Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanaman obat merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai obat, baik yang
sengaja di tanam maupun tanaman yang tumbuh secara liar. Tanaman tersebut
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk diramu dan disajikan sebagai obat guna
menyembuhkan penyakit. Penggunaan suatu jenis tanaman sebagai obat herbal
merupakan suatu alternatif yang dilakukan oleh masyarakat untuk mendapatkan
pengobatan. Tanaman herbal yang diduga memiliki potensi untuk menyembuhkan
berbagai macam penyakit terlebih dahulu harus melewati beberapa tahap sebelum
akhirnya dapat dijadikan suatu sediaan obat.
Penggunaan suatu jenis tanaman sebagai obat herbal merupakan suatu alternative
yang dilakukan oleh masyarakat untuk mendapatkan pengobatan. Tananman herbal yang
diduga memiliki potensi untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit terlebih
dahulun harus melewati beberapa tahap sebelum akhirnya dapat dijadikan suatu sediaan
obat. Sesuai dengan Permenkes No. 760/Menkes/Per/IX/1992, yang membahas tentang
obat tradisional dan fitofarmaka, maka setiap bahan alam yang akan digunakan sebagai
sumber obat, harus melewati beberapa pengujian sehingga dapat memenuhi syarat yang
telah ditentukan dan aman untuk dikonsumsi masyarakat luas.
Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional adalah
Sambiloto (Andrographis peniculata Nees). Sambiloto ialah tumbuhan semusim yang
termasuk dalam family Acanthaceae. Sambiloto ialah herba tegak, tumbuh secara alami
di daerah dataran rendah hingga ketinggian ± 1600 mdpl. Sambiloto tergolong tanaman
terna (perdu) yang tumbuh diberbagai habitat, seperti pinggiran sawah, kebun, atau hutan.
Komponen utama sambiloto adalah diterpenoide lactones(androgrophoide) yang berguna
sebagai bahan obat. Disamping itu, daun sambiloto mengandung saponin, flavonoid,
alkaloid dan tanin. Kandungan kimia lain yang terdapat pada daun dan batang adalah
laktone, panikulin, kalmegin, dan hablur kuning yang memiliki rasa pahit. Secara
tradisional sambiloto telah dipergunakan untuk pengobatan akibat gigitan ular atau
serangga, demam, disentri, rematik, tuberculosis, infeksi pencernaan, dan lain-lain.

1
2

Sambiloto juga dimanfaatkan untuk antimikroba, anti sesak nafas, dan untuk
memperbaiki fungsi hati (yusron et al,2005).
Penggunaan tanaman sambiloto dapat digunakan sebagai obat yang diakibatkan
oleh jamur. Penyakit yang disebabkan oleh jamur masih banyak dijumpai di Indonesia
karena mempunyai iklim hujan tropis menyebabkan tingkat kelembaban udara yang
tinggi (RH-80%) dengan suhu rata-rata 28-33o C. Penyakit yang disebabkan oleh jamur
sering terjadi di Indonesia salah satunya adalah Dermatofitosis. Dermatofitosis adalah
penyakit yang disebabkan oleh kolonisasi jamur dermatofit yang menyerang jaringan
yang mengandung keratin seperti stratum korenium kulit, rambut dan kuku pada manusia
dan hewan.salah satu penyebab dermatofitosis adalah trichophyton rubrum.Trichophyton
rubrum merupakan fungi parasit yang memiliki kemampuan untuk menyerang struktur
keratin(rambut,kulit, dan kuku), menyebabkan infeksi superfisisal yang disebut
dermatophytes, seperti Tinea capitis, Tinea corporis, Tinea inguinalis, muanus Tinea,
Tinea unguim dan Tinea pedis (buman,2001). Selain itu, Trychophyton rubrum juga
menyebabkan lebih infeksi seperti kerions, abses dan granuloma (Raposo,2011). Spesies
terbanyak yang menjadi penyebab dermatofitosis di Indonesia menurut penelitian yang
dilakukan di Surabaya pada 2006-2007 ditemukan spesies terbanyak yang berhasil
dikultur adalah M. audiouinii(14,6%), T.rubrum(12,2%), dan T.mentagrophytes(7.3%).
Kandungan zat aktif yang terdapat dalam daun sambiloto adalah Komponen
utama sambiloto adalah diterpenoide lactones(androgrophoide) yang berguna sebagai
bahan obat. Disamping itu, daun sambiloto mengandung saponin, flavonoid, alkaloid dan
tanin. .Saponin yang terdapat dalam lengkuas berfungsi sebagai system pertahanan
tanaman dari serangan fungi sedangkan flavonoid berfungsi untuk mengganggu
intregritas membrane sel dan alkaloid berfungsi merusak senyawa lipofilik(Khusnul et
al.,2017).
Berdasrkan hasil penelitian Indriyanti tahun 2015 yang dilakukan dengan ekstrak
etanol sambiloto memiliki antijamur terhadap jamur uji Malassezia sp dan Candida
albicans. Nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) dari ekstrak etanol daun sambiloto
pada jamur uji Malassezia sp. Pada konsentrasi 0.4% sedangkan untuk jamur uji Candida
albicans pada konsentrasi 0,3%. Dari uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul Pengaruh Ekstrak Metanol Daun Sambiloto (Andrographis

