ANGINA PECTORIS
Di Susun Oleh:
Irma Dianti
(16010014)
TP: 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, Rabb yang tiada
henti-hentinya memberikan kenikmatan dan karunia kepada semua makhluk-Nya sehingga
kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, serta
orang-orang yang mengikuti risalahnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, dengan izin Allah kami telah menyelesaikan tugas makalah kesehatan
reproduksi tentang “Angina Pectoris”. Penyusunan makalah ini dapat terwujud tak lepas dari
bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu
per satu.
Penyusun menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan, karena
keterbatasan kemampuan maupun pengalaman kami. Maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi memperbaiki kekurangan ataupun kekeliruan yang
ada. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa/i untuk
menambah wawasan dalam bidang kesehatan.
Penulis mohon ma’af apabila dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III
Kesimpulan .................................................................................
A. Latar Belakang
Angina pectoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau
paroksisma nyeri atau perasaan tertekan di dada depan, penyebab diperkirakan berkurangnya
aliran darah koroner, menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak adekuat atau dengan kata
lain, suplai kebutuhan jantung meningkat. Angina biasanya diakibatkan oleh penyakit
aterosklerotik dan hampir selalu berhubungan dengan sumbatan arteri koroner utama
(Barbara C Long, 2006).
Di Amerika Serikat di dapatkan bahwa kurang lebih 50% dari penderita penyakit
jantung koroner mempunyai manifestasi awal angina pectoris stabil (APS). Jumlah pasti
penderita angina pectoris sulit diketahui. Dilaporkan bahwa insiden angina pectoris pertahun
pada penderita diatas usia 30 tahun sebesar 213 penderita per 100.000 penduduk. Asosiasi
jantung Amerika memperkirakan ada 6.200.000 penderita APS ini di Amerika Serikat. Tapi
data ini nampaknya sangat kecil di bandingkan dari laporan dua studi besar dari Olmsted
Country dan Framingham yang mendapatkan bahwa kejadian infark miokard akut sebesar 3%
sampai 3,5% dari penderita angina pectoris pertahun atau kurang lebih 30 penderita angina
pectoris untuk setiap penderita infark miokard akut (Tucker, 2008).
Di Indonesia penyakit jantung adalah pembunuh nomor tiga. Jantung adalah organ
tubuh yang bekerja paling kuat. Setiap harinya organ tubuh ini memompa ± 16.000 liter darah
keseluruh tubuh melalui pembuluh darah sekitar 90.000 km. Walaupun relative kecil, namun
organ ini bekerja dua kali lebih keras dari pada betis pelari sprint atau otot petinju kelas berat.
Tidak ada otot kecuali otot rahim wanita yang bekerja siang dan malam selama 70 tahun atau
lebih seperti jantung. Berikut ini terdapat beberapa anjuran yang akan berguna bagi
pemeliharaan kesehatan jantung. Namun, yang perlu ditekankan bahwa dengan mengikuti
anjuran-anjuran bukan berati kita akan kebal terhadap penyakit jantung, sebab sampai
sekarang belum ada sesuatupun yang dapat memberi kekebalan seperti itu(Barbara C. Long,
2006).
Mengingat banyaknya jumlah penderita angina pectoris dan kerugian yang
ditimbulkan terutama secara ekonomi, diperlukan penatalaksanaan yang lebih komperehensif.
Tetapi angina pectoris stabil terutama ditujukan untuk menghindarkan terjadinya infark
miokard akut dan kematian sehingga meningkatkan harapan hidup serta mengurangi gejala
dengan harapan meningkatnya kualitas hidup. Pada penderita yang berdasarkan riwayat
penyakit dan pemeriksaan awal didapatkan kemungkinan sedang atau tinggi untuk menderita
suatu penyakit jantung koroner perlu dilakukan tes secara noninvasive maupun invasive
untuk memastikan diagnose serta menentukan sertifikasi resiko. Penderita angina pectoris
stabil dengan resiko tinggi atau resiko sedang yang kurang berhasil dengan terpi standar,
perlu dilakukan tindakan revaskularisasi, terutama bila penderita memang menghendaki.
