ditetapkan bahwa kuota untuk tiap-tiap LPTK penyelenggara


ditetapkan oleh Direktur Jenderal. Juga ada ketetapan bahwa struktur kurikulum
bagi peserta dari LPTK berbeda dengan peserta dari non LPTK.
Dari beberapa ketentuan pasal 6 dan 8 tersebut menimbulkan kegundahan bagi
lulusan LPTK karena ini berarti :

a. Akan terjadi persaingan yang sangat ketat dalam memperebutkan


peluang sebagai peserta PPG antara alumni LPTK penyelenggara
PPG, LPTK lain serta alumni non LPTK.
b. Kelas untuk peserta dari non LPTK akan terpisah dengan peserta
dari LPTK. Ini berarti akan mengurangi kouta bagi peserta dari
LPTK.

G. Masukan Program PPG.


Masukan program PPG terdiri atas dua macam, yaitu lulusan S-1
Kependidikan dan lulusan S-1/D-IV Non Kependidikan. Secara terperinci
kualifikasi akademik calon peserta didik program PPG:

a. S-1 Kependidikan yang sesuai dengan program pendidikan profesi


yang akan ditempuh;
b. S-1 Kependidikan yang serumpun dengan program pendidikan
profesi yang akan ditempuh, dengan menempuh matrikulasi;
c. S-1/D-IV Non Kependidikan yang sesuai dengan program
pendidikan profesi yang akan ditempuh, dengan menempuh
matrikulasi;
d. S-1 Psikologi untuk program PPG pada PAUD atau SD, dengan
menempuh matrikulasi;
e. S-1/D-IV Non Kependidikan serumpun dengan program pendidikan
profesi yang akan ditempuh, dengan menempuh matrikulasi; Contoh
program studi serumpun adalah program studi sejarah, ekonomi,
geografi sosial, sosiologi, dan antropologi merupakan rumpun
program studi ilmu pengetahuan sosial; dan program studi biologi,
fisika dan kimia merupakan rumpun program studi ilmu
pengetahuan alam.

H. Sistem Rekrutmen dan Seleksi Mahasiswa


Rekrutmen calon mahasiswa merupakan kunci utama keberhasilan program
PPG. Rekrutmen mahasiswa harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut:

1. Penerimaan calon harus disesuaikan dengan permintaan nyata di


lapangan dengan menggunakan prinsip supply and demand sehingga
tidak ada lulusan yang tidak mendapat tempat bekerja sebagai
pendidik di sekolah. Hal ini dapat mendorong calon yang baik
memasuki program PPG.
2. Mengutamakan kualitas calon mahasiswa dengan menentukan batas
kelulusan minimal menggunakan acuan patokan. Ini berarti bahwa
calon mahasiswa hanya akan diterima jika memenuhi persyaratan
lulus minimal dan bukan berdasarkan alasan lain. Hanya calon
terbaik yang dapat diterima.
3. Untuk memenuhi prinsip butir 1 dan 2 di atas maka penerimaan
mahasiswa baru perlu dilakukan bekerjasama dengan Dinas
Pendidikan di daerah sebagai stakeholders. Kerjasama ini perlu
dilakukan menyangkut jumlah calon, kualifikasi dan keahlian sesuai
dengan mata pelajaran yang dibina dan benar-benar diperlukan.
4. Agar mendapatkan calon yang berkualitas tinggi maka proses
penerimaan harus dilakukan secara fair, terbuka dan bertanggung
jawab.

Rekrutmen peserta dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

1. Seleksi administrasi: (1) Ijazah S-1/D-IV dari program studi yang


terakreditasi, yang sesuai atau serumpun dengan mata pelajaran
yang akan diajarkan (2) Transkrip nilai dengan indeks prestasi
kumulatif minimal 2,75, (3) Surat keterangan kesehatan, (4) Surat
keterangan kelakuan baik, dan (5) Surat keterangan bebas napza.
2. Tes penguasaan bidang studi yang sesuai dengan program PPG yang
akan diikuti.
3. Tes Potensi Akademik.
4. Tes penguasaan kemampuan berbahasa Inggris (English for
academic purpose).
5. Penelusuran minat dan bakat melalui wawancara dan observasi
kinerja disesuaikan dengan mata pelajaran yang akan diajarkan serta
kemampuan lain sesuai dengan karakteristik program PPG.
6. Asesmen kepribadian melalui wawancara/inventory atau instrument
asesmen lainnya.

Peserta yang dinyatakan lulus dan diterima dalam program PPG diberikan
Nomor Pokok Mahasiswa (NPM) oleh LPTK. Daftar peserta yang dinyatakan
lulus beserta NPM selanjutnya dilaporkan kepada Direktur Jenderal Pendidikan
Tinggi Depdiknas. Keberhasilan rekrutmen ini amat tergantung kepada
kerjasama antara LPTK penyelenggara program PPG dan Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi dengan Dinas Pendidikan/Pemda serta stakeholders lainnya
yang relevan untuk memegang teguh prinsip akuntabilitas pengadaan tenaga
kependidikan/guru.
KESIMPULAN

Jadi adanya pelatihan profesi guru itu sangat menguntungkan bagi guru,
sekolah, dan masyarakat. Manfaat tersebut diantaranya adalah menambah
pengalaman dan penghayatan guru tentang proses pendidikan serta pembelajaran di
sekolah. Selain itu, dengan adanya calon guru praktikan dapat memberikan warna
baru walaupun dalam waktu yang relative singkat. Sehingga memungkinkan siswa
mendapat masukan ataupun motivasi terutama yang berkaitan dengan pendidikan
tinggi yang akan mereka tempuh atau jalani pada masa-masa berikutnya.

Dengan tersedianya calon-calon tenaga pendidik ( guru) yang memiliki


kualitas yang baik akan menumbuhkan motivasi masyarakat untuk semakin mantap
dan percaya bahwa dunia pendidikan mampu memberikan pelayanan yang cukup
memuaskan. Hal ini akan mendorong masyarakat untuk lebih turut aktif
menggalakkan program wajib belajar yang dicanangkan oleh pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai