2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas izin-Nya kami dapat
menyelesaikan proposal Plenary Discussion Blok 16 ini.
Tujuan dari pembuatan proposal ini adalah untuk memenuhi tugas yang telah diberikan dan
juga sebagai pertimbangan kelompok yang akan mempresentasekan hasil diskusinya.
Semoga proposal ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan menjadi pertimbangan
untuk di presentasekan pada plenary discussion, aamiin
PLENARY DISCUSSION...................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
ANGGOTA TUTORIAL 2 ..................................................................................................................... 4
SKENARIO ............................................................................................................................................ 5
UNFAMILIAR TERMS ......................................................................................................................... 6
PROBLEM DEFINITION ...................................................................................................................... 7
ANALYZING ......................................................................................................................................... 8
CONCLUSION ..................................................................................................................................... 31
REFERENSI ......................................................................................................................................... 32
ANGGOTA TUTORIAL 2
ANGKATAN 2013
Rizalurosidin - 20130310112
Seorang Wanita, umur 25 tahun, datang dengan sesak nafas yang memberat sejak 3 hari ini.
Sesak nafas dirasakan terutama saat pasien beraktivitas yang cukup berat, dan pasien sudah
tidak mampu berjalan jauh. Pasein juga terkadang mengalami serangan sesak nafas di malam
hari. Pasien saat ini sedang hamil 33 minggu, dan sesak nafas ini sudah sering dirasakan sejak
masuk bulan ke-5 kehamilannya. Riwayat sakit asma disangkal oleh pasien.
Pemeriksaan ekstremitas tampak kedua kaki bengkak. Pasien merasa sangat khawatir dengan
bayinya.
UNFAMILIAR TERMS
ASMA
Astma merupakan penyakit paru kronis yang mengiritasi dan menyempitkan jalan nafas. Astma
menyebabkan periode wheezing berulang, dada sesak, nafas pendek dan batuk pagi hari. Asthma
menyebabkan kekambuhan episodic wheezing, dada sesak, nafas pendek dan batuk malam atau pagi
hari. Astma dapat diderita oleh semua umur, tetapi kebanyakan diawali saat masa kanak-kanak
JVP 5+3
Jugular venous pressure (JVP) atau tekanan vena jugularis adalah tekanan sistem vena yang dapat
diamati secara tidak langsung. Pengukuran tekanan vena jugularis merupakan tindakan mengukur
besarnya jarak pertemuan dua sudut antara pulsasi vena jugularis dan sudut sternum yang berguna
untuk mengetahui tentang fungsi jantung.
Tekanan vena jugular biasanya diperiksa pada leher kanan pasien, rata-rata tekanan normal vena
jugular dinilai dari jarak vertical, diatas titik tengah atrium kanan adalah 6 – 8 cm H2O. Deviasi dari
angka normal menunjukan hipovolemik (rata-rata tekanan vena jugular <5cm H2O) atau terjadi
kelainan jantung (rata-rata tekanan vena jugular >9 cm H2O)
ICTUS CORDIS
Ictus kordis merepresentasikan pulsasi dini ventrikel kiri yang cepat pada saat denyutan ini bergerak
ke anterior ketika terjadi kontraksi dan menyentuh dinding dada.
BISING SISTOLIK
Bising jantung (cardiac murmur) timbul akibat aliran turbulen dalam bilik (dinding jantung) dan
pembuluh darah jantung, sumbatan terhadap aliran atau adanya aliran dari diameter kecil ke diameter
yang lebih besar.
Bising sistolik dianggap sebagai bising ejeksi, yaitu bising selama mid-diastolik sesudah fase awal
kontraksi isovolumetrik, atau bisa juga dianggap sebagai bising insufisiensi yang terjadi pada seluruh
sistolik. Bising yang terjadi pada seluruh sistolik disebut sebagai pansistolik atau holosistolik.
PROBLEM DEFINITION
1. Mengapa pasien merasakan sesak nafas sejak 3 hari yang lalu, terutama dirasakan saat
beraktivitas dan malam hari?
2. Mengapa pasien sesak nafas sejak bulan ke-5 kehamilannya dan kenapa pasien tidak
mampu berjalan jauh saat ini?
