Filariasis ialah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria
yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk pada kelenjar getah bening, Penyakit ini
bersifat menahan (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan
cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun
laki-laki
KRITERIA FILARIASIS
Filariasis mudah menular, kriteria penularan penyakit ini adalah jika ditemukan mikro
filarial rate ≥ 1% pada sample darah penduduk di sekitar kasus elephantiasis, atau adanya
2 atau lebih kasus elephantiasis di suatu wilayah pada jarak terbang nyamuk yang
mempunyai riwayat menetap bersama/berdekatan pada suatu wilayah selama lebih dari
satu tahun. Berdasarkan ketentuan WHO, jika ditemukan mikro filarial rate ≥ 1% pada
satu wilayah maka daerah tersebut dinyatakan endemis dan harus segera diberikan
pengeobatan secara masal selama 5 tahun berturut-turut.
Di indonesia filarialis telah tersebar luas hampir di semua propinsi, berdasarkan laporan
dari daerah dan hasil survey pada tahun 2000 tercatat sebanyak 6500 kasus kronis di 1553
desa pada 231 kabupaten atau 26 propinsi. Pada tahun 2005 kasus kronis dilaporkan
sebanyak 10.237 orang yang tersebar di 373 kabupaten/kota di 33 propinsi
Penyakit ini merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Pada tanggal 8 April
2002 Menteri Kesehatan Republik Indonesia telah mencanangkan dimulainya eliminasi
penyakit Kaki Gajah di Indonesia dan telah menetapkan eliminasi Kaki Gajah sebagai
salah satu program prioritas. Sebagai pedoman Pengendalian Filariasis (Penyakit Kaki
Gajah) tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer : 1582/
MENKES/SK/XI/2005 Tanggal 18 Nopember 2005.
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi filariasis apabila orang tersebut digigit nyamuk
yang sudah terinfeksi, yaitu nyamuk yang dalam tubuhnya mengandung larva (L3).
Nyamuk sendiri mendapat mikro filarial karena menghisap darah penderita atau dari
hewan yang mengandung mikrofolaria. Nyamuk sebagai vector menghisap darah
penderita (mikrofilaremia) dan pada saat itu beberapa microfilaria ikut terhisap bersama
darah dan masuk dalam lambung nyamuk. Dalam tubuh nyamuk microfilaria tidak
berkembang biak tetapi hanya berubah bentuk dalam beberapa hari dari larva 1 sampai
menjadi larva 3, karenanya diperlukan gigitan berulang kali untuk terjadinya infeksi.
Didalam tubuh manusia larva 3 menuju sistem limfe dan selanjutnya tumbuh menjadi
cacing dewasa jantan atau betina serta bekembang biak
PENYEBAB FILARIASIS
Penyakit ini disebabkan oleh 3 spesies cacing filarial : Wuchereria Bancrofti, Brugia
Malayi, Brugia Timori. cacing ini menyerupai benang dan hidup dalam tubuh manusia
terutama dalam kelenjar getah bening dan darah. Cacing ini dapat hidup dalam kelenjar
getah bening manusia selama 4 - 6 tahun dan dalam tubuh manusia cacing dewasa betina
menghasilkan jutaan anak cacing (microfilaria) yang beredar dalam darah terutama
malam hari.
Berbentuk silindris, halus seperti benang, putih dan hidup di dalam sisitem
limfe.
Ukuran 55 – 100 mm x 0,16 mm
Cacing jantan lebih kecil: 55 mm x 0,09 mm
Berkembang secara ovovivipar
MIKROFILARIA
Penularan dapat terjadi apabila ada 5 unsur yaitu sumber penular (manusia dan hewan),
Parasit , Vektor, Manusia yang rentan, Lingkungan (fisik, biologik dan sosial-ekonomi-
budaya)
ELIMINASI FILARIA
bertujuan pemutusan rantai penularan dengan pengobatan Massal (MDA) pada penduduk
yang beresiko (population at risk) thd Filariasis dan Disability prevention and Control :
ditingkat masyarakat(CHBC) pada kasus : limfedema, hidrokel dan Limfedema /
hidrokel dengan serangan akut serta ditingkat RS pada kasus : Perbaikan / operasi
Hidrokel , limfedema skrotum
Demam berulang ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan
timbul lagi setelah bekerja berat
Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha,
ketiak (limfadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit
Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar
dari pangkal ke arah ujung kaki atau lengan
Abses filaria terjadi akibat seringnya pembengkakan kelenjar getah bening, dapat
pecah dan dapat mengeluarkan darah serta nanah
Pembesaran tungkai, lengan, buah dada dan alat kelamin perempuan dan laki-laki
yang tampak kemerahan dan terasa panas.
DIAGNOSIS FILARIASIS
1. Klinis - diagnosis klinis ditegakkan bila ditemukan gejala dan tanda klinis akut ataupun
kronis
2. Laboratorium - Seseorang dinyatakan sebagai penderita falariasis apabila di dalam
darahnya positif ditemukan mikrofilaria. Untuk uji laboratorium sebaiknya gunakan
darah jari yang diambil pada malam hari (pukul 20.00 - 02.00)
PENGOBATAN
1. Pengobatan Masal
dilakukan di daerah endemis (mf rate > 1%) dengan menggunakan obat Diethyl
Carbamazine Citrate (DEC) dikombilansikan dengan Albendazole sekali setahun selama
5 tahun berturut-turut. Untuk mencegah reaksi pengobatan seperti demam atau pusing
dapat diberikan Pracetamol.
Pengobatan massal diikuti oleh seluruh penduduk yang berusia 2 tahun ke atas, yang
ditunda selain usia ≤ 2 tahun, wanita hamil, ibu menyusui dan mereka yang menderita
penyakit berat.
2. Pengobatan Selektif
Dilakukan kepada orang yang mengidap mikrofilaria serta anggota keluarga yang tinggal
serumah dan berdekatan dengan penderita di daerah dengan hasil survey mikrofilaria <
1% (non endemis)