Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 18090218710036
MAPEL : KIMIA
KI-4:Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
3.15 Mengelompokkan berbagai tipe 3.15.1 Mampu menjelaskan sifat-sifat koloid
sistem koloid, menjelaskan sifat- dan penerapannya dalam kehidupan
sifat koloid dan penerapannya sehari-hari
dalam kehidupan sehari-hari
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Problem based learnig (PBL) dengan menggali informasi
dari berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah informasi, diharapkan
siswa terlibat aktif selama proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu,
teliti dalam melakukan pengamatan dan bertanggung jawab dalam menyampaikan
pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik serta dapat Mengelompokkan
berbagai tipe sistem koloid, menjelaskan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan membuat makanan atau produk lain yang berupa koloid atau
melibatkan prinsip koloid.
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian koloid
2. Jenis-jenis koloid
3. Sifat-sifat koloid
4. Koloid dalam industri
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
F. Media Pembelajaran
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
lembar penilaian
Laptop & infocus
G. Sumber Belajar :
1. Sudarmo,Unggul.2014.Kimia:Untuk SMA/MA Kelas XI,Kelompok Peminatan Matematika dan
Ilmu Alam. Jakarta:Erlangga
2. Hidayat,Riandi dkk.2014.Kimia 2A. SMA kelas XI. Jakarta: Yudhistira
3. Utami, Budi dkk. 2009. Kimia 2: Untuk SMA/MA Kelas XI, Program Ilmu Alam. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
H. Kegiatan Pembelajaran
Langkah- Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
- Guru mengucapkan salam pembuka, menanyakan kabar siswa
- Guru menciptakan suasana religius dengan menunjuk ketua kelas 10 menit
untuk memimpin do’a
- Guru memeriksa kehadiran siswa
- Sebelum mempersiapkan pembelajaran, Guru memberikan
apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang materi koloid
sebelumnya
Kegiatan Inti
Tahap I : Orientasi siswa kepada masalah 70 menit
- Guru memberikan motivasi kepada siswa melalui fenomena
terkait sifat koloid adsorpsi
- Siswa mengamati video tentang sifat koloid adsorpsi
(mengamati)
- Siswa terlibat aktif dan bertanya mengenai fenomena yang
ditampilkan oleh guru
Pertanyaan :
Siswa : “Mengapa serbuk tawas bisa menjernihkan air lumpur
Bu? Bagaimana prinsipnya ?”(menanya)
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
- Guru menjelaskan tentang materi sifat koloid adsorpsi
Tahap II : Mengorganisasi siswa untuk belajar
- Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, dimana
satu kelompok terdiri dari 3-4 orang
- Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) kepada setiap
kelompok
- Guru menjelaskan fenomena dalam kehidupan sehari-hari
terkait materi sifat koloid adsorpsi yang terdapat pada lembar
kerja siswa (LKS)
- Guru meminta siswa melakukan percobaan sesuai dengan
LKS yang telah dibagikan untuk memecahkan masalah
fenomena terkait materi sifat koloid tersebut
Tahap III : Membimbing penyelidikan individu maupun
kelompok
- Guru membimbing siswa untuk menentukan rumusan masalah
dan hipotesis
- Guru membimbing siswa untuk melakukan percobaan yang
terdapat pada lembar kerja siswa (LKS) tentang sifat koloid
adsorpsi
- Siswa melakukan percobaan terkait sifat koloid adsorpsi
sesuai dengan langkah-langkah percobaan yang terdapat
dalam LKS (mengumpulkan data)
- Guru meminta siswa untuk menuliskan rumusan masalah,
hipotesis, variabel kontrol, variabel bebas, dan variabel
manipulasi melalui pertanyaan yang terdapat pada LKS
- Guru membimbing siswa untuk mengamati percobaan yang
dilakukan
Tahap IV : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
- Guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi mengenai percobaan yang telah dilakukan di
depan kelas (mengkomunikasi)
- Guru membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil
diskusi terkait percobaan yang telah dilakukan
- Siswa mempresentasikan hasil diskusi terkait percobaan yang
telah dilakukan di depan kelas
- Guru meminta kelompok lain untuk memperhatikan presentasi
