Anda di halaman 1dari 9

PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PROSES PERAKITAN DI

DEPARTEMEN ASSEMBLING PT. BERKAT MANUNGGAL JAYA

Paskarina Samosir, Bambang Purwanggono

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro


JL. Prof. Soedarto, SH, Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50239

Abstrak

PT. BMJ merupakan perusahaan yang memproduksi (merakit) genset dengan merk sendiri BMGS
dan juga sebagai distribusi genset dengan merk MGS. PT. BMJ. Dalam mencapai dan mempertahankan
kinerja perusahaan telah menerapkan sertifikat kualitas yaitu sertifikat ISO 9001. Namun yang terjadi saat ini
bahwa pada Assembling Department masih terdapat inefisiensi kerja yang mengakibatkan pemborosan waktu
proses perakitan. Selain itu pada tahun 2014 terjadi repair (perbaikan) produk sebesar 12%. Hal tersebut
disebabkan oleh pembagian tugas yang kurang tepat, prosedur kerja yang tidak jelas, kurangnya pengawasan
dan tanggung jawab oleh seluruh bagian yang terlibat dalam proses perakitan genset di Assembling
Department. Dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut maka akan dilakukan penyusunan SOP untuk
peningkatan efisiensi kerja.
Hasil penelitian yang dilakukan maka SOP yang disusun sebanyak 7 SOP yakni, SOP Persiapan
Tenaga Kerja dan Peralatan, Permintaan Material, Permintaan Panel Listrik, Assembling Silent Genset 20
KVA, dan Assembling Open Genset 1740 KVA, Inspeksi Open Genset1740 KVA, Finishing Product Open
Genset 1740 KVA. Sedangkan dari yang ketujuh SOP terdapat 5 usulan perbaikan SOP yaitu, perubahan
prosedur persiapan tenaga kerja dan peralatan dengan menghilangkan proses peminjaman peralatan,
perubahan prosedur permintaan material dengan melakukan pemeriksaan material di gudang, perbaikan
prosedur permintaan panel melalui departemen electrical, melibatkan departemen fabrikasi dalam proses
assembling open genset dan assembling silent genset.

Kata Kunci: PT. Berkat Manunggal Jaya, Standard Operating Procedure (SOP), ISO 9001

1. Pendahuluan hal. Klausul 1.1). Keuntungan penerapan ISO ini


PT. Berkat Manunggal Jaya merupakan adalah mengurangi biaya, mengurangi waste
perusahaan yang bergerak dibidang usaha (waktu dan material), meningkatkan kepercayaan
perdagangan mesin Generator Set (genset) dan dan kepuaasan pelanggan melalui jaminan mutu
jasa yang sudah berdiri sejak tahun 2002. PT. yang terorganisasi dan sistematik, meningkatkan
BMJ merupakan perusahaan yang memproduksi kesadaran mutu falam perusahaan dengan tetap
(merakit) genset dengan merk sendiri BMGS dan menjaga standar yang ada (Zeng and Tian, 2005).
juga sebagai distribusi genset dengan merk MGS. Proses perakitan generator set (genset) dari
Salah satu sasaran mutu yang ingin dicapai PT. komponen-komponen bahan baku dan bahan
BMJ adalah memperkuat merk sendiri BMGS penolong dilakukan pada bagian produksi
dipasar lokal dan global (Dokumen Quality Assembling Department. Kelancaran proses
Manual). PT. BMJ dalam mencapai dan perakitan untuk menyelesaikan produk yang
mempertahankan kinerja perusahaan telah sesuai dengan sasaran mutu didukung oleh sebuah
menerapkan sertifikat kualitas yaitu sertifikat ISO standar mengenai alur proses kerja yang
9001. umumnya disebut SOP. SOP merupakan
ISO 9001 merupakan standar internasional kumpulan instruksi kerja yang
yang menetapkan persyaratan sistem manajemen mendokumentasikan aktivitas rutin/ berulang yang
mutu dimana suatu organisasi perlu menunjukkan dilakukan organisasi (United States Enviromental
kemampuannya untuk menyediakan secara Protection Agency, 2007).
konsisten produk yang memenuhi persyaratan Terdapat beberapa aspek alasan untuk
pelanggan dan peraturan yang berlaku (ISO pembaharuan SOP dilihat dari aspek
9001:2008 Quality Management System, 2008, ketidakefisienan prosedur kerja saat ini.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah merancang SOP bagi pelaksana proses perakitan.
dilakukan bahwa prosedur persiapan material dan Perbaikan SOP yang akan disusun tidak
komponen lainnya seperti engine, radiator, menyimpang dari standar ISO 9001:2008.
generator dan lainnya masih belum efisien. Dalam
SOP Assembling Preparation tertulis bahwa 2. Metodologi Penelitian
material diambil dari gudang akan dibawa ke Teknik pengumpulan data yang dilakukan
Assembling Department dan kepala supervisor dalam penelitian ini adalah dengan observasi dan
Assembling Department akan melakukan wawancara. Observasi yang dilakukan adalah
pemerikasaan. Jika material tidak sesuai dengan mengobservasi dokumen-dokumen yang ada,
drawing maka kepala supervisor Assembling untuk selanjutnya dievaluasi, sedangkan
Department akan mengembalikan ke gudang. wawancara dilakukan langsung ke assembling
Padahal jarak area Assembling Department dan department serta pihak-pihak yang terlibat dalam
gudang tidak cukup dekat. Sehingga bila prosedur proses perakitan.
itu diterapkan dan dijalankan akan mengakibatkan
pemborosan waktu dan tenaga. 2.1 Identifikasi Pelaku yang Terlibat dalam
Permasalah lain yang terjadi yaitu pada Sistem
tahun 2014 Assembling Department mengalami Berdasarkan pengamatan dan wawancara
repair (perbaikan) produk paling tinggi yaitu yang telah dilakukan, dapat diketahui stakeholder
sebanyak 12 %. Berdasarkan hasil wawancara yang terlibat dan dapat digolongkan menjadi dua
dengan kepala Assembling Department, tingginya yaitu stakeholder internal dan stakeholder
repair yang terjadi dikarenakan operator eksternal. Stakeholder internal terdiri dari semua
assembling yang kurang terampil dan bagian didepartemen assembling (kepala
berpengalaman dalam melakukan seluruh proses departemen, kepala supervisor, supervisor, dan
perakitan. Seperti pada proses pengelasan support operator). Stakeholder eksternal terdiri dari semua
pipa, operator assembling department melakukan bagian departemen yang berada diluar departemen
pengelasan sendiri. Padahal seluruh operator assembling namun masih dalam satu devisi
belum ada yang memiliki keterampilan khusus (departemen fabrikasi, machinery, electrical,
untuk pengelasan. Sehingga saat sudah terjadi logistic, procurement, PPIC, maintenance), dan
kesalahan, assembling department baru meminta pelanggn.
bantuan kepada departemen fabrikasi untuk
melakukan perbaikan. Oleh karena itu prosedur 2.2 Identifikasi Proses Bisnis Produksi
perkitan saat kurang optimal karena menimbulkan Genset
kerugian yang menyebabkan waktu proses Identifikasi proses bisnis perakitan
menjadi lama dan biaya produksi yang cukup didepartemen assembling akan memberikan
besar. Selain itu prosedur pemeriksaan dan gambaran skema proses internal dan eksternal
pengendalian poduk yang tidak jelas akan yang digunakan untuk menjelaskan mengenai
berdampak pada proses selanjutnya dan produk ruang lingkup kegiatan proses perakitan yang
yang akan dihasilkan. terdapat pada perusahaan. Sehingga dapat
Berdasarkan permasalahan tersebut maka menggambarkan kebutuhan prosedur perakitan
perlu adanya perbaikan prosedur perakitan di yang harus dibuat.
Assembling Department PT. BMJ. Assembling
Department dituntut untuk merancang Standard 2.3 Identifikasi Penyusunan SOP
Operating Procedure (SOP) yang jelas dan Pengumpulan data untuk penyusunan SOP
lengkap. Hadiwiyono dan Panjaitan (2003) juga di assembling department dilaksanakan melalui
merancang SOP Departemen HR dengan tujuan studi literatur dan studi lapangan. Data yang
untuk melakukan perbaikan berkelanjutan pada dibutuhkan untuk membuat SOP diantaranya
pelayanan HR untuk mengakomodasi kebutuhan adalah informasi mengenai proses bisnis yang
karyawan demi tercapainya peningkatan mutu. terjadi, alur proses produksi atau tahapan yang
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian dilakukan untuk merakit genset, perosedur
ini adalah memberikan usulan perbaikan prosedur pelaksana, waktu pelaksana, dan pihak-pihak yang
perakitan di Assembling Department dan terkait maupun yang bertanggung jawab.
Berdasarkan proses bisnis untuk perakitan 1. Penomoran SOP disesuaikan dengan aturan
genset di assembling department, maka disusun yang ada pada departemen assembling PT. BMJ.
sebanyak 7 SOP. Rincian SOP terlihat pada table

