1
I. KATA PENGANTAR
3
III. NAMA-NAMA OBAT YANG TERMASUK GOLONGAN
HIGH ALERT
1. AMIODARONE HYDROCHLORIDE
a. AMIODARONE HYDROCHLORIDE
Amiodarone HCl injeksi digunakan untuk mengobati
pasien dengan gangguan irama jantung atau biasa
disebut “aritmia”.
b. BENTUK SEDIAAN.
Ampul dilarutkan kedalam 250 ml Glucose 5% w/v,
yang konsentrasinya0,6 mg/ml amiodarone
Hydrochloride.
4
3) Di lokasi pemberian injeksi dapat terjadi :
a) Rasa nyeri.
b) Kulit memerah.
c) Kerusakan jaringan sekitar lokasi.
d) Pembengkakan.
e) inflamasi dipembuluh darah.
f) Infeksi.
f. INTERAKSI.
Makanan dan Minuman
Buah Jeruk atau Jus Jeruk.
Obat lainnya.
1 Azithromycin 8 Phenytoin
2 B– bloker 9 Rifampicin
3 CCB 10 Salmeterol
4 Cimetidin 11 Tramadol
5 Cyprofloxacin 12 Vit-K
6 Codein 13 Tamoxifen
7 Lidocaine 14 Ranolazin
5
2. CHLORAL HIDRATE SYRUP
c. EFEK SAMPING
Penggunaan jangka panjang dari chloral hydrate syrup
efek kecanduan efek samping termasuk ruam,
ketidaknyamanan lambung dan ginjal yang parah,
jantung dan gagal hati.Overdosis akut sering ditandai
dengan mual, muntah, kebingungan, kejang.
6
d. PENYIMPANAN.
1) Simpan pada tempat kedap udara.
2) Jauhkan dari kelembapan.
3) Hindari dari paparan sinar matahari langsung.
4) Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
7
3. DIGOXIN
a. DIGOXSIN
Digoxin adalah obat yang diperoleh dari tumbuhan
Digitalis lanata.Bunga dari tumbuhan ini berbentuk
seperti lonceng kecil dan warnanya berbeda menurut
species dari ungu, merah muda, putih atau
kuning.Tumbuhan ini berasal dari Eropa, Asia bagian
barat dan tengah.
b. CARA PEMAKAIAN
Cara pemberian Digoxin ada berbagai macam cara
diantaranya:
1) Secara Peroral.
2) Secara Intravena.
Pemberian secara intravena maksudnya adalah
pemberian obat dengan cara memasukkan obat
kedalam pembuluh darah vena menggunakan spuit
(suntikan).
c. EFEK SAMPING
Biasanya berhubungan dengan dosis yang berlebih,
termasuk:
1) Mual, muntah.
2) Diare.
3) Nyeri abdomen (perut).
4) Gangguan penglihatan.
5) Sakit kepala.
6) Rasa capek.
7) Mengantuk.
d. INTERAKSI OBAT
1) Interaksi dengan makanan :Makanan yang
mengandung serat (fiber) atau makanan yang kaya
akan pektin menurunkan absorpsi oral digoxin.
8
2) Interaksi dengan obat: kaolin-pektin (obat diare)
dapat menurunkan penyerapan digoxin. Pisahkan
pemakaian digoxin 1,5-2 jam sebelum obat
lain.Loperamida (obat diare) dengan digoxin. Bila
kedua obat ini digunakan secara bersamaan maka
efek digoxin dapat meningkat. Dengan
memperlambat gerakan usus halus loperamida
menaikkan penyerapan digoxin oleh tubuh.
e. PENYIMPANAN.
Simpan obat ini dalam wadah aslinya, tertutup rapat,
dan jauh dari jangkauan anak-anak.Menyimpannya
pada suhu kamar dan terhindar dari panas dan
kelembaban (bukan di kamar mandi).Membuang
semua obat yang sudah rusak atau tidak diperlukan
lagi.Bicaralah dengan apoteker Anda tentang
pembuangan obat Anda.
9
4. EPINEPHRINE
a. EPINEPHRINE
Epinephrine adalah obat yang digunakan untuk
penyuntikan pembuluh darah dalam pengobatan
hipersensitivitas akut.
c. CARA PENGGUNAAN
Diinjeksikan secara intramuscular ke dalam jaringan
otot pantat atau paha.Merupakan cara pemberian obat
yang paling efektif untuk penanganan pasien yang
mengalami syok anaphilaktik. Mula kerja obat cepat,
karena absorbsi terjadi melalui celah antar sel endothel
kapiler tanpa mengalami vasokonstriksi jaringan
sekitar.
10
d. INJEKSI EPINEPHRINE MELALUI RUTE :
1) Intra vena (i.v) : Larutan yang disuntikkan
langsung ke dalam pembuluh darah vena.
2) Intra muscular (i.m): Larutan, suspense atau emulsi
yang disuntikkan diantara lapisan jaringan atau
otot.
