Anda di halaman 1dari 35

Tugas 6

Revisi Simulasi Penelitian Kuantitatif

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS TERHADAP PRESTASI


BELAJAR
IPA SISWA SMP N 1 PARANG
TAHUN AJARAN 2013/ 2014

Disusun untuk memenuhi tugas Penelitian Pembelajaran Fisika

Dosen Pengampu : Dr. Nonoh Siti Aminah, M.Pd

Disusun oleh :

Friska Ambarwati K2311029

Rindi Liskasari K2311067

Tyas Nisa Fadilah K2311078

PENDIDIKAN FISIKA 2011 B

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Peningkatan kualitas pendidikan menjadi perhatian yang serius di
mana dengan kualitas pendidikan yang semakin meningkat, maka akan
tercipta pula insan yang berkualitas. Usaha-usaha yang harus dilakukan
dalam meningkatkan kualitas pendidikan, tidak hanya tergantung pada
elemen seperti guru saja akan tetapi memerlukan kerjasama semua pihak.
Pihak pemerintah, lembaga pendidikan, orang tua dan siswa, merupakan
komponen-komponen yang tidak terpisahkan dalam mendukung
peningkatan kualitas pendidikan.
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan
usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau
suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya
dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam
perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda
harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.
Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka
panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun
prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai
saat ini indonesia masih berkutat pada problematika ( Permasalahan)
klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah
dicoba untuk dicari akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata
rantai yang melingkar dan tidak tahu darimana mesti harus diawali.
Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan sampai
saat ini masih jauh dan apa yang kita harapkan. Betapa kita masih ingat
dengan hangat akan standarisasi UASBN ( Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional ) dengan nilai dikeluhkan oleh semua para pendidik
bahkan oleh orang-orang tua siswa sendiri, karena anak atau siswanya
tidak dapat lulus. Hal yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
Melihat kondisi rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa
tersebut beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah pemberian tugas
kepada siswa. Dengan pemberian pekerjaan rumah kepada siswa
diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas belajarnya, sehingga
terjadi pengulangan dan penguatan terhadap materi yang diberikan di
sekolah dengan harapan siswa mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dalam penelitian ini
diambil judul “Pengaruh Pemberian Tugas terhadap Hasil Belajar
IPA Siswa SMP N 1 Parang ”.

B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Pemberian tugas terhadap siswa SMP N 1 Parang Tahun 2013/2014.
2. Prestasi belajar siswa di SMP N 1 Parang Tahun 2013/2014.
3. Pengaruh pemberian tugas terhadap prestasi belajar siswa di SMP N 1
Parang Tahun 2013/2014.

C. Pembatasan masalah
Adapun masalah-masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Metode dalam pemberian tugas terhadap siswa SMP N 1 Parang
Tahun 2013/ 2014.
2. Pengaruh pemberian tugas terhadap prestasi belajar siswa SMP N 1
Parang Tahun 2013/2014.

D. Perumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan pembatasan masalah diatas,
maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah metode pemberian tugas terhadap siswa di SMP N 1
Parang Tahun 2013/2014?
2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa di SMP N 1 Parang Tahun
2013/2014?
3. Adakah pengaruh pemberian tugas terhadap prestasi belajar siswa di
SMP N 1 Parang Tahun 2013/2014?

E. Tujuan Penelitian
Berkenaan dengan penelitian yang mengambil pokok masalah
pengaruh pemberian tugas terhadap prestasi belajar siswa, tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui metode yang diterapkan dalam pemberian tugas terhadap
siswa di SMP N 1 Parang
2. Mengetahui prestasi belajar siswa di SMP N 1 Parang Tahun
2013/2014
3. Menganalisis pengaruh pemberian tugas terhadap prestasi belajar
siswa SMP N 1 Parang Tahun 2013/2014.

F. Manfaat Penelitian
Pada dasarnya setiap penelitian diharapkan memberikan
sumbangan atau manfaat dalam dunia pendidikan pada umumnya.
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Manfaat secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang
Pendidikan IPA. Selain itu hasil penelitian dapat dijadikan sebagai
bahan informasi tentang pemberian tugas terhadap siswa yang
melanggar peraturan di sekolah.
2. Manfaat secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman atau
acuan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran IPA, khususnya
implementasi pemberian tugas terhadap siswa SMP N 1 Parang .

G. Definisi Operasional
1. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah merupakan suatu metode mengajar
yang diterapkan dalam proses belajar mengajar, yang biasa disebut
dengan metode pemberian tugas. Siswa dapat menyelesaikan di
sekolah, atau dirumah atau di tempat lain yang kiranya dapat
menunjang penyelesaian tugas tersebut, baik secara individu atau
kelompok. Tujuannya untuk melatih atau menunjang terhadap materi
yang diberikan dalam kegiatan intra kurikuler, juga melatih tanggung
jawab akan tugas yang diberikan.
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil akademik yang dicapai oleh siswa dalam
bidang pelajaran IPA. Indikator prestasi belajar dalam penelitian ini
yaitu hasil atau nilai test harian.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2007 tanggal 11 Juni 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan, penilaian
hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes,
observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang
sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta
didik.
Menurut Arikunto (2002: 31) terdapat dua alat evaluasi, yakni teknik
tes dan nontes. Dengan teknik tes, maka evaluasi hasil belajar itu dilakukan
dengan jalan menguji peserta didik. Sebaliknya, dengan teknik nontes maka
evaluasi hasil belajar dilakukan tanpa menguji peserta didik.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik
penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan
bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes
praktik. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran
berlangsung dan atau di luar kegiatan pembelajaran atau tes kinerja.
Sedangkan Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat
berbentuk tugas rumah dan atau proyek.
Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika
dibandingkan dengan alat alat lain, tes ini lebih bersifat resmi karena penuh
dengan batasan batasan. Tes mempunyai fungsi yaitu untuk mengukur siswa
dan untuk mengukur keberhasilan program pengajaran. Tes prestasi belajar
bedasarkan tujuannya adalah pre test, post test, dan placement test, diagnostic
test, mastery test, dan achievement test.
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk
suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau
sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau
prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai
oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan (Nurkancana
dan Sunartana, 1990: 34).
Pendapat yang lain dikemukakan oleh Rasyid dan Mansur (2008: 11),
bahwa "tes merupakan salah satu cara menaksir besarnya tingkat kemampuan
manusia secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap
sejumlah stimulus atau pertanyaan." Oleh karena itu, agar diperoleh informasi
yang akurat dibutuhkan tes yang handal.
Secara umum test memiliki dua fungsi yaitu:

a. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hal ini test
berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah
dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu

b. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, karena


melalui test tersebut dapatdiketahui seberapa jauh tujuan pembelajaran
telah dicapai.

Teknik tes menurut Indrakusuma dalam (Arikunto, 2002: 32) adalah


“suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-
data atau keterangan-keterangan yang di inginkan seseorang dengan cara yang
boleh dikatakan cepat dan tepat”.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tes
adalah suatu cara, prosedur, atau alat yang sistematis dan objektif untuk
mengevaluasi tingkah laku (kognitif, afektif, dan psikomotor) siswa atau
sekelompok siswa berdasarkan nilai standar yang telah ditetapkan.

1. Post Test
Post-test, yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program satuan
pengajaran dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana pencapaian
siswa terhadap bahan pengajaran setelah mengalami suatu kegiatan
belajar.
Post test merupakan bentuk pertanyaan yang diberikan setelah
pelajaran/materi telah disampaikan. Singkatnya, post test adalah evalausi
akhir saat materi yang di ajarkan pada hari itu telah diberikan yang mana
seorang guru memberikan post test dengan maksud apakah murid sudah
mengerti dan memahami mengenai materi yang baru saja diberikan pada
hari itu. Manfaat dari diadakannya post test ini adalah untuk memperoleh
gambaran tentang kemampuan yang dicapai setelah berakhirnya
penyampaian pelajaran. Hasil post test ini dibandingkan dengan hasil
pree test yang telah dilakukan sehingga akan diketahui seberapa jauh efek
atau pengaruh dari pengajaran yang telah dilakukan, disamping sekaligus
dapat diketahui bagian bagian mana dari bahan pengajaran yang masih
belum dipahami oleh sebagian besar siswa.
Teknik post-test memiliki manfaat baik bagi guru, siswa, maupun
program itu sendiri.
a. Manfaat Bagi Guru
- Mengetahui sejauh mana bahan yang diajarkan sudah diterima
oleh siswa.
- Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang
belum menjadi milik siswa.
- Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang
telah diberikan.
b. Manfaat Bagi Siswa
- Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai
bahan program yang menyeluruh.
- Merupakan penguatan (reinforcement) bagi siswa.
- Usaha perbaikan.
- Sebagai diagnosis.
c. Manfaat Bagi Program
- Apakah program yang telah diberikan merupakan program
yang tepat dalam arti sesuai dengan keakapan anak.
- Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-
pengetahuan prasyarat yang belum diperhitungkan.
- Apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk
mempertinggi hasil yang akan dicapai.
- Apakah metode, pendekatan, dan alat evaluasi yang digunakan
sudah tepat.

2. Penugasan Rumah

Penugasan adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik


menyelesaikan tugas di luar kegiatan pembelajaran di
kelas/laboratorium/bengkel. Penugasan dapat diberikan dalam bentuk
individual atau kelompok dan dapat berupa tugas rumah atau projek.
Tugas rumah adalah tugas yang harus diselesaikan peserta didik di luar
kegiatan kelas..

Metode ini merupakan salah satu metode yang ingin menerapkan


learning by doing dari John Dewey. Metode ini akan mendapat manfaat
apabila dilakukan dengan baik seperti contoh berikut. Tugas tersebut
merupakan pengulangan dan pemantapan pengertian murid pada
pelajaran yang diberikan. Dengan dasar learning by doing, diharapkan
kesan pada diri anak akan lebih mendalam dan mudah diingat (adanya
penambahan frekuensi belajar). Sikap dan pengalaman atas suatu masalah
dan murid akan dapat dibina lebih kuat (bimbingan dari guru) dengan
adanya penambahan belajar kelompok (bersama teman), adanya
kesempatan untuk bertanya setelah menghadapi soal/perintah yang tak
terpecahkan, dan pemberian tugas (PR). Dengan demikian keterbatasan
waktu di kelas untuk memecahkan suatu masalah atau pemahaman suatu
materi akan terpecahkan (adanya penambahan waktu belajar siswa).
Siswa didorong untuk mencari sendiri bahan/sumber pengetahuan yang
berkaitan dengan apa yang mereka pelajari. Mereka akan mengerjakan
PR karena adanya rasa takut/malu mendapatkan hukuman atau dengan
kesadarannya sendiri (Pakhrudin, 1985,Dalam Bukunya Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan).