Tabel 1.Daftar SOP yang disusun


Nomor SOP Judul SOP
SOP/ BP/F.4/01 Prosedur Persiapan Tenaga Kerja dan Peralatan
SOP/ BP/F.4/01 Prosedur Permintaan Material
SOP/ BP/F.4/03 Prosedur Permintaan Panel Listrik
SOP/ BP/F.4/04 Prosedur Assembling Silent Genset 20 KVA
SOP/ BP/F.4/05 Prosedur Assembling Open Genset 1740 KVA
SOP/ BP/F.4/06 Prosedur Inspeksi Open Genset 1740 KVA
SOP/ BP/F.4/07 Prosedur Finishing Open Genset1740 KVA

3. Hasil dan Pembahasan disimpan di gudang, sehingga departemen


3.1 Analisis Prosedur Masing-masing SOP assembling melakukan prosedur permintaan
3.1.1 Prosedur Persiapan Tenaga Kerja dan material melalui gudang. Komponen yang sudah
Peralatan disimpan digudang seharusnya sudah memiliki
Prosedur Persiapan Tenaga Kerja dan kualitas yang baik. Namun kenyaataannya saat ini
Peralatan adalah proses awal yang dilakukan departemen assembling masih sering menemukan
untuk mempersiapkan tenaga kerja dan peralatan komponen yang tidak sesuai. Selain itu material
untuk proses produksi perakitan di departemen yang dibutuhkan pada saat produksi sering
assembling. Proses yang berjalan saat ini bahwa mengalami keterlambatan pengiriman. Sehingga
didalam prosedur ini bahwa terdapat proses pada saat material sudah berada di gudang,
peminjaman peralatan kepada departemen departemen QA-QC tidak lagi memeriksa
maintenance. Setiap melakukan proses produksi, material. Oleh karenaitu sebelum melakukan
departemen assembling akan melakukan perakitan, departemen assembling memeriksa
permintaan peminjaman peralatan-peralatan kecil kembali material/ komponen. Namun sistem yang
seperti obeng, tang, alat ukur, dan lain-lain berjalan saat ini masih tidak efisien, karena
Diberikan usulan untuk memperbaiki dan pemeriksaan dilakukan di area departemen
memperlancar proses produksi dengan assembling. Apabila material tidak sesuai maka
menghilangkan proses peminjaman peralatan. material akan dikembalikan lagi ke gudang.
Sebaiknya departemen assembling menyediakan Sehingga usulan perbaikan prosedur adalah
peralatan sendiri. Karena peralatan yang dengan melakukan pemeriksaan material di
dibutuhkan utnuk perakitan tidak bernilai tinggi. gudang. Setelah departemen logistik
Proses peminjaman peralatan tersebut merupakan mempersiapkan material/ komponen, departemen
pemborosan waktu produksi. Sehingga dengan assembling melakukan pemeriksaan material yaitu
usulan yang diberikan akan mengurangi waktu kelengkapan dan kesesuaian material. Komponen
prosedur persiapan tenaga kerja dan peralatan yang telah sesuai akan dibawa ke departemen
yaitu sebanyak 60 menit. Selain itu dengan assembling sedangkan komponen yang tidak
memiliki peralatan sendiri proses perakitan dapat sesuai tetap berada digudang. Dengan adanya
berjalan dengan baik dan lancar. perbaikan prosedur ini dapat menghindari
pembororsan waktu proses produksi didepartemen
3.1.2 Prosedur Permintaan Material assembling dan efisiensi tenaga kerja didalam
Permintaan material ini merupakan persiapan material dari gudang.
permintaan bahan atau komponen dari luar
produksi seperti engine, generator, radiator, panel
dan lain-lain. Seluruh komponen material
3.1.3 Prosedur Permintaan Panel Listrik departemen assembling masih sering mengalami
Panel Listrik merupakan salah satu kesalahan produk. Kesalahan yang terjadi
komponen perakitan genset didepartemen disebabkan oleh seluruh tenaga kerja yang ada
assembling. Panel listrik yang berupa rangkaian didepartemen assembling belum memiliki
listrik dirakit oleh departemen electrical. Prosedur kemampuan dalam melakukan seluruh proses
Permintaan panel listrik yang terjadi saat ini perakitan khususnya proses pengelasan.