3) Intra cutan (i.c) : Larutan atau suspense air yang
disuntikkan langsung ke dalam kulit dan biasanya
digunakan untuk diagnose.
4) Sub cutan (s.c) : Larutan yang disuntikkan
langsung ke dalam jaringan bawah kulit biasanya di
lengan atas atau paha.
e. EFEK SAMPING
1) Kardiovaskuler: Angina, aritmia jantung, nyeri dada,
flushing, hipertensi, peningkatan kebutuhan
oksigen, pallor, palpitasi, kematian mendadak,
takikardi (parenteral), vasokonstriksi, ektopi
ventrikuler.
2) SSP : Ansietas, pusing, sakit kepala, insomnia.
3) Gastrointestinal : tenggorokan kering, mual,
muntah, xerostomia.
4) Genitourinari: Retensi urin akut pada pasien
dengan gangguan aliran kandung kemih.
11
g. EPINEPHRINE INJEKSI DAPAT BERINTERAKSI
DENGAN OBAT LAIN
Jawabnya YA, Karena epinefrin merupakan obat
simpatomimetik dengan aksi agonis pada reseptor alfa
maupun beta, harus digunakan hati-hati bersama obat
simpatomimetik lain karena kemungkinan efek
farmakodinamik yang aditif, yang kemungkinan tidak
diinginkan. Juga hati-hati digunakan pada pasien yang
menerima obat-obat seperti: albuterol, dobutamin,
dopamin, isoproterenol, metaproterenol, norepinefrin,
fenilefrin, pseudoefedrin, ritodrin, salmeterol dan
terbutalin.
12
5. HEPARIN
A. HEPARIN
Heparin adalah suatu anticoagulant
(obatpengencerdarah) yang digunakan untuk
mencegah pembentukan gumpalan darah, juga
digunakan sebelum dilakukannya operasi
untukmengurangi resiko terjadinya gumpalan darah.
Heparin bekerja dengan cara menutup reaksi dalam
tubuh yang mengarah pada terbentuknya gumpalan
darah.
C. INTERAKSI
1) DenganObat:
Risiko pendarahan berhubungan dengan heparin
dapat ditingkatkan dengan antikoagulan oral
(warfarin), trombolitik, dekstran dan obat yang
mempengaruhi fungsi platelet (misalnya aspirin,
obat anti inflamasi non steroid, dipiridamo,
13
tiklopidin, klopidogrel.Nitrogliserin iv mungkin
menurunkan efek anti koagulan heparin.
2) Dengan Makanan:
The hijau, bawang putih,ginkgo karena akan
menambah aktivitas anti platelet.
D. PENANGANAN
Bila sedang menggunakan anti coagulan dan memang
perlu menggunakanobat-obat yang menyebabkan
interaksi, sebaiknya dilakukan pengawasan terhadap
kadaranti coagulan di dalam darahnya, hingga
dosisnya dapat disesuaikan seperlunya.Dan apabila
terjadi reaksi yang tidak diinginkan,hentikan obat dan
segera hubungi dokter.
F. PERINGATAN
1) Harus hati-hati pada penderita dengan riwayat
alergi, harus dilakukan tes pendahuluan dengan
dosis tidak melebihi 100 IU.
2) Jangan suntik intramuskulus, berisiko iritasi,
pendarahan lokal dan hematoma, sedang absorpsi
tidak dapat diandalkan. Harus dilakukan
pemeriksaan masa pembekuan darah dan jumlah
trombosit.
3) Ada resiko perdarahan spontan selama
pengobatan pada usia lanjut, penderita insufisiensi
ginjal, jantung.
4) Hentikan heparin bila pada minggu kedua jumlah
trombosit menurun diakibatkan peningkatan
fibrinogenesis intravaskular.
5) Penyimpanan: Jauhkan dari jangkauan anak dan
pada suhu tidak lebih dari 25ºC.
14
6. INSULIN
17
7. KCL 7.46%
b. INDIKASI
Mengkoreksi hipokalemia.
c. DOSIS
Larutan injeksi harus diencerkan lebih dahulu sampai
kira-kira 0.3% dan diberikan parenteral menurut
kebutuhan.Dosis lazim parenteral adalah sejumlah
ekivalen dengan 1 sampai 3 g potassium chloride.
e. KONTRA INDIKASI
1) Kerusakan ginjal dan oliguira, anuria atau
azotemia.
2) Untreated Addison’n disease.
3) Dehidrasi akut.
4) Heat cramps.
5) Hipercalemia.
6) Adynamia episodica hereditaria.
19
8. KETAMIN INTRAVENA
a. KETAMINE
Memiliki efek pembiusan pada pembedahan dan
induksi anastesi sebelum pemberian anastesi lain dan
menjaga jalan napas.Onset/ Efek obat muncul: 30
detik(intravena)Durasi/lama nya efek obat: 5-10 menit.