hasil diskusi dari kelompok yang presentasi di depan
- Siswa mencermati hasil diskusi dari kelompok yang presentasi
di depan dan membandingkan dengan hasil diskusi dari
kelompoknya sendiri
- Guru meminta siswa menganalisis hasil percobaan dan
menghubungkan dengan materi yang terkait melalui
pertanyaan yang terdapat pada LKS (mengasosiasi)
- Guru membimbing siswa untuk melakukan diskusi kelas (
antar kelompok)
- Guru memberikan kesempatan kepada beberapa siswa dari
kelompok lain untuk bertanya atau menyampaikan pendapat
- Guru mengecek jawaban siswa
- Guru memberikan umpan balik kepada siswa
Tahap V : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
- Guru meminta siswa memaparkan kembali proses dan hasil
percobaan yang telah dilakukan
- Guru menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan
siswa sesuai dengan materi yang terkait sifat koloid adsorpsi
Penutup
- Guru menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari materi 10 menit
pada pertemuan selanjtnya
- Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam penutup
4. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD nya belum
tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal),
atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan apabila setelah 2 kali tes remedial belum
mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis
kembali.
5. Pengayaan
a. Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
- Siwa yang mencapai nilai n(ketuntasan) n n(maksimum) diberikan materi
masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
- Siwa yang mencapai nilai n n(maksimum) diberikan materi melebihi cakupan
KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
KOLOID
Tercampurnya zat secara merata disebut dispersi. Ada tiga jenis sistem dispersi, yaitu:
(a) larutan, (b) koloid, (c) suspensi.
SISTEM DISPERSI
Larutan Suspensi
Koloid
Contoh Larutan : larutan gula,larutan garam, spiritus, alkohol 70%, larutan cuka, air
laut, udara bersih,dan bensin.
Contoh Koloid : sabun, susu, santan, jelli, selai, mentega, dan mayonaise.
Contoh Suspensi : air sungai yang keruh, campuran air dengan pasir, campuran kopi
dengan air, dan campuran minyak dengan air.
B. JENIS-JENIS KOLOID
Penggolongan koloid didasarkan pada fase terdispersi dan fase pendispersinya.
Contoh :
Pembentukan delta pada muara
Contoh : sungai; pengolahan karet; proses Contoh :
Penentuan muatan suatu penjernihan air; penggumpalan Proses kerja ginjal
partikel koloid; darah; dan lain-lain membersihkan darah;
pengurangan zat- zat Proses pencucian darah
pencemaran udara yang oleh alat hemodializer.
dikeluarkan dari
cerobong asap pabrik
1. Efek Tyndall
Efek tyndall adalah penghamburan cahaya oleh koloid, peristiwa dimana jalannya
sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan sinar ke
segala arah. Apabila larutan dan koloid disinari, maka akan terjadi fenomena yang
berbeda. Larutan akan meneruskan cahaya(transparan), sedangkan
koloidmenghamburkannya.Oleh karena itu, berkas cahaya yang melalui koloid dapat
diamati dari arah samping walaupun partikel koloidnya sendiri tidak tampak. Jika
partikel terdispersinya juga kelihatan, maka sistem itu berupa suspense.Penggunaan efek
tyndall adalah untuk membedakan larutan sejati dari koloid.
Contoh efek tyndall dalam kehidupan sehari-hari :
Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut
Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap atau berdebu
Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang
berkabut
Indahnya warna langit jika dilihat dari bumi
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak zig-zag partikel koloid. Gerak Brown menunjukkan
kebenaran teori kinetik molekul yang menyatakan bahwa molekul dalam zat cair senantiasa
bergerak. Gerak Brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul
medium terhadap partikel koloid. Makin tinggi suhu, makin cepat Gerak Brown karena
energi kinetik molekul medium meningkat, sehingga akan menghasilkan tumbukan yang
lebih kuat.Gerak Brown merupakan salah satu yang menstabilkan koloid. Oleh karena
bergerak terus menerus maka partikel koloid dapat mengimbangi gaya gravitasi, sehingga
tidak mengalami sedimentasi.
