Anda di halaman 1dari 11

Bahan Organik

Pengertian

Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh
bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah
dan air. Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang
sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada
dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan
tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui penambahan
sisa-sisa tanaman atau binatang.

Sumber Bahan Organik

Sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, dan
buah. Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis sehingga unsur
karbon merupakan penyusun utama dari bahan organik tersebut. Unsur karbon ini berada dalam
bentuk senyawa-senyawa polisakarida, seperti selulosa, hemiselulosa, pati, dan bahan- bahan
pektin dan lignin. Selain itu nitrogen merupakan unsur yang paling banyak terakumulasi dalam
bahan organik karena merupakan unsur yang penting dalam sel mikroba yang terlibat dalam
proses perombakan bahan organik tanah. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan
akan terangkut ke lapisan bawah serta diinkorporasikan dengan tanah. Tumbuhan tidak saja
sumber bahan organik, tetapi sumber bahan organik dari seluruh makhluk hidup.

Sumber sekunder bahan organik adalah fauna. Fauna terlebih dahulu harus menggunakan bahan
organik tanaman setelah itu barulah menyumbangkan pula bahan organik. Bahan organik tanah
selain dapat berasal dari jaringan asli juga dapat berasal dari bagian batuan.

Perbedaan sumber bahan organik tanah tersebut akan memberikan perbedaan pengaruh yang
disumbangkannya ke dalam tanah. Hal itu berkaitan erat dengan komposisi atau susunan dari
bahan organik tersebut. Kandungan bahan organik dalam setiap jenis tanah tidak sama. Hal ini
tergantung dari beberapa hal yaitu; tipe vegetasi yang ada di daerah tersebut, populasi mikroba
tanah, keadaan drainase tanah, curah hujan, suhu, dan pengelolaan tanah. Komposisi atau
susunan jaringan tumbuhan akan jauh berbeda dengan jaringan binatang. Pada umumnya
jaringan binatang akan lebih cepat hancur daripada jaringan tumbuhan. Jaringan tumbuhan
sebagian besar tersusun dari air yang beragam dari 60-90% dan rata-rata sekitar 75%. Bagian
padatan sekitar 25% dari hidrat arang 60%, protein 10%, lignin 10-30% dan lemak 1-8%.
Ditinjau dari susunan unsur karbon merupakan bagian yang terbesar (44%) disusul oleh oksigen
(40%), hidrogen dan abu masing-masing sekitar 8%. Susunan abu itu sendiri terdiri dari seluruh
unsur hara yang diserap dan diperlukan tanaman kecuali C, H dan O.

Humus
Humus merupakan salah satu bentuk bahan organik. Jaringan asli berupa tubuh tumbuhan atau
fauna baru yang belum lapuk terus menerus mengalami serangan-serangan jasad mikro yang
menggunakannya sebagai sumber energinya dan bahan bangunan tubuhnya. Hasil pelapukan
bahan asli yang dilakukan oleh jasad mikro disebut humus. Humus biasanya berwarna gelap dan
dijumpai terutama pada lapisan tanah atas. Definisi humus yaitu fraksi bahan organik tanah yang
kurang lebih stabil, sisa dari sebagian besar residu tanaman serta binatang yang telah
terdekomposisikan.

Humus merupakan bentuk bahan organik yang lebih stabil, dalam bentuk inilah bahan organik
banyak terakumulasi dalam tanah. Humus memiliki kontribusi terbesar terhadap durabilitas dan
kesuburan tanah. Humuslah yang aktif dan bersifat menyerupai liat, yaitu bermuatan negatif.
Tetapi tidak seperti liat yang kebanyakan kristalin, humus selalu amorf (tidak beraturan
bentuknya).
Humus merupakan senyawa rumit yang agak tahan lapuk (resisten), berwarna coklat, amorf,
bersifat koloidal dan berasal dari jaringan tumbuhan atau hewan yang telah diubah atau dibentuk
oleh berbagai jasad mikro. Humus tidaklah resisten sama sekali terhadap kerja bakteri. Mereka
tidak stabil terutama apabila terjadi perubahan regim suhu, kelembapan dan aerasi.Adanya
humus pada tanah sangat membantu mengurangi pengaruh buruk liat terhadap struktur tanah,
dalam hal ini humus merangsang granulasi agregat tanah. Kemampuan humus menahan air dan
ion hara melebihi kemampuan liat. Tinggi daya menahan (menyimpan) unsur hara adalah akibat
tingginya kapasitas tukar kation dari humus, karena humus mempunyai beberapa gugus yang
aktif terutama gugus karboksil. Dengan sifat demikian keberadaan humus dalam tanah akan
membantu meningkatkan produktivitas tanah.

Sifat dan Ciri Humus

– Bersifat koloidal seperti liat tetapi amorfous.