3. Bagaimanakah interpretasi dari pemeriksaan fisik, tanda vital, JVP, ictus cordis, dan
bising sistolik dari pasien ini?
4. Mengapa sakit yang dirasakan pasien menjalar ke lengan kiri dan kedua ekstremitas
bawahnya bengkak?
5. Apa sajakah diagnosis banding pada kasus diatas?
6. Apakah yang menjadi diagnosa kerja pada kasus diatas?
7. Bagaimanakah etiologi dan epidemiology dari diagnosa kerja?
8. Bagaimanakah patogenesis dari diagnosa kerja?
9. Apa sajakah factor resiko dan manifestasi klinis dari diagnosa kerja?
10. Bagaimanakah caranya mencegah dan mengatasi kasus diatas terutama mengelola
kehamilannya?
11. Bagaimanakah Prognosis dari kasus diatas dan apa sajakah yang dapat menjadi
komplikasinya?
ANALYZING
1. Sesak nafas pada Peripartum cardiomyopathy (PPCM), Gejalanya sama seperti pada
kondisi gangguan fungsi jantung seperti: sesak nafas, sesak nafas pada saat tidur
terlentang, pusing, dan berkurangnya kapasitas kemampuan fisik. secara medis,
penyebabnya belum diketahui secara pasti. Dicurigai akibat terdapatnya auto-antibodi
(sistem kekebalan tubuh yang terbentuk selama kehamilan) yang menyerang sel-sel
otot jantung. Faktor penyebab lain yang dicurigai juga termasuk adanya faktor genetik
dan infeksi virus Epstein Barr.
Kondisi ini bisa terjadi pada kehamilan tua atau sesudah melahirkan. Untuk
mendeteksi kondisi ini, maka apabila terdapat gejala-gejala yang disebutkan di atas,
akan dilakukan pemeriksaan rekam jantung (EKG) dan USG jantung
Faktor risiko pada disease ini meliputi obesitas, memiliki sejarah gangguan jantung
seperti miokarditis, penggunaan obat tertentu, merokok, alkoholisme, kehamilan
kembar, dan kurang gizi. Untuk itu sesak nafas ini tidak tergantung pada malam /
siang hari. Yang mempengaruhi adalah keparahannya, apabila pasien melakukan
aktivitas berat maka keraj jantung pun akan bertambah berat, maka suplai oksigen
yang banyak pun diperlukan dan dapat menyebabkan sesak nafas itu sendiri
Masalah yang sering muncul pada wanita hamil salah satunya adalah kelelahan.
Kelelahan tersebut meliputi kelelahan fisik dan psikologis. Kelelahan fisik terutama
disebabkan oleh pekerjaan rutin sehari-hari, seperti pekerjaan di kantor atau di rumah,
dan aktivitas-aktivitas lainnya. Sementara kelelahan psikologis sering disebabkan oleh
konflik akibat adanya masalah, stress, dan juga kecemasan akan kehamilannya.
Kelelahan juga dapat timbul akibat pengaruh hormone progesterone, hormone
kehamilan yang meningkat sangat cepat terutama pada masa trimester pertama
kehamilan. Selama masa ini tubuh Anda masih dalam tahapan/masa membentuk
plasenta yang sangat berguna untuk menyalurkan makanan dari ibu ke bayi.
Di sisi lain, kelelahan juga dapat terjadi pada masa trimester akhir kehamilan. Pada
periode akhir kehamilan ini kondisi kehamilan sudah semakin membesar, janin yang
dikandung pun sudah semakin berat. Keluhan ini akan membuat sering tidak bisa
tidur nyenyak di malam hari dan tidak mampu berjalan jauh. Hal ini tentu akan
menimbulkan kelelahan bagi ibu hamil.
