Bab Iii PDF
Bab Iii PDF
Bab Iii PDF
PERANCANGAN ALAT
Pada bab ini akan di bahas tentang perancangan sebuah alat yang meliputi
diagram blok rangkaian dan realisasi rangkaian dengan prinsip kerja dari masing-
masing blok rangkaian yang digunakan pada Perancangan Sistem Antrian Digital
Berbasis Mikrokontroler AT89S51. Diagram blok rangkaian di perlihatkan pada
Gambar 3-1.
Dari uraian diagram blok diatas , Penulis akan menguraikan cara kerja tiap-tiap
blok rangkaian adalah sebagai berikut :
a. Saklar berfungsi untuk sebagai inputan ke mikrokontroler.
b. Mikrokontroler AT89S51 berfungsi untuk mengendalikan tampilan 7-segment dan
buzzer berdasarkan sinyal masukan dari saklar yang ditekan(sebagai pemroses).
c. Tampilan 7-segment berfungsi untuk menunjukkan (output) .
d. Buzzer berfungsi sebagai indikator antrian pada saat inputan berupa saklar ditekan
(output).
27
28
Dalam hal ini cara kerja mikrokontroler AT89S51 hampir sama dengan otak
manusia, mikrokontroler akan mengendalikan seluruh rangkaian. Agar dapat
mengerjakan suatu perintah maka mikrokontroler harus diisi program dahulu.
Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1
kristal serta catu daya 5 Volt. Kristal dengan frekuensi 11,0592MHz dan dua buah
kapasitor 30 pF di pakai untuk melengkapi rangkaian oscillator.
Pembentuk clock yang menentukan kecepatan kerja mikrokontroler. Kapasitor
10µF dan resistor 10 KOhm di pakai untuk membentuk rangkaian reset dimana
rangkaian ini pada saat pertama kali catu daya di hidupkan, akan mereset rangkaian
mikrokontroler sehingga program di pastikan akan bekerja dari awal.
Prinsip kerja rangkaian reset adalah proses pengisian kapasitor yang di tunda
oleh sebuah resistor sehingga pada saat pengisian kapasitor akan terjadi proses keadaan
dari tegangan rendah (low) ke tegangan tinggi (high), keadaan inilah yang akan mereset
rangkaian mikrokontroler. Port 0 mikrokontroler AT89S51 merupakan keluaran untuk
alamat (address AD0-AD7) tidak mempunyai tahanan yang terhubung ke Vcc, seperti
pada konstruksi port-port yang lain. Pada saat port 0 di pakai sebagai port output
tegangan pada kaki P0.x tidak mungkin menjadi high (tegangan ambang), untuk
mengatasi hal ini maka harus di pasangkan tahanan ke Vcc diluar chip IC
mikrokontroler.
30
b. Buzzer
Pada alat ini buzzer berfungsi untuk indikator bunyi atau penanda apabila saklar
di tekan dan memulai antrian berikutnya. Buzzer terhubung pada port 0.7
mikrokontroler, rangkaian buzzer menggunakan transistor type C9012 (general
purpose), pada dasarnya, buzzer di hubungkan ke tegangan Vcc 5 Volt, karena adanya
transistor sebagai swicth , maka buzzer mendapatkan arus atau tidaknya tergantung dari
kondisi transistor saat itu, jika transistor ON ( karena adanya arus low pada basis,
dengan pemberian logika ‘0’), maka buzzer mendapat tegangan Vcc, namun sebaliknya
jika transistor OFF (karena adanya arus high pada basis, dengan pemberian logika ‘1’),
maka buzzer juga OFF. Tahanan 2,2 K pada kaki basis transistor berfungsi sebagai
pembatas arus yang masuk melalui basis. Skema rangkaian buzzer di pelihatkan pada
Gambar 3-6.
