Aborsi Menurut Hukum Di Indonesia
Aborsi Menurut Hukum Di Indonesia
BAB II
Istilah “aborsi’ yang berasal dari kata abortus (latin), “kelahiran sebelum
pro dan kontra maupun perdebatan yang tidak ada akhirnya, baik oleh pihak yang
kesehatan reproduksinya.
Aborsi adalah cara tertua mengatur kehamilan dan ini sudah sejak dahulu
kaum lelaki maupun negara mengatur kehamilan itu. Aristoteles dan Plato
korban perkosaan. Perbedaan pada pasal diatas dengan Pasal 341 dan Pasal 342
KUHP adalah terletak pada tenggang waktu dilakukan suatu aborsi. Sehingga
dalam pasal tersebut apabila dilakukan bukan merupakan suatu aborsi melainkan
secara hukum jika dilakukan karena adanya alasan atau pertimbangan medis atas
kedaruratan medis. Dengan kata lain, tenaga medis mempunyai hak untuk
melakukan aborsi bila dan pertimbangan media atau kedaruratan media dilakukan
kedaruratan media yang dideteksi sejak usia dini kehamilan dan aturan ini
mengenai tindakan aborsi yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung
30
http://www.tubasmedia.com/tentang-aborsi-kuhp-dengan-uu-kesehatan-berbeda/#.WVpfJNR96--
diakses pada tanggal 1 Juni 2017.
perundang-undangan.
tentang aborsi, tetapi dalam Undang-undang kesehatan No.36 tahun 2009 tenaga
media diperbolehkan untuk melakukan aborsi legal pada perempuan hamil karena
dan keluarganya.
terhadap hak reproduksi perempuan dari hidup janin hak atas informasi kesehatan,
terjadinya tindakan aborsi tidak aman pada kasus-kasus kehamilan yang tidak
bijak untuk menghindari praktek aborsi tidak aman dan pemenuhan hak
liberalisasi aborsi.
dan hukum yang ada kurang akomodatif terhadap alasan-alasan yang memaksa
unsafe abortion, 2.500 diantaranya mati berakibat kematian (11,1%). Hal ini
sesuai dengan data WHO yang menyatakan, 15-50% kematian ibu disebabkan
dua undang-undang yaitu KUHP pasal 299, 346, 347, 348, 349 dan 535 yang
dengan tegas melarang aborsi dengan alasan apapun serta dalam UU RI No. 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 75,76,77,78 melarang aborsi tetapi masih
mengijinkan tindakan aborsi atas indikasi medis dan trauma psikis dengan syarat
tertentu.
pasal KUHP yang mengatur hal ini adalah pasal 229, 346, 347, 348, 349 dan 535.
minggu).
31
Ibid.
32
Ibid.
melakukannya tidak dihukum bila ia dapat mengemukakan alasan yang kuat dan
ketentuan dalam KUHP tersebut dilandasi suatu pemikiran atau paradigma bahwa
anak yang masih dalam kandungan merupakan subjek hukum sehingga berhak
Apabila dilihat dari aspek hak asasi manusia bahwa setiap orang berhak
manusia. Dengan kata lain paradigma yang digunakan adalah paradigma yang
mengutamakan hak anak (pro life). Oleh karena itu dalam KUHP tindakan aborsi
nikah, masalah beban ekonomi, ibu sendiri sudah tidak ingin punya anak lagi
dilakukan oleh orang yang tidak terlatih/kompeten dan menggunakan sarana yang
diinginkan yang dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih, atau tidak mengikuti
indikasi medis, seperti korban perkosaan, hamil diluar nikah, kegagalan alat
kontrasepsi dan lain-lain.Ketakutan dari calon ibu dan pandangan negatif dari
korban perkosaan. Perbedaan pada pasal diatas dengan Pasal 341 dan Pasal 342
KUHP adalah terletak pada tenggang waktu dilakukan suatu aborsi. Sehingga
dalam pasal tersebut apabila dilakukan bukan merupakan suatu aborsi melainkan
perempuan hamil, baik dari segi kesehatan fisik maupun mental, adanya resiko
33
Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI. Jakarta.Behrman. Kliegman. Arvin.