Puncak konsentrasi plasma : 0,75 pg/Ml. Metabolisme
pada hati. Ekskresi : urin (91%).
1) DOSISDEWASA.
Induksi anastesi
1-4,5 mg/kg BB (IV bolus pelan)
1-2 mg/kg BB dengan kecepatan infus
0,5ml/kg/menit
Pemeliharaan : 0,1-0,5 mg/menit
2) DOSIS ANAK.
Induksi anastesi: 0,25-0,5 mg.kg BB
Efek Sedasi: 5-20 mcg/kg/menit
dititrasi hingga level sedasi
b. ATURAN PAKAI :
Disuntikkan ke intravena atauintramuscular.
d. KONTRA INDIKASI:
Hypersensitifitas ketamin, hypertensi eklamsia atau
pre-eklamsia, penyakit jantung koroner dan kelainan
pembuluh darah otak.Pemberian tidak dicampur
dengan diazepam/barbiturate, monitoring jantung.
20
e. PENYIMPANAN:
Suhu kamar 15-30ºC, wadah kedap udara disimpan
ditempat terlindung dari cahaya.
21
9. LIDOCAIN
a. LIDOCAIN
Lidocain (xilokain) adalah anestesi lokal kuat yang
digunakan secara luas dengan pemberian topikal dan
suntikan.Lidocain mudah diserap dari tempat suntikan,
dan dapat melewati sawar darah otak.
b. INDIKASI LIDOKAIN
Larutan lidocain 0,5% digunakan untuk anestesia
infiltrasi, sedangkan larutan 1-2% untuk anestesia blok
dan topikal.
c. KONTRA INDIKASI
Hipersensitif terhadap lidocain atau hipersensitif
anestesi lokal golongan amida; (kecuali pasien dengan
pacu jantung artifisial yang berfungsi); injeksi
campuran yang mengandung dextrose dari jagung.
d. INTERAKSI OBAT
Peningkatan efek/toksisitas: efek/level lidokain dapat
meningkat oleh amfetamin, amiodaron, antijamur azol,
betabloker, klorpromazin, klaritromisin, delavirdin,
diklofenak, doksisiklin, eritromisin, fluoksetin, imatinib,
isoniazid, mikonazol.
e. EFEK SAMPING
Efek samping lidocain biasanya berkaitan dengan
efeknya terhadap SSP, misalnya mengantuk, pusing,
parestesia, gangguan mental, koma.
f. CARA PENYIMPANAN
Injeksi lidocain stabil pada suhu ruang.Stabilitas
campuran parenteral pada suhu ruang (25ºC) adalah
masa kadaluwarsa yang tertera pada wadah sebelum
22
dicampur.Bila telah dibuka kestabilan hilang setelah 30
hari.
c. EFEK SAMPING.
Mual, muntah, terasa haus, darah rendah (hipotensi)
dan mengantuk.
d. KONTRA INDIKASI.
Hipermagnesemia(kelebihan magnesium), hipokalemia
(kekurangan kalium), anuria (susah buang air kecil).
e. INTERAKSI.
MgSO4 injeksi bila diberikan bersama dengan
golongan barbiturat, opiat dan anestesi umum
menambah efek depresan syaraf pusat.
f. PENYIMPANAN.
Injeksi MgSO4 harus disimpan pada temperatur
kurang dari 40°C, sebaiknya pada temperatur diantara
23
15°-30°, dan hindari pembekuan.MgSO4 injeksi akan
berubah menjadi monohidrat bila dipanaskan pada
temperatur antara 150°-160°C.
11. MIDAZOLAM
a. MIDAZOLAM
Midazolam adalah obat golongan Benzodiazepine
yang memiliki efek diantaranya ansiolisis, sedasi, anti
konvulsi.Golongan ini banyak digunakan dalam praktik
klinik.Memiliki keunggulan yaitu rendahnya tingkat
toleransi obat, potensi penyalahgunaan yang rendah,
margin dosis aman yang lebar, rendahnya toleransi
obat dan tidak menginduksi enzim mikrosom di
hati.Penggunaannya semakin meningkat pramedikasi
dan menimbulkan sedasi pada pasien dalam
monitoring anestesi.
2) Intra Vena
0,02-0,4 mg/kg; ulangi setiap 5 menit sesuai
kebutuhan atau naikkan sampai 0,1-0,2 mg/kg.
Sedasi sadar: IV: awal: 0,5-2 mg secara lambat
selama paling tidak 2 menit; titrasi perlahan
sampai efek yang diinginkan dengan mengulangi
dosis setiap 2-3 menit. Dosis total lazim: 2,5-5 mg,
gunakan dosis lebih kecil pada orang tua. Dewasa
sehat <60 tahun: beberapa pasien memberikan
respons terhadap dosis 1 mg; berikan tidak lebih
dari 2,5mg selama 2 menit. Dosis tambahan dapat
diberikan setelah 2 menit setiap peningkatan dosis
.total dosis >5 mg umumnya tidak dibutuhkan
.Anestesia: IV: Induksi: pasien tanpa premedikasi:
0,3-0,35 mg/kg , sampai 0,6 m/kg pada pasien
yang resisten. Premedikasi pasien: 0,15-0,35
mg/kg Pemeliharaan: 0,05-0,3 mg/kg atau infuse
0,25-1,5 mcg/kg/menit.