Dyspnea selama kehamilan cukup sering ditemui, diperkirakan terjadi pada 60%
wanita hamil dengan aktifitas dan kurang dari 20% saat istirahat. Tidak seperti
dyspnea yang disebabkan oleh jantung, dyspnea pada kehamilan tidak memberat
seiring bertambahnya umur gestasi, dan tidak sampai mengganggu aktifitas sehari-
hari. Gejala-gejala yang seharusnya tidak ditemukan pada dyspnea terkait kehamilan,
dan membutuhkan penyelidikan lebih lanjut yakni, progresif orthopnea, paroxysmal
nocturnal dyspnea, hemoptysis, dan syncope. Mekanisme yang dianggap berperan
penting dalam dyspnea terkait kehamilan yakni akibat peningkatan kadar
progesterone selama kehamilan. Namun penting untuk dapat menentukan penyebab
dari dyspnea, karena bagaimanapun juga dapat mengarah ke kondisi yang berbahaya,
seperti pulmonary edema, pulmonary embolism, pneumothorax, pneumonia, atau
asma yang memberat. Wanita hamil juga dapat menderita penyakit jantung, atau
mungkin memiliki masalah hematologic yang dapat menyebabkan anemia signifikan
dan mengakibatkan dyspnea.
Berdasarkan National Institute of Health, rerata denyut jantung istirahat pada orang
dewasa yakni 60-100 kali per menit. Hal ini menunjukkan denyut jantung pasien
termasuk dalam batas normal.
Berdasarkan data pada Medscape, normal respiratory rate pada orang dewasa berada
pada rentang 16-20 kali per menit. Sehingga, dapat disimpulkan RR pasien
meningkat.
JVP 5 + 3
Tujuan pengukuran JVP adalah untuk melihat adanya distensi vena jugularis dan
memperkirakan tekanan vena sentral (CVP). Distensi vena-vena di leher dapat
memperlihatkan adanya perubahan volume dan tekanan di dalam atrium kanan.
Pengukuran tekanan jugularis biasanya dilakukan dengan mengamati sisi kanan dari
leher pasien. Batas normal atas dari JVP adalah 4 cm diatas angulus sternalis, yang
berhubungan dengan tekanan vena sentral yakni sekitar 9 cm H2O, dimana atrium
kanan berada sekitar 5 cm dibawah angulus sternalis. Sumber lain menyebutkan
bahwa normal tekanan vena jugularis yang ditentukan dari jarak vertikal diatas midpoint
atrium kanan yakni sekitar 6-8 cm H2O. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa
JVP pasien dalam batas normal.
Normalnya ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicularis kiri. Pada pasien
didapatkan ictus cordis berpindah ke sisi bawah dan lateral. Selama kehamilan,
jantung berpindah ke atas dan ke kiri, dan diasumsikan posisinya menjadi lebih
horizontal sementara apexnya berpindah menjadi lebih lateral. Perubahan posisi ini
disebabkan oleh peningkatan diafragma akibat perpindahan viscera abdominal karena
uterus yang mengembang. Selain itu, massa otot ventrikel pun meningkat, dan baik
atrium kiri maupun ventrikel kiri membesar sebanding dengan peningkatan sirkulasi
volume darah.
Bising sistolik derajat 3 punctum maksimum di apex, menjalar ke lengan kiri
Selama kehamilan, beberapa wanita dapat mengalami bising ejeksi yang terdengar
lembut pada sic 2 di kanan atau kiri sternum. Bising fisiologis tersebut terjadi karena
peningkatan volume darah dan cardiac output (CO) yang menyebabkan peningkatan
kecepatan aliran darah melalui struktur yang normal.
Namun, bising yang dialami pasien terdengar di apex yang kemudian menjalar ke
lengan kiri. Bising ini merupakan karakter bising yang disebabkan oleh regurgitasi
katup mitral. Pada bising ini akan terdengar paling keras pada apex jantung yang
kemudian menjalar ke lengan kiri. Bising ini terjadi akibat adanya gangguan yang
menyebabkan katup mitral tidak tertutup sempurna. Sehingga selama fase sistolik,
darah yang dipompa akan kembali masuk ke atrium kiri. Gerakan turbulen dari darah
yang melewati katup yang tidak tertutup sempurna akan menyebabkan timbulnya
bising.