adalah terjadi dua kali mutasi/ perpindahan panel Kemampuan yang dimiliki tenaga kerja hanya
listrik. Perpindahan barang dilakukan antara sebatas pekerjaan manual dengan menggunakan
departemen electrical ke gudang kemudian dari tangan. Apabila produk sudah tidak sesuai,
gudang ke departemen assembling. Sedangkan departemen assembling akan menghubungi
untuk perpindahan panel listrik ke gudang juga departemen fabrikasi untuk melakukan perbaikan.
harus melewati departemen assembling. Karena departemen fabrikasi merupakan
Oleh karena itu sebaiknnya prosedur departemen yang sebagian besar tugasnya
permintaan panel listrik oleh departemen melakukan proses pengelasan.
assembling dilakukan langsung oleh departemen Berdasarkan permasalahan-permasalahan
electrical. Departemen assembling akan yang terjadi, usulan yang diberikan adalah dengan
mengajukan permintaan panel listrik ke gudang. melibatkan departemen fabrikasi dan departemen
Kemudian departemen logistik mempersiapkan machinery untuk proses perakitan di departemen
material dengan melihat kartu stock, apakah panel assembling. Proses pengelasan sebaiknya
listrik telah tersedia atau tidak. Apabila panel dilakukan oleh departemen fabrikasi dan proses
tidak tersedia, departemen logistik memberikan pemasangan container tetap dilakukan oleh
informasi kepada PPIC. Apabila panel telah departemen machinery. Namun kedua proses
tersedia, departemen logistik memberitahui tersebut dilakukan di departemen assembling
kepada departemen electrical untuk untuk menghilangkan waktu pemindahan barang.
mempersiapkan material. Kemudian operator
departemen electrical akan membawa panel listrik 3.1.5 Prosedur Assembling Open Genset 1740
ke departemen assembling. Kedua departemen KVA
akan melakukan serah terima form mutasi barang. Prosedur assembling open genset dan silent
Form tersebut akan diberikan kepada departemen genset hampir seluruhnya memiliki kesamaan.
logistik. Adanya usulan prosedur permintaan Namun Proses yang membedakan adalah proses
panel listrik untuk pengadaan panel listrik di perakitan container. Assembling opent genset
departemen assembling akan mengurangi waktu tidak memiliki container. Oleh karena itu didalam
transfer/ pemindahan material. Selain itu juga SOP ini tidak ada prosedur perakitan container
dapat mngurangi aktivitas mutasi barang. Usulan yang dilakukan di area departemen mechinery.
prosedur ini juga dapat diterapkan untuk Proses perakitan open genset ini saat ini
permintaan material lain yang diproduksi oleh PT. seluruhnya dilakukan didepartemen assembling.
BMJ. Sama halnya dengan prosedur assembling
open genset, usulan yang diberikan adalah
3.1.4 Prosedur Assembling Silent Genset 20 dengan melibatkan departemen fabrikasi.
KVA Prosedur ini menambahkan permintaan operator
Assembling silent genset 20 KVA kepada departemen fabrikasi untuk proses
merupakan salah satu jenis produk genset yang pengelasan. Karena didalam perakitan silent
dihasilkan oleh PT. BMJ. Assembling silent genset genset juga melakukan proses pengelasan support
ini dilakukan di departemen assembling. Prosedur pipa radiator. Usulan yang diberikan akan lebih
yang dilakukan saat ini masih kurang efisien efisien karena proses pengelasan dilakukan oleh
karena terjadi waktu transfer yang berulang pada tenaga kerja yang terampil. Sehingga dapat
saat proses pemasangan container di departemen mencegah terjadinya produk cacat atau produk
machinery. Dimana dalam proses pemasangan tidak sesuai. Selain itu juga waktu untuk proses
container pemborosan waktu transfer genset yaitu pengelasan dan proses pemasangan panel dapat
sebanyak 60 menit. Permasalah lain dari proses dilakukan secara bersamaan. Karena kedua proses
