Anda di halaman 1dari 14

SKh-1.7.

30

PERBAIKAN DAN PERKUATAN STRUKTUR BETON DENGAN FRP


PERKUATAN STRUKTUR BETON DENGAN STEEL PLATE BONDING
PERKUATAN STRUKTUR JEMBATAN DENGAN EKSTERNAL STRESSING

SKh-1.7.30.1. UMUM
1) Uraian
a) Pekerjaan ini mencakup pekerjaan perbaikan/ perkuatan struktur beton dengan
penambahan gelagar baja, serat fibre (FRP - Fiber reinforced polymer composite) atau
penambahan kabel eksternal untuk menambah kekuatan pada pelat lantai, gelagar beton
bertulang atau beton pratekan jembatan, serta meningkatkan kapasitas struktur beton
jembatan dengan mengacu pada perancangan/desain.
b) Lingkup pekerjaan ini mungkin terkait pada pekerjaan perbaikan retak atau perbaikan
dimensi yang sesuai dengan seksi SKh-1.7.27 dan Seksi SKh-1.7.28.
2. Pekerjaan ini terkait dengan seksi…….

2) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 07-1051-1989 : Kawat baja karbon tinggi untuk konstruksi beton prategang
SNI 07-1154-1989 : Kawat baja tanpa lapisan bebas tegangan untuk konstruksi beton,
jalinan tujuh
SNI 07-1155-1989 : Kawat baja tanpa lapisan bebas tegangan untuk konstruksi beton

AASHTO :
AASHTO M 275M-00 : Uncoated High-Strength Steel Bar for prestressed Concrete
AASHTO M 103M-04 : Steel Casting, Carbon, for General Application
AASHTO M270-07 : Structural Steel fot Bridges
AASHTO M164M-06 : High strength bolts for structural steel joints

ACI:
ACI 440.2R-08 : Guide for the design and construction of externally bonded FRP
System for Strengthening concrete Structure.

ASTM:
ASTM A 416 : Grade 270 Low Relaxation, Seven Wires Strand
ASTM C482-81 : shear bond strength of composite FRP on concrete
ASTM C581 : Long term environmental durability performance
ASTM D2563 : Visual defect
ASTM D 3039 : Ultimate tensile strength of composite FRP in the primary
direction elongation of composite FRP, tensile modulus based on
cross section area of primary FRP
ASTM D4065 : Glass transition temperature
ASTM E662 : Specific optical density of smoke generated on unprotected
composite
ASTM E1142-15 : Standard Terminology Relating to Thermophysical Properties
British Standard (BS):
BS 476-7:1997 : Fire tests on building materials and structures. Method of test to
determine the classification of the surface spread of flame of
products
BS 6920-1 & 2: 2014 : Suitability of non-metallic materials and products for use in contact
with water intended for human consumption with regard to their
effect on the quality of the water.

The International Conference of Building Officials (ICBO):


ICBO AC 125 : Acceptance criteria for concrete and reinforced and
unreinforced masonry strengthening using FRP-reinforced
composite system.

Japan Industrial Standards (JIS):


JIS K 7112 : Plastics-Methods of Determining the Density and Relative
Density on Non-celullar Plastics
JIS K 6833 : General testing Methods for Adhesives
JIS K 7208 : Compressive strength for Compressive Properties of Plastics
JIS K 6850 : Tensile strength for epoxy resin

Naval Engineering Standards (NES):


NES 713 : Toxicity index of the unprotected composite of combustion

3) Pengajuan Kesiapan Kerja


Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh bahan yang akan digunakan beserta sertifikat hasil
pengujian dan sertifikat keaslian produk yang akan digunakan dari pabrik pembuat sesuai
dengan persyaratan.

Penyedia Jasa harus memberitahu Pengawas Pekerjaan secara tertulis sebelum pelaksanaan
pekerjaan perbaikan retak dan penambahan pelat, gelagar baja atau perkuatan dengan FRP
system beserta peralatan yang digunakan, dan jadwal pelaksanaannya.

Sebelum dilaksanakan pemasangan, penyedia jasa harus memperlihatkan Material FRP yang
akan dipasang kepada Pengawas untuk dicek kesesuaiannya dengan jenis FRP dan sertifikat yang
telah diajukan yang telah disetujui oleh Pengawas pekerjaan.