Sebelum membuat suatu program yang di rencanakan maka langkah awal dalam
perancangan software adalah membuat suatu diagram alur atau flowchart sebagai acuan
pembuatan listing program. Diagram alur program tersebut di perlihatkan oleh gambar 3.8
berikut ini :
2. Berikutnya adalah insialisasi Interupsi dengan mengisi TL0 (Timer 0 Low Byte)
dengan 0B8H, dan TH0 (Timer 0 High Byte) dengan 8EH, list program :
INTERRUPT :
BACA:
mov TL0,#0B8H ; memberikan nilai TL0 dengan nilai 0B8H
mov TH0,#8EH ; memberikan nilai TH0 dengan alamat 8EH
6. Data dari akumulator dikirim dan ditampilkan ke Port 0, kemudian discan secara
berulang dari P2.7 ke P2.4, dengan list program :
LOOP:
mov A,R1 ; memasukan nilai di R1 ke A
mov dptr,#ANGK ; menunjuk data pointer ke ANGK
movc A,@A+DPTR ; menjumlahkan isi data pointer dengan
akumulator
mov P0,A ; memasukan nilai a ke P0
clr P2.7 ; memberikan P2.7 dengan nilai bit 0
call delay ; memanggil subroutin delay
setb p2.7 ; memberikan bit 0 pada pin P2.7
7. Apabila R6 dan R5 sama dengan 0 maka P0.7 diberi logika 1 (non aktifkan buzzer)
kemudian baca port 1, tetapi apabila R6 dan R5 tidak sama dengan 0 maka proses
berikutnya baca port 1, dengan list program :
djnz R6,SKIP ; mengurangi satu nilai R6 jika R6 tidak
sama dengan 0 loncat ke SKIP
djnz R5,SKIP ; mengurangi satu nilai R5 jika R5 tidak sama
dengan 0 loncat ke SKIP
setb P0.7 ; memberikan pin P0.7 dengan data 1
8. Langkah berikutnya jika apakah saklar ditekan ? jika ya kemudian bunyikan buzzer
(isi P0.7 dengan logika 0) dan naikkan indeks data R2 dengan 1.
TEKAN:
cjne A,#0FEH,BALIK ; Jika A tidak sama dengan 0FEH loncat ke
Keluar
TM : jb P1.0,TM ; Loncat ke TM jika P1.1 sama dengan 1
TS : jnb P1.0,TS ; Loncat ke TS jika P1.1 tdk sama dengan 1
mov A,#tunggu
clr P0.7 ; memberikan pin P0.7 dengan data 0
UJI_TEKAN:
cjne R2,#1H,BALIK ; Jika R2 tdk sama dengan 1H loncat ke BALIK
cjne R1,#0H,BALIK ; Jika R1 tdk sama dengan 0H loncat ke BALIK
Pengiriman bit data terjadi tiap kali 1 Overflow sebanyak 32 kali , sehingga
dapat di simpulkan bahwa ;
Apabila diinginkan baudrate sebesar 9600 bps maka Timer 1 harus diatur agar
1
Over-flow setiap detik .
9600 x 32
Timer 1 Over-flow setiap kali TH1 mencapai nilai limpahan (over-flow) dengan
frekuensi sebesar fosc / 12 dalam periode 12 / fosc . Dari informasi ini akan di temukan
formula berikut ;
Spesifikasi Hardware :
1. Mikrokontroler AT89S51 dengan 4Kbyte Flash memory.
2. Memiliki hingga 32 pin jalur input/output dengan pull-up.
3. Rangkaian RC reset, tombol reset, serta brown-out detector.
4. Frekuensi osilator sebesar 11,0592 MHz.
5. Tersedia jalur komunikasi serial UART RS-232 yang telah disempurnakan, dengan
konektor RJ11
6. Tersedia port untuk pemograman secara ISP.
7. Tegangan input 9-12 VDC pada Vin dan tegangan output 5 VDC pada Vout.
Dalam modul DT51 low Cost Micro System v2.0 ini disertakan 2 perangkat
kabel yaitu kabel AT89 ISP Programmer dan kabel serial. Kabel AT89S51 ISP
Programmer digunakan sebagai sarana pemrograman ISP (In System Programing)
,sedangkan kabel serial digunakan untuk komunikasi serial mikrokontroler dengan PC.
DT-51 dapat berkomunikasi secara serial dengan PC. Kabel serial digunakan
untuk menghubungkan PC dan DT-51 melalui port serial (konektor DB9). Port serial
pada PC sering disebut COM1 dan COM2. Koneksi kabel serial dengan PC dapat
dilihat pada gambar 3.10. Konektor female DB9 dihubungkan ke salah satu Serial Port
PC dan konektor male DB9 dihubungkan ke DT-51.