– Luas permukaan dan daya jerap jauh melebihi liat.
– Kapasitas tukar kation 150-300 me/100 g, liat hanya 8-100 me/100 g.
– Daya jerap air 80-90% dari bobotnya, liat hanya 15-20%.
– Daya kohesi dan plastisitasnya rendah sehingga mengurangi sifat lekat dari liat dan membantu
granulasi agregat tanah.
– Misel humus tersusun dari lignin, poliuronida, dan protein liat yang didampingi oleh C, H, O,
N, S, P dan unsur lainnya.
– Muatan negatif berasal dari gugus -COOH dan -OH yang tersembul di pinggiran dimana ion H
dapat digantikan oleh kation lain.
– Mempunyai kemampuan meningkatkan unsur hara tersedia seperti Ca, Mg, dan K.
– Merupakan sumber energi jasad mikro.
– Memberikan warna gelap pada tanah.

Faktor yang Mempengaruhi Bahan Organik Tanah

Diantara sekian banyak faktor yang mempengaruhi kadar bahan organik dan nitrogen tanah,
faktor yang penting adalah kedalaman tanah, iklim, tekstur tanah dan drainase.

Kedalaman lapisan menentukan kadar bahan organik dan N. Kadar bahan organik terbanyak
ditemukan di lapisan atas setebal 20 cm (15-20%). Semakin ke bawah kadar bahan organik
semakin berkurang. Hal itu disebabkan akumulasi bahan organik memang terkonsentrasi di
lapisan atas.

Faktor iklim yang berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Makin ke daerah dingin, kadar
bahan organik dan N makin tinggi. Pada kondisi yang sama kadar bahan organik dan N
bertambah 2 hingga 3 kali tiap suhu tahunan rata-rata turun 100C. bila kelembaban efektif
meningkat, kadar bahan organik dan N juga bertambah. Hal itu menunjukkan suatu hambatan
kegiatan organisme tanah.

Tekstur tanah juga cukup berperan, makin tinggi jumlah liat maka makin tinggi kadar bahan
organik dan N tanah, bila kondisi lainnya sama. Tanah berpasir memungkinkan oksidasi yang
baik sehingga bahan organik cepat habis.

Pada tanah dengan drainase buruk, dimana air berlebih, oksidasi terhambat karena kondisi aerasi
yang buruk. Hal ini menyebabkan kadar bahan organik dan N tinggi daripada tanah berdrainase
baik. Disamping itu vegetasi penutup tanah dan adanya kapur dalam tanah juga mempengaruhi
kadar bahan organik tanah. Vegetasi hutan akan berbeda dengan padang rumput dan tanah
pertanian. Faktor-faktor ini saling berkaitan, sehingga sukar menilainya sendiri (Hakim et al,
1986).

Peranan Bahan Organik Bagi Tanah


Bahan organik berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Peranan bahan organik
bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologis,
dan sifat kimia tanah. Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat
penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil. Bahan organik adalah bahan pemantap
agregat tanah yang tiada taranya. Melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat
menjadi berstruktur remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal atau infiltrasi
dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat sehingga aliran permukaan dan erosi
diperkecil. Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori tanah
(porositas) bertambah akibat terbentuknya agregat.

Bahan organik umumnya ditemukan dipermukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-
5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Sekitar setengah dari kapasitas
tukar kation berasal dari bahan organik. Ia merupakan sumber hara tanaman. Disamping itu
bahan organik adalah sumber energi bagi sebagian besar organisme tanah. Dalam memainkan
peranan tersebut bahan organik sangat ditentukan oleh sumber dan susunannya, oleh karena
kelancaran dekomposisinya, serta hasil dari dekomposisi itu sendiri.

Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Fisika Tanah

– Meningkatkan kemampuan tanah menahan air. Hal ini dapat dikaitkan dengan sifat polaritas air
yang bermuatan negatif dan positif yang selanjutnya berkaitan dengan partikel tanah dan bahan
organik. Air tanah mempengaruhi mikroorganisme tanah dan tanaman di atasnya. Kadar air
optimal bagi tanaman dan mikroorganisme adalah 0,5 bar/ atmosfer.

– Warna tanah menjadi coklat hingga hitam. Hal ini meningkatkan penyerapan energi radiasi
matahari yang kemudian mempengaruhi suhu tanah.
– Merangsang granulasi agregat dan memantapkannya
– Menurunkan plastisitas, kohesi dan sifat buruk lainnya dari liat.

Salah satu peran bahan organik yaitu sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah.
Menurut Arsyad (1989) peranan bahan organik dalam pembentukan agregat yang stabil terjadi
karena mudahnya tanah membentuk kompleks dengan bahan organik. Hai ini berlangsung
melalui mekanisme:
– Penambahan bahan organik dapat meningkatkan populasi mikroorganisme tanah, diantaranya
jamur dan cendawan, karena bahan organik digunakan oleh mikroorganisme tanah sebagai
penyusun tubuh dan sumber energinya. Miselia atau hifa cendawan tersebut mampu menyatukan
butir tanah menjadi agregat, sedangkan bakteri berfungsi seperti semen yang menyatukan
agregat.
– Peningkatan secara fisik butir-butir prima oleh miselia jamur dan aktinomisetes. Dengan cara
ini pembentukan struktur tanpa adanya fraksi liat dapat terjadi dalam tanah.
– Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan bagian-bagian pada senyawa organik
yang berbentuk rantai panjang.
– Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan antar bagian negatif liat dengan bagian
negatif (karbosil) dari senyawa organik dengan perantara basa dan ikatan hidrogen.
– Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan antara bagian negatif liat dan bagian
positf dari senyawa organik berbentuk rantai polimer.

Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Kimia Tanah

Meningkatkan daya jerap dan kapasitas tukar kation (KTK). Sekitar setengah dari kapasitas tukar
kation (KTK) tanah berasal dari bahan organik. Bahan organik dapat meningkatkan kapasitas
tukar kation dua sampai tiga puluh kali lebih besar daripada koloid mineral yang meliputi 30
sampai 90% dari tenaga jerap suatu tanah mineral. Peningkatan KTK akibat penambahan bahan
organik dikarenakan pelapukan bahan organik akan menghasilkan humus (koloid organik) yang
mempunyai permukaan dapat menahan unsur hara dan air sehingga dapat dikatakan bahwa
pemberian bahan organik dapat menyimpan pupuk dan air yang diberikan di dalam tanah.
Peningkatan KTK menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur- unsur hara.
Unsur N,P,S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme, sehingga terhindar
dari pencucian, kemudian tersedia kembali. Berbeda dengan pupuk komersil dimana biasanya
ditambahkan dalam jumlah yang banyak karena sangat larut air sehingga pada periode hujan
terjadi kehilangan yang sangat tinggi, nutrien yang tersimpan dalam residu organik tidak larut
dalam air sehingga dilepaskan oleh proses mikrobiologis. Kehilangan karena pencucian tidak
seserius seperti yang terjadi pada pupuk komersil. Sebagai hasilnya kandungan nitrogen tersedia
stabil pada level intermediet dan mengurangi bahaya kekurangan dan kelebihan.

Bahan organik berperan sebagai penambah hara N, P, K bagi tanaman dari hasil mineralisasi
oleh mikroorganisme. Mineralisasi merupakan lawan kata dari immobilisasi. Mineralisasi
merupakan transformasi oleh mikroorganisme dari sebuah unsur pada bahan organik menjadi
anorganik, seperti nitrogen pada protein menjadi amonium atau nitrit. Melalui mineralisasi, unsur
hara menjadi tersedia bagi tanaman.

Meningkatkan kation yang mudah dipertukarkan dan pelarutan sejumlah unsur hara dari mineral
oleh asam humus. Bahan organik dapat menjaga keberlangsungan suplai dan ketersediaan hara
dengan adanya kation yang mudah dipertukarkan. Nitrogen, fosfor dan belerang diikat dalam
bentuk organik dan asam humus hasil dekomposisi bahan organik akan mengekstraksi unsur hara
dari batuan mineral.
Mempengaruhi kemasaman atau pH. Penambahan bahan organik dapat meningkatkan atau malah
menurunkan pH tanah, hal ini bergantung pada jenis tanah dan bahan organik yang ditambahkan.
Penurunan pH tanah akibat penambahan bahan organik dapat terjadi karena dekomposisi bahan
organik yang banyak menghasilkan asam-asam dominan. Sedangkan kenaikan pH akibat
penambahan bahan organik yang terjadi pada tanah masam dimana kandungan aluminium tanah
tinggi , terjadi karena bahan organik mengikat Al sebagai senyawa kompleks sehingga tidak
terhidrolisis lagi .

Peranan bahan organik terhadap perbaikan sifat kimia tanah tidak terlepas dalam kaitannya
dengan dekomposisi bahan organik, karena pada proses ini terjadi perubahan terhadap komposisi
kimia bahan organik dari senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Proses yang terjadi dalam dekomposisi yaitu perombakan sisa tanaman atau hewan oleh
miroorganisme tanah atau enzim-enzim lainnya, peningkatan biomassa organisme, dan
akumulasi serta pelepasan akhir. Akumulasi residu tanaman dan hewan sebagai bahan organik
dalam tanah antara lain terdiri dari karbohidrat, lignin, tanin, lemak, minyak, lilin, resin, senyawa
N, pigmen dan mineral, sehingga hal ini dapat menambahkan unsur-unsur hara dalam tanah.

Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Biologi Tanah

Jumlah dan aktivitas metabolik organisme tanah meningkat. Secara umum, pemberian bahan
organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme. Bahan organik
merupakan sumber energi dan bahan makanan bagi mikroorganisme yang hidup di dalam tanah.
Mikroorganisme tanah saling berinteraksi dengan kebutuhannya akan bahan organik karena
bahan organik menyediakan karbon sebagai sumber energi untuk tumbuh.

Kegiatan jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organik meningkat. Bahan organik
segar yang ditambahkan ke dalam tanah akan dicerna oleh berbagai jasad renik yang ada dalam
tanah dan selanjutnya didekomposisisi jika faktor lingkungan mendukung terjadinya proses
tersebut. Dekomposisi berarti perombakan yang dilakukan oleh sejumlah mikroorganisme (unsur
biologi dalam tanah) dari senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana. Hasil dekomposisi
berupa senyawa lebih stabil yang disebut humus. Makin banyak bahan organik maka makin
banyak pula populasi jasad mikro dalam tanah.