(2000). Ilmu Kesehatan Anak (Nelson Textbook of Pediatrics). EGC. Jakarta
legal di Indonesia tidak hanya terbatas pada aborsi berdasarkan indikasi medis
untuk menyelamatkan jiwa ibu dalam keadaan darurat, tetapi lebih luas lagi
mencakup beberapa alasan aborsi terapeutik baik dari segi medis maupun psikiatri
korban perkosaan yang melakukan aborsi sebab terdapat unsur pemaaf dan unsur
dalam hukum pidana, yang mendalilkan bahwa tidak ada pidana jika tanpa
kesalahan.
formulasi, aplikasi dan eksekusi untuk memenuhi asas lex certa dalam hukum
pidana.
Hal ini diperlukan karena ketiga alasan aborsi aman, yaitu kehamilan
34
http://www.suduthukum.com/2016/04/aborsi-menurut-kitab-undang-undang.html, diakses
pada tanggal 1 juni 2017.
berat, dan janin yang mengalami cacat bawaan berat, di dalam ius
constitutum merupakan perbuatan pidana karena itu dilarang dan diancam dengan
tetap bersifat melawan hukum, perempuan hamil dan tenaga medis yang
pidana yang bersumber dari Pasal 48 KUHP tentang daya paksa (overmacht) dan
oleh teori perlindungan hukum yang seimbang yang bersumber pada Pancasila,
yang dapat diukur dengan ide yaitu justice yang memuat konsep iustitia
distributive.
upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu dan atau janinnya, jenis aborsi ini secara
dalam Pasal 15 ayat (1) dan (2), 36 namun ada beberapa hal yang dapat dicermati
dari aborsi ini yaitu bahwa ternyata aborsi dapat dibenarkan secara hukum apabila
dilakukan dengan adanya pertimbangan medis. Dalam hal ini berarti dokter atau
35
Ibid.
36
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, Media Centre, H. 16
ini dapat dilakukan atas persetujuan ibu hamil atau suami atau keluarganya dan
Aborsi yang dilakukan bersifat legal, dan dengan kata lain vonis medis
Dalam hal ini adalah seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit
ahli yang dapat terdiri dari berbagai bidang seperti medis, agama, hukum, dan
psikologi.
keluarganya
Yang dimaksud dalam hal ini adalah hak utama memberikan persetujuan
dalam tindakan ini (informed consent) ada pada ibu hamil yang bersangkutan
tidak sadar atau tidak dapat memberikan persetujuannya dapat diminta dari suami
atau keluarganya.
Sarana kesehatan yang memiliki tenaga dan peralatan yang memadai untuk
terhadap hak perempuan, dan terhadap alat reproduksinya. Persoalan lain yang
cukup penting untuk dipikirkan adalah apabila seorang perempuan hamil akibat
dari pemerkosaan, akibat dari hubungan seks komersial yang menimpa pekerja
seks komersial ataupun kehamilan yang diketahui bahwa janin yang dikandung
tersebut mempunyai cacat bawaan yang berat, apakah perempuan ini tidak berhak
reproduksinya atau yang disebut dengan Pro Choice, 37 karena si ibu sendiri
merupakan korban suatu kejahatan, dan kehamilan itu akan menjadi suatu beban
psikologis yang berat, dan juga akan berdampak pada anak yang akan dilahirkan
yang normal dan kurang mendapat perlindungan serta kasih sayang yang
seharusnya didapatkan oleh anak yang tumbuh dan besar dalam lingkungan yang
wajar, dan tidak tertutup kemungkinan akan menjadi sampah masyarakat. Dalam
hal ini apakah keputusan aborsi yang dipilihnya dikualifikasikan sebagai Abortus
therapeuticus, mengingat apabila secara normatif hak anak untuk hidup dilindungi
Life. 38
37
R. Mohammad Waluyo Sejati, “Problematika Aborsi Suatu Tinjauan Normatif”, Disertasi
FH. UGM-Yogyakarta, Hal. 4
38
Ibid,Hal. 5
dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan
atau janinnya dapat dilakukan tindakan medis tertentu. Maksud dari kalimat
disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.
kurang dari 500 gram sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari
oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun
beranak).
kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik.Sebagai contoh, calon ibu
yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau
penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun
janin yang dikandungnya.Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang
ibu.
kompeten serta tidak memenuhi syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh
undang-undang.