Sedasi pada pasien dengan ventilasi mekanik: IV:
infus: 100 mg dalam 250 ml NCl fisiologis/5%
dekstrosa, bila pasien harus membatasi asupan air
dapat dipekatkan maksimum sampai 0,5 mg/ml.
Dosis awal 0,02-0,08 mg/kg (sampai 1 mg-5 mg
pada pasien 70 kg), ulangi dengan interval 5-15
menit sampai sedasi yang yang diharapkan dicapai
atau infus dengan kecepatan 0,04-0,2 mg/kg/jam
dan titrasi untuk mencapai efek yang diinginkan.
25
c. KONTRA INDIKASI
Hipersensitif terhadap midazolam atau komponen lain
dalam formula, termasuk benzilalkohol (sensitivitas
silang dengan benzodiazepin lain); bentuk sediaan
parenteral tidak boleh digunakan untuk intratekal atau
epiderual; glaukoma sudut sempit, penggunaan
bersamaan dengan inhibitor kuat CYP3A4
(amprenavir, atazanavir, ritonavir); kehamilan.
d. INTERAKSI OBAT
Hindari penggunaan bersama antijamur azol,
klaritromisin, diklofenak, doksisiklin, eritromisin,
imatinib, isoniazid, nefazodon, nikardipin, propofol,
protease inhibitor, kunidin, telitromisin, dan verapamil,
aminoglutetimid, karbamazepin, nafsilin, nevirapin,
fenobarbital, fenitoin, dan rifamisin.
Interaksi makanan
1) Hindari Alkohol
2) Jeruk Bali.
3) Herbal (St.Johns wort, valerian, kava-kava, gotu
kola)
26
12. NaCL 3% INFUSE
a. NaCl 3 %
NaCl 3 % (nama lain : Natrium Kloridaatau Sodium
Klorida 3 %) Infus 500 ml
yaitu:
1) Cairan yang steril dan bebasmikroba/zat-zat asing
(nonpyrogenic).
2) Dalam 500 ml mengandung NaCl30g/L dengan
komposisi:
a) Natrium : 513 mEq/L
b) Klorida : 513 mEq/L
c) Osmolaritas : 1027 mOsmol/L
d) pH 5 (4,5-7)
3) Cara Kerja: meningkatkan kadarnatrium dalam
darah.
b. MANFAAT
1) Sebagai salah satu terapicairan elektrolit
yangberguna untuk mengaturkeseimbangan
elektrolitdalam tubuh.
2) Khususnya untuk terapicairan pasien
yangmengalami Hiponatremia.Hiponatremia
yaitukekurangan kadarNatrium dalam darah(Kadar
Natrium<120mmol/L).
c. PENGGUNAAN
Melalui pembuluh darah vena.
d. DOSIS
Dosis 30 – 100 ml per jam selama12– 24 jam
(tergantung kebutuhanpasien).
27
e. EFEK SAMPING.
1) Demam.
2) Infeksi.
3) Tekanan darah menjadirendah (Hipotensi)
4) Kelebihan Natrium(Hipernatremia)
5) Kelebihan Klorida(Hiperkloremia)
6) Kelebihan Osmolaritas(Hiperosmolaritas)
28
13. NaCl 3% INJEKSI HIPERTONIK
b. INDIKASI PEMAKAIAN
1) HYPONATREMIA (Pasien kekurangan natrium)
2) TERAPI RESUSITASI (Terapi penggantian cairan
yang hilang dalam kondisi emergency)
3) BRAIN INJURY (Pasien yang mengalami
kerusakan otak)
4) HYPOCHLOREMIA (Pasien kekurangan klorida)
c. KONTRA INDIKASI :
1) Pasien gagal ginjal.
2) Pasien jantung.
3) Pasien dehidrasi.
4) Pasien yang mengalami pembengkakan.
h. INTERAKSI OBAT
Hati-Hati penggunaan bersama obat kortikosteroid
seperti dexamethasone, methylprednisolon.
i. PENYIMPANAN
Simpan ditempat yang sejuk dan kering terhindar dari
sinar matahari langsung.
30
14. OBAT ORAL ANTIDIABETIKUM
a. DIABETES MELITUS
Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu
penyakit gangguan metabolisme yang ditandai dengan
tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai
akibat insufisiensi fungsi insulin.
c. PENTING !