4) Kondisi Tempat Kerja


a) Penyedia Jasa harus menjaga dan bertanggung jawab terhadap kondisi tempat kerja, agar
selalu dalam keadaan siap dalam setiap tahapan pelaksanaan, dan aman terhadap gangguan
terhadap lingkungan serta bahan yang akan digunakan
b) Penyedia jasa harus menyediakan perlengkapan keamanan keselamatan kerja untuk
pekerjaan yang menggunakan bahan kimia yang berbahaya.
c) Semua bahan yang dipergunakan untuk perkuatan dengan bahan FRP system harus berada
dalam kemasan yang tersegel dengan dilengkapi label pabrik yang utuh dengan
mencantumkan tanggal produksi dan masa pakai. Material tersebut harus disimpan di
tempat yang terlindung agar terhindar dari hujan dan kotoran.
SKh-1.7.30.2. BAHAN

1) Perkuatan Struktur Beton dengan Gelagar Baja


Jenis bahan yang digunakan untuk perbaikan retak dengan gelagar baja mencakup 2 (dua) tahapan
SKh-1.7.27 pekerjaan perkuatan sesuai dengan Seksi SKh-1.7.30. ini.
a) Bahan Perekat untuk Perbaikan Retak Beton
Bahan perekat yang digunakan untuk perbaikan retak sebelum dilakukan perkuatan sesuai
dengan Seksi SKh-1.7.27 dalam spesifikasi ini.
b) Bahan perekat antara gelagar baja dengan struktur beton
Bahan perekat yang digunakan untuk merekatkan gelagar baja pada struktur beton harus
mengikuti persyaratan sebagai berikut:

 Berat jenis 1,15  0,10 ASTM D1763


 Viscosity campuran (CPS/250) 500  200 mPa*s ASTM D1084
 Gel time, minutes, min 30 AASHTO M 235M
 Bond strength, min Mpa
- 2 days 7,0 AASHTO M235M
- 14 days 10,0
 Tegangan leleh tekan
- 7 hari ≥ 55 MPa AASHTO M235M
 Modulus kuat tekan, min > 1000 MPa AASHTO M 235M
 Kuat tarik min, 7 hari > 20 - 50 MPa AASHTO M 235M
 ASTM D638

Jenis bahan perekat ini disyaratkan tidak boleh mengalami susut pada saat mengeras,
sehingga bahan perekat tersebut harus merupakan bahan perekat dengan kandungan
epoksi murni dan tidak mengandung bahan pelarut. Bahan perekat ini harus tahan
terhadap air hujan, air laut, carbon dioxide atau jenis asam pada lingkungannya dan
sejenisnya.
c) Bahan penutup
Bahan penutup yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan bahan penutup yang
disyaratkan pada Seksi SKh-1.7.27
d) Alat Penyuntik
Jenis alat penyuntik yang digunakan dalam perbaikan retak pada pekerjaan ini sesuai
dengan persyaratan pada seksi SKh-1.7.27
e) Gelagar baja
Gelagar baja yang digunakan harus memenuhi persyaratan AASHTO M 270-07
(Structural Steel for Bridges) dan disambungkan dengan gelagar induk (melintang) dengan
baut mutu tinggi yang sesuai dengan standar AASHTO M 164-06 (high strength bolts for
structural steel joints).
f) Baut Angkur
Baut angkur yang digunakan harus merupakan baut mutu tinggi dan anti karat.

g) Pipa aluminium
Sebagai pipa ventilasi dan pipa suntikan untuk memasukkan bahan perekat antara gelagar
baja dengan pelat beton digunakan pipa aluminium dengan diameter 10 mm.
h) Pembersih
Thinner digunakan sebagai bahan pembersih.

i) Cat
Pelat baja atau gelagar baja yang sudah terpasang dengan kuat harus diberi lapisan
pelindung cat anti karat yang terdiri dua lapisan yaitu cat dasar dan cat akhir. Cat akhir
merupakan cat anti korosi yang pada umumnya diberi warna abu-abu. Karakteristik cat
yang digunakan mengacu pada Seksi 8.7.