Peranan Bahan Organik Bagi Tanaman

Bahan organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik berasal dari
tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.
Bahan organik mempengaruhi struktur tanah dan cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi
fisik yang diinginkan. Peranan bahan organik ada yang bersifat langsung terhadap tanaman,
tetapi sebagian besar mempengaruhi tanaman melalui perubahan sifat dan ciri tanah.

Pengaruh Langsung Bahan Organik pada Tanaman

Melalui penelitian ditemukan bahwa beberapa zat tumbuh dan vitamin dapat diserap langsung
dari bahan organik dan dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Dulu dianggap orang bahwa
hanya asam amino, alanin, dan glisin yang diserap tanaman. Serapan senyawa N tersebut
ternyata relatif rendah daripada bentuk N lainnya. Tidak dapat disangkal lagi bahwa bahan
organik mengandung sejumlah zat tumbuh dan vitamin serta pada waktu-waktu tertentu dapat
merangsang pertumbuhan tanaman dan jasad mikro.

Bahan organik ini merupakan sumber nutrien inorganik bagi tanaman. Jadi tingkat pertumbuhan
tanaman untuk periode yang lama sebanding dengan suplai nutrien organik dan inorganik. Hal
ini mengindikasikan bahwa peranan langsung utama bahan organik adalah untuk menyuplai
nutrien bagi tanaman. Penambahan bahan organik kedalam tanah akan menambahkan unsur hara
baik makro maupun mikro yang dibutuhkan oleh tumbuhan, sehingga pemupukan dengan pupuk
anorganik yang biasa dilakukan oleh para petani dapat dikurangi kuantitasnya karena tumbuhan
sudah mendapatkan unsur-unsur hara dari bahan organik yang ditambahkan kedalam tanah
tersebut. Efisiensi nutrisi tanaman meningkat apabila pememukaan tanah dilindungi dengan
bahan organik.

Pengaruh Tidak Langsung Bahan Organik pada Tanaman

Sumbangan bahan organik terhadap pertumbuhan tanaman merupakan pengaruhnya terhadap


sifat-sifat fisik, kimia dan biologis dari tanah. Bahan organik tanah mempengaruhi sebagian
besar proses fisika, biologi dan kimia dalam tanah. Bahan organik memiliki peranan kimia di
dalam menyediakan N, P dan S untuk tanaman peranan biologis di dalam mempengaruhi
aktifitas organisme mikroflora dan mikrofauna, serta peranan fisik di dalam memperbaiki
struktur tanah dan lainnya.

Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang tumbuh di tanah tersebut. Besarnya
pengaruh ini bervariasi tergantung perubahan pada setiap faktor utama lingkungan. Sehubungan
dengan hasil-hasil dekomposisi bahan organik dan sifat-sifat humus maka dapat dikatakan bahwa
bahan organik akan sangat mempengaruhi sifat dan ciri tanah.

Peranan tidak langsung bahan organik bagi tanaman meliputi :


– Meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman. Bahan organik dapat meningkatkan kemampuan
tanah menahan air karena bahan organik, terutama yang telah menjadi humus dengan ratio C/N
20 dan kadar C 57% dapat menyerap air 2-4 kali lipat dari bobotnya. Karena kandungan air
tersebut, maka bahan organik terutama yang sudah menjadi humus dapat menjadi penyangga
bagi ketersediaan air.
– Membentuk kompleks dengan unsur mikro sehingga melindungi unsur-unsur tersebut dari
pencucian. Unsur N,P,S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme,
sehingga terhindar dari pencucian, kemudian tersedia kembali.
– Meningkatkan kapasitas tukar kation tanah Peningkatan KTK menambah kemampuan tanah
untuk menahan unsur- unsur hara.
– Memperbaiki struktur tanah Tanah yang mengandung bahan organik berstruktur gembur, dan
apabila dicampurkan dengan bahan mineral akan memberikan struktur remah dan mudah untuk
dilakukan pengolahan. Struktur tanah yang demikian merupakan sifat fisik tanah yang baik untuk
media pertumbuhan tanaman. Tanah yang bertekstur liat, pasir, atau gumpal akan memberikan
sifat fisik yang lebih baik bila tercampur dengan bahan organik.
– Mengurangi erosi
– Memperbaiki agregasi tanah. Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan
sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil. Bahan organik adalah bahan
pemantap agregat tanah yang tiada taranya. Melalui penambahan bahan organik, tanah yang
tadinya berat menjadi berstruktur remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal
atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat sehingga aliran
permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi lebih baik
karena ruang pori tanah (porositas) bertambah akibat terbentuknya agregat.
– Menstabilkan temperatur. Bahan organik dapat menyerap panas tinggi dan dapat juga menjadi
isolator panas karena mempunyai daya hantar panas yang rendah, sehingga temperatur optimum
yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk pertumbuhannya dapat terpenuhi dengan baik.
– Meningkatkan efisiensi pemupukan

Secara umum, pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman. Demikian pula dengan peranannya dalam menanggulangi erosi dan produktivitas lahan.
Penambahan bahan organik akan lebih baik jika diiringi dengan pola penanaman yang sesuai,
misalnya dengan pola tanaman sela pada sistem tumpangsari. Pengelolaan tanah atau lahan yang
sesuai akan mendukung terciptanya suatu konservasi bagi tanah dan air serta memberikan
keuntungan tersendiri bagi manusia.