Metode pemberian tugas rumah adalah suatu metode yang digunakan


oleh guru dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih
permanen, karena siswa melaksanakan latihan. Latihan selama
melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu
lebih terintegrasi seperti yang dikemukakan oleh Winarto Surakman
(1982) tentang tujuan dan pentingnya pemberian tugas rumah adalah :

Ø Merangsang anak didik (siswa) berusaha lebih baik, memupuk


inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri.
Ø Bahwa kegiatan diluar sekolah adalah merupakan cara pembentukan
anak yang berpribadi baik.
Ø Memperkuat hasil belajar disekolah dengan menyelenggarakan
latihan – latihan yang perlu di integrasi penggunaannya.

Dengan melihat tentang tujuan dan pentingnya pemberian tugas


rumah pada akhir pengajaran sangatlah menunjang dalam tercapainya
tujuan kurikulum pada bidang studi yang bersangkutan.
Adapun peran guru dalam pelaksanaan metode pemberian tugas
rumah seperti yang dikemukakan oleh Mursel (1975) bahwa :
“Belajar itu tergantung pada kemauan. Belajar yang dilakukan dengan
setengah perhatian, belajar tanpa semangat, belajar tanpa dorongan tidak
akan pernahmenghasilkan hasil yang otentik, supaya pengajaran dapat
memberikan hasil yang baik, maka secara mutlak dan esensial harus
diakibatkan dan digerakkan kemauan seseorang untuk belajar”.
Sudah tentu bahwa siswa – siswa itu harus dibentuk, dibimbing
untuk mendapatkan sumber setepat – tepatnya dan menjauhkan diri dari
jalan buntu dan hendak diberikan pula petunjuk agar siswa melaksanakan
tugas yang diberikan oleh Guru.

3. Prestasi Belajar
Menurut Mc. Kane Beck prestasi adalah “To overcome obstacle,
to exercise power, to strive to do something difficult as well and as quickly
as possible” “Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan,
melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan
secepat mungkin”.
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam
melakukan kegiatan. Brammer Gagne menyatakan bahwa prestasi belajar
dibedakan menjadi lima aspek, yaitu: kemampuan intelektual, strategi
kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom yang
disadur oleh Suharsimi Arikunto bahwa hasil belajar dibedakan menjadi
tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Prestasi merupakan
kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode
tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini
adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.
Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali
dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa
pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar. Cronbach, Harold
Spears dan Geoch yang disadur oleh Sardiman A.M (2005:20) sebagai
berikut :
1. Cronbach memberikan definisi :“Learning is shown by a change in
behavior as a result of experience”. “Belajar adalah memperlihatkan
perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman”.
2. Harold Spears memberikan batasan: “Learning is to observe, to read, to
initiate, to try something themselves, to listen, to follow
direction”.Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba
sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.
3. Geoch, mengatakan : “Learning is a change in performance as a result
of practice”.Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil
praktek.

