Anda di halaman 1dari 3

TEORI 2 BIOETIK

Nama : Fanky Fazdianki Ramadhan


No.Stambuk : 15 777 012
1.Menurut anda, apakah menutupi dan menghindari membuka kelainan medis dapat di benarkan
apabila kelainan tersebut tidak menyebabkan damage atau kerugian bagi pasien ?

are there times when it’s acceptable to cover up or avoid revealing a mistake if that
mistake would not cause harm to the patient ?
JAWAB :

menurut pasal 7b yang berbunyi bahwa seorang dokter harus bersikap jujur dalam
berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya
yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi ,atau yang
melakukan penipuan atau penggelapan , dalam menangani pasien . Jadi menurut saya
sesuai dengan pasal yang di atas kita harus berkata jujur kepada pasien dimana itu
merupakan autonomy dari pasien,akan tetapi pada kasus tertentu ada beberapa hal yang
pasien tidak perlu untuk mengetahuinya contohnya pada saat pemeriksaan nadi pada
pasien, dimana pada saat kita melakukan pemeriksaan tiba tiba di tenga pemeriksaan
dengan tidak sengaja genggaman tangan kita terlepas jadi keselahan yang kita lakukan tidak
perlu di ketahui oleh pasien kemudian kita tidak perlu meminta izin kepada pasien untuk
melakukan pemeriksaan kembali selama tidak merugikan pasien atau yang dapat
memperburuk keadaan pasien, karena jika kita memberitahu pasien tentang kesalahan kita
maka pasien akan kehilangan kepercayaan kepada kita ,oleh karena itu ada beberapa hal
yang perlu di ketahui pasien dan ada pula yang tidak perlu di ketahui pasien selagi tidak
merugikan pasien dan yang terpenting kita sebagai dokter harus menjalankan tugas sesuai
dengan Standar Oprasional Prosedur (SOP) serta tidak melakukan mal praktek dan jangan
sampai melanggar kode etik kedokteran (KODEKI) yang telah di tetapkan.

2.Apakah sebaiknya euthanasia aktif di perbolehkan untuk kasus dan situasi tertentu ?

should physician-assisted suicide be allowed in some situations ?


JAWAB ;

Eutahanasia menurut pandangan dokter adalah dengan sengaja tidak melakukan


sesuatu untuk memperpanjang hidup seorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu
untuk memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien ,dan dilakukan untuk
kepentingan pasien sendiri. Menurut saya euthanasia aktif tidak boleh dilakukan
walaupun untuk kasus apapun ataupun situasi tertentu karena euthanasia aktif itu untuk
memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seseorang contohnya yaitu seorang
petugas medis mencabut oksigen atau alat bantu kehidupan lainya ,sehingga tidak
diperlakukan euthanasia aktif karena secara tidak langsung membunuh pasien . Hidup
adalah suatu hal yang berharga dan dilindungi,dalam hukum,hal tersebut tampak pada
adanya perlindungan atas hak hidup dan hukuman bagi yang melanggarnya.Perbuatan
demikian itu dalam perspektif islam termasuk dalam kategori pembunuhan meskipin
yang mendorongnya itu rasa kasian kepada si pasien dan untuk meringankan
penderitanya, karena bagaimana pun seorang dokter tidaklah lebih pengasih dan
penyayang dari pada yang maha menciptakanya.Karena itu serahkanlah urusan tersebut
kepada Allah swt,karena ialah yang memberi kehidupan kepada manusia dan yang
mencabutnya apabila telah tiba ajal yg telah di tetapkanya. Jika ada jalan lain yang bisa
di lakukan oleh seorang dokter maupun pihak rumah sakit maka sebaiknya euthanasia
tidak perlu dilakukan karena perbuatan tersebut dilakukan dengan sengaja oleh petugas
medis atau dokter untuk mengakhiri hidup pasien yang bersangkutan .

3.Bila sekarang teman sejawat ( dokter ) berada dalam pengaruh alkohol , obat obat
terlarang atau penyakit , sehingga menyebabkan ia tidak kompeten dalam melakukan
tugasnya , apa yang akan anda lakukan ?

if a physician friend or colleage were impaired ( under influence of alcohol , drugs or


illness ) and no longer competent , what action should you do ?
JAWAB ;

menurut pasal 14 yang berbunyi bahwa setiap dokter memperlakukan teman


sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin di perakukan jadi bila ada teman sejawat saya
berada dalam pengaruh alkohol dan obat obatan terlarang, langka pertama saya akan
menegurnya dengan baik dan langsung menyuruh dia untuk berhenti untuk meminum
minuman alkohol dan menonsumsi obat obatan terlarang karena itu tidak baik untuknya
dan saya akan menjelaskan kepadanya bahwa betapa merugikan bagi dirinya jika dia
masih mengonsumsi minuman minuman beralkohol serta obat obatan terlarang karena
itu bisa merusak dirinya dan juga akan mempengaruhi kinerjanya dan profesinya sebagai
seorang dokter serta juga bisa membunuh dirinya sendiri, dalam ajaran agama
terutamanya agama islam sangat melarang atau mengharamkan bagi kaum nya untuk
menongsumsi minuman minuman beralkohol serta obat obatan terlarang Rasulullah saw
bersabda ‘’laa dharara wa la dhirar” yang artinya tidak boleh menimbulkan
kemudharatan dan bahaya terhadap diri sendiri dan orang lain. setelah itu jika dia masih
tetap mengonsumsi minuman beralkohol dan juga masih menggunakan obat obatan
terlarang saya akan mencoba mengancamnya untuk melaporkan dirinya ke
atasanya/direkturnya dan jika dia masih menggunakannya saya akan mengancamnya
untuk melaporkanya ke kantor polisi , tetapi saya hanya mengancam dirinya saja agar
dia takut dan berhenti mengonsumsi minuman beralkohol serta obat obatan terlarang
dan langsung bertobat dan meminta maaf kepada Allah Swt atas segala perbuatanya .

Anda mungkin juga menyukai