Macam-Macam Bahan Organik

Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah, biasanya berupa pupuk. Pupuk merupakan
bahan baik alami maupun buatan yang ditambahkan pada tanah supaya kesuburan tanah dapat
meningkat. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari alam yaitu dari sisa-sisa organisme
hidup baik sisa tanaman maupun sisa hewan yang mengandung unsur-unsur hara baik makro
maupun mikro yang yang dibutuhkan oleh tumbuhan supaya dapat tumbuh dengan subur. Pupuk
organik terbuat dari bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, diombak oleh bakteri-bakteri
tanah menjadi unsur-usur yang dapat digunakan oleh tanaman, tanpa mencemari tanah dan air.

Pupuk organik dapat berupa pupuk cair dan pupuk padat. Pupuk cair biasanya berupa saringan
dari pupuk padat. Pupuk cair ini dimaksudkan agar penggunannya lebih mudah, tidak
mengandung kotoran, dan sekaligus menjaga kelembaban tanah. Pupuk padat dapat berupa
pupuk hijau, pupuk serasah, kompos, maupun pupuk kandang. Kesemuanya akan berpengaruh
positif terhadap tanah jika pemberiannya ke tanah setelah pupuk.

PUPUK PADAT ATAU KERING

Pupuk Hijau

Pupuk hijau terbuat dari tanaman atau komponen tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah.
Jenis tanaman yang banyak digunakan adalah dari familia Leguminoceae atau kacang-kacangan
dan jenis rumput-rumputan (rumput gajah). Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organik
lebih banyak, daya serap haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar yang membantu
mengikat nitrogen dari udara. Keuntungan penggunaan pupuk hijau antara lain :
– mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air
– mencegah adanya erosi
– dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit yang berasal dari tanah dan gulma jika
ditanam pada waktu tanah bero
– sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai pupuk inorganik.

Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu :


– tanaman hijau dapat sebagai kendala dalam waktu, tenaga, lahan, dan air
pada pola tanam yang menggunakan rotasi dengan tanaman legume dapat mengundang hama
ataupun penyakit
– dapat menimbulkan persaingan dngan tanaman pokok dalam hal tempa, air dan hara pada pola
pertanaman tumpang sari.

Pupuk Seresah

Pupuk seresah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman yang sudah tidak
terpakai. Misalnya jerami kering, bonggol jerami, rumput tebasan, tongkol jagung, dan lain-lain.
Pupuk seresah sering disebut pupuk penutup tanah karena pemanfaatannya dapat secara
langsung, yaitu ditutupkan pada permukaan tanah di sekitar tanaman (mulsa). Peranan pupuk ini
diantaranya :
– dapat menjaga kelembaban tanah, mengurangi penguapan, penghematan pengairan
– mencegah erosi, permukaan tanah yang tertutup mulsa tidak mudah larut dan terbawa air
– menghambat adanya pencucian unsur hara oleh air dan aliran permukaan
– menghambat pertumbuhan gulma
– menjaga tekstur tanah tetap remah
– menghindari kontaminasi penyakit akibat percikan air hujan
– memperlancar kegiatan jasad renik tanah sehingga membantu menyuburkan tanah dan sumber
humus

Pupuk Kompos

Pupuk kompos merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan, seperti jerami,
alang-alang, sekam padi, dan lain-lain termasuk kotoran hewan. Sebenarnya pupuk hijau dan
seresah dapat dikatakan sebgai pupuk kompos. Tetapi sekarang sudah banyak spesifikasi
mengenai kompos. Biasanya orang lebih suka menggunakan limbah atau sampah domestik yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan dan bahan yang dapat diperbaharui yang tidak tercmpur logam
dan plastik. Hal ini juga diharapkan dapat menanggulangi adanya timbunan sampah yang
menggunung serta megurangi polusi dan pencemaran di perkotaan.

Pupuk Kandang

Para petani terbiasa membuat dan menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk karena murah,
mudah pengerjaannya, begitu pula pengaruhnya terhadap tanaman. Penggunaan pupuk ini
merupakan manifestasi penggabungan pertanian dan peternakan yang sekaligus merupakan
syarat mutlak bagi konsep pertanian organik.

Pupuk kandang mempunyai keuntungan sifat yang lebih baik daripada pupuk organik lainnya
apalagi dari pupuk anorganik, yaitu :
– Pupuk kandang merupakan humus banyak mengandung unsur-unsur organik yang dibutuhkan
di dalam tanah. Oleh karena itu dapat mempertahankan struktur tanah sehingga mudah diolah
dan banyak mengandung oksigen. Penambahan pupuk kandang dapat meningkatkan kesuburan
dan poduksi pertanian. Hal ini disebakan tanah lebih banyak menahan air lebih banyak sehingga
unsur hara akan terlarut dan lebih mudah diserap oleh bulu akar.
– Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang yang sangat penting unuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk lainnya
bisa disediakan oleh pupuk kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-lain.
– Pupuk kandang banyak mengandung mikrooganisme yang dapat membantu pembentukan
humus di dalam tanah dan mensintesa senyawa tertentu yang berguna bagi tanaman, sehingga
pupuk kandang merupakan suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi tanah dan tanaman dan
keberadaannya dalam tanah tidak dapat digantikan oleh pupuk lain.