Walaupun telah banyak kemajuan dalam penatalaksanaannya. (Departemen ilmu penyakit
dalam fakultas kedokteran universitas Indonesia, 2006 ).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari angina pektoris?
2. Apa etiologi dari angina pektoris?
3. Ada berapakah klasifikasi angina pektoris?
4. Bagaimanakah tanda gejala angina pektoris?
5. Bagaimanaka pathways angina pectoris?
6. Bagaimanakah penatalaksanaan angina pectoris?
7. Bagaimanakah pengkajian keperawatan angina pectoris?
8. Bagaimanakah diagnose keperawatan dan intervensi angina pectoris?
C. Tujuan
1. Mengerti pengertian dari angina pektoris.
2. Mengetahui klasifikasi angina pektoris.
3. Dapat menjelaskan etiologi angina pektoris
4. Mengetahui tanda gejala angina pectoris.
5. Mengetahui pathways angina pectoris.
6. Dapat menjelaskan penatalaksanaan angina pectoris.
7. Dapat mengkaji keperawatan angina pectoris.
8. Dapat mendiagnose keperawatan dan intervensi angina pectoris.
BAB II
PEMBAHASAN
1. KONSEP TEORI
A. Pengertian
Angina pectoris adalah suatu syndrome yang ditandai dengan rasa tidak enak yang
berulang di dada dan daerah lain sekitarnya yang berkaitan yang disebabkan oleh ischemia
miokard tetapi tidak sampai terjadi nekrosis. Rasa tidak enak tersebut sering kali
digambarkan sebagai rasa tertekan, rasa terjerat, rasa kemeng, rasa terbakar, rasa bengkak dan
rasa seperti sakit gigi. Rasa tidak enak tersebut biasanya berkisar 1 – 15 menit di daerah
retrosternal, tetapi dapat juga menjalar ke rahang, leher, bahu, punggung dan lengan kiri.
Walaupun jarang, kadang-kadang juga menjalar ke lengan kanan. Kadang-kadang
keluhannya dapat berupa cepat capai, sesak nafas pada saat aktivitas yang disebabkan oleh
gangguan fungsi akibat ischemia miokard (Sjaifoelah Noor, 2010).
Angina pectoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau
paroksisma nyeri atau perasaan tertekan didada depan, penyebab diperkirakan berkurangnya
aliran darah koroner, menyebabkan suplai oksigen kejantung tidak adekuat atau dengan kata
lain suplai kebutuhan jantung meningkat. Angina biasanya diakibatkan oleh penyakit
aterosklerotik dan hampir selalu berhubungan dengan sumbatan arteri koroner utama
(Smaltzer, 2006).
Tejadinya serangan angina menunjukan adanya iskemia. Iskemia yang terjadi pada
agina terbatas pada durasi serangan tidak menyebabkan kerusakan permanen jaringan
meokardium. Namun angina merupakan hal yang mengancam kehidupan dan dapat
menyebabkan disritmia atau bekembang menjadi infark meokardium (Udjianti, 2010).
B. Etiologi
Penyebab dari angina pectoris antara lain : ateroskelerosis, spasme pembuluh
koroner, latihan fisik, pajanan terhadap dingin, makan makanan berat dan stress. Karen hal
ini kelanjutan dari stenosis aorta berat, insufiensi atau hipertropi kardiomiopati tanpa disertai
obstruksi, peningkatan kebutuhan tubuh metabolic, takikardi paroksimal (Barbara C Long,
2006).
Penyebab lainnya adalah spasme arteri koroner. Penyempitan dari lumen pembuluh
darah terjadi bila serat otot halus dalam dinding pembuluh darah koroner dapat mengiringi
terjadinya iskemik actual/ perluasan dari infark miokard. Sedangkan penyebab lain dari
asteroskterosis yang dapat mempengaruhi diameter lumen pembuluh darah koroner dapat
berhubungan dengan obnormalitas sirkulasi (Udjianti, 2010 ).
C. Klasifikasi
Adapun klasifikasi angina pectoris (Kumar, 2007) adalah :
1. Angina pektoris stabil kronis / tipikal : Mengacu pada nyeri dada episodik saat
pasien berolahraga atau mengalami bentuk stress lainnya. Angina pektoris stabil
biasanya disebabkan oleh penyempitan ateroskelrotik tetap (biasanya 75% atau
lebih) satu atau lebih arteri koronaria.