2) Perkuatan Struktur Beton dengan Bahan FRP (Reinforced Polymer Composite)


a) FRP (Reinforced Polymer Composite)
Bahan yang digunakan untuk jenis perkuatan yang menggunakan bahan FRP composite
mencakup penggunaan bahan FRP sesuai dengan gambar rencana serta bahan epoksi
khusus yang digunakan untuk melekatkan bahan FRP pada struktur beton serta menjadikan
bahan FRP menjadi komposit (FRP dan epoksi khusus yang menjadi satu kesatuan). FRP
yang bergelombang atau tidak sejajar dalam arah serat tidak lebih dari 5 derajat.

b) Angkur
Apabila digunakan angkur FRP, maka angkur FRP harus digunakan untuk bahan FRP yang
sesuai persyaratan. Diameter angkur minimum 10 mm dan maksimum 20 mm sesuai
dengan ACI 440.2R-08. Angkur FRP tersebut harus terdiri dari seikat bahan FRP yang
telah dibentuk dengan menggunakan bahan epoksi sebelum digunakan sebagai angkur dan
dimasukkan ke dalam lubang bor pada beton. Lubang pengeboran harus dalam kondisi
bersih, bebas dari debu. Panjang angkur yang terpasang/tertanam dalam beton minimal 50
mm.

c) Persyaratan bahan FRP


Bahan FRP ini digunakan untuk bahan perkuatan atau pengembalian kapasitas struktur
jembatan dan disesuaikan dengan ketebalan bahan serta arah serat yang akan dipasang.

Bahan FRP yang masih dalam kondisi belum terkomposit dengan bahan epoksi (dry) harus
mempunyai kuat tarik minimal 3.200 MPa untuk jenis e-glass dan 3.700 MPa untuk jenis
carbon. Kuat tarik yang disyaratkan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah kuat tarik bahan
setelah komposit dan harus sesuai dengan desain perkuatan yang disyaratkan.

Bahan FRP yang dipasang harus sesuai dengan desain perkuatan FRP. Desain perkuatan
yang menggunakan jenis FRP tertentu wajib menggunakan FRP yang sudah komposit
serta sesuai dengan karakteristik FRP nya. Kuat tarik FRP komposit jenis e-glass
disyaratkan minimum 550 MPa dan jenis carbon minimum 900 MPa. Untuk desain FRP
slot dari carbon laminasi disyaratkan mempunyai kuat tarik minimum sebesar 2700 MPa.
Karakteristik FRP komposit yang dipasang harus sesuai dengan kuat tarik desain yang
disyaratkan.
Daya lekat epoksi antara permukaan beton yang diperkuat dan FRP komposit dinyatakan
dengan pengujian pull off dengan nilai minimum 1,4 Mpa sesuai dengan ACI 440.2R-08.
Sifat bahan yang diaplikasikan pada struktur harus dalam kondisi bahan komposit.
Penyedia jasa harus memberikan sertifikat hasil durability test material.

Sifat-sifat material bahan FRP dan epoksi yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai
berikut:

E-glass Carbon
Tensile Strength (Gpa) 3,24 3,79
Tensile Modulus (Gpa) 72,4 230
Ultimate elongation (%) 4,5 1,7
Density(g/cm3) 2,55 1,74

Property ASTM
Ultimate tensile strength in primary FRP direction (Mpa) D-3039
Elongation at break (%) D-3039
Tensile Modulusbased on cross section area of primary FRP (Gpa) D-3039
Ultimate tensile strength 90 degrees to primary FRP(Mpa) D-3039
Nominal laminate thickness (mm)
D-3039
Shear bond strength of composite FRP on concrete (min. grade 30)
MPa ASTM C482-81
Toxicity index of the unprotected composite of combustion . NES 713
Visual defect ASTM 2563

Sifat Bahan composite (Composite gross laminate properties) – e glass


Property ASTM Peryaratan Min Design value
Ultimate tensile strength in primary D-3039 550 460
fiber direction (Mpa)
Elongation at break (%) D-3039 2,2 2,2
Tensile Modulusbased on cross D-3039 26,1 20,9
section area of primary fibre (Gpa)
Ultimate tensile strength 90 degrees D-3039 25,8 20,7
to primary fiber(Mpa)
Shear bond strength of composite ASTM 2.4 or failure of
fibre on concrete (min. grade 30) C482-81 concrete
MPa substrate

Sifat Bahan composite (Composite gross laminate properties) – carbon


Property ASTM Peryaratan Design
Min value
Ultimate tensile strength in primary D-3039 900 830
FRP direction (Mpa)
Elongation at break (%) D-3039 1,00 0,85
Tensile Modulus (Gpa) D-3039 95,8 82
Nominal laminate thickness (mm) D-3039 0,9 0,9
Shear bond strength of composite ASTM C482-81 3,0 or failure
FRP on concrete (min. grade 30) of concrete
MPa substrate