1) Jika anda merasakan gejala-gejala hipoglikemia
(pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-
kunang, pitam (pandangan menjadi gelap), keluar
keringat dingin, detak jantung meningkat) segera
hubungi dokter.
2) Jika anda sudah pernah mengalami hipoglikemia,
selalu bawa sekantung kecil gula atau permen
manis saat anda bepergian. Segera makan gula
atau permen tersebut begitu anda mendapat
serangan hipoglikemia.
3) Jangan konsumsi obat lain tanpa seijin dokter atau
apoteker.
4) Obat ini hanya berperan sebagai pengendali
diabetes, bukan penyembuh.
5) Obat ini hanya faktor pendukung dalam
pengelolaan diabetes, faktor utamanya adalah
pengendalian diet (pola makan) dan olah raga.
6) Rutin memonitor kadar glukosa darah.
d. HIPOGLIKEMIK
1) Hipoglikemik
Hipoglikemik adalah suatu keadaan dimana kadar
gula darah (glukosa) secara abnormal rendah.
32
2) Hipoglikemik Bisa Terjadi
Insulin maupun obat hipoglikemik per-oralterlalu
banyak bisa menurunkan kadar gula darah secara
ekstrim.Hipoglikemikjuga bisa terjadi jika penderita
kurang makan atau tidak makan pada waktunya
atau melakukan olah raga yang terlalu berat tanpa
makan.
3) Gejala Hipogllikemik
1) Perubahan mood
2) Gemetar.
3) Pucat.
4) Berkeringat.
5) Pusing.
6) Penglihatan kabur.
7) Sakit kepala.
e. PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIK
Seseorang yang sering mengalami hipoglikemia
(terutama penderita diabetes), hendaknya selalu
membawa tablet glukosa karena efeknya cepat
timbul.Baik penderita diabetes maupun bukan,
sebaiknya sesudah makan gula diikuti dengan
makanan yang mengandung karbohidrat yang
bertahan lama (misalnya roti atau biskuit).
33
15. OBAT SITOSTATIKA
a. SITOSTATIKA
Obat sitostatika yaitu zat-zat yang dapat menghentikan
pertumbuhan pesat sel-sel maligne.
b. PENGGUNAAN SITOSTATIKA
1). Sebagai neoadjuvan.
Pemberian kemoterapi mendahului pembedahan
dan radiasi.
2). Sebagai terapi kombinasi.
Kemoterapi diberikan bersamaan dengan radiasi
pada kasus karsinoma stadium lanjut.
3). Sebagai terapi adjuvant.
Sebagai terapi tambahan paska pembedahan dan
atau radiasi.
4). Sebagai terapi utama.
Digunakan tanpa radiasi dan pembedahan terutama
pada kasus stadium lanjut dan pada kasus kanker
jenis hematologi (leukemia dan limfoma).
c. INTERAKSI
1). Asam folat dapat menurunkan respon terapi MTX.
2). MTX diberikan bersama trimetropin
/sulfametoksasol terjadi peningkatan ES supresi
sumsum tulang.
3). Propanolol dapat meningkatkan cardiotoxicity dari
doksorubisin.
4). Doksorubisin dapat meningkatkan konsentrasi
penyesuaian dosis asam urat darah dan agen
antigout (allopurinol, kolkisin).
34
5). Vinkristin dengan Alopurinol meningkatkan efek
sitotoksis.
d. EFEK SAMPING
1). Rambut rontok/ menipis.
Kejadian ini bersifat sementara, rambut akan
tumbuh kembali jika obat dihentikan.
2). Mual/ muntah.
Tetap diberikan makan dalam porsi kecil tapi sering.
3). Sembelit.
Berikan makanan berserat tinggi, misal sayuran dan
buah buahan.minum banyak.
4). Diare.
Hindari makanan pedas/asam.beri minum banyak
dan makanan yang lunak.
5). Stomatitis / sariawan / gomen
Pelihara kebersihan mulut.gunakan sikat gigi yang
lembut.
6). Penurunan daya tahan tubuh
Hindari sumber-sumber infeksi dengan menjauhkan
anak dari serangan flu, sakit tenggorokan, cacar air,
sakit kulit dll.pelihara kebersihan badan.
7). Perubahan kulit seperti kering, gatal.
Jaga kebersihan kulit.gunakan pelembab yang tidak
mengandung alcohol.pakai baju yang longgar.
35
4). Tempat penyiapan obat sitostatika oral letaknya
harus terpisah dengan obat-obatan oral lainnya,
untuk menghindari terjadinya kontaminasi.
5). Sendok obat yang digunakan untuk mengambil obat
sitostatika tidak boleh digunakan untuk mengambil
obat lainnya.
36
16. PROFOLOL INJEKSI
a. PROPOFOL INJEKSI
Propofol adalah Obat anestesi intravena yang sering
digunakan saat ini.
37
1. Depresi system kardiovaskular (hipotensi,
bradikardi)
2. Tromboplebhitis (Peradangan dan pembekuaan
darah didalam suatu vena).