2. Angina varian (Prinzmeta l): Rasa tidak enak pada dada, terjadi pada saat istirahat
atau membangunkan pasien tidur. Angina varian disebabkan oleh spasme fokal dari
koronaria epikardial yang proksimal. Terdapat obstruksi arteri koronaria
arterosklerotik dalam kasus vasospasme terjadi dekat lesi stenotik.
3. Angina pektoris tidak stabil : Angina pektoris tidak stabil dapat dicetuskan oleh
suatu keadaan ekstrinsik terhadap lapisan vaskular koroner yang memperhebat
iskemia miokardial, seperti anemi, demam, infeksi takiaritmia, stres emosional atau
hipoksemi, dan dapat juga setelah infark miokardial spasme segmental disekitar
bercak (plaque arterosklerotik) juga dapat memainkan suatu peranan dalam
perkembangan angina yang tidak stabil. Pasien dapat dikatakan Angina pektoris
tidak stabil :
a. Pasien dengan angina yang baru mulai (< 2 bulan) yang hebat atau sering (>
atau = 3 episoda tiap hari).
b. Pasien dengan angina dipercepat : angina stabil kronis yang mengembangkan
angina secara nyata lebih sering, hebat, dan berkepanjangan.
D. Tanda Gejala
Gejalanya (Syaufuddin, 2006) adalah sakit dada sentral atau restrosentral yang
dapat menyebar kesalah satu atau kedua tangan, leher atau punggung. Sakit sering timbul
pada kegiatan fisik maupun emosi atau dapat timbul spontan waktu istirahat.
Penderita dengan angina pektoris dapat dibagi dalam beberapa subset
klinik. Penderita dengan angina pektoris stabil, pola sakit dadanya dapat dicetuskan kembali
oleh kegiatan dan oleh factor-faktor pencetus tertentu, dalam 30 hari terakhir tidak ada
perubahan dalam hal frekueensi, lama dan factor-faktor pencetusnya (sakit dada tidak lebih
lama dari 15 menit). Pada angina pektoris tidak stabil, umumnya terjadi perubahan-perubahan
pola : meningkatnya frekueensi, parahnya dan atau lama sakitnya dan faktor
pencetusnya. Sering termasuk di sini sakit waktu istirahat, pendeknya terjadi crescendo ke
arah perburukan gejala-gejalanya. Subset ketiga adalah angina Prinzmetal (variant) yang
terjadi karena spasme arteri koronaria.
Faktor pencetus yang paling banyak menyebabkan angina adalah kegiatan fisik,
emosi yang berlebihan dan kadang-kadang sesudah makan. Semua keadaan ini meningkatkan
kebutuhan oksigen miokard dengan mengingkatkan baik denyut nadi maupun tekanan darah
sistemik. Hasil perkalian kedua parameter ini merupakan indeks dari kebutuhan oksigen
miokard.
