are there times when it’s acceptable to cover up or avoid revealing a mistake if that
mistake would not cause harm to the patient ?
JAWAB :
menurut pasal 7b yang berbunyi bahwa seorang dokter harus bersikap jujur dalam
berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya
yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi ,atau yang
melakukan penipuan atau penggelapan , dalam menangani pasien . Jadi menurut saya
sesuai dengan pasal yang di atas kita harus berkata jujur kepada pasien dimana itu
merupakan autonomy dari pasien,akan tetapi pada kasus tertentu ada beberapa hal yang
pasien tidak perlu untuk mengetahuinya contohnya pada saat pemeriksaan nadi pada
pasien, dimana pada saat kita melakukan pemeriksaan tiba tiba di tenga pemeriksaan
dengan tidak sengaja genggaman tangan kita terlepas jadi keselahan yang kita lakukan tidak
perlu di ketahui oleh pasien kemudian kita tidak perlu meminta izin kepada pasien untuk
melakukan pemeriksaan kembali selama tidak merugikan pasien atau yang dapat
memperburuk keadaan pasien, karena jika kita memberitahu pasien tentang kesalahan kita
maka pasien akan kehilangan kepercayaan kepada kita ,oleh karena itu ada beberapa hal
yang perlu di ketahui pasien dan ada pula yang tidak perlu di ketahui pasien selagi tidak
merugikan pasien dan yang terpenting kita sebagai dokter harus menjalankan tugas sesuai
dengan Standar Oprasional Prosedur (SOP) serta tidak melakukan mal praktek dan jangan
sampai melanggar kode etik kedokteran (KODEKI) yang telah di tetapkan.
2.Apakah sebaiknya euthanasia aktif di perbolehkan untuk kasus dan situasi tertentu ?
3.Bila sekarang teman sejawat ( dokter ) berada dalam pengaruh alkohol , obat obat
terlarang atau penyakit , sehingga menyebabkan ia tidak kompeten dalam melakukan
tugasnya , apa yang akan anda lakukan ?