3. Hukum Islam
bila kehamilan itu diteruskan dapat membahayakan keselamatan nyawa sang ibu.
dilakukan aborsi dengan catatan janin yang dikandungnya belum berumur dua
belas minggu (tiga bulan). Secara kedokteran sejak usia ini baru dapat didengar
kecil.Sebelum mencapai itu belum dinyatakan hidup karena belum ada denyut
jantung.Sesuai dengan firman Allah SWT. Dalam surah As sajadah ayat 9, pada
usia tersebut Allah SWT. Meniupkan ruh, baru janin itu dianggap hidup ; “hidup”
dalam arti seperti manusia tetapi sedang dalam kandungan dan kalau ini diaborsi
ث
ُ س َّم
َ فَنَوُه ٰىَّو
َ ف َخ
ِ سلٱ ُمُكَل َلَعَجَوۦ ِهِحوُّر ن ِم ِهي
ّ َ ب َأْلٱَو َع ْم
ْص
َ ٰ ف َأْلٱَو َر
ْ ت ا َّم اًليِلَق َةَدِٔـ
َش
ْ َنوُرُك
digugurkan, karena teknologi modern sudah dapat menjaga kehamilan ibu. Kalau
dia lemah jantung bisa diperkuat jantugnya, kalaupunsudah sembilan bulan tidak
dulu meski bayi sudah berusia lebih dari empat atau lima bulan tetap saja
39
Dadang Hawari, 2006Aborsi Dimensi Psikoreligi, Balai Penerbit Fakultas kedokteran
UI, Jakarta, hal. 67.
dipertimbangkan.
ت َالَو
َ تْق
ُ فَّنلا ْاوُل
ْ تَّلا َس
ِ ب َّالِإ ُهّللا َمَّرَح ي
ِ ِّقَحلا
Israa’: 33 )
Namun jika disana ada sebab-sebab darurat, seperti jika sang janin
nantinya akan membahayakan ibunya jika lahir nanti, maka dalam hal ini, para
Pendapat Pertama :
Ulama.
ت َالَو
َ تْق
ُ فَّنلا ْاوُل
ْ تَّلا َس
ِ ب َّالِإ ُهّللا َمَّرَح ي
ِ ِّقَحلا
Israa’: 33 )
sedang keberadaan janin merupakan sesuatu yang pasti dan yakin, maka sesuai
dengan kaidah fiqhiyah: “ Bahwa sesuatu yang yakin tidak boleh dihilangkan
dengan sesuatu yang masih ragu.”, yaitu tidak boleh membunuh janin yang sudah
ditiup rohnya yang merupakan sesuatu yang pasti , hanya karena kawatir dengan
kematian ibunya yang merupakan sesuatu yang masih diragukan. ( Hasyiyah Ibnu
Abidin : 1/602 ).
akan tenggelam, sedangkan keselamatan semua perahu tersebut bisa terjadi jika
sebagian penumpangnya dilempar ke laut, maka hal itu juga tidak dibolehkan.
Pendapat Kedua :
kepadanya, jika hal itu merupakan satu-satunya jalan untuk menyelamatkan ibu
dari kematian. Karena menjaga kehidupan ibu lebih diutamakan dari pada
menjaga kehidupan janin, karena kehidupan ibu lebih dahulu dan ada secara
bisa dikembalikan kepada ilmu kedokteran, walaupun hal itu tidak mutlak
menggugurkan kandungan setelah ditiupkan roh ke dalam janin tanpa suatu alasan
syar’I hukumnya adalah haram dan termasuk katagori membunuh jiwa yang
Adapun aborsi yang masih diperselisihkan oleh para ulama adalah Abortus
kedua Bab XIV tentang Kejahatan Kesusilaan khususnya Pasal 299, dan Bab XIX
Pasal 346 sampai dengan Pasal 349, dan digolongkan kedalam kejahatan terhadap
nyawa. Berikut ini adalah uraian tentang pengaturan abortus provocatus yang
bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana
penjara paling lama 4 tahun atau denda paling banyak 3000 rupiah
(2). Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan atau
menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan atau jika dia
seorang dokter, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.