PUPUK CAIR

Pupuk oganik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti pupuk anorganik. Pupuk
cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah
terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa.

Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah
beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai
pupuk cair.

Penggunaan pupuk cair dapat memudahkan dan menghemat tenaga. Keuntungan pupuk cair
antara lain :
– pengerjaan pemupukan akan lebih cepat
– penggunaanya sekaligus melakukan perlakuan penyiraman sehingga dapat menjaga
kelembaban tanah
– aplikasinya bersama pestisida organik berfungsi sebagai pencegah dan pemberantas penggangu
tanaman.
– Jenis tanaman pupuk hijau yang sering digunakan untuk pembuatan pupuk cair misalnya daun
johar, gamal, dan lamtorogung (Harjono, 2000).

MULSA (PENUTUP TANAH)

Mulsa atau penutup tanah sangat penting dan berpengaruh positif terhadap tanah maupun
tanaman. Dalam peranannya untuk peningkatan kesuburan tanah, mulsa yang paling baik adalah
mulsa yang berasal dari limbah pertanian seperti jerami padi, seresah dan ilalang, tidak dari
plastik. Selain fungsinya untuk menjaga kelembaban tanah, setelah mulsa membusuk akan
berguna sebagai pupuk organik yang memperbaiki struktur dan tekstur tanah.

Tanah yang tidak menggunakan mulsa akan mudah terkena erosi bila erkena air hujan maupun
pecah-pecah apabila terlalu banyak penguapan. Seperti diketahui bahwa erosi akan
memperburuk kesuburan tanah dan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta
tanaman menjadi mudah roboh. Sedangkan kondisi tanah yang pecah-pecah akan berpengaruh
buruk pada perakaran tanaman berupa putusnya akar.

Dengan adanya mulsa, air hujan yang jatuh akan meresap ke bawah sehingga tidak terjadi aliran
permukaan. Selanjutnya dengan penguapan yang sedikit, air tanah tetap tersedia bagi tanaman.
Karena mulsa berguna untuk mengurangi penguapan, mencegah erosi, menjaga kelembaban
tanah, dan sebagai sumber penambah hara setelah menjadi pupuk hijau, lahan pertanaman yang
menggunakan mulsa akan menjadi lebih baik dibanding sebelumnya.

Beberapa jenis pupuk yang termasuk kedalam pupuk organik adalah :

1. Pupuk kandang
Pupuk kandang merupakan kotoran padat dan cair dari hewan ternak yang tercampur dengan
sisa-sisa makanan ataupun alas kandang. Pupuk kandang berfungsi menambah unsur unsur hara
baik makro maupun mikro kedalam tanah. selain itu pupuk kandang dapat mempertinggi humus,
memperbaiki struktur tanah dan mendorong kehidupan jasad renik tanah. Pupuk kandang terdiri
dari dua komponen asli, yaitu padat dan cair dengan perbandingan rata-rata 3 : 1.

Kadar rata-rata unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang sangatlah bervariasi. Variasi ini
disebabkan oleh macam atau jenis hewan, umur dan keadaan individu hewan, jenis makanan,
bahan amparan dan cara pengelolaan dan penyimpanan pupuk kandang sebelum dipakai.

2. Pupuk hijau

Pupuk hijau adalah tanaman atau bagian-bagian tanaman yang masih muda yang dibenamkan
kedalam tanah dengan tujuan untuk menambah bahan organik dan unsur hara terutama nitrogen
kedalam tanah.

Dari segi biokimia keuntungan dari pemakaian pupuk hijau dapat dikatakan bahwa dengan
pemakaian pupuk hijau berarti menambah persediaan bahan organik tanah. Disamping itu,
tanaman calon pupuk hijau yang tumbuh mempunyai pengaruh terhadap pengawetan hara tanah
karena mengabsorpsi hara, selain itu tanaman pupuk hijau berfungsi sebagai tanaman penutup
tanah (cover crop) contohnya Centrosema sp dan Peuraria javanica.

3. Kompos

Kompos merupakan bahan organik yang telah mengalami dekomposisi oleh mikroorganisme
pengurai sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah, disamping itu
didalam kompos terkandung hara-hara mineral yang berfungsi untuk penyediaan nutrisi bagi
tanaman. Kompos dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

– Sifat fisik tanah


Kompos meningkatkan struktur tanah sehingga mempermudah pengolahan tanah, tanah pasiran
menjadi lebih kompak dan tanah lempung dapat menjadi gembur. Selain itu kompos juga
mengandung humus yang sangat dibutuhkan untuk peningkatan pengikatan hara makro dan
mikro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.