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu


senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik
kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat
verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan
rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan.
Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang
individu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan.
Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra
mengemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses
perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari
pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto, belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Selaras dengan pendapat di atas, Thursan Hakim mengemukakan
bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia,
dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan
kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. Hal ini berarti bahwa
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan
dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang
dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak
mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka
orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata
lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin
dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan
kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang
ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemapuan dan
sebaginya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi
manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang
memadai.
Winkel (2001:32) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan
bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar
merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah
melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso
mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai
oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran
terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor
setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan
instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil
pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk
simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai
oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari
pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan
psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan instrumen tes yang relevan.
Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan
tes prestasi belajar. Saifudin Anwar mengemukakan tentang tes prestasi
belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang
dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa
tes yang disusun secara terrencana untuk mengungkap performasi maksimal
subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan.
Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk
ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian
masuk perguruan tinggi.
Prestasi Belajar adalah kemampuan intelektual siswa sangat
menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk
mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan
suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa
setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapun prestasi dapat diartikan
hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun
banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah
mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus mengartikan
bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang
terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila
tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan. Prestasi belajar
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena
kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari
proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus
bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli
mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan
yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan
satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Ngalim Purwanto
memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh
seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.”
Selanjutnya Winkel mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti
keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan
kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan
menurut S. Nasution, prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai
seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan
sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan
psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang
belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi
belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,
menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar
mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan
sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk
nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar
mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi.
Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya
prestasi belajar siswa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar : Untuk mencapai
prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan
beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang
terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar
siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat
biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah
faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu
sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu
kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
1. Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini
sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu
menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.
Adak kalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang
berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang
anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas
bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam
kegiatan belajar mengajar. Menurut Kartono, kecerdasan merupakan
“salah satu aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya
studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan
normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi
yang tinggi.” Slameto mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi
akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang
rendah.” Muhibbin (1999:135) berpendapat bahwa intelegensi adalah
“semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin
besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah
kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya
untuk meraih sukses.”
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau
kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi
seorang anak dalam usaha belajar.
2. Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang
sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang
dikemukakan oleh Ngalim Purwanto bahwa “bakat dalam hal ini lebih
dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu
mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu.” Kartini Kartono
menyatakan bahwa
“bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk
dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.”
Menurut Syah Muhibbin mengatakan “bakat diartikan sebagai
kemampuan indivedu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung
pada upaya pendidikan dan latihan.” Dari pendapat di atas jelaslah bahwa
tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat
yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi
rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses
belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting
dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru
atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak
sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
3. Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang
diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut
Winkel minat adalah “kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk
merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung
dalam bidang itu.” Selanjutnya Slameto mengemukakan bahwa minat
adalah “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus
yang disertai dengan rasa sayang.” Kemudian Sardiman mengemukakan
minat adalah “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-
ciri atai arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-
keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”
Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar
pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang
menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat
menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di
dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat
mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang
telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat
yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk
melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan
keinginannya.
4. Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal
tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk
melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah
bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian
pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika
mempunyai motivasi untuk belajar. Nasution Simanjuntak mengatakan
motivasi adalah “segala daya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu.” Sedangkan Sardiman
mengatakan bahwa “motivasi adalah menggerakkan siswa untuk
melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu.”
Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi
instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri
seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu
pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan
motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan
siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Dalam memberikan motivasi
seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk
mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya
dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan
mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada
mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak
sendiri dan belajar secara aktif.
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa
pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan
sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan
tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto faktor
ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga,
keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”
1. Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat
seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh
Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan
utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi
bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara
dan dunia.” Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam
keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang
akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan
salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk
belajar. Dalam hal ini Hasbullah mengatakan: “Keluarga merupakan
lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak
pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas
utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar
bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.” Oleh karena
itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari
keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan
pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama
yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha
meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan,
dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara
belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan
dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak
memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.
2. Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat
penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu
lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih
giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan
guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara
guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.
Menurut Kartini Kartono mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai
bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang
tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk
menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang
tepat dalam mengajar.
Lingkungan Masyarakat di samping orang tua, lingkungan juga
merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap
hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena
lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak
akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
Dalam hal ini Kartini Kartono berpendapat: Lingkungan masyarakat
dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang
sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang
rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka.
Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak
nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh
pula. Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk
kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan
selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya.
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat dinyatakan bahwa perolehan hasil nilai siswa
dipengaruhi oleh perbedaan metode penugasan yang diberikan.
Untuk memperjelas kerangka pemikiran penelitian ini, maka
akan diuraikan sebagai berikut:
 Pengaruh metode penugasan terhadap prestasi belajar siswa
Penugasan adalah teknik penilaian yang menuntut
peserta didik menyelesaikan tugas di luar kegiatan
pembelajaran di kelas/laboratorium/bengkel. Penugasan dapat
diberikan dalam bentuk individual atau kelompok dan dapat
berupa tugas rumah atau projek
Dalam pembelajaran, penugasan menjadikan siswa
mengulangi materi pembelajaran yang diberikan di sekolah.
Penugasan tidak hanya untuk menentukan nilai yang diperoleh
siswa, melainkan juga dapat digunakan sebagai indikator
apakah siswa menguasai konsep materi yang disampaikan.
Dalam memilih metode penugasan, guru perlu memilih
dengan tepat agar tugas yang diberikan mampu membentuk
konsep pada siswa. Sehingga siswa hanya mempunyai
kesempatan kecil untuk mencontek tugas temannya.
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang diperlukan
pengujian lebih lanjut untuk mengetahui kebenarannya secara empiris
atau nyata. Hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah
“adanya pengaruh positif dan signifikan antara metode pemberian tugas
terhadap prestasi belajar siswa.
Hipotesis statistik:
 Ho: β = 0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara metode
pemberian tugas terhadap prestasi belajar siswa.
Ha: β ≠ 0 : Terdapat pengaruh signifikan antara metode pemberian
tugas terhadap prestasi belajar siswa
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMP N 1 Parang
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari Februari-April
2014

B. Populasi, sampel, dan sampling


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2010: 117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa di Sekolah SMP N 1 Parang Tahun 2013/2014 yang berjumlah
30 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 118). Sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas V di SMP N 1 Parang Tahun
2013/2014.
3. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel penelitian
(Sugiyono, 2010: 121). Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah teknik proportionate stratified random sampling yaitu
penentuan sampel berdasarkan proporsi jumlah siswa yang
mendapatkan kesalahan pada masing-masing kelas

C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 61). Variabel dalam penelitian
ini ada dua, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat
(dependen).
Adapun kedua variabel tersebut adalah :
1. Variabel bebas
Menurut Sugiyono (2010: 61), variabel bebas (variabel independen)
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab
perubahan atau timbulnya variabel terikat (variabel dependen). Dalam
penelitian ini, variabel bebasnya adalah :
Metode pemberian tugas. Variabel ini disimbolkan sebagai X.
2. Variabel terikat
Menurut Sugiyono (2010: 61), variabel terikat (variabel dependen)
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Varibel terikat dalam penelitian ini
adalah hasil belajar siswa. Variabel ini disimbolkan sebagai Y.
D. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Interview/ wawancara
Metode ini digunakan untuk memperoleh data dari Guru Mata
Pelajaran Fisika tentang pelaksanaan pemberian tugas dan juga dari
Kepala Sekolah untuk memperoleh data situasi umum di SMP N 1
Parang
b. Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai
keadaan siswa, keadaan guru dan karyawan serta sarana dan
prasarana secara keseluruhan yang ada di SMP N 1 Parang . Metode
dokumentasi dimaksudkan juga untuk mendapatkan data-data
tentang pemberian tugas.
c. Pengamatan/ Observasi
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai
keadaan yang sesungguhnya terjadi dalam proses pemberian tugas.
Pengamatan ini dilakukan selama 3 bulan yaitu semenjak
diberlakukannya pemberian tugas yang berbeda-beda terhadap siswa.