pencarian atau kebiasaan atau jika dia seorang dokter, bidan atau juru obat,
penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga
riburupiah.
ditambah sepertiga.
digugurkan itu dilakukan oleh seorang dokter, bidan atau juru obat
Abortus jenis ini secara tegas diatur dalam Pasal 346 KUHP.merumuskan
sebagai berikut :“Perempuan yang dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati
kandungan atau menyuruh orang lain untuk itu, dihukum penjara selama-
lamanya empattahun”.
40
P.A.F. Lamintang, 1997, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti,Bandung, Hal.206
disimpulkan bahwa yang dapat dikenakan hukuman menurut Pasal 346 KUHP
hanyalah perempuan yang mengandung atau perempuan yang hamil itu sendiri.
347KUHP.
Aborsi jenis ini dicantumkan tegas dalam Pasal 347 KUHP yang
a. Subyeknya oranglain;
b. Dengansengaja;
lain tersebut tanpa izin perempuan yang digugurkan kandungannya itu sehingga
atau ditambah menjadi hukuman penjara lima belas tahun menurut Pasal 347
348KUHP.
sebagai berikut :
Jika seorang tabib, dukun beranak atau tukang obat membantu dalam
kejahatan yang tersebut dalam Pasal 346, atau bersalah atau membantu
dalam salah satu kejahatan yang diterangkan dalam Pasal 347 dan 348,
maka hukuman yang ditentukan dalam itu dapat ditambah dengan
sepertiganya dan dapat dipecat dari jabatannya yang digunakan untuk
melakukan kejahatanitu.
dapatdicabut.
mematikan kandungan yang dilakukan oleh seorang wanita atau orang yang
disuruh melakukan itu. Wanita dalam hal ini adalah wanita hamil yang atas
menurut KUHP dapat disuruh lakukan untuk itu adalah dokter, bidan atau
juruobat.
41
Ibid.
a. Pasal75:
masyarakat, tokoh agama, dansetiap orang yang mempunyai minat dan memiliki
keterampilanuntuk itu.
penjelasan sebagai berikut: yang dimaksud dengan praktik aborsi yang tidak
dapatdikecualikanberdasarkan:
penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat
kandungan;atau
bagi korbanperkosaan.
3. Hukum Islam
bahasa Arab disebut dengan al-Ijhadh yang berasal dari kata “ajhadha – yajhidhu”
yang berarti wanita yang melahirkan anaknya secara paksa dalam keadaan belum
sempurna penciptaannya.Atau juga bisa berarti bayi yang lahir karena dipaksa
atau bayi yang lahir dengan sendirinya. Aborsi di dalam istilah fikih juga sering
(membuang ). 42
Aborsi tidak terbatas pada satu bentuk, tetapi aborsi mempunyai banyak
macam dan bentuk, sehingga untuk menghukuminya tidak bisa disamakan dan
berlaku.
perlu dijelaskan tentang pandangan umum ajaran Islam tentang nyawa, janin dan
Pertama: Manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, tidak boleh dihinakan
42
Kitab al-Misbah al-Munir, H.72
orang.
dalam kandungan) , hanya karena takut miskin. Sebagaimana firman Allah swt :
ت َالَو
َ تْق
ُ شَخ ْمُك َدالْو َأ ْاوُل
ْي
َ يِإَو ْم ُهُقُزْرَن ُنْحَّن ٍقال ْم ِإ َة
ّ َ تَق َّنإ مُكا
ْ بَك اًءْطِخ َناَك ْم ُهَل
ِ اًري
ف ُّرِقُنَو
ِ شَن ا َم ِماَحْر َأْلا ي
َ س ُّم ٍلَجَأ ىَلِإ ءا
َ ث ى ًّم
ُ فِط ْمُكُجِرْخُن َّم
ْ اًل
ت َالَو
َ تْق
ُ فَّنلا ْاوُل
ْ تَّلا َس
ِ ب َّالِإ ُهّللا َمَّرَح ي
ِ ِّقَحلا
khusus hukum aborsi, tetapi yang ada adalah larangan untuk membunuh jiwa
ي ن َمَو
َ تْق
ُ ت ُّم اًن ِمْؤ ُم ْل
َ ف ا ًد ِّمَع
َ ف ا ًدِلاَخ ُمَّن َهَج ُهُؤآَزَج
ِ ضَغَو اَهي
ِ يَلَع ُهّللا َب
ْ با َذَع ُهَل َّدَعَأَو ُهَنَعَلَو ِه
ً اًميِظَع ا
ي ْمُك َدَحَأ ََّن ِإ ُ ف ُهُقْلَخ ُع َمْج ِب يَ بْرَأ ِه ِّم ُأ ِنْط
َ ي َنيِع
َ ث ا ًمْو ُ ي َّم َ ف ُنوُك ِ ث ِم ًةَقَلَع َكِل َذ ي
ْ ث َكِل َذ َل
ُ ي َّم
َ ف ُنوُك
ِ ض ُم َكِل َذ ي ْ ًةَغ
ث ِم
ْ ث َكِل َذ َل
ُ ي َّم ُ سْر َ ف ُكَل َمْلا ُل
َيَ فْن
ُ ف ُخ
ِ يَو َحوُّرلا ِهي ُ ب ُر َمْؤ ِ بْر َأ َ ب ٍتا َمِلَك ِع ِ تَك
ْ شَو ِهِل َمَعَو ِهِلَجَأَو ِهِقْزِر ِبَ س ْوَأ ٌّيِق
َ ٌديِع
Menggugurkan Janin Sebelum Peniupan Roh. Dalam hal ini, para ulama
Pendapat Pertama :
Qalyubi : 3/159 )
Pendapat ini dianut oleh para ulama dari madzhab Hanafi, Syafi’I, dan
Hambali. Tetapi kebolehan ini disyaratkan adanya ijin dari kedua orang tuanya,(
bahwa sebelum empat bulan, roh belum ditiup ke janin dan penciptaan belum
Pendapat kedua :
Dalilnya bahwa waktu peniupan ruh tidak diketahui secara pasti, maka
tidak boleh menggugurkan janin jika telah mendekati waktu peniupan ruh , demi
untuk kehati-hatian . Pendapat ini dianut oleh sebagian ulama madzhab Hanafi
dan Imam Romli salah seorang ulama dari madzhab Syafi’I .( Hasyiyah Ibnu
Pendapat ketiga :
bahwa air mani sudah tertanam dalam rahim dan telah bercampur dengan ovum
wanita sehingga siap menerima kehidupan, maka merusak wujud ini adalah
tindakan kejahatan . Pendapat ini dianut oleh Ahmad Dardir , Imam Ghozali dan
Ibnu Jauzi ( Syareh Kabir : 2/ 267, Ihya Ulumuddin : 2/53, Inshof : 1/386)
Adapun status janin yang gugur sebelum ditiup rohnya (empat bulan),
telah dianggap benda mati, maka tidak perlu dimandikan, dikafani ataupun
bermanfaat.
jika di dalamnya ada kemaslahatan, atau dalam istilah medis adalah salah satu
medis dan terapi serta pengobatan. Dan bukan dalam katagori Abortus Profocatus
Criminalis, yaitu yang dilakukan karena alasan yang bukan medis dan melanggar
setelah peniupan roh hukumnya haram.Peniupan roh terjadi ketika janin sudah
berumur empat bulan dalam perut ibu, Ketentuan ini berdasarkan hadist Ibnu
Mas’ud di atas. Janin yang sudah ditiupkan roh dalam dirinya, secara otomatis
pada saat itu, dia telah menjadi seorang manusia, sehingga haram untuk dibunuh.
Hukum ini berlaku jika pengguguran tersebut dilakukan tanpa ada sebab yang
darurat.