perakitan yang dilakukan saat ini adalah dilakukan oleh operator dengan departemen yang
berbeda. Oleh karena itu waktu proses produksi finishing product merupakan proses painting dan
dapat berkurang sebanyak 4 jam. delivery inspeksi. Prosedur yang dilakukan untuk
proses finishing melibatkan beberapa pihak luar.
3.1.6 Prosedur Inspeksi Open Genset 1740 Sehingga dibutuhkan alur proses yang jelas untuk
KVA menginformasikan kegiatan. Prosedur yang
Prosedur inspeksi dilakukan oleh berjalan saat ini sudah sesuai dengan tugas dan
departemen QA-QC. Setelah proses inspeksi tanggung jawab masing-masing. Proses finishing
internal dilakukan, departemen assembling product ini diawali dengan mengajukan
mengajukan permintaan inspeksi genset kepada permintaan painting oleh kepala departemen
departemen QA-QC. Proses inspeksi yang assembling kepada kepala departemen machinery.
dilakukan didepartemen assembling terdiri dari 2 Kepala departemen machinery akan mengririm 2-
yaitu test run dan test lood. Prosedur ini diawali 3 operator ke area departemen assembling.
dengan kepala departemen mengajukan Kemudian melakukan proses painting selama
permintaan inspeksi kepada departemen QA-QC. waktu yang telah ditentukan oleh departemen
Staf QA-QC mempersiapkan peralatan untuk assembling. Setelah proses painting selesai,
proses inspeksi. Proses inspeksi yang pertama supervisor departemen assembling akan
dilakukan adalah test run. Setelah pengujian/ test memeriksa apakah produk sudah sesuai atau tidak.
run berhasil staf QA-QC membuat laporan hasil Kemudian membuat laporan hasil painting oleh
pengujian. Selanjutnya staf QA-QC departemen machinery untuk diberikan kepada
memperisapkan proses test load. Proses test load departemen assembling dan departemen QA-QC.
terdiri dari 2 yaitu secara internal dan eksternal. Prosedur selanjutnya kepala departemen
Proses test load internal hanya dilakukan oleh mengajukan permintaan delivery insepksi.
staff QA-QC sedangkan eksternal melibatkan Prosedur ini merupakan proses pemeriksaan
pelanggan untuk ikut serta melihat proses test keseluruhan barang sebelum dikirim ke gudang.
load. Setelah kedua test bahsil, supervisor testing Prooses pemeriksaan dilakukan oleh departemen
membuat laporan hasil pengujian dan membuat QA-QC. Setelah pemeriksaan berhasil dan produk
sertifikat untuk diserahkan kepada pelanggan. sudah sesuai dengan permintaan pelanggan,
Prosedur yang dilakukan saat ini sudah berjalan produk akan dikirim dan dibawa ke gudang.
dengan baik. Didalam prosedur ini juga terdapat Kepala departemen assembling dan kepala
proses pemberian laporan hasil inspeksi kepada departemen logistic melakukan serah terima
departemen assembling. Laporan ini sebagai mutasi barang. Departemen assembling
dokumen untuk pertanggung jawaban proses menyimpan semua laporan hasil produksi sebagai
produksi. Keberhasilan dan kegagalan produk data untuk departemen PPIC.
sangat ditentukan oleh proses perakitan yang
dilakukan oleh departemen assembling. Oleh 3.2 Pembahasan Konten SOP
karena itu departemen assembling perlu menerima 3.2.1 Tampilan Header SOP
laporan hasil produksi sebagai bahan pertanggung Tahapan penyusunan halaman deskripsi
jawaban dan evaluasi kerja SOP terdiri dari 2 tampilan, yang pertama adalah
3.1.7 Prosedur Finishing Product 1740 KVA tampilan judul dan identitas SOP dan yang kedua
Finishing product merupakan proses akhir tampilan isi SOP.
yang dilakukan di assembling department. Proses
Assembling Department, Manufacturing Division No. Dok SOP/BP/F.4/01
Tgl 1 Okt 2015
Standard Operating Procedures (SOP)
Hal 1 dari 8
Persiapan Tenaga Kerja dan Peralatan
Rev 02
Gambar 1. Tampilan Header SOP