E. Instrumen Penelitian
Iinstrumen penelitian yang digunakan adalah lembar checklist yang
berisi skor siswa setelah memperoleh tugas. Checklist yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Kelas VII A : Diberi tugas sebelum proses belajar-mengajar (pretest)
No Nama Skor Hasil Skor Hasil Keterangan
belajar Belajar Sesudah
sebelum diberi tugas
diberi tugas
1 Khoirun Najib
2 Rifan
3 Adi Setyawan
4 Bagus Arzukni
Dina
5 Khoiruljanah
6 Falah Sofia

Kelompok II : Diberi Tugas langsung setelah pelajaran berakhir (post test)


No Nama Skor Hasil Skor Hasil Keterangan
belajar Belajar Sesudah
sebelum diberi tugas
diberi tugas
Febri Tri
1 Atmoko
Luthfina
2 Aprilliandini
Rama Dani
3 Andriyanto
Tantri Widi
4 Wiji Astuti
5 Lutfina Maulida
Varia Indika
6 Putri

Kelompok III : Diberi Tugas Rumah (task home)


No Nama Skor Hasil Skor Hasil Keterangan
belajar Belajar Sesudah
sebelum diberi tugas
diberi tugas
Faiq Ihsanul
1 Fikri
Afi Rizki
2 Maulana
Faiska
Rohmatal
3 Udma
Ibnu
4 Febriansyah
5 Akbar Setyoko
Dwi Wulan
6 Suci
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Obyek Penelitian


1. Sejarah SMP N 1 Parang
SMP N 1 Parang adalah SMP yang terletak di kelurahan
Parang Kecamatan Parang, Magetan Jawa Timur. Sekolah ini
didirikan pada tahun 1977. Sekolah ini merupakan sekolah yang
didirikan oleh pemerintah daerah Kabupaten Magetan. Kepala sekolah
SMP N I Parang saat ini adalah Bapak Drs.Setyo Budi,M.Pd. SMP N
1 Parang memiliki 82 guru pengajar dan 3 staf tukang kebun.
Proses pembelajaran pada anak usia sekolah yang bertempat
tinggal di Kecamatan Parang menggunakan metode konvensional
yaitu berupa ceramah. Siswa yang bersekolah di SMP N 1 Parang
merupakan siswa campuran dari berbagai kelurahan yang ada di
kecamatan Parang. Rata-rata siswa yang bersekolah di SMP N I
parang adalah siswa dengan nilai danem yang rendah. Sehingga kultur
yang dibawa siswa-siswinya pun juga berbeda-beda. Ini
mengakibatkan pergaulan siswa sekolah tersebut juga banyak yang
terkontaminasi hal hal yang kurang baik. Sehingga perlu adanya
pengawasan dan bimbingan dari guru pengajar.
Selain kegiatan pembelajaran, SMP N 1 Parang juga memiliki
kegiatan ekstrakurikuler, antara lain: Marching band, pramuka,
komputer, melukis dan seni tari. Dengan adanya ekstrakurikuler
tersebut, siswa bisa mengembangkan minat dan bakatnya untuk
berkesplorasi sesuai keinginan mereka.
2. Letak Geografis
SMP N 1 Parang terletak di RT 05/02 Kec.Parang Kabupaten
Magetan. Lokasi SMP N 1 Parang berada di jalan raya Parang –
Lembeyan di depan SMA N 1 Parang.

3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan skema wewenang masing-masing
komponen, dimana struktur organisasi dapat dilihat pada gambar berikut :
STRUKTUR ORGANISASI
SMP N 1 PARANG

KEPALA KOMITE
SEKOLA
H SEKOLA
WAKASE H
K
WAKIL
MANAJEMEN
MUTU

1. Pengendalian
KAUR KAUR KAUR KAUR Dokumen KAUR KEPALA
KESISWA SARANA HUMAS (Document
KURIKULU
PRASSARA Controller) SDM TATA
M AN
NA USAHA
2. Tim Auditor
Internal

1. Tim 1. Bimbingan 1. Tim 1. Kemitraan 1. POKJA 1. Keuangan


Pengendali dan Pengadaan 2. Marketing SDM 2. Sekretaris
an Konseling Barang dan & 2. Ka. DIKLAT dan
Kurikulum 2. Kegiatan Jasa Promotion Administras
2. Tim Koord. MAPEL
Ekstrakurik 2. Petugas WALI KELAS i
Penjamin uler dan Gudang 3. Penyimpan
Mutu OSIS 3. Petugas an Data
Pemelihara
an dan GURU
Perbaikan
4. Visi dan Misi
Visi : Membentuk generasi yang cerdas, taqwa dan terampil.
Misi :
a. Melaksanakan pengajaran yang optimal.
b. Menumbuhkan kecintaan membaca, menulis dan berhitung.
c. Menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan sejak dini
d. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan hidup
siswa.
e. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah berfikir logis, kritis dan
kreatif .