Toxicity index of the unprotected NES 713 1.88


composite of combustion .
Visual defect ASTM 2563 Acceptance
level III

Sifat Bahan composite (Composite gross laminate properties) – carbon laminasi


sistem slot
Property ASTM Persyaratan Design
Min value
Ultimate tensile strength in primary D-3039 2700 2500
FRP direction (Mpa)
Elongation at break (%) D-3039 1,80 1,67
Tensile Modulus (Gpa) D-3039 155 139
Nominal laminate thickness (mm) D-3039 1,4 1,4
Toxicity index of the unprotected NES 713 1,88
composite of combustion .
Visual defect ASTM 2563 Acceptance
level III
Epoksi Material Properties untukdaerah kering
Property ASTM Method Persyaratan Min
Tensile strength ASTM D-638 72,4 Mpa
Tensile Modulus ASTM D-638 3,18 Gpa
Elongation ASTM D-638 5,0 %
Flexural Strength ASTM D-790 123,4 Mpa
Flexural Modulus ASTM D-790 3,12 GPa
Viscosity of impregnating epoxy for the 600-700
composite (cps) (flowable)

Epoksi Material Properties Untuk Daerah Basah


Property ASTM Method Persyaratan Min
Compressive strength in 7 day ASTM D-695 48 – 55 Mpa
Compressive strength, mortar ASTM D-695 55 – 62 Mpa
Shore D hardness ASTM D-2240 80 - 85
Gel time ASTM D-695 2,5 – 3,5
Tabel 8.4-1 Syarat-syarat ketahanan bahan Serat komposit FRP terhadap dampak lingkungan terbuka, air asin dan bahan kimia
(ACI 440-2R-08)
% SHORT GLASS
% YOUNG’S % TENSILE
% STRAIN BEAM SHEAR TRANSITION SHORE D % WEIGHT
MODULUS STRENGTH
Uraian RETAINED STRENGTH TEMPERATURE HARDNESS CHANGE
RETAINED RETAINED
(ASTM D 3039) RETAINED (ASTM D 4065)
(ASTM D 3039) (ASTM D 3039)
CONTROL VALUES 3.96 ± 0.13 msi 80.5 ± 5.1 ksi .021 ± 0.0018 5.9 ± 0.5 ksi 65, 64, 68, 68 C 83 ± 3 N.A.
100% HUMIDITY AT 38°C (ASTM
D2247)
1000 Hour No effect 85 80 No effect No effect No effect 0.56
3000 Hour No effect 80 80 95 No effect No effect 0.82
SALT WATER (ASTM C 581)
1000 Hour No effect No effect No effect No effect No effect No effect 0.46
3000 Hour No effect No effect No effect 90 No effect No effect 0.57
PH 9.5 Ca Co3 SOLUTION (ASTM
C581)
1000 Hour No effect No effect No effect No effect No effect No effect 0.36
3000 Hour No effect No effect No effect No effect No effect No effect 0.53
DRY HEAT AT 60°C (ASTM D
3045)
1000 Hour No effect No effect No effect No effect No effect No effect -0.33
3000 Hour No effect No effect No effect No effect No effect No effect -0.44
20 FREEZE / THAW CYCLES No effect 90 90 80 No effect No effect 0.59
ULTRAVIOLET / No effect No effect No effect - - - -
CONDENSATION,
100 CYCLES (ASTM G53)
DIESEL FUEL (4 hours) No effect No effect No effect No effect No effect No effect -

Cat : diganti bahasa indonesia


d) Pengiriman dan Penyimpanan bahan
Semua material yang dikirim harus dalam kemasan dengan label produk dan harus
dengan jelas memperlihatkan nama pabrik atau pemasok, nama jenis produk, tanggal
produksi serta tanggal kadaluwarsa.

Material harus dibungkus dengan bahan yang dapat melindungi FRP dari kerusakan
selama pengiriman, air, sinar matahari dan kontaminasi. Lapisan (bungkus) pelindung
harus dipelihara selama periode pengiriman dan penyimpanan.

Selama penyimpanan, material harus dilindungi terhadap matahari, air hujan dan
kotoran.

SKh-1.7.30.3. PELAKSANAAN
1) Perkuatan dengan Penambahan Gelagar Baja
a). Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan retak dengan
perkuatan adalah sebagai berikut:
(1) Pompa : alat pemompa ini digunakan untuk memasukkan cairan perekat ke dalam
alat penyuntik bahan perekat.
(2) Mesin Gurinda dan sikat kawat : adalah alat yang digunakan untuk membersihkan
kotoran dan bekas beton yang tidak sempurna dan bekas penutup yang harus
dibersihkan kembali.
(3) Mesin pemotong gelagar baja : adalah alat untuk memotong gelagar baja guna
menyesuaikan dimensi atau panjang yang harus dipasang.

b). Pelaksanaan
(1) Tahapan pekerjaan
Pekerjaan perkuatan dengan gelagar baja ini dimulai dengan pekerjaan perbaikan
retak struktur beton yang akan diperkuat, dan cara pelaksanaan perbaikan retak
sesuai dengan Seksi SKh-1.7.27 dari spesifikasi ini.