3. Nyeri saat injeksi.
4. Myklonus.
5. Sesak nafas (apnea)
6. Mual Muntah.
7. Nyeri kepala.
e. KONTRA INDIKASI :
Wanita yang sedang hamil/merencanakan
kehamilan.
Ibu menyusui.
Hipersensitifitas pada makanan atau obat tertentu.
Anak kurang dari 3 tahun.
g. PERINGATAN !
Gangguan fungsi jantung, pernafasan, hati,
ginjal.Hepovolemia atau pasien lemah.Gangguan
metabolisme lemak harus menjadi perhatian. Monitor
lemak darah pada pasien yang beresiko. Hindari pada
kehamilan, karena bisa mengakibatkan terminasi pada
trisemester I. Kemampuan mengemudi dan
mengoperasikan mesin berkurang.Jangan untuk
anestesi obstetric.Resiko kejang bila diberikan pada
pasien epilepsy.Monitor tanda hipotensi, obstruksi
saluran nafas, desaturasi oksigen.
39
17. ROKURONIUM INTRAVENA
a. ROKURONIUM BROMIDA
ROKURONIUM BROMIDAmerupakan obat pelumpuh
otot golongan non depolarisasi turunan aminosteroidal,
dengan efek utama pada post junctional dan
selektivitas yang tinggi pada reseptor neuromuscular
junction.Untuk operasi, digunakan 3 kombinasi, yaitu
Narkosis (kehilangan kesadaran), analgesia
(mengurangi rasa sakit) dan relaksasi otot yang dikenal
dengan “The triad of anesthesia” obat pelumpuh otot
bukan merupakan obat anastesi, tetapi membantu
pelaksanaan anestesi umum, antara lain memudahkan
tindakan laringoskopi dan intubasi trakea serta
memberikan relaksasi otot yang dibutuhkan dalam
pembedahan.
b. EFEK SAMPING
Sebagian besar pasien yang disuntikkan rokuronium
secara intravena, mengeluh rasa sakit atau nyeri
terbakar di lengan sehingga terjadi penarikan tangan
atau fleksi.
c. PENGATASAN ESO
Tramadol 50 mg secara intravena terbukti dapat
mengurangi nyeri yang terjadi karena penyuntikkan
40
rocuronium.
d. INTERAKSI OBAT
Interaksi Obat
Amikasin, clindamicin, gentamicin, lincomycin,
netilmicin, piperacilin, tobramycin: meningkatkan efek
muscle relaxant. Colistimethate: Colistimethate dapat
mengikat neuromuscular.
e. DOSIS ROCURONIUM
Tracheal intubation: 0,6 mg/kg; Rapid sequence
intubation: 0,6-1,2 mg/kg; Continous infusion: 10-12
mcg/kg/min.
41
18. ANTI TROMBOTIK
a. ANTI TROMBOTIK
Penggunaan obat anti trombotik bertujuan
mempengaruhi proses trombosis atau mempengaruhi
pembentukan bekuan darah (clot) intravaskular, yang
melibatkan platelet dan fibrin. Obat anti platelet bekerja
mencegah perlekatan (adesi) platelet dengan dinding
pembuluh darah yang cedera atau dengan platelet
lainnya, yang merupakan langkah awal terbentuknya
trombus. Obat anti koagulan mencegah pembentukan
fibrin yang merupakan bahan esensial untuk
pembentukan trombus. Obat trombolitik mempercepat
degradasi fibrin dan fibrinogen oleh plasmin sehingga
membantu larutnya bekuan darah.
c. EFEK SAMPING
1) Pendarahan organ dan jaringan.
2) Mual dan muntah.
3) Syok Anafilaksis.
4) Sakit Kepala.
5) Urtikaria.
d. PENANGANAN INTERAKSI OBAT.
1) Mengubah waktu pemberian (obat tidak diberikan
bersamaan)
2) Mengubah dosis.
3) Melakukan pemantauan terapetik obat, mengukur
kadar obat dalam tubuh saat terjadi interaksi.
4) Melakukan pemantauan efek samping.
5) Menghentikan sementara salah satu obat.
6) Mengubah obat dengan obat yang berbeda di kelas
yang sama yang tidak berinteraksi atau
interaksinya tidak signifikan.
43
19. Heparin IV
a. HEPARIN
Heparin merupakan bahan alami yang diisolasi dari
mukosa intestinum porcine atau dari paru-paru sapi.
Obat bekerja sebagai anti koagulan dengan
mempotensiasi kerja anti trombin III (AT-III)
membentuk kompleks yang berafinitas lebih besar dari
AT-III sendiri, terhadap beberapa faktor pembekuan
darah, termasuk trombin, faktor IIa, IXa, Xa, XIa,dan
XIla. Oleh karena itu heparin mempercepat inaktifasi
faktor pembekuan darah.
b. FARMAKOKINETIK :
1) Mula kerja : segera pada pemberian IV, 20-60
menit setelah pemberian SK
2) Kadar puncak dalam plasma: 2 – 4 jam setelah
pemberian SK
3) Waktu paruh : 30-180 menit.