5. Jumlah Guru dan Tenaga Administrasi


Proses pembelajaran pada umumnya akan dapat mencapai sasaran apabila
jumlah guru, cukup dan kualitas guru yang memadai. Jumlah guru dan kualitas
guru menjadi instrumen penting dalam mewujudkan cita-cita pendidikan.
gambaran jumlah guru dan tenaga administrasi di SMP N 1 Parang adalah
Drs. SETYO BUDI, Kepala Guru
. 1 42 SUTRISNA
M.MPd Sekolah

2 SUYADI, S.Pd. M.MPd. Wakasek 43 SUPRAPTO, S.Pd. Guru

3 Drs. SUYUTI, M.MPd. Wakasek 44 SUNARNI, S.Pd. Guru


Dra. RETNA
4 YATNO, S.Pd. M.MPd. Wakasek 45 Guru
DEWATI
HAYUNINGSIH, S.Pd. SETIO
5 Ur. Kurikulum 46 Guru
M.MPd. DJARWANI, S.Pd.
RUDI EKO
SARI MERLIAWATI,
6 Ur. Kesiswaan 47 PRASETYO, Guru
S.Pd.
S.Kom.
Dra. CHUSNUL
7 Drs. DWI SETYOHADI Ur. Kesiswaan 48 Guru
CHOTIMAH
HARIYADI, S.Pd.
8 WIWIK WINARTI, S.Pd. Ur. Humas 49 Guru
M.MPd.
ST. ROFIATUL
9 MUTAKIM, S.Ag. Ur. Sarpras 50 ADAWIYAH, Guru
S.Ag.
Drs. SUGENG
10 UMI ROISATI, S.Pd. Guru 51 Guru
SASONGKO
TRI WINDARTI,
11 Dra. ERMININGSIH Guru 52 Guru
S.Pd.
ESTRI PUJI ASTUTI, SUSILO TRI
12 Guru 53 Guru
S.Pd. WIBOWO, S.Pd.
ENDANG SUMARYANI KUKUH
13 Guru 54 Guru
W., S.Pd. PURNOMO, S.Pd
MUNDRIKAH,
14 SUMARTINI, S.Pd. Guru 55 Guru
S.Pd
SUMARYATI,
15 SRI HANDAYATI, S.Pd. Guru 56 Guru
S.Pd.
TRI
16 INDIYAH PUJI S., S.Pd. Guru 57 PUJIANINGSIH, Guru
S.Pd.
SITI
BUDI SETYO WIDODO,
17 Guru 58 MUNAWAROH, Guru
S.Pd. M.MPd.
S.PdI.
ESTI
IRIANI SIH WINARTI,
18 Guru 59 RACHMAWATI, Guru
S.Pd.
S.Pd.
DENI
Dra. ENDANG SRI
19 Guru 60 SULISTYAWATI, Guru
UTAMI
SE.
IDA FITRI
20 TRI MURNENI H., S.Pd. Guru 61 NURMASARI, Guru
S.Pd.
Dra. ENDANG WAHYU Koord.
21 Guru 62 S A W A L, S.Pd.
W. TU
INDAH SUSIWI,
22 WENNY HARI N., S.Pd. Guru 63 Staf
A.Md.
WIDAYANTI SUWARONI,
23 Guru 64 Staf
DWIMIYOSI, S.Pd. A.Md.

24 IDA SUPARTINI, BA. Guru 65 ITA ROSITA Staf

25 SRI UTAMI, S.Pd. Ekop. Guru 66 SISWANTO Staf

26 ISMI FATRISYAH, S.Pd. Guru 67 SETIJONO Karyawan

27 NURSAMSIAH, S.Pd. Guru 68 SUGIJANA Karyawan

28 LILIK SUNDARI, S.Pd. Guru 69 SURADI Karyawan


RISMA
29 SAPARI, S.Pd. Guru 70 GUSTININGRUM, Karyawan
A.Md.
ARUM SUCI
30 KIMIN, S.Pd. M.MPd. Guru 71 Karyawan
DAMAYANTI
31 Dra. SITI FATIQIYAH Guru 72 EDY PURYANTO Karyawan
ANIK SITI MARYANI, DESY
32 Guru 73 Karyawan
S.Pd. PRASETIYANA
TJATUR JANINGRUM, YUNI
33 Guru 74 Karyawan
S.Pd. RACHMAWATI
FITA
MUH. ABADI
34 Guru 75 ANDRIANA, Karyawan
SUSANTO, S.Pd.
A.Md.
ENDANG
35 Guru 76 DIDIK SUHADI Karyawan
SUSILOWATI, S.Pd.
RIZKA
36 KUSDARYANTO Guru 77 IHMAWATI Karyawan
AZIZAH
MOCH. FARKHAN, QORI APSARI,
37 Guru 78 Karyawan
S.Pd. A.Md.
ENDANG SETYOWATI, JOKO SUSANTO,
38 Guru 79 Karyawan
S.Pd S.Sos.
39 NUR HAYATI, S.Pd. Guru 80 NUR ALI Karyawan
WAHYUNI EKOWATI,
40 Guru 81 SUKIRNO Karyawan
S.Pd.
SRI UNTARI, S.Pd.
41 Guru 82 WAHYUDIANTO Karyawan
M.MPd.

. Jumlah Siswa
Jumlah siswa seringkali menjadi indikator kualitas lembaga pendidikan,
dimana lembaga pendidikan yang berkualitas pada umumnya akan menjadi
pilihan bagi siswa untuk memasukinya. Jumlah siswa kelas VII di SMP N 1
Parang adalah sebagai berikut :
Jumlah Siswa kelas VII SMP N 1 Parang
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
VII A 10 15 25
VII B 12 15 27
VII C 10 14 24
VII D 15 15 30
VII E 11 19 30
VII F 14 16 30
Jumlah 72 94 166

B. Penyajian Data

1. Jenis Tugas
Berdasarkan pengamatan, dari sejumlah siswa kelas VII,dari kelas
VII A, VII B dan VII C diambil beberapa sampel nilai siswa yang diberi
tugas. Hasil
Jenis Tugas dan Jumlah sampel siswa
Jenis Tugas
Sebelum Setelah pembelajaran Tugas rumah (task home)
pembelajaran berakhir (Post test)
(pretest) Kelas VII B Kelas VII C
Kelas VII A
Khoirun Najib Febri Tri Atmoko Faiq Ihsanul Fikri
Rifan Luthfina Aprilliandini Afi Rizki Maulana
Adi Setyawan Rama Dani Andriyanto Faiska Rohmatal Udma
Bagus Arzukni Tantri Widi Wiji Astuti Ibnu Febriansyah
Dina Khoiruljanah Lutfina Maulida Akbar Setyoko
Falah Sofia Varia Indika Putri Dwi Wulan Suci