– Sifat kimia tanah


Kompos menyediakan hara baik makro maupun mikro mineral. Kebutuhan hara makro mineral
tanaman, seperti N, P, K, Ca dan Mg didalam kompos berada dalam bentuk tersedia bagi
tanaman karena proses dekomposisi. Hara-hara mikro mineral yang juga terkandung dan
dibutuhkan oleh tanaman seperti Fe, S, Mn, Cu, Zn, B, Mo, Si dan trace mineral lainnya yang
dalam jumlah sedikit tapi dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.

– Sifat biologi tanah


Kompos banyak mengandung mikroorganisme (fungi, aktinomicetes, bakteri dan algae) yang
berfungsi untuk proses dekomposisi lanjut terhadap bahan organik tanah. Dengan
ditambahkannya kompos didalam tanah, tidak hanya jutaan mikroorganisme yang ditambahkan
kedalam tanah, akan tetapi mikroorganisme yang ada didalam tanah juga terpacu untuk
berkembang biak. Selain itu aktifitas mikroorganisme didalam tanah juga menghasilkan hormon-
hormon pertumbuhan seperti auksin, giberellin dan sitokinin yang dapat memacu pertumbuhan
dan perkembangan akar-akar rambut sehingga daerah pencarian unsur-unsur hara semakin luas.

4. Pupuk guano

Guano merupakan deposit atau sedimen yang terdiri dari kotoran binatang, terutama kotoran
burung laut dan kelelawar yang telah mengalami pengaruh alam dalam waktu relatif lama dan
telah mengalami perubahan-perubahan. Unsur hara yang terdapat didalamnya adalah N dan P
dan ada juga guano yang mengandung unsur kalium (K).

5. Asam humus (Humic Acid)

Asam humus merupakan senyawa kompleks bersifat koloid yang berasal dari bahan-bahan
organik yang tahan terhadap dekomposisi dan sel-sel mikroorganisme yang sudah terurai,
terbentuk pada akhir dekomposisi lanjut, berwarna coklat atau coklat kelam.

Asam humus mempunyai kemampuan mengabsorpsi air mencapai 80-90%, sedangkan lempung
silikat hanya 15-20%, selain itu dapat juga meningkatkan granulasi tanah dengan baik dan
didalamnya terdapat unsur hara baik makro maupun mikro serta trace mineral lainnya yang
dibutuhkan untuk perkembangan tumbuhan. Selain itu asam humus juga mempunyai
kemampuan untuk mengikat vitamin dan zat-zat pengatur tumbuh yang dihasilkan oleh
mikroorganisme tanah sehingga sangat bermanfaat untuk tumbuhan tingkat tinggi, meningkatkan
kapasitas tukar kation (KTK), perbaikan struktur tanah, memacu perkembangan berbagai
kelompok mikroba yang menguntungkan dan lain-lain.

Bila reaksi dari penambahan bahan organik berjalan sempurna, akan didapatkan senyawa-
senyawa sederhana seperti air, udara, dan sebagainya. Bila bahan organik segar dimasukkan ke
dalam tanah, senyawa- senyawa yang terkandung dalam bahan organik tersebut dilapuk secara
simultan namun dengan laju yang berrbeda-beda.

Tiga reaksi umum yang terjadi bila jaringan organik dimasukan ke dalam tanah :
– Limbah organik mengalami oksidasi enzimatik dengan CO2, air dan panas sebagai hasil utama
– Unsur-unsur fungsional, Nitrogen, Fosfor, dan belerang dibebaaskan dan atau digunakan oleh
serangkaian reaksi spesifik yang khas bagi tiap unsur
– Senyawa yang tahan terhadap serangan jasad mikro akan dibentuk baik dari senyawa yang
berasal dari bahan organik semula atau hasil bentukan jasad mikro.

Peningkatan porositas tanah ditentukan oleh ukuran dan padatan tanah yang dapat meningkatkan
aerasi, kandungan air, dan menentukan perbandingan tata udara dan tata air yang baik. Pori-pori
akan membentuk jaringan dalam tanah dalam bentuk tiga dimensi. Udara dalam ruang pori tanah
umumnya didominasi oleh gas-gas O2, N2, dan CO2. Hal ini penting bagi pernafasan
mikroorganisme tanah dan akar tanaman, dan mempengaruhi jumlah mikroba aerobik dan
anaerobik tanah.

Bahan organik dapat diperoleh dari residu tanaman seperti akar, batang, daun yang gugur, yang
dikembalikan ke tanah.

Bahan organik sangat besar peranannya dalam menyediakan media pertumbuhan dan
perkembangan perakaran.