Intensitas bising dibagi menjadi beberapa derajat. Derajat 1 menunjukkan bising yang
sangat lemah sehingga hanya dapat didengar dengan usaha khusus. Bising derajat 2
terdengar lemah, tapi tiba-tiba mengeras. Pada derajat 3, bisingnya terdengar cukup
keras (moderate), sedangkan pada derajat 4 bising terdengar sangat keras. Bising
derajat 5 terdengar sangat keras dan dapat terdengar dengan salah satu ujung stetoskop
menyentuh dinding dada. Dan pada derajat 6 bising terdengar amat keras yang dapat
didengarkan dengan stetoskop yang sedikit dilepaskan dari dinding dada.
4. Nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri berkaitan dengan masukan sensoris, setiap
daerah spesifik di tubuh yang dipersarafi oleh saraf spinalis tertentu yang disebut
dermatom. Saraf spinalis ini juga membawa serat-serat yang bercabang untu
mempersarafi organ-organ dalam, kadang-kadang nyeri yang berasal dari organ
tersebut dialihkan ke dermatom yang dipersarafi oleh saraf spinalis yang sama. Nyeri
yang seperti ini disebut nyeri alih. Nyeri yang berasal dari jantung mungkin terasa
berasal dari lengan dan bahu kiri yang mekanismenya belum diketahui secara pasti.
Diperkirakan masukan yang berasal dari jantung sama-sama menggunakan suatu jalur
yang sama ke otak dengan masukan dari ekstremitas atas kiri. Pusat persepsi yang
lebih tinggi, karena lebih terbiasa menerima masukan sensorik dari lengan kiri dari
pada jantung, mungkin menginterpretasikan masukan dari jantung berasal dari lengan
kiri.
Kaki bengkak saat hamil dapat disebabkan oleh hal normal (fisiologis) dan tidak
normal (patologis). Pada saat hamil, secara normal terjadi penumpukan mineral
natrium yang bersifat menarik air, sehingga terjadi penumpukan cairan di jaringan.
Hal ini ditambah dengan penekanan pembuluh darah besar di perut sebelah kanan
(vena kava) oleh rahim yang membesar, sehingga darah yang kembali ke jantung
berkurang dan menumpuk di tungkai bawah. Penekanan ini terjadi saat ibu berbaring
terletang atau miring ke kanan. Oleh karena itu, ibu hamil trimester ketiga disarankan
berbaring ke arah kiri.
Pembengkakan yang tidak normal dapat disebabkan oleh preeklampsia, selulitis, dan
trombosis vena dalam. Preeklampsia merupakan salah satu penyebab kaki bengkak
pada kehamilan yang diwaspadai, karena memberikan risiko tinggi kepada ibu dan
bayi. Faktor risiko menderita preeklampsia adalah penderita tekanan darah tinggi
yang kronis, usia di bawah 17 tahun atau di atas 35 tahun, riwayat keluarga
preeklampsia, diabetes, kehamilan pertama, kehamilan kembar, serta gangguan
pembuluh darah.
Tanda bahaya pada ibu dengan pembengkakan tungkai antara lain: tekanan darah di
atas 140/90 mmHg, pembengkakan salah satu tungkai yang disertai rasa hangat atau
merah, serta adanyapada kasus ini, jika kita hanya melihat tekanan darah pasien yaitu
130/80 mmhg, bisa dikatakan ini merupakan edem yang fisiologis pada ibu hamil,
tetapi dengan adanya manifestasi klinis seperti dispneu, sakit yang menjalar ke lengan
kiri, ada bisisng sistolik, bisa disebabkan edem yang terjadi dikarena kelaianan pada
jantung (peningkatan tekanan vena dll)
5. Diagnosis Banding
A. KARDIOMIOPATI
B. COR PULMONAL
Cor pulmonal didefinisikan sebagai perubahan dalam struktur dan fungsi dariventrikel kanan yang
disebabkan oleh adanya gangguan primer dari system pernapasan.Hipertensi pulmonal merupakan
factor penghubung tersering antara disfungsi paru-paru dan jantung dalam cor pulmonal.