E. Pathways
Penimbunan lemak (lipid) dan jaringan abrous pada dinding arteri koroner
↓
Penyempitan pembuluh darah koroner
↓
Obstruksi / hambatan aliran darah miokard
↓
Iskemia (berkurangnya kadar O2)
↓
Mengubah metabolism aerobic menjadi an-aerobik
↓
Tertimbun asam laktat
↓
pH sel menurun
↓
Muncul efek hipoxia
↓
Mengganggu fungsi ventrikel sinistra
↓
Menurunnya fungsi ventrikel sinistra dapat mengurangi curah jantung. Dengan berkurangnya
jumlah curah jantung sekuncup (jumlahdarah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut)
↓
Berkurangnya daya kontraksi dan gangguan gerak jalan / heremodinamik
↓
Tekanan jatung kiri, tekanan akhir diastolic ventrikel kiri dan tekanan dalam paru-paru kiri
meningkat
↓
Peningkatan ringan tekanan darah dan denyut jantung
↓
Nyeri
F. Penatalaksanaan
Menurut Sudoyo, Aru W (2009), penatalaksanaan yang sering di lakukan adalah :
1. Istirahat
2. Terapi oksigen
3. Tindakan revaskularisasi pembulh koroner
4. Startifikasi resiko
5. Medikamentosa 1218 harrison
6. Obat anti iskemia
7. Nitrat (nitrigliserin atau isosorbid dinitrat)
8. Penyekat beta
9. Antagonis kalsium
10. Obat antiagregasi trombosit
11. Aspirin
12. Triklopidin
13. Klopidogrel
2. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
Menurut Doengoes :
1. Aktivitas / istirahat
Gejala :
- Pola hidup mooton, kelemahan
- Kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan
- Nyeri dada bila kerja
Tanda :
- Dispnea saat kerja
2. Sirkulasi
Gejala :
- Riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan
Tanda :
- Takikardia, disritmia
- Tekanan darah normal, meningkat atau menurun
- Kulit / membrane mukosa lembab, dingin, pucat pada adanya vasokontriksi
3. Makanan / cairan
Gejala :
- Mual, nyeriuluhati / epigastrium saatmakan
- Diet tinggi kolesterol / lemak, garam, kafein, minuman keras
Tanda :
- Ikat pinggang sesak, distensigaster
4. Integritas ego
Gejala :
- Stresorkerja, keluarga, dan lain-lain
Tanda :
- Ketakutan, mudahmarah
6. Pernapasan
Gejala :
- Dispnea saat kerja
- Riwayat merokok
Tanda :
- Meningkat pada frekuensi / irama dan gangguankedalaman.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Angina pectoris adalah suatu syndrome yang ditandai dengan rasa tidak enak yang
berulang di dada dan daerah lain sekitarnya yang berkaitan yang disebabkan oleh ischemia
miokard tetapi tidak sampai terjadi nekrosis. Rasa tidak enak tersebut sering kali
digambarkan sebagai rasa tertekan, rasa terjerat, rasa kemeng, rasa penuh, rasa terbakar, rasa
bengkak dan rasa seperti sakit gigi. Rasa tidak enak tersebut biasanya berkisar 1 – 15 menit di
daerah retrosternal, tetapi dapat juga menjalar ke rahang, leher, bahu, punggung dan lengan
kiri. Walaupun jarang, kadang-kadang juga menjalar ke lengan kanan. Kadang-kadang
keluhannya dapat berupa cepat capai, sesak nafas pada saat aktivitas, yang disebabkan oleh
gangguan fungsi akibat ischemia miokard.
Tipe Angina Pectoris antara lain : Angina Stabil, Angina Non stabil (angina
prainfark, angina kresendo), dan Varian angina.
Mekanisme timbulnya angina pectoris didasarkan pada ketidak adekuatan suplai
oksigen ke sel-sel miokardium yang di akibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan
lumen arteri koroner. Tidak diketahui secara pasti penyebab ateriosklerosis, namun jelas
bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggung jawab atas ateriosklerosis. Ateriosklerosis
merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering ditemukan. Apabila kebutuhan
meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner berdilatasi sebagai respon
peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka iskemik atau kekurangan suplai darah
miokardium dan hanya endotel yang cedera mengakbatkan hilangnya produksi No atau Nitrat
Oksid yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang relative.
Iskemia otot jantung akan menyebabakan myeri dengan derajat yang berfariasi,
mulai dari rasa tertekan pada dada atas sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa takut
atau akna menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada dada daerah belakang sternum atau
sternum atas atau sternum ketiga tengahan meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi, namun
nyeri tersebut dapat menyebar keleher, dagu, bahu, dan aspek dalam ekstremitas atas.
DAFTAR PUSTAKA
Barbara C Long, 2006. Perawatan Medikal Bedah,Edisi II, Yayasan ikatan alumni
pendidikan keperawatan padjajaran, Bandung.
Drs. Syaufuddin, A.Mk . 2006 . Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan . edisi 3 .
Jakarta : EGC.
Kumar,dkk. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins. Jakarta: EGC Sjaifoelah Noor, 2001. Buku
Ajar Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Pustaka.
Smaltzer, Susanna . 2001 . Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah . E&. 8 .Jakarta : EGC.
Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna Publishing.
Udjianti, Juni Wajan . 2010 . Keperawatan Kardiovaskular . Jakarta : Salemba Medika.