Diantara peranan bahan organik meliputi:

– Menjaga kelembaban bahan organik terutama yang telah menjadi humus dengan rasio C/N 20
dan kadar C 57% dapat menyerap air 2-4 kali lipat bobotnya. Karena kandungan air tersebut
maka humus dapat menjadi penyangga bagi ketersediaan air. Tanah yang mengandung banyak
bahan organik dapa menyimpan lebih banyak air sehingga kelembaban tanah akan terjaga.
– Menstabilkan temperatur bahan organik dapat menyerap panas yang tinggi namun dapat
menjadi isolator panas juga karena mempunyai daya hantar panas yang rendah.
– Memperbaiki struktur tanah sifat humus dari bahan organik adalah gembur. Bobot yang
rendah, kelembaban tanah yang tinggi serta temperatur tanah yang stabil meningkatkan kegiatan
jasad mikro tanah, sehingga percampurannya dengan bagian mineral memberikan struktur tanah
yang gembur, remah dan mudah dioleh. Struktur tanah yang demikian merupakan kondisi fisik
tanah yang baik untuk media pertumbuhan tanaman. Tanah yang bertekstur liat, pasir, atau
gumpal akan memberikan sifat fisik yang lebih baik bila tercampur dengan bahan organik.
– Meningkatkan efisiensi pemupukan pemupukan dengan pupuk organik akan memberikan
tambahan jumlah hara dalam tanah dengan cepat.
– Mengurangi erosi.

Pengaruh Bahan Organik Terhadap Produksi Tanaman

Bahan organik merupakan perekat butiran lepas dan sumber utama nitrogen, fosfor dan belerang.
Bahan organik cenderung mampu meningkatkan jumlah air yang dapat ditahan di dalam tanah
dan jumlah air yang tersedia pada tanaman. Akhirnya bahan organik merupakan sumber energi
bagi jasad mikro. Tanpa bahan organik semua kegiatan biokimia akan terhenti (Doeswono,
1983).

Bahan tersebut dapat berupa pupuk organik, yang proses perubahannya dapat terjadi secara alami
atau buatan.

Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika,
kimia maupun dari segi biologi tanah. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang
sangat baik. dan merupakan sumber dari unsur hara tumbuhan. Disamping itu bahan organik
adalah sumber energi dari sebagian besar organisme tanah,

Bahan organik dapat diperoleh dari residu tanaman sepert akar, batang, daun yang gugur, yang
dikembalikan ke tanah. 5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Fungsi
bahan organik adalah:
– Sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah.
– Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain.
– Menambah kemampuan tanah untuk menahan air.
– Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur- unsur hara (Kapasitas tukar kation tanah
menjadi tinggi).
– Sumber energi bagi mikroorganisme.

Bahan organik tidak mutlak dibutuhkan di dalam nutrisi tanaman, tetapi untuk nutrisi tanaman
yang efisien, peranannya tidak boleh ditawar lagi. Sumbangan bahan organik terhadap
pertumbuhan tanaman merupakan pengaruhnya terhadap sifat-sifat fisik, kimia dan biologis dari
tanah. Mereka memiliki peranan kimia di dalam menyediakan N, P dan S untuk tanaman peranan
biologis di dalam mempengaruhi aktifitas organisme mikroflora dan mikrofauna, serta peranan
fisik di dalam memperbaiki struktur tanah dan lainnya.

Bahan organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik berasal dari
tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.
Bahan organik mempengaruhi struktur tanah dan cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi
fisik yang diinginkan. Hewan-hewan tanah tergantung pada bahan organik untuk makanan dan
mendukung kondisi fisik yang diinginkan dengan mencampur tanah membentuk alur-alur. Sejak
perang dunia ke dua, terdapat suatu peningkatan yang besar hasil tanaman pada beberapa negara.
Hasil tanaman yang lebih besar terutama dimana hanya biji-bijian saja yang dipanen, sisa – sisa
tanamna lebih banyak dikembalikan ke lahan dan disini lebih banyak penutupan oleh tanaman
selama musim pertumbuhan.

Immobilisasi adalah konversi yang sebaliknya. Sebagai contoh adalah pengambilan amonium
atau nitrat oleh tanaman atau mikroorganisme dan ditranformasikan ke dalam protein.
Selanjutnya, demikian proses bolak – balik tersebut berlangsung.

Apabila sisa-sisa tanaman segar ditambahkan ke dalam tanah, nitrogen di dalam tanaman itu
dapat terdekomposisi dan termineralisasi oleh mikroorganisme dan segera tersedia bagi tanaman,
atau nitrogen itu mungkin tidak termineralisasi dan tidak tersedia bagi tanaman. Ada dua
kemungkinan yang bisa terjadi. Seandainya semua faktor yang mempengaruhi dekomposisi
optimum (seperti oksigen, suhu dan kelembaban),faktor pembatas di dalam proses itu tinggal
nisbah karbon organik terhadap nitrogen total di dalam tanaman tersebut.

Pembenaman bahan organik segar dengan nisbah C/N tinggi, seperti batang jagung (40) dan
jerami (80), yang kemudian segera diikuti dengan penanaman memerlukan nitrogen tambahan.
Alternatif lain, waktu tanam ditunda dulu agar dekomposisi berkesempatan berlangsung lebih
lanjut dahulu beberapa hari. Bahan organik segar dengan nisbah C/N kecil, seperti alfalfa dan
kotoran manusia, bisa lebih baik dan tanahnya dapat langsung ditanami.

Nisbah C/N kebanyakan tanah mendekati 10. Nisbah C/N humus sendiri adalah 10. Tanah –
tanah, terutama untuk pembibitan, yang nisbah C/N-nya tinggi selalu memerlukan pupuk
nitrogen yang cepat tersedia agar defisiensi nitrogen tidak terjadi.

Anda mungkin juga menyukai