ABSTRAK
1
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemerintah berkeinginan mempertahankan swasembada beras secara
berkelanjutan, salah satu skenario yang direkomendasikan adalah memperluas
areal tanam melalui peningkatan indeks pertanaman (IP). Indeks pertanaman (IP)
menunjukkan kekerapan pertanaman pada sebidang lahan. Kendala yang sering
muncul dalam peningkatan Indeks Pertanaman padi, antara lain, 1) Ketersediaan
air sepanjang tahun di beberapa daerah, 2) Serangan hama dan penyakit (akibat
dari masa tanam yang berbeda dengan tanaman sekitarnya), 3) Penggunaan benih
varietas genjah dengan pilihan varietas terbatas, 4) Teknologi dan alat olah tanah
yang terbatas.
2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana perkembangan Indeks Pertanaman (IP) padi sawah selama lima
tahun terakhir di daerah penelitian dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
Indeks Pertanaman (IP) padi sawah di daerah penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan Indeks
Pertanaman (IP) padi sawah selama lima tahun terakhir di daerah penelitian dan
untuk mengidentifikasi faktor-faktor dari lokasi penelitian yang mempengaruhi
peningkatan Indeks Pertanaman (IP) padi sawah.
TINJAUAN PUSTAKA
Padi Sawah
Landasan Teori
Indeks Pertanaman (IP)
Indeks pertanaman (IP) menunjukkan kekerapan pertanaman pada sebidang lahan.
Secara harfiah dapat diartikan IP ini menunjukkan berapa kali seorang petani
menanam padi dalam setahunnya. IP biasa dinyatakan dalam bentuk ratusan,
seperti IP 100 untuk menanam padi satu kali dalam setahun, IP 200 untuk
menanam dua kali dalam setahun dan selanjutnya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi Indeks Pertanaman (IP) adalah irigasi, hama benih dan teknologi.
METODE PENELITIAN
3
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ini dilakukan di Kecamatan Panombeian Panei Kabupaten
Simalungun Provinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan cara
disengaja (purposive) dengan pertimbangan Kabupaten Simalungun merupakan
salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang tingkat produksi padi
paling tinggi .
2010 165
2011 164
2012 163
2013 165
Dari data tersebut dapat dilihat Indeks Pertanaman selama lima tahun belakangan,
di daerah ini tidak meningkat dan selalu dibawah 200, hal ini terjadi karena masih
4
banyaknya petani menanam padi satu kali dalam setahun atau tiga kali per dua
tahun.
Uji T
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel-variabel bebas
berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat.
5
diterima yang artinya adalah variabel irigasi secara berpengaruh signifikan
terhadap Indeks Pertanaman (IP).
Artinya apabila irigasi bertambah maka Indeks Pertanaman (IP) akan meningkat,
salah satu factor penting menanam padi sawah adalah ketersediaan air yang
cukup, petani membutuhkan air yang lebih dari biasanya untuk menanam padi
lebih dari dua kali dalam setahun.
2. Pengaruh Hama Terhadap Indeks Pertanaman (IP)
Koefisien Hama (X2) = -0.038, ini menunjukkan bahwa variabel hama
berpengaruh negatif terhadap Indeks Pertanaman (IP). Nilai t hitung variabel
hama adalah -0,788 dan nilai ttabel 2,011 maka thitung < ttabel (-0,788 < 2,011)
dan hasil signifikan (0,435 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0
diterima dan H1 ditolak yang artinya adalah variabel hama secara parsial tidak
berpengaruh positif terhadap Indeks Pertanaman (IP). Dengan ini dapat
disimpulkan apabila hama bertambah makan Indesk Pertanaman (IP) akan
menurun. Hal ini sesuai dengan keinginan petani melakukan penanaman akan
menurun jika hama meningkat dan sebaliknya.
3. Pengaruh Benih Terhadap Indeks Pertanaman (IP)
Koefisien Benih (X3) = 0,567 ini menunjukkan bahwa variabel benih berpengaruh
positif terhadap Indeks Pertanaman (IP). Nilai thitung variabel pribadi adalah
6,292 dan nilai ttabel 2,011 maka thitung > ttabel (6,292 > 2,011) dan hasil
signifikan (0,00 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1
diterima yang artinya adalah variabel benih secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap Indeks Pertanaman (IP). Apabila varian benih unggul dan harga
terjangkau maka Indeks Pertanaman (IP) akan meningkat. Pada dasarnya petani
ingin mendapatkan keuntungan yang meningkat dengan menanam padi lebih dari
dua kali dalam setahun, namun usia tanam benih yang tersedia sekarang (90-104
hari) masih dianggap kuramh, sehingga harapan untuk menanam lebih dari dua
kali dalam setahun masih cukup sulit.
4. Pengaruh Teknologi Terhadap Indeks Pertanaman (IP)
Koefisien Teknologi (X4) = 0.421, ini menunjukkan bahwa variabel teknologi
berpengaruh positif terhadap Indeks Pertanaman (IP). Nilai thitung variabel IP
adalah 3,538 dan nilai ttabel 2,011 maka thitung > ttabel (3,53 > 2,011) dan hasil
6
signifikan (0,001 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1
diterima yang artinya adalah variabel IP secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap Indeks Pertanaman (IP).
Apabila teknologi ditambahkan maka Indeks Pertanaman (IP) akan meningkat.
Petani mengharapkan teknologi yang dapat meminimalisir waktu penanaman padi
sehingga memungkinkan untuk menanam padi lebih dari dua kali dalam setahun.
7
b. R Square sebesar 0,954 berarti 95,4% variabel Indeks Pertanaman (IP) dapat
dijelaskan oleh irigasi, hama, benih dan teknologi. Sedangkan sisanya 4,6% dapat
dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.
c. Standard Error of Estimated (standar deviasi) artinya mengukur variasi dari
nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 0,20714.
Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.
Kesimpulan
Selama lima tahun terakhir Indeks Pertanaman di Kecamatan Panombeian Panei
tidak mengalami peningkatan dengan IP rata-rata sebesar 165. Irigasi, benih dan
teknologi berpengaruh positif sedangkan hama berpengaruh negatif terhadap
perkembangan IP di daerah penelitian.
Saran
Diharapkan petani dapat menerima dan melakukan saran yang diberi pemerintah
yaitu minimal melakukan penanam padi dua kali dalam setahun. Kepada
Pemerintah diharapkan mendukung petani agar mereka melakukan penanaman
padi dua kali atau lebih dalam setahunnya, seperti peningkatan kualitas irigasi,
benih, teknologi dan pengendalian hama terpadu. Peneliti selanjutnya disarankan
melakukan penelitian terbaru tentang padi sawah, misalnya mengenai Indeks
Pertanaman (IP) di daerah yang berpotensi menjadi lumbung padi.
DAFTAR PUSTAKA
8
Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Peningkatan Produksi Padi
Menuju 2020.http://pangan.litbang.deptan.go.id/repositori-20.html