4) Bioavailabilitas : karena tidak diabsorbsi di saluran
cerna, harus diberikan secara parenteral.
5) Metabolisme : terutama di hati dan sistem
retikuloendotelial (SRE) ; bisa juga di ginjal.
6) Ekskresi : secara primer diekskresi oleh hati.
d. INDIKASI :
Dosis rendah untuk pencegahan stroke atau
komplikasi tromboembolik. Profilaksis trombosis
serebral pada evolving stroke (masih diteliti).
e. KONTRAINDIKASI :
Hipersensitif terhadap heparin, trombositopeni berat,
perdarahan yang tidak terkontrol.
f. INTERAKSI OBAT :
Antikoagulan oral, aspirin, dextran, fenilbutazon,
ibuprofen, indometasin, dipiridamol,
hidroksiklorokuin, digitalis, tetrasiklin, nikotin, anti
histamin, nitrogliserin.
g. EFEK SAMPING :
Perdarahan, iritasi lokal, eritema, nyeri ringan,
hematom, ulserasi, menggigil, demam, urtikaria,
asma, rhinitis, lakrimasi, sakit kepala, mual,
muntah,reaksi anafilaksis, trombositopeni, infark
miokard, emboli paru, stroke, priapismus, gatal dan
rasa terbakar, nekrosis kulit, gangren pada tungkai.
Penggunaan 15.000 U atau lebih setiap hari selama
lebih dari 6 bulan dapat menyebabkan osteoporosis
dan fraktur spontan.
h. DOSIS :
Dosis rendah dianjurkan untuk pencegahan stroke
dan profilaksis evolving stroke. Pada pemberian
secara SK dimulai dengan 5000 U lalu 5000 U tiap 8-
12 jam sampai 7 hari atau sampai penderita sudah
dapat dimobilisasi (mana yang lebih lama). Bila diberi
IV, sebaiknya didrips dalam larutan Dekstrose 5%
atau NaCI fisiologis dengan dosis inisial 800 U/jam.
Hindari pemberian dengan bolus. Sesuaikan dosis
berdasarkan basil aPTT (sekitar 1,5 kali nilai normal).
45
Pada anak dimulai dengan 50 U/kgBB IV bolus
dengan dosis pemeliharaan sebesar 100
U/kgBB/4jam perdrips atau 20.000 U/m2/24 jam
dengan infus.
i. MONITORING:
Nilai APTT dimonitor ketat agar berkisar 1,5 kali nilai
kontrol.
20. WARFARIN
a. WARFARIN
Warfarin merupakan obat yang memiliki efek
antikoagulan atau disebut juga sebagai pengencer
darah.
b. KEGUNAAN
Warfarin biasa digunakan untuk mencegah serangan
jantung, stroke, dan gumpalan darah dalam pembuluh
darah.
c. ATURAN PAKAI
Anak:0,05-0,34 mg/kg/hari
Dewasa:Awali dengan dosis 5-10 mg/hari, dosis
pemeliharaan biasanya 2-10 mg setiap hari. Dosis
awal yang lebih rendah diperlukan pasien dengan
gangguan fungsi hati, gizi buruk, gagal jantung dan
pasien lanjut usia, 2-5 mg diminum 1 kali sehari.
d. EFEK SAMPING:
1) Pendarahan
2) Demam
3) Nyeri.
4) Sakit kepala.
5) Pusing.
46
6) Mual.
7) Muntah.
8) Kram perut.
9) Diare
e. INTERAKSI
1) Obat yang meningkatkan efek/toksisitas
warfarin:asetaminofen, allopurinol, amiodaron,
antifungi, sefalosporin, simetidin.
2) Obat yang menurunkan efek warfarin:agen anti
tiroid, barbiturat, karbamazepin, griseofulvin,
hormon kontrasepsi dan sulfasalazin.]
f. PERINGATAN:
1) Hindari penggunaan alkohol dan makanan yang
mengandung vitamin K seperti sayuran hijau,
brokoli, bayam, buncis dan teh hijau karena dapat
menurunkan efektifitas warfarin.
2) Hindari pada kehamilan, karena dapat
menyebabkan kecacatan semasa lahir.
3) Waspadai efek samping warfarin karena dapat
menimbulkan pendarahan serius.
4) Ceklah darah secara teratur.