Kelainan pada ventrikel kanan yang disebabkan oleh adanyakelainan utama pada ventrikel
kiri tidak dianggap sebagai cor pulmonal, tetapi cor pulmonaldapat berkembang dan menjadi
penyebab berbagai proses penyakit pada kardiopulmonal.Meskipun cor pulmonal seringkali
berlangsung kronis dengan progress yang lambat, onsetakut cor pulmonal dapat memburuk dengan
komplikasi yang dapat mengancam jiwa.
C. REGURGITASI MITRAL
Regurgitasi mitral pada wanita muda disamping disebabkan oleh demam rematik juga
sering disebabkan prolaps katup mitral. Dan biasanya dapat ditoleransi semasa
kehamilan karena berkurangnya resistensi vaskular sistemik. Gejala yang timbul
sering dimanifestasikan dengan mudah capek dan dispnea. Pengobatan terhadap gagal
jantung harus diberikan dan salah satu komponen terapi yang diperlukan adalah
mengurangi beban afterload. Tetapi pemberian ACE inhibitors tidak boleh digunakan
karena mempunyai pengaruh tehadap kelainan perkembangan ginjal janin. Pada
penderita dengan prolaps katup mitral, kehamilan akan menyebabkan perobahan
tekanan dan volume darah sehingga akan merobah gambaran yang terjadi pada
pemeriksaan fisik. Komplikasi seperti aritmia, endokarditis, emboli serebral dan
regurgitasi hemodinamik yang signifikan biasanya jarang terjadi dan jarang terjadi
semasa kehamilan. Pemeriksaan fisik cukup untuk menegakkan diagnosis, dan
pemeriksaan diagnostik lain seperti ekokardiogram sedikit membantu penderita.
Pemberian antibiotika profilaksis pada saat melahirkan direkomendasikan pada
penderita dengan bising jantung.
Tabel 2.1 Resiko pada lbu, Janin dan Neonatus berdasarkan klasifikasi lesi katup jantung
Resiko pada Ibu, Resiko Ibu dan Resiko Ibu tinggi Resiko Janin tinggi
Janin dan Neonatus Janin Fungsi sistolik Usia ibu <20 tahun
berdasarkan Tinggi ventrikel kiri atau > 35 tahun
klasifikasi lesi katup Stenosis aorta berat berkurang (fraksi Menggunakan terapi
jantung Resiko Ibu tanpa atau dengan ejeksi ventrikel kiri anti koagulan sampai
dan Janin simptom <40%) akhir kehamilan
rendah Regurgitasi aorta Gagal jantung Merokok semasa
Stenosis aorta dengan simptom sebelumnya kehamilan
asimtomatis dengan NYHA kelas III atau Stroke atau transient Kehamilan kembar
mean outflow IV ischemic attack
gradient ringan (<50 Stenosis mitral sebelumnya
mm Hg) dan fungsi dengan simptom
sistolik ventrikel kiri NYHA kelas III atau
normal IV Regurgitasi mitral
Regurgitasi aorta dengan simptom
dengan NYHA kelas NYHA kelas III atau
I atau II dengan IV
fungsi sistolik Kelainan aorta atau
ventrikel kiri normal mitral atau keduanya
Regurgitasi mitral dengan hipertensi
dengan NYHA kelas pulmonal berat
I atau II dengan (tekanan pulmonal >
fungsi sistolik 75% tekanan
ventrikel kiri normal sistemik)
Prolaps katup mitral Kelaianan aorta atau
tanpa regurgitasi mitral atau keduanya
mitral atau dengan dengan disfungsi
regurgitasi mitral sistolik ventrikel kiri
ringan-sedang dan (fraksi ejeksi < 0,40)
fungsi sistolik Ibu Sianosis
ventrikel kiri normal Berkurangnya status
Stenosis mitral fungsional (NYHA
ringan- sedang kelas III atau IV)
(mitral valve area >
2
1,5 cm , gradient <5
mm Hg) tanpa
hipertensi pulmonal
berat
Stenosis valvular
pulmonal ringan-
sedang
6. Diagnosa Kerja
Peripartum Cardiomyopathy
B. Epidemiology
Data epidemiologi menunjukan kenaikan secara global pada negara berkembang.