2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian adalah penelitian
sebelum dan sesudah pemberian tugas siswa. Prestasi belajar sebelum
pemberian tugas diambil dari hasil test tengah semester sedangkan prestasi
belajar sesudah pemberian tugas diambil dari test akhir semester.
Adapun presatasi belajar siswa sesudah pemberian tugas yang
berbeda adalah :

Kelas VII A : Tugas sebelum pembelajaran (pretest)


No Nama Skor Hasil Belajar Sesudah diberi tugas
1 Khoirun Najib 5
2 Rifan 12
3 Adi Setyawan 9
4 Bagus Arzukni 8
5 Dina Khoiruljanah 11
6 Falah Sofia 0

Kelas VII B : tugas setelah pembelajaran (post test)


No Nama Skor Hasil Belajar Sesudah diberi tugas
1 Febri Tri Atmoko 1
2 Luthfina Aprilliandini 2
3 Rama Dani Andriyanto 3
4 Tantri Widi Wiji Astuti 7
5 Lutfina Maulida 3
6 Varia Indika Putri 8

Kelas VII C : tugas rumah (task home)


No Nama Skor Hasil Belajar Sesudah diberi tugas
1 Faiq Ihsanul Fikri 10
2 Afi Rizki Maulana 13
3 Faiska Rohmatal Udma 16
4 Ibnu Febriansyah 12
5 Akbar Setyoko 17
6 Dwi Wulan Suci 0

Kelas VII
Kelas VII Kelas VII C
B (post
A (pretest) (task home)
test)
5 1 10
12 2 13
9 3 16
8 7 12
11 3 17
0 8 0

Solusi
1. H0 : XI = XII = XIII (Tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat)
H1 : XI ≠ X2 atau X2 ≠ X3 (Ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat)
2. α = 5%
3. Statistik Uji yang digunakan
𝑀𝐾𝑎𝑛𝑡
𝐹=
𝑀𝐾𝑑𝑎𝑙
4. Komputasi

Kelas VII A Kelas VII B Kelas VII C


X X2 X X2 X X2
25 1 100
5 1 10
144 4 169
12 2 13
81 9 256
9 3 16
64 49 144
8 7 12
121 9 289
11 3 17
0 64 0
0 8 0

 db antar = (k – 1) = (3 – 1) = 2
 db dalam = (n1–1)+(n2–1)+(n3–1) = (6-1)+(6-1)+(6-1) = 15
 db total = (N – 1) = (18 – 1) = 17
 k=3
 n=6
 N = 18

Kelas VII A Kelas VII B Kelas VII C

X1 X2 X2 X2 X3 X2

5 25 1 1 10 100

12 144 2 4 13 169

9 81 3 9 16 256

8 64 7 49 12 144

11 121 3 9 17 289

0 0 8 64 0 0

∑ 45 435 24 136 68 958

𝑋̅ 7,5 4 11,33333
(Σ𝑋)2 (Σ𝑋𝑡𝑜𝑡 )2
𝐽𝐾𝑎𝑛𝑡 = Σ −
𝑛 𝑁
𝐽𝐾𝑎𝑛𝑡 = 1204,167 − 1042,722
𝐽𝐾𝑎𝑛𝑡 = 161,445
(Σ𝑋)2
𝐽𝐾𝑑𝑎𝑙 = Σ𝑋𝑡𝑜𝑡 2 − Σ
𝑛
𝐽𝐾𝑑𝑎𝑙 = 1529 − 1204,167
𝐽𝐾𝑑𝑎𝑙 = 324,833

(Σ𝑋𝑡𝑜𝑡 )2
𝐽𝐾𝑇 = Σ𝑋𝑡𝑜𝑡 2 −
𝑁
𝐽𝐾𝑇 = 1529 − 1042,722

𝐽𝐾𝑇 = 468,278

Σ𝑋𝑡𝑜𝑡 45+24+68 137

Σ𝑋𝑡𝑜𝑡 2 435+136+958 1529

(Σ𝑋)2 452 + 242 + 682 1204,167


Σ Σ
𝑛 6
̅̅̅̅̅
𝑋𝑡𝑜𝑡 7,5+4+11,33333 22,83333

(Σ𝑋𝑡𝑜𝑡 )2 (137)2 1042,722


𝑁 18
𝐽𝐾𝑑𝑎𝑙
𝑀𝐾𝑑𝑎𝑙 =
𝑑𝑏𝑑𝑎𝑙
324,833
𝑀𝐾𝑑𝑎𝑙 = = 21,65553333
15

𝐽𝐾𝑎𝑛𝑡
𝑀𝐾𝑎𝑛𝑡 =
𝑑𝑏𝑎𝑛𝑡
161,445
𝑀𝐾𝑎𝑛𝑡 = = 80,7225
2

𝑀𝐾𝑎𝑛𝑡
𝐹=
𝑀𝐾𝑑𝑎𝑙
80,7225
𝐹= = 3,727569244
21,65553333

Ringkasan Analisis Anava


Sumber Variasi JK db MK F
Antar 161,445 (3– 1) = 2 80,7225
(6–1)+(6–1)+(6–1)
Dalam 324,833 21,65553333 3,727569
= 15
Total 468,278 (18 – 1) = 17