3. Muatan Koloid
Partikel-partikel koloid merupakan partikel bermuatan listrik. Macam- macamnya sebagai
berikut :
A. Elektroforesis
Elektroforesis adalah pergerakkan partikel koloid karena medan listrik. Elektroforesis
dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid. Apabila ke dalam sistem
koloid diberikan dua batang elektrode kemudian diberi arus searah, maka koloid
bermuatan negatif akan bergerak ke anode(elektrode positif), sedangkan koloid
bermuatan positif bergerak ke katode(elektrode negatif ).
Contoh Elektroforesis dalam kehidupan sehari-hari :
Koloid As2S3 yang bermuatan negatif terkumpul pada elektrode positif
Penentuan muatan suatu partikel koloid
Pengurangan zat-zat pencemar udara yang dikeluarkan dari cerobong asap pabrik
Penyaringan debu pabrik
B. Adsorpsi
Adsorpsi adalah penyerapan ion atau muatan listrik dan molekul netral pada permukaan
partikel koloid. Jika penyerapannya sampai ke dalam permukaan(pori).
Contoh Adsorpsi :
Sol Fe(OH)3 dalam air mengadsorpsi ion positif sehingga bermuatan positif, sedangkan
sol As2S3 mengadsorpsi ion negatif sehingga bermuatan negatif.
Sifat Adsorpsi dari koloid digunakan dalam berbagai proses seperti :
Pemutihan gula tebu : zat warna dalam gula diadsorpsi dengan melarutkan gula
dalam air, kemudian dialirkan melalui tanah diatom dan arang tulang.
Pembuatan obat norit : norit yang masuk ke dalam usus membentuk koloid dan
dapat mengadsorpsi gas atau racun
Penjernihan air : aluminium sulfat dalam air akan terhidrolisis membentuk koloid
Al(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat warna atau zat pencemar dalam air
Penghilangan bau badan : pada roll-on digunakan koloid Al-Stearat
Proses pewarnaan kain
Penyerapan air oleh kapur tulis
Adsorpsi adalah penyerapan(dipermukaan)
Absorpsi adalah penyerapan(sampai ke dalam)
Adsorpsi
Absorpsi
C. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid
Koloid dapat mengalami koagulasi dengan cara :
1). Mekanik : pemanasan, pendinginan, dan pengadukan cepat
2). Kimia : penambahan elektrolit(asam,basa atau garam)
Contoh: Susu + Sirup asam menggumpal
Mencampur Fe(OH)3 yang bermuatan positif dengan As2S3 yang bermuatan negatif.
Pada proses koagulasi koloid bermuatan negatif akan menarik ion positif(kation),
sedangkan koloid bermuatan positif akan menarik ion negatif(anion), sehingga
membentuk selubung lapisan kedua. Bila selubung lapisan kedua itu terlalu dekat,
maka selubung itu akan menetralkan muatan koloid, sehingga terjadi Koagulasi.
Makin besar muatan ion makin kuat daya tarik-menariknya dengan partikel koloid,
sehingga makin cepat terjadi koagulasi.