Pada header terdapat informasi mengenai halaman) untuk dapat menjamin pengendalian
identitas SOP dan informasi perubahan SOP. dokumen apabila sewaktu-waktu dokumen hilang.
Identitas SOP diletakkan di header (setiap Informasi pada header tersebut yaitu, instansi
Perusahaan, jenis dan judul SOP, nomor kronologi dari tiap revisi untuk SOP yang sama,
dokumen, tanggal dokumen, halaman dokumen, tanggung jawab pihak-pihak yang beerkaitan
revisi, dan lain-lain. dengan SOP serta wewenngnya untuk prosedur
yang terkait, daftar dokumen dengan prosedur
3.2.2 Halaman Deskripsi SOP administrasi didalam SOP, istilah dengan
Pada halaman ini menginformasikan singkatan yang merupakan daftar penjelasan
beberapa hal yaitu tujuan penulisan SOP, ruang istilah-istilah dan singkatan yang digunakan
lingkup SOP, referensi dalam memahami SOP, didalam SOP terkiat.
pengertian tentang SOP yang terkait, uraian
1. Tujuan SOP ini bertujuan untuk mendeskripsikan prosedur pengerjaan perakitan
open genset 1740 KVA mulai dari komponen material menjadi barang
jadi yang sesuai standart produksi dan waktu produksi.
2. Ruang SOP ini berisi prosedur pelaksanaan perakitan generating set (Genset)
Lingkup tanpa container (box). SOP ini belaku pada departemen assembling,
fabrikasi, dan panel di PT. Berkat Manunggal Jaya.
3. Referensi 1. SOP Assembling High Speed Rev. 0 Tgl 01-04-2014.
2. Job Dscription Assembling Equipment.
4. Pengertian Open Genset 1740 KVA merupakan salah satu produk generating set
(Genset) yang dihasilkan pada PT. Berkat Manunggal Jaya.
5. Tanggung 1. Departemen assembling
Jawab A. Kepala Supervisor Lapangan
a. Melakukan pengawasan dan membantu dalam proses:
perakitan baseframe dan oil drain, pemasangan engine couple
generator, pemasangan filter udara, pemasangan radiator dan
instalasi pipa, pemasangan Panel.
6. Dokumen 1. Dokumen Hasil Inspeksi
yang 2. Form permintaan operator fabrikasi
Terkait
7. Istilah Job Dscription (deskripsi pekerjaan) adalah pernyataan tertulis yang
menjelaskan mengepa pekerjaan ada, apa yang dilakukan pemegang
pekerjaan sebenarnya, bagaimana mereka mealakukannya dan kondisi
apa pekerjaan itu dilakukan.
Generating Sets (Genset) adalah sebuah pearngkat yang berfungsi
menghasilkan daya listrik yang didalamnya dilengkapi dengan engine dan
generator.
Gambar 2. Tampilan Halaman Deskripsi SOP