(2) Penambahan Gelagar Baja


(a) Bersihkan permukaan gelagar yang akan direkatkan dari karat dan kotoran
sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan, kemudiaan bagian yang akan
direkatkan pada struktur beton dibersihkan kembali dengan thinner.
(b) Tempatkan gelagar tambahan tersebut pada lokasi yang telah ditentukan
sesuai gambar rencana dengan jarak sekitar 10 mm antara permukaan struktur
beton dengan permukaan gelagar baja yang akan direkatkan.
(c) Pasang baut mutu tinggi pada lokasi yang telah ditentukan sesuai dengan
gambar rencana.
(d) Tempatkan pipa pengisi bahan perekat dan pipa udara sesuai dengan gambar
rencana.
(e) Tutuplah celah antara gelagar dan struktur beton dan di sekitar pipa pengisi
serta pipa udara dengan bahan penutup (seal).
(f) Pompakan cairan bahan perekat yang sesuai dengan persyaratan pada Seksi
SKh-1.7.27 melalui pipa pengisi hingga penuh dan jika pada pipa udara sudah
terlihat keluarnya cairan bahan perekat, maka dapat dianggap bahwa bagian
yang harus terisi bahan perekat sudah penuh.
(g) Kemudian lakukan pekerjaan pengecatan gelagar dengan cat sesuai Seksi 8.7.
2) Perkuatan struktur beton dengan Bahan FRP
a). Pengiriman dan Penyimpanan bahan
(1) Semua material yang dikirim harus dalam kemasan dengan label produk dan
harus dengan jelas memperlihatkan nama pabrik atau pemasok, nama jenis
produk dan tercantum tanggal produksi serta masa pakai, terutama untuk bahan
epoksi yang digunakan.
(2) Material harus dibungkus dengan suatu bahan yang dapat melindungi FRP dari
kerusakan selama pengiriman, air, sinar matahari dan kontaminasi. Bungkus
pelindung harus dipelihara selama periode pengiriman dan penyimpanan
(3) Selama penyimpanan material harus diberikan perlindungan secukupnya dari
matahari, air hujan dan kotoran

b) Persiapan permukaan
(1) Semua jenis lapis permukaan atau pelindung permukaan struktur beton yang akan
diperkuat dengan bahan FRP harus dibersihkan sampai permukaan beton yang
kuat. Apabila pada permukaan beton atau selimut beton mengelupas, atau terjadi
karat, gompal dan atau retak, maka permukaan atau struktur beton tersebut harus
diperbaiki terlebih dahulu sesuai dengan seksi SKh-1.7.27 dan seksi SKh-1.7.28.
(2) Pastikan semua kondisi permukaan struktur beton yang diperbaiki, dan jika
diperlukan mungkin adanya perbaikan atau penambahan baja tulangan terlebih
dahulu.
(3) Bagian-bagian ujung struktur beton yang tajam harus dibulatkan terlebih dahulu
dengan jari-jari minimum 2 cm.
(4) Khusus untuk persiapan permukaan aplikasi FRP slot, dilakukan cutting beton
sedalam 3 cm pada bagian yang akan dipasang FRP slot.

c). Pencampuran bahan FRP dengan epoksi


(1) Batas temperatur pencampuran bahan epoksi harus berada pada batasan antara
10o – 38o C.
(2) Bahan epoksi harus dicampur dengan komposisi atau proporsi yang telah
ditetapkan dari pabrik pembuat selama 3 – 5 menit dengan mesin pengaduk
kecepatan rendah sesuai dengan persyaratan petunjuk yang sudah ditentukan oleh
pabrik pembuat.
(3) Bahan epoksi tersebut tidak boleh melebihi batasan waktu pencampuran sesuai
dengan petunjuk dari pabrik pembuat.
(4) Pelaksanaan saturasi antara epoksi dan bahan FRP harus dilakukan dengan hati-
hati dan terukur. Bahan FRP yang telah dibasahi dengan bahan epoksi harus
ditempatkan pada tempat yang khusus.
(5) Semua persyaratan pencampuran baik untuk bahan epoksi resin maupun serat
FRP harus akurat sesuai dengan petunjuk pada setiap petunjuk yang tertulis pada
setiap bungkusan.