Contohnya ada di Nigeria (1% kasus), Haiti (0,33 kasus), South Africa (0.1%), serta
United States (1:3,000–4,000 kasus)
9. Apa sajakah factor resiko dan manifestasi klinis dari diagnosa kerja?
a. Manifestasi Klinis
Wanita dengan Perpartum Cardiomyopati biasanya menunkan gejala berupa:
Dyspnea
Dizziness
Nyeri dada
Batuk
Orthopnea
Paroxysmal nocturnal dyspnea
Hemoptysis
Distensi vena pada leher
Peripheral edema
Dapat juga memiliki arrhythmias, embolic, disfungsi ventrikel kiri, infark
miokardial akut.
Dapat juga memiliki indikasi gagal jantung, seperti: hypoxia, distensi vena
jugularis, S3 dan S4 gallop, hepatomegaly.
Tekanan darah biasanya normal atau menurun
Tachycardia
b. Faktor Resiko
Ibu hamil dengan usia lanjut
Kehamilan multijanin (kembar dan kembar tiga)
Preeklamsia
Ibu hamil dengan hipertensi gestasional memiliki insidensi lebih tinggi
Afrika ras Amerika
Obesitas
Ibu hamil dengan penyalah gunaan obat (kokain) dan alcohol
Merokok
Terapi tokolitik jangka panjang
10. Bagaimanakah caranya mencegah dan mengatasi kasus diatas terutama mengelola
kehamilannya?
a. PENCEGAHAN
Jika seseorang sebelumnya telah mengalami gagal jantung saat kehamilan, maka ia
disarankan untuk tidak hamil lagi.
b. PENATALAKSANAAN
11. Bagaimanakah Prognosis dari kasus diatas dan apa sajakah yang dapat menjadi
komplikasinya?
Pasien PPCM selama kehamilan memerlukan perawatan bersama spesialis jantung
dengan spesialis obstetri ginekologi. Kecuali terdapat penurunan kondisi maternal
atau fetal, tidak diperlukan terminasi kehamilan lebih awal. Persalinan darurat tanpa
memikirkan umur CDK-228/ vol. 42 no. 5, th. 2015 359 TINJAUAN PUSTAKA
gestasi, hanya dipertimbangkan pada PPCM berat dan status hemodinamik tidak
stabil. Kemungkinan terbaik untuk ibu dan anak harus didiskusikan oleh tim yang
terdiri dari kardiolog, ahli kandungan, anestesiologis, neonatologis, dan internis.
Pada dasarnya, melahirkan spontan per vaginam lebih dianjurkan untuk wanita PPCM
dengan kondisi jantung terkontrol dan fetus sehat. Sectio caesarea terencana
dianjurkan untuk wanita dalam keadaan kritis dan memerlukan terapi inotropik atau
support mekanis. Pada kala II melahirkan spontan dapat dibantu menggunakan forsep
atau vakum untuk mempersingkat waktu melahirkan dan mengurangi beban jantung.
Komplikasi kardiovaskuler selama proses melahirkan diantaranya supine hypotension,
peningkatan cardiac output, dan kehilangan darah. Cairan intravena beserta
continuous urinary catheter harus terpasang untuk mencegah overload cairan dan
edema pulmoner. Fetus harus dipantau dengan kardiotokografi . Posisi left lateral
decubitus (LLD) lebih dianjurkan untuk memastikan venous return yang memadai
dari vena cava inferior.1,2 Analgesik epidural lebih dianjurkan pada kala 1 karena
dapat menstabilisasi cardiac output. Pada sectio caesarea continuous spinal anesthesia
dan kombinasi anestesi spinal dan epidural telah dianjurkan.1,11 Kala III dalam fase
melahirkan dapat dibantu dengan pemberian oxytocin IM. Ergometrin merupakan
kontraindikasi. Setelah melahirkan, auto transfusi darah dari ekstremitas bawah dan
uterus yang berkontraksi dapat meningkatkan preload secara signifi kan, dianjurkan
pemberian furosemide iv
KEHAMILAN SELANJUTNYA
Karena sedikitnya data tentang PPCM, sulit melakukan konseling individual, tetapi
ada nya LVEF 25% pada saat terdiagnosis atau LVEF tidak kembali normal setelah
melahirkan, pasien dengan riwayat PPCM disarankan untuk tidak hamil lagi. Semua
pasien harus diberi informasi bahwa kehamilan mempunyai efek negatif terhadap
fungsi jantung, dan dapat terjadi gagal jantung yang berujung pada kematian.1
Wanita dengan riwayat PPCM harus disarankan menggunakan metode kontrasepsi
karena menghentikan kehamilan mungkin tidak dapat mencegah PPCM.15
Intrauterine device/ IUD (copper dan progesterone releasing IUD) adalah tipe yang
paling efektif dan pada jangka panjang tidak meningkatkan risiko trombo-embolisme.
Kontrasepsi yang mengandung hormon kombinasi (estrogen dan progestin - bentuk
sintetik progesteron) harus dihindari. Estrogen dapat meningkatkan risiko trombo-
embolisme dan harus dihindari, tetapi pemberian progesteron saja aman dipakai.
Metode barrier tidak disaran kan karena tingginya tingkat kegagalan. Pilihan untuk
sterilisasi dapat dipertimbangkan, seperti vasektomi, tubal ligation, dan insersi tubal
stent.
Jika ingin hamil lagi, dianjurkan menjalani tes echocardiography yang dapat disertai
dobutamin stress test. Dobutamine stress echocardiography dapat digunakan untuk
menetapkan daya kontraksi ventrikel kiri pasien yang telah sembuh dari PPCM.
Wanita yang sebelumnya mempunyai riwayat PPCM dan fungsi ventrikel kiri telah
dibuktikan kembali normal pada dobutamin stress echocardiography, mempunyai
kemungkinan 35% untuk kembali mengidap PPCM pada kehamilan berikutnya.15
Jika hasil yang didapat adalah abnormal atau tidak ter dapat perbaikan, maka
kehamilan berikut nya sangat tidak disarankan.
CONCLUSION
Gejala klasik penyakit jantung adalah : palpitasi, sesak nafas, dan nyeri dada.
Berhubung karena gejala ini juga berhubungan dengan kehamilan normal maka
perlu melakukan anamnesis yang cermat untuk menentukan apakah gejala ini
sudah tidak berhubungan dengan kehamilan normal. Bising sistolik dapat
ditemukan pada 80% wanita hamil, umumnya berhubungan dengan peningkatan
volume aorta dan arteri pulmonalis. Tipe bising ini adalah derajat 1 atau 2,
midsistolik, paling keras pada basal jantung, tidak berhubungan dengan kelainan
fisik yang lain. Pada pasien dengan bising sistolik akan terdengar pemisahan bunyi
jantung dua yang keras. Setiap bising diastolik dan bising sistolik yang lebih keras
dari derajat 3/6 atau menjalar ke daerah karotis harus dianggap sebagai patologis.
Pada wanita yang diduga mengalami kelainan jantung maka perlu dilakukan
evaluasi yang cermat terhadap denyut vena jugularis, sianosis pada daerah perifer,
clubbing dan ronki paru.
http://www.nhs.uk/
www.uptodate.com
www.medscape.com
http://m.medicastore.com
http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/asthma
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK300/
http://m.medicastore.com
https://www.academia.edu/4356164/Manajemen_Anestesi_pada_Pasien_Kardiomiop
ati_Peripartum
http://www.scribd.com/doc/121434402/Pemeriksaan-JVP#scribd
http://www.ukrida.ac.id/download/Patofisiologi-dan-Patogenesis-Kardiomiopati.pdf
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/More/Cardiomyopathy/Peripartum-
Cardiomyopathy-PPCM_UCM_476261_Article.jsp
http://circ.ahajournals.org/content/127/20/e622.long
http://emedicine.medscape.com/article/153153-overview
https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000188.htm
https://www.academia.edu/4356164/Manajemen_Anestesi_pada_Pasien_Kardiomiop
ati_Peripartum
http://www.kalbemed.com/Portals/6/11_228Penatalaksanaan%20Kardiomiopati%20Peripart
um.pdf
JNC 7
Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. 3rd edition.
1990