3.2.3 Diagram Alir SOP yang bertanggung jawab dalam prosedur. Dalam
Diagram alir SOP yang dibuat pada pembuatan diagram alir juga mencantumkan
masing-masing SOP adalah cross functional keterangan mengenai arti simbol-simbol yang
flowchart. Diagram yang menjelaskan alur digunakan dalam prosedur. Keterangan mengenai
prosedur beserta pihak-pihak yang terkait atau arti simbol-simbol dapat dilihat pada gambar 3.
KEETERANGAN

Proses Data

Dokumen Operasi/ Manual

Keputusan Mulai/ Selesai

Aliran Informasi/ proses Aliran Informasi/ Proses


datu arah Dua Arah

Gambar 3. Tampilan Keterangan Simbol Pada Diagram Alir SOP

Format tampilan pada gambar 3 digunakan pada 3.2.4 Uraian Prosedur


seluruh rancangan SOP. Namun yang Uraian prosedur berfungsi untuk
membedakan adalah jumlah prosedur dalam menjelaskan secara rinci prosedur pada diagram
diagram. Penentuan jumlah prosedur pada setiap alir. Jumlah langkah disesuaikan dengan jumlah
SOP bergantung pada aktivitas dalam setiap dan urutan prosedur pada diagram alir di masing-
proses. masing SOP. Tampilan uraian prosedur dapat
dilihat pada gambar 4.
Penanggung
9. Prosedur Langkah Prosesur
Jewab
Mulai
1.0 Staff Departemen PPIC membuat dan
Staff
menyerahkan SPK (Surat Perintah Produksi),
Departemen
LOM (List of Material) dan Drawing kepada
PPIC
departemen assembling.
2.0 Kepala departemen assembling menerima SPK,
Kepala
LOM, dan Drawing dari departemen PPIC.
Departemen
Ketiga dokumen tersebut digunakan sebagi
Assembling
panduan dalam melakukan proses produksi.
3.0 Kepala departemen assembling mempersiapkan Kepala
tenaga kerja untuk porses produksi perakitan Departemen
sesuai dengan SPK. Assembling
Gambar 4. Tampilan Urain Prosedur Dalam SOP

3.2.5 Pengendalian Dokumen yang disusun di assembling department, maka


disusun lembar persetujuan dihalaman akhir di
Sebuah dokumen mutu harus memiliki tiap SOP yang berisi lembar pengesahan. Lembar
pengendalian, seperti tertuang didalam Sistem pengesahan menunjukkan keabsahan dokumen
Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Salah satu pada waktu tertentu. Penandatanganan dokumen
bentuk pengendalian tersebut dengan adanya ini dilakukan oleh pihak berwenang.
identifikasi keabsahan dokumen mutu. Untuk SOP
LEMBAR PERSETUJUAN

Tanda Tangan Tanggal


Disiapkan dan
Diperiksa Oleh
Burhan Nasrul
Supv. Departemen
Assembling
Disetujui Oleh

Subawi

Kepala Departemen
Assembling

Gambar 5. Lembar Persetujuam SOP


Selain itu untuk menjaga keaslian dokumen dari bentuk-bentuk penduplikasian
dokumen, sebagai bentuk pengendalian dokumen dokumen tanpa otoritas. Keterangan ini dapat
tiap halaman SOP, pada footer diberikan dilihat pada gambar 4.
keterangan keabsahan dokumen yang menjaga

Catatan; Dokumen ini adalah dokumen Asli jika tulisan ini berwarna merah

Gambar 6. Keterangan Pengendalian Dokumen

Pengendalian ini akan menjadi pihak pihak di Assembling departemnt dan pihak yang
yang menyimpan dokumen asli dan terlibat dalam SOP memiliki pedoman proses
bertanggungjawab dalam pelaksaan pengendalian produksi untuk melaksanakan pekerjaan yang
dokumen seperti tertulis dalam Kalusal 4.2.3 ISO menjadi tanggung jawab masing-masing.
9001:2008. Penetepan waktu maksimal yang diatur dalam
SOP dilakukan dengan proses wawancara
3.2 Metode Penetapan Waktu langsung dengan pihak yang terkait di PT. BMJ
Setelah semua SOP selesai dirancang, yang telah memiliki pengalaman pada proses
langkah selanjutnya yang dilakukan adalah perakitan yaitu kepala departemen assembling
menambahkan batas waktu maksimal untuk setiap department. Sehingga ditetapkan batas waktu
proses didalam SOP. Hal ini bertujuan agar setiap maksimal untuk setiap SOP seprti pada tabel 5.2