d) Pemasangan FRP composite


(1) Semua permukaan struktur beton yang akan diperkuat dan yang telah bersih serta
dengan dimensi yang disyaratkan diberi lapisan epoksi dengan menggunakan
kwas atau roll.
(2) Kemudian serat FRP yang sudah dilaburi dengan epoksi dipasangkan pada
struktur beton dengan menggunakan rol untuk menekan sesuai dengan arah serat
yang disyaratkan dalam perancangan.
(3) FRP yang dipasang tersebut harus sedemikian melekat pada struktur beton
sampai terjadinya kesatuan (tidak boleh adanya rongga antara bahan FRP dengan
struktur beton), dan dipasang sesuai dengan arah serat yang disyaratkan.
(4) Untuk bagian sambungan bahan composite FRP tersebut harus dilakukan overlap
antara lapis awal dan lapis berikutnya pada arah serat yang disyaratkan sebesar
150 mm dan 75 mm untuk arah serat yang lain.
(5) Setelah selesai pemasangan lapis pertama, semua rongga udara harus dikeluarkan
dengan menekan permukaan FRP dengan menggunakan tangan sehingga
seragam, dan menghasilkan permukaan akhir yang disyaratkan.

e) Curing (pengeringan)
(1) Waktu curing (pengeringan) bahan fiber tersebut adalah 48 – 72 jam dan
tergantung pada batas temperatur dan kelembaban udara pada waktu pemasangan
(2) Temperatur curing (pengeringan) harus dijaga sedemikian dalam masa curing. Commented [L1]: Dicek temperature nya

(3) Lapisan bahan fiber yang telah mengeras harus mempunyai ketebalan yang
merata dan saling mengikat antar lapisan tanpa menunjukkan adanya jebakan
udara atau celah yang terjadi di dalam lapisan bahan FRP composite.

f) Pekerjaan Akhir
(1) Setelah selesai semua proses pelaksanaan pada permukaan struktur beton yang
diperkuat atau dikembalikan kapasitasnya, maka apabila disyaratkan maka
permukaan tersebut dapat dilapisi kembali dengan plesteran dengan bahan khusus
setelah 2 – 3 jam setelah selesai pemasangan bahan FRP composite dilaksanakan
dan curing dapat dilaksanakan setelah 24 jam plesteran selesai dipasangkan
(2) Selain itu permukaan FRP composite yang telah selesai curing dapat juga diberi
lapisan cat setelah permukaan kering dengan cara mengusapkan jari tangan pada
lapisan dan jari tidak merasa basah atau lengket.
(3) perlindungan sebelum pekerjaan akhir, selama proses penyelesaian pekerjaan,
daerah yang sudah dilapisi dengan bahan FRP composite harus dilindungi dengan
plastik dan harus diberi papan peringatan untuk menghindari kejadian yang dapat
merusak bahan tersebut.

g) Pemeriksaan dan perbaikan


(1) FRP composite harus diberi perawatan yang maksimal, permukaan FRP
composite yang sudah mengeras harus diperiksa dengan palu untuk mendeteksi
adanya gelembung atau rongga udara, apabila ditemukan hal tersebut, maka harus
dilakukan perbaikan dengan menyuntikkan bahan epoksi ke dalam rongga
tersebut.
(2) Perbaikan terhadap adanya gelembung/rongga udara antara FRP composite
tersebut dengan beton dilakukan sebagai berikut:
(a) Buat lubang diameter 5 mm pada ke dua ujung rongga udara. Untuk FRP
composite dengan posisi vertikal buat lubang bor pada bagian atas dan
bawah. Jumlah lubang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhannya.
(b) pasang grout port pada bagian untuk memasukkan dan keluar bahan
epoksi.
(c) Suntikkan bahan epoksi dengan tekanan rendah melalui grouting port
secara bertahap, dari salah satu ujung sampai bahan epoksi keluar pada
grouting port yang lainnya.
(d) Diamkan daerah grouting selama 12 jam sebelum grout port dilepas.
(3) pemeriksaan akhir dilakukan kembali untuk memastikan apakah masih terdapat
rongga udara di antara bahan FRP composite dengan beton yang diperkuat.
Apabila terdapat gelembung udara sebanyak 5% dari total wrapping, maka
pelaksanaan FRP composite tersebut dapat diterima, dengan kriteria tidak
terdapat gelembung dengan diameter ukuran lebih dari 20 mm.