5) Minumlah obat pada waktu yang sama setiap.
g. PENYIMPANAN
1) Simpan pada tempat kedap udara
2) Jauhkan dari kelembapan
3) Hindari paparan sinar matahari langsung
4) Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
47
21. MORFINA INJEKSI
a. MORFINA
Morfina adalah alkaloida derivate fenatren yang
bekerja sebagai analgetik, narkotik, digunakan untuk
meredakan atau menghilangkan rasa nyeri.Pemberian
obat secara subkutan mempermudah masuknya obat
ke dalam jaringan-jaringan tubuh.Obat sebagian
diekskresikan melalui ginjal.
b. ATURAN PAKAI :
Hanya untuk orang dewasa, umumnya ;
1) Subkutan 1-2 kali sehari : 1 ampul.
2) Dosis maksimum sekali : 1 ampul.
3) Dosis maksimum sehari : 2 ampul.
c. EFEK SAMPING
1) Dapat menyebabkan ketergantungan, depresi,
penurunan tekanan darah, mual, muntah, mulut
kering, gangguan akomodasi/fotopobia,
konstipasi,paralysis pernafasan.
2) Mengantuk, kebingungan, berkeringat,muka
kemerahan, vertigo, bradikardi,palpitasi, hypotensi
orthostetik, hypotermi, kegelisahan, perubahan
mood dan miosis, kadang dapat timbul urtikaria,
pruritus, kontak dermatis.
3) Pada penyuntikan dapat timbul rasa sakit dan
iritasi.
48
4) Pada dosis tinggi morfin dapat menyebabkan
gangguan pernafasan dan hipotensi dengan
gangguan peredaran darah dan memperdalam
koma. Kematian dapat disebabkan karena
kegagalan pernafasan.
d. KONTRA INDIKASI
1) Depresi pernafasan, terutama dalam hal sianosis
dan sekresi bronkus yang berlebihan dan pada
masa pemulihan setelah operasi saluran empedu.
2) Alkoholisme akut, kejang-kejang, delirium tremens.
3) Penderita asma bronchiale dan payah jantung
sebagai akibat dari penyakit paru-paru kronis.
4) Hati-hati dalam hal miksedema karena toleransi
sangat buruk.
b. INDIKASI.
Untuk meringankan rasa nyeri sedang sampai berat
yang tidak responsive terhadap analgetik non-narkotik.
c. DOSIS.
1) Dewasa ; 25-100 mg setiap 3-4 jam.
2) Anak-anak ; 0,5-2 mg/kg berat badan intramuskuler
setiap 3-4 jam.
3) Dosis harus disesuaikan degan berat ringannya
rasa nyeri dan respon penderita. Bila prerlu dosis
50
dikurangi pada penderita usia lajut, penderita
kerusakan fungsi ginjal atau fungsi hati.
e. EFEK SAMPING.
1) Seperti analgesic opoid lainnya,depresi respirasi
adalah resiko utama pada terapi pethidin dapat
menyebabkan pusing, mual,berkeringat dingin,
perasaan mulut kering.
2) Obat suntik kadang-kadang meyebabkan
54
penurunan tekanan darah.
3) Kepala terasa ringan,sedasi, disorientasi,
pandangan kabur, hakusinasi, psikosis, euphoria,
disphoria, lemah, delirium, insomnia, kegelisahan,
hiperaktifitas atau agitasi, konvulsi atau tremor,
mengantuk, vertigo, gerakan otot tidak
terkoordinasi, gangguan visual miosis, depresi,
midriasis.
f. KONTRA INDIKASI.
1) Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat
“Incipient hepatic encephalopathy”.
2) Depresi pernafasan, atau penderita yang
mempunyai gangguan kemampuan pengosongan
respirasi,misalnya emphysema parah, bronchitis
kronis parah, kyphoscloliosis, asma bronchial akut,
penyakit kronis saluran pernafasan.
3) Alkoholisme akut, kejang-kejang delirium tremens.
4) Penderita asma bronkhiale dan payah jantung
sebagai akibat dari penyakit paru-paru kronik.
5) Hati-hati dalam hal miksedema karena toleransi
sangat buruk.
6) Hipersensitifitas terhadap pethidin.
7) Penderita yang menggunakan MAOls (termasuk
55
selegiline) dalam jangka waktu 14 hari sebelumnya.
8) Kondisi kejang seperti pada status epilepticus,
tetanus dan keracunan strychnine, yang
disebabkan oleh efek stimulant pethidin pada spinal
cordata. Pethidin juga tidak dapat digunakan pada
pre-eclampsia atau eclampsia.
9) Arutmia cardiac, terutama takhikardia
supraventrikuler, cor pulmone. Pethidin mempunyai
efek vagolitik yang dapat menyebabkan kenaikan
kecepatan respon ventricular.
10) Asidosis diabetic, jika ada resiko terjadinya koma.
11) Cedera kepala: meningkatkan tekanan intracranial
(dapat menimbulkan masalah monitoring dan
diagnostic, juga hipercapnia yang berhubungan
dengan depresi respirasi yang dapat meningkatkan
tekanan intracranial.
g. CARA PENYIMPANAN.
Simpan pada suhu dibawah 30ºC, serta terlindung dari
matahari.
56