2
3

peniculata Nees) Terhadap Zona Hambat Jamur Trichophyton rubrum Metode


Difusi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat Pengaruh Ekstrak
Metanol Daun Sambiloto (Andrographis peniculata Nees) Terhadap Zona Hambat Jamur
Trichophyton rubrum Metode Difusi..

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis Pengaruh Ekstrak Metanol
Daun Sambiloto (Andrographis peniculata Nees) Terhadap Zona Hambat Jamur
Trichophyton rubrum Metode Difusi.
2. Tujuan Khusus
a. Pengaruh Ekstrak Metanol Daun Sambiloto (Andrographis peniculata Nees)
Terhadap Zona Hambat Jamur Trichophyton rubrum Metode Difusi.
b. Mengetahui nilai Resisten Intermediet Sensitive (RIS).
c. Menganalisis pengaruh konsentrasi ekstrak metanol daun sambiloto terhadap
jamur Trichophyton rubrum.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Memberi pengetahuan dan wawasan bagi penulis tentang Pengaruh Ekstrak
Metanol Daun Sambiloto (Andrographis peniculata Nees) Terhadap Zona Hambat Jamur
Trichophyton rubrum Metode Difusi..
2. Bagi Institusi dan Instansi Terkait
Sebagai dasar atau titik tolak untuk melakukan penelitian selanjutnya serta
menjadi sumber informasi tentang pemanfaatan Daun Sambiloto (Andrographis
peniculata Nees) dalam ilmu kesehatan, khususnya dalam bidang mikologi.
3. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa ekstrak metanol Daun
Sambiloto (Andrographis peniculata Nees) dapat menjadi obat alternatif untuk
pengobatan penyakit yang disebabkan oleh jamur Trichophyton rubrum.

3
4

E. Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu untuk melihat Pengaruh Ekstrak Metanol
Daun Sambiloto (Andrographis peniculata Nees) Terhadap Zona Hambat Jamur
Trichophyton rubrum Metode Difusi.

Anda mungkin juga menyukai

  • QC Dapus
    QC Dapus
    Dokumen15 halaman
    QC Dapus
    Nadzar Canggih Hendro
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 9
    Lampiran 9
    Dokumen5 halaman
    Lampiran 9
    Nadzar Canggih Hendro
    Belum ada peringkat
  • Vibrio SP 9
    Vibrio SP 9
    Dokumen30 halaman
    Vibrio SP 9
    Nadzar Canggih Hendro
    Belum ada peringkat
  • Vibrio SP 9
    Vibrio SP 9
    Dokumen30 halaman
    Vibrio SP 9
    Nadzar Canggih Hendro
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen17 halaman
    Cover
    Nadzar Canggih Hendro
    Belum ada peringkat