3) Perkuatan Struktur Beton dengan Eksternal Stressing

a) Pekerjaan Persiapan
(1) Pekerjaan persiapan pada perkuatan atau pengembalian kapasitas dengan cara
eksternal stressing adalah pekerjaan pengembalian kondisi struktur beton yang
mengalami kerusakan seperti retak, gompal, pengelupasan, keropos dan lain
sebagainya.
(2) Semua struktur beton yang akan ditingkatkan kapasitasnya harus dipastikan
telah berada dalam kondisi tidak ada kerusakan beton terlebih dahulu, sebelum
dilakukan perkuatan dengan eksternal stressing

b) Pelaksanaan
(1) Persiapan angkur harus dilaksanakan dan pada lokasi dan posisi serta elevasi
yang telah ditetapkan sesuai gambar rencana
(2) Pemasangan kabel eksternal stressing dan penarikan sesuai dengan
persyaratan pada Seksi 7.2.
(3) Gaya penarikan kabel dan jumlah kabel yang dipasang harus sesuai dengan
gambar rencana, dan dipastikan bahwa semua gaya dapat terbagi dengan baik
pada gelagar, sehingga gelagar dapat bekerja sama dengan baik dalam
peningkatan kapasitas yang harus dipikulnya.
(4) Setelah kabel prategang yang selesai dipasang, maka kabel harus diberi
pelindung dengan lapisan HDPE.
(5) Apabila diperlukan grouting, maka bahan grouting dan cara pelaksanaan
grouting harus sesuai dengan Seksi 7.2 .
(6) Semua profil baja yang digunakan dan menjadi bagian dari sistem perkuatan
tersebut harus diberi lapisan pelindung anti karat.

SKh-1.7.30.4. PENGENDALIAN MUTU

1) Penerimaan Bahan
a). Semua bahan FRP Composite yang diterima di lapangan harus diberi tanda khusus pada
kemasannya.
b). Semua bahan yang diterima harus dibuat laporan sesuai dengan jumlah penerimaan bahan
FRP Composite.
c). Penerimaan bahan tersebut harus dilengkapi dengan dokumen keaslian produk dari pabrik
pembuat berupa jaminan pabrik sesuai dengan jenis bahan.
2) Penerimaan Hasil Kerja
a). Semua FRP Composite yang telah dipasang harus memenuhi ketentuan seperti yang
disyaratkan.
b). Semua permukaan telah diperkuat FRP Composite harus dalam kondisi bersih dan rapih.

3) Benda uji dan pengujian


a) harus disiapkan 2 (dua) buah benda uji untuk pengujian pada setiap hari pekerjaan yang
sedang dilakukan. Benda uji terdiri atas 2 (dua) lapis (layer) composite berukuran 300 mm x
300 mm
b) dari semua benda uji yang terkumpul, diambil 10 (sepuluh) benda uji yang dipilih secara acak
untuk dilakukan pengujian. Pengujian terdiri atas beberapa hal sebagai berikut:
- Ultimate tensile strength
- tensile modulus
- elongation (dalam persen)
c) Pengujian dilakukan pada laboratorium yang telah disetujui sebelumnya oleh pengguna jasa.
d) Penerimaan permukaan laminated dan composit dibedakan

4) Supervisi
Untuk pekerjaan pemasangan perkuatan dengan bahan FRP composite ini dilaksanakan oleh
pengawas yang terlatih dan bersertifikat dengan melakukan pengamatan pada kegiatan persiapan,
pencampuran dan aplikasi sebagai berikut:
- Persiapan
- Label pada kemasan material
- Pencampuran epoksi
- Aplikasi epoksi pada bahan FRP
- Pengeringan (curing) bahan FRP composite
- Pengambilan benda uji harian

5) Jaminan Mutu
Penyedia Jasa yang melaksanakan pekerjaan perkuatan dengan bahan FRP composite harus
menunjukkan semua hasil pengujian yang telah dilakukan oleh laboratorium atau institusi sebagai
jaminan keefektifan perkuatan jenis FRP composite ini. Penyedia jasa wajib menyediakan data yang
memenuhi semua persyaratan teknis dan perencanaan teknis termasuk kuat tarik (tensile strength,
durability, kuat lekat ke permukaan (bonding strength to substrate) dan glass transition temperature.

Pada jenis perkuatan dengan bahan FRP composite system, penyedia jasa harus menyediakan tenaga
ahli yang berpengalaman dan 2 (dua) pengawas (supervisor) yang mengawasi semua aspek pada
persiapan permukaan, pencampuran dan aplikasi epoksi atau pelapisan (coating) lain yang telah
disetujui terhadap bahan FRP, metode wrapping dan pengecatan ulang.

Penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk melaksanakan dan mempertahankan keberlangsungan
suatu program pengendalian mutu untuk memastikan kesesuaian bahan terhadap persyaratan yang
ditentukan dalam spesifikasi.

4) Perbaikan Atas Pekerjaan Perbaikan yang Tidak Memenuhi Ketentuan


Perbaikan atas pekerjaan perbaikan dan perkuatan yang tidak menghasilkan kekuatan akhir yang
memenuhi ketentuan seperti yang disyaratkan, maka perbaikan atas pekejraan yang tidak
memenuhi ketentuan harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.

Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan perbaikan retak dengan perkuatan
atau adanya keraguan dari data pengujian yang ada, Pengawas Pekerjaan dapat meminta
Pelaksana tugas untuk melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa
mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil dengan meminta pihak ketiga
untuk melaksanakannya. Biaya pengujian tambahan tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana
tugas.

Perbaikan atas pekerjaan perbaikan dimensi yang tidak menempel dengan baik (lepas) , retak atau
bergeser harus sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini. Pelaksana tugas harus mengajukan
detail rencana perbaikan untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas pekerjaan sebelum memulai
pekerjaannya.

SKh-1.7.30.5. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Cara Pengukuran
a) Perkuatan dengan pelat baja atau gelagar baja
(1) Hasil pekerjaan yang diukur adalah sesuai dengan kuantitas jumlah berat
terpasang dalam kilogram pelat baja atau gelagar baja, termasuk didalamnya
bahan penutup (seal) dan untuk alat penyuntik, pipa udara, pipa pengisi, baut
ankur serta tutup baut yang terpasang.
(2) Pekerjaan pengecatan pelat baja atau gelagar baja dihitung berdasarkan meter
persegi terpasang.
b) Perkuatan dengan FRP composite
Hasil pekerjaan yang diukur adalah sesuai dengan kuantitas terpasang dan dihitung
berdasarkan meter persegi per lapis sesuai dengan jenis bahan, ketebalan serta jumlah
lapis, lengkap dengan pengujian-pengujian sesuai dengan persyaratan.

2) Dasar Pembayaran
a) Jumlah yang dibayar adalah jumlah terpasang adalah jumlah termasuk pekerjaan
perancah, serta alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut.
b) Pembayaran untuk pekerjaan perbaikan retak, perbaikan dimensi pada pada struktur beton
akan diukur terpisah sesuai dengan Seksi SKh-1.7.27 dan Seksi SKh-1.7.28.
c) Perkuatan dengan jenis penambahan gelagar akan dibayar berdasarkan kilogram
terpasang termasuk perancang, gelagar, angkur, bahan perekat antara gelagar dengan
beton (epoksi), pengecatan dengan cat anti korosi sesuai dengan seksi 8.7.
d) Pembayaran untuk sistem perkuatan dengan kabel eksternal stressing akan dibayar
berdasarkan kilogram/ unit jembatan untuk bentangan jembatan tertentu dan pembayaran
sudah merupakan kompensasi untuk perancah, angkur, kabel eksternal, lapis pelindung
HDPE, deviator, grouting dan lain sebagainya yang berkaitan dengan pekerjaan perkuatan
tersebut.

Nomor Mata Uraian Satuan


Pembayaran Pengukuran
SKh-1.7.30.(1) Perkuatan Struktur lantai dengan Penambahan Kilogram
Gelagar Baja (furnished)

SKh-1.7.30.(2) Perkuatan Struktur dengan bahan FRP composite Meter Persegi


jenis e-glass(furnished) per lapis pada daerah
kering
SKh-1.7.30.(3) Perkuatan Struktur dengan bahan FRP composite Meter persegi
jenis e-glass(furnished) per lapis pada daerah
basah

SKh-1.7.30.(4) Perkuatan Struktur dengan bahan FRP composite Meter persegi


jenis carbon (furnished) per lapis pada daerah
kering
SKh-1.7.30.(5) Perkuatan struktur dengan bahan FRP composite Meter persegi
jenis carbon (furnished) per lapis pada daerah
basah (berair)

SKh-1.7.30.(6) Perkuatan Struktur dengan bahan FRP composite Meter persegi


jenis carbon laminasi sistem slot (furnished) per
lapis pada daerah kering

SKh-1.7.30.(7) Perkuatan gelagar beton dengan eksternal Kilogram/Unit


stressing (furnished) bentang ...... m

Anda mungkin juga menyukai