Tabel 2. Penetapan Waktu Maksimal untuk Setiap SOP


No SOP Batas Waktu Maksimal
1 Prosedur Persiapan Tenaga Kerja dan Peralatan 3 Jam
2 Prosedur Permintaan Material 1 Jam
3 Prosedur Permintaan Panel Listrik 0.5 Jam
4 Prosedur Assembling Silent Genset 20 KVA 10 Jam
5 Prosedur Assembling Open Genset 1740 KVA 22 Jam
6 Prosedur Insepksi Open Genset 1740 KVA 6 Jam
7 Prosedur Finishing Open Genset 1740 KVA 9 Jam
4 Kesimpulan departemen fabrikasi sehingga
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di mencegah terjadinya kesalahan produk
PT. Berkat Manunggal Jaya yaitu departemen dan mengurangi waktu proses
assembling dapat disimpulkan bahwa: perakitan sebanyak 4 jam.
1. Dari serangkaian proses bisnis yang
dilakukan oleh departemen assembling pada
proses perakitan genset didapatkan 16 Daftar Pustaka
tahapan proses kegiatan, maka dirancang
sebanyak 7 SOP yang mengatur semua FEMA/USFA. (1999). Developing Effective
proses bisnis tersebut. SOP terdiri dari Standart Operating Procedures fir Fire &
Persiapan Tenaga Kerja dan Peralatan, EMA Departments. United States Fire
Permintaan Material, Permintaan Panel Admininistration and the Federal
Listrik, Assembling Silent Genset 20 KVA, Emergency Management Agency.
Assembling Open Gensset 1740 KVA, Hadiwiyono, P. S., dan Togar W.S. Panjaitan.
Inspeksi Open Genset 1740 KVA, dan (2013). Perancangan Standar Operating
Finishing Open Genset 1740 KVA. Procedure (SOP) Departemen Human
2. Berdasarkan analisis SOP, terdapat usulan Resources (HR) Di PT. X. Jurnal Titra,
perbaikan yang dirancang guna Vo.1, No.2, pp. 227-232
meningkatkan efektifikas dan efisiesni Sari, P. D., Aries Susanty dan Anggit Ari
proses kerja. Usulan yang dibuat Wibowo. (2015). Perancangan Sistem
diantaranya: Dokumentasi Mutu Berdasarkan ISO
a. Prosedur Persiapan Tenaga Kerja dan 9001:2008 Di PT. Degepharm Semarang.
Peralatan dengan menghilangkan Seminar Nasional IENACO. ISSN: 2337-
proses peminjaman peralatan. 4349.
b. Prosedur Permintaan Material, Setiawati, W. (2015). Penyusunan Standard
sebaiknya pemeriksaan material Operating Procedures (SOP) Pada PT
dilakukan di gudang, Sketsa Cipta Graha Di Surabaya. Jurnal
c. Prosedur Permintaan Panel Listrik Agrora, Vol. 3, No 1.
sebaiknya dilakukan melalui Stup, R. 200. Standart Operating Procedure: A
departemen electrical untuk Writing Guide, Dairy Alliance. Penn
mengurangi waktu dan aktivitas mutasi State University.
barang. United States Enviromentas Protection Agency.
d. Prosedur Assembling Silent Genset 20 (2007). Guidance for Preapring
KVA sebaiknya melibatkan Standard Operating Procedures (SOPs).
departemen fabrikasi dan machinery Washingthon.
sehingga mencegah terjadinya keslahan Zeng, S., and Tian. P. (2005). Implementing
produk dan mengurangi waktu proses Integration of ISO 9001 and Iso 14001
perakitan sebanyak 1 jam. for Construction, Managerial Auditing
e. Prosedur Assembling Open Genset Journal, Vol 20 Xo.4,pp.394-407
1740 KVA sebaiknya melibatkan

Anda mungkin juga menyukai