Contoh Koagulasi dalam kehidupan sehari-hari :
Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam formiat
Perebusan telur : telur mentah merupakan sistem koloid, dan jika direbus akan
terjadi koagulasi sehingga telur menggumpal
Asap atau debu dari pabrik atau industri digumpalkan dengan alat koagulasi
listrik dari Cottrel(alat yang berujung logam dan bermuatan pada tegangan tinggi)
Pembuatan Yogurt : susu(emulsi) difermentasi sehingga asam laktat menjadi
menggumpal dan berasa asam
Pembentukan delta sungai dari hasil pencampuran air sungai yang mengandung
koloid tanah liat dengan elektrolit dari air laut
Penggumpalan darah
Lumpur koloidal dalam sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan sel
tanah liat dalam air sungai biasanya bermuatan negatif, sehingga akan
digumpalkan oleh ion Al3+ dari tawas(aluminium sulfat)
4. Koloid Pelindung
Koloid Pelindung digunakan untuk menstabilkan koloid lain.
Koloid Pelindung akan membungkus partikel zat terdispersi sehingga tidak dapat lagi
mengelompok.
Contoh Koloid Pelindung dalam kehidupan sehari-hari :
Penambahan gelatin pada pembuatan es krim untuk mencegah pembentukan kristal
besar es atau gula
Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid pelindung
Zat pengemulsi, seperti sabun dan detergen
Penambahan kasein pada susu, kasein digunakan untuk melindungi partikel-partikel
minyak atau lemak dalam medium cair.
5. Dialisis
Dialisis adalah proses penghilangan ion pengganggu kestabilan sistem koloid.
Sistem Koloid dimasukkan ke dalam suatu kantong koloid yang semipermeabel(selaput yang
dapat melewatkan partikel-partikel kecil seperti ion atau molekul sederhana, tetapi
menahan koloid), lalu kantong itu dimasukkan ke dalam bejana berisi air mengalir.
Contoh Proses Dialisis :
Pemisahan hasil metabolisme dari darah oleh ginjal. Jaringan
ginjal(semipermeabel) melewatkan urea tetapi menahan butir-butir darah(koloid)
Proses kerja ginjal membersihkan darah
Proses pencucian darah oleh alat hemodializer
Pemisahan ion Sianida dari tepung tapioca
A. TEORI DASAR
Arang tempurung kelapa adalah produk yang diperoleh dari pembakaran tidak sempurna
terhadap tempurung kelapa. Arang dapat diolah lebih lanjut menjadi arang aktif, Arang aktif
dapat dibuat dari arang tempurung dengan pemanasan pada suhu 600-2000oC pada tekanan
tinggi. Pada kondisi ini akan terbentuk rekahan-rekahan (rongga) sangat halus dengan jumlah
sangat banyak, sehingga luas permukaan arang menjadi sangat besar. Maka karbon aktif
banyak digunakan untuk penyaringan baik air ataupun udara. Karbon aktif yang dapat
digunakan dalam daur ulang minyak goreng dapat berasal dari hasil pembakaran jerami padi,
sabut padi, dan dari batok kelapa. Yang akan digunakan dalam modul ini yaitu karbon aktif
yang berasal dari pembakaran tempurung kelapa. Arang mempunyai pori yang sangat banyak
sehingga dapat menyerap berbagai kotoran. Dengan demikian arang atau karbon aktif banyak
digunakan dalam penyaringan atau penjernihan baik air ataupun yang lainnya.
C. LANGKAH KERJA
1) Ukurlah 100 ml minyak goreng bekas dengan menggunakan gelas ukuR
2) Masukkan 100 ml minyak goreng ke dalam gelas kaca
3) Hancurkan arang tempurung kelapa
4) Masukkan satu sendok makan bubuk arang tempurung kelapa ke dalam gelas kaca yang
sudah diisi 100 ml minyak goreng bekas
5) Aduk dengan menggunakan sendok atau batang pengaduK
6) Tutup gelas yang sudah berisi campuran minyak goreng dengan arang tempurung kelapa
menggunakan pisin
7) Diamkan selama 24 jam
8) Saring campuran minyak arang tempurung kelapa.
D. PERMASALAHAN
1) Apakah yang dimaksud dengan adsorpsi?
2) jelaskan bagaimana cara kerja arang dala penjernihan minyak jelantah!
3) jelaskan perbedaan yang terjadi terhadap minyak jelantah setelah diberi perlakuan!