5. Daerah Kritis :
F 0,05;2,15 = 3,68; DK = {F | F > 3,68}; dan Fobs = 3,727 Є DK.
6. Keputusan Uji : H0 ditolak
7. Kesimpulan :
Tidak benar bahwa pemberian ketiga model tugas yang berbeda terhadap ketiga
kelompok siswa memberikan efek yang sama dalam tingkat prestasi belajar.
8. Kesimpulan Penelitian :
Ada pengaruh pemberian tugas pada siswa terhadap prestasi belajar siswa
tersebut. Pemberian tugas yang berbeda, memberi efek yang berbeda pula pada
masing-masing prestasi belajar siswa tersebut. Jika dilihat dari reratanya,
kelompok siswa dengan jenis tugas rumah mempunyai prestasi belajar yang
labih baik daripada kelompok dengan tugas sebelum pembelajaran (pretest)
maupun tugas setelah pembelajaran (post test).

C. Pembahasan
Penelitian ini menggunakan satu variabel bebas, yaitu metode
pemberian tugas. Untuk variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa. Untuk
mengetahui pengaruh perbedaan tugas yang diberikan siswa, maka peneliti
menggunakan uji F Anava Satu Jalan sebagai analisis. Adapun rumusan
masalahnya yaitu : Apakah ada pengaruh prestasi belajar siswa terhadap tugas
yang diberikan di SMP N I Parang.
Untuk mendapatkan jawaban terhadap masalah tersebutkamu akan
menguraikannya berdasarkan data yang telah kami dapatkan di lapangan yaitu
berupa tabel-tabel perhitungan anava. Berikut disajikan hasil ringkasan
analisis Anava
Sumber Fα
JK db MK F
Variasi
Antar 161,445 (3– 1) = 2 80,7225
3,727569 3,68
Dalam 324,833 (6–1)+(6– 21,65553333
1)+(6–1)
= 15
Total 468,278 (18 – 1) = 17

Dari hipotesis yang telah dibuat, yaitu


Hipotesis statistik:
 Ho: β = 0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara metode pemberian
tugas terhadap prestasi belajar siswa.
 Ha: β ≠ 0 : Terdapat pengaruh signifikan antara metode pemberian
tugasterhadap prestasi belajar siswa.

Maka diperoleh Keputusan uji:


Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan pengujian hipotesis bahwa ada
perbedaan pengaruh pemberian tugas terhadap kemampuan kognitif belajar
siswa, sebab Fhitung = 15,918 lebih besar daripada Ftabel = 3,68. Dengan
demikian, maka dapat disimpulkan bahwa pemberian tugas yang berbeda
akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa.
Siswa yang memperoleh tugas rumah (task home), memiliki prestasi
belajar yang paling baik. Hal ini karena setelah diberi tugas rumah, siswa bisa
bekerja kelompok dengan temannya yang sudah bisa.. Sehingga siswa bisa
lebih paham dengan materi ajar yang sudah diberikan.
Sementara pada siswa yang diberikan tugas setelah pembelajaran (post
test), hasil belajar yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan dengan yang
diberikan tugas rumah (task home). Hal ini karena apabila diberi tugas post
test, hanya siswa yang benar-benar memperhatikan pembelajaran saja yang
bisa mengerjakan. Semakin malas siswa memperhatikan pembelajaran,
semakin jelek pula nilai yang diperoleh. .
Untuk siswa yang diberi tugas sebelum pembelajaran (pretest),
perbandingan nilai yang diperoleh sangan kecil. Karena pada pemberian tugas
ini, guru bisa menyimpulkan siswa mempelajari materi sebelumnya apa tidak.
Sehingga hanya siswa yang belajar saja yang nilainya naik.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh
peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
 Hipotesis 0 ditolak, sehingga terdapat pengaruh pemberian tugas pada
siswa terhadap prestasi belajar siswa tersebut. Berdasarkan t hitung
sebesar 15,918 dengan uji dua sisi menggunakan kurve penentuan
daerah penerimaan Ho. Nilai 0,534 terletak di daerah Ho diterima.
Dengan demikian Jika dibandingkan dengan F tabel pada taraf
signifikansi 99% sebesar 3,805565. Maka t- hitung lebih besar
daripada t tabel atau 15,918 > 3,805565, sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima.

Saran
Adapun beberapa saran yang dapat peneliti berikan
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan antara lain:
 Siswa hendaknya menyadari bahwa pemberian tugas adalah
sarana untuk mempelajari lagi materi yang diajarkan guru dan
merupakan merupakan cara guru untuk merubah kebiasaan
siswa dari pemalas menjadi siswa yang rajin
 Kepada rekan mahasiswa, semoga penelitian ini dapat
dipergunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya dengan
mengaitkan aspek-aspek yang belum diungkap dan
dikembangkan dari variabel yang telah disebutkan di depan.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta

Mursell. J. L. 1975. Pengajaran Berhasil. Universitas Indonesia. Yogyakarta.

PERMENDIKNAS No.20 Tahun 2007. 2007. Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta:


Depdiknas.

W.S Winkel. 2007. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia.

http://www.majalahpendidikan.com

Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan (pendekatan Kuantitatif, kualitatit,


dan R&D). Bandung: Alfabeta

Poerwodarminto. W. J. S. (1995). Kamus Umum Bahasa Indonesia . Jakarta:


Balai Pustaka
Hadi, S. 1987. Metodologi Researc I. Yogyakarta: penerbit Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai