Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian sebagai mata pencaharian utama dalam kehidupan manusia di beberapa
bagian dunia telah mengalami proses perkembangan yang cukup panjang dalam sejarah
kebudayaan manusia. Teknologi pertanian pada dasarnya adalah penerapan dari ilmu-ilmu
teknik pada kegiatan pertanian atau dalam pengertian lain dan lebih luas yaitu suatu
penerapan prinsip-prinsip matematika dan sains dalam rangka pendayagunaan sumber daya
pertanian dan sumber daya alam secara ekonomis untuk kesejahteraan manusia.

Perkembangan penggunaan teknologi pertanian sangat pesat dalam upaya


meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi untuk memenuhi bahan pangan sebagai salah satu kebutuhan pokok hidup
manusia yang terus bertambah. Penerapan teknologi pertanian baik dalam kegiatan prapanen
maupun pasca panen, menjadi penentu dalam mencapai kecukupan pangan baik kuantitas
maupun kualitas produksi.

Teknologi pertanian telah berperan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas


usahatani komoditas pangan di negara-negara maju dan negara-negara berkembang termasuk
Indonesia. Ilmu pertanian dan perkembangan teknologi sangatlah tidak dapat dipisahkan
untuk zaman sekarang ini. Keduanya jalan bersamaan dalam proses pemenuhan kebutuhan
hidup dan peningkatan kesejahtareaan manusia melalui ketahanan pangan dan produk-produk
sandang dan papan. Ilmu dan teknologi pertanian secara luas mencakup berbagai penerapan
ilmu yang terfokus pada budidaya, pemeliharaan, pemanenan, peningkatan mutu hasil panen,
penanganan, pengelolaan dan pengamanan hasil, dan pemasaran hasil sebagai objek formal
ilmu pertanian tersebut. Dari latar belakang tersebut, dalam makalah ini akan dibahas
mengenai ruang lingkup dari teknologi pertanian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari pertanian?
2. Apa pengertian dari teknologi pertanian?
3. Apa saja ruang lingkup dari teknologi pertanian?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari pertanian
2. Mengetahui pengertian teknologi pertanian
3. Mengetahui ruang lingkup dari teknologi pertanian

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pertanian


Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia
untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk
mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk
dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam
(bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun
cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan
produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti
penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu
pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena pertanian
selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah,
meteorologi, permesinan pertanian, biokimia, dan statistika, juga dipelajari dalam pertanian.
Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan
kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang
menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh “petani tembakau” atau “petani ikan”. Pelaku
budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak.

2.2 Pengertian Teknologi Pertanian


Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin dan proses yang
menolong manusia menyelesaikan masalahnya, sedangkan teknologi pertanian adalah semua
teknologi yang berhubungan dengan pertanian. Teknologi Pertanian adalah merupakan
penerapan dari ilmu-ilmu teknik kepada kegiatan pertanian. Selain itu teknologi pertanian
merupakan penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka
pendayagunaan secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk
kesejahteraan manusia. Falsafahnya teknologi pertanian merupakan praktik-empirik yang
bersifat pragmatik finalistik, dilandasi paham mekanistik-vitalistik dengan penekanan pada
objek formal kerekayasaan dalam pembuatan dan penerapan peralatan, bangunan,
lingkungan, sistem produksi serta pengolahan dan pengamanan hasil produksi.
Menurut Mangunwijaya dan Sailah (2005), pertanian sebagai suatu subsistem dalam
kehidupan manusia bertujuan untuk menghasilkan bahan nabati dan hewani dengan
penggunaan sumber daya alam secara maksimal dalam rangka untuk mencapai kesejahteraan

3
hidup manusia dan kelestarian daya dukung lingkungan. Objek formal dari ilmu pertanian
budidaya reproduksi dalam fokus :
 Pengolahan tanah
 Budidaya
 Pemeliharaan
 Pemungutan hasil dari budidaya
 Peningkatan mutu hasil panen
 Penanganan (pasca panen)
 Pemasaran hasil

Oleh karena itu, secara luas cakupan teknologi pertanian meliputi berbagai penerapan
ilmu teknik pada cakupan objek formal dari budidaya sampai pemasaran hasil panen

2.3 Ruang Lingkup Teknologi Pertanian

2.3.1 Teknik Pertanian

Teknik pertanian merupakan pendekatan teknik (engineering) secara luas dalam


bidang pertanian yang sangat dibutuhkan untuk melakukan transformasi sumberdaya alam
secara efisien dan efektif untuk pemanfaatannya oleh manusia. Dengan demikian dalam
sistematika keilmuan, bidang teknik pertanian tetap bertumpu pada bidang ilmu teknik untuk
memcahkan berbagai permasalahan di bidang pertanian. Teknik pertanian adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan keteknikan yang mendukung suatu proses pertanian, mulai
dari benih atau bibit sampai dengan hasil dari pertanian tersebut (panen atau limbah).
Misalnya traktor, irigasi, alat panen, alat proses untuk hasil panen, pengelolaan limbah,
energi dsb.
Terminologi teknik pertanian sebagai padanan Agricultural Engineering
diperkenalkan di Indonesia pada paruh 1990-an. Sebelumnya terminologi yang digunakan
lebih sempit, yaitu mekanisasi pertanian yang diadopsi dari Agricultural Mechanization,
sejak awal 1990-an bersamaan dengan pengenalan dan penggunaan traktor untuk program
intensifikasi pertanian.

Bidang cakupan teknik pertanian antara lain sebagai berikut,

1. Alat dan mesin budidaya pertanian, mempelajari dan bergiat dalam penggunaan ,
pemeliharaan, dan pengembangan alat dan mesin budidaya pertanian.

4
2. Teknik tanah dan air, menelaah persoalan yang berhubungan dengan irigasi, pengawetan
dan pelestarian sumber tanah dan sumberdaya air.
3. Energi dan elektrifikasi pertanian, mencakup prinsip-prinsip teknologi energi dan daya
seta penerapannya untuk kegiatan pertanian.
4. Lingkungan dan bangunan pertanian, mencakup masalah yang berkaitan dengan
perancangan dan konstruksi bangunan khusus untuk keperluan pertanian, termasuk unit
penyimpanan tanaman dan peralatan, pusat pengolahan dan sistem pengendalian iklim
serta sesuai keadaan lingkungan.
5. Teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, penggunaan mesin untuk menyiapkan
hasil pertanian, baik untuk disimpan atau digunakan sebagai bahan pangan atau
penggunaan lain.

Perkembangan ilmu sistem pada tahun 1980-an memberikan imbas pada bidang
teknik pertanian, dengan berkembangnya ranah sistem dan manajemen mekanisasi pertanian,
yang merupakan penerapan manajamen dan analisis sistem untuk penerapan mekanisasi
pertanian. Perkembangan berikutnya, pada abad ke-20 menuju abad ke-21 berkaitan denga
ilmu komputasi, teknologi pembantu otak dan otot lewat sistem kontrol, sistem pakar,
kecerdasan buatan berupa penerapan robot pada sistem pertanian, menjadikan teknik
pertanian berkembang menjadi sistem teknik pertanian (Agricultural System Engineering).
Objek formal yang berupa kegiatan reproduksi flora dan fauna serta biota akuatik didekati
lebih luas lagi sebagai sistem hayati/biologis dengan orientasi pemecahan masalah pertanian
secara holistik. Dalam pendekatan ini sumberdaya hayati berupa mikroba/mikroorganisme
turut dijadikan objek formal dalam produksi dan peningkatan biomassa. Di beberapa
perguruan tinggi di Amerika dan Jepang, program studi atau departemen yang dulu bernama
Teknik Pertanian, kini berganti dengan nama Teknik Sistem Biologis (Biological System
Engineering).

2.3.2 Teknologi Hasil Pertanian/ Teknologi Pangan

Bahan pangan sebagai salah satu kebutuhan primer manusia, sangat intensif dijadikan
kajian sebagai objek formal ilmu terapan dan ditopang dengan tuntutan industri, terutama di
negara maju. Kondisi ini melahirkan cabang bidang ilmu teknologi pangan yang merupakan
penerapan ilmu-ilmu dasar (kimia, fisika dan mikrobiologi) serta prinsip-prinsip teknik
(engineering), ekonomi dan manajemen pada seluruh mata rantai penggarapan bahan pangan
dari sejak pemanenan sampai menjadi hidangan.
5
Teknologi pangan merupakan penerapan ilmu dan teknik pada penelitian, produksi,
pengolahan, distribusi, penyimpanan pangan berikut pemanfaatannya. Contoh teknologi
pangan adalah teknologi pembuatan tempe, tahu, kecap, yogurt, mentega, minyak goreng, es
krim. Ilmu terapan yang menjadi landasan pengembangan teknologi pangan meliputi ilmu
pangan, kimia pangan, mikrobiologi pangan, fisika pangan dan teknik proses.

Ilmu pangan merupakan penerapan dasar-dasar biologi, kimia, fisika dan teknik dalam
mempelajari sifat-sifat bahan pangan, penyebab kerusakan pangan, dan prinsip-prinsip yang
mendasari pengolahan Pangan. Powrie (1977) mendefinisikan ilmu pangan sebagai
pengetahuan tentang sifat-sifat kimia, fisika, structural, nutrisional, toksikologik,
mikrobiologis, dan organoleptik dari bahan pangan serta perubahan-perubahan yang terjadi
selama penanganan bahan mentah, pengolahan, pengawetan, dan penyimpanan.

Kimia pangan mencakup aspek dasar, penerapan, dan pengembangan dalam


penentuan komposisi kimiawi secara kualitatif dan kuantitatif dan telaahan reaksi
kimia/biokimia yang terjadi sejak bahan dipanen sampai siap dikonsumsi.

Mikrobiologi pangan mencakup penelaahan mikroba yang berperan dalam kerusakan,


penanganan dan pengawetan bahan pangan, sanitasi, penerapan mikrobiologi di industri serta
aspek keamanan pangan (food safety). Perkembangan bioteknologi yang pesat di tahun
1980-an menjadi wahana yang sangat tepat bagi penerapannya di pangan dan dikenal sebagai
bioteknologi pangan yang memfokuskan pada penerapan bioproses untuk produksi,
pengawetan, atau peningkatan nilai tambah pangan.

Penelaahan tentang nutrisi pangan dan metabolisme yang terjadi pada bahan pangan
yang dikonsumsi oleh manusia menjadi cakupan gizi pangan. Bidang ini juga mempelajari
dan mengembangkan teknik evaluasi gizi pangan secara in vivo maupun in vitro, evaluasi
toksisitas, zat anti gizi alami, seta bahan pangan dan upaya penanganannya.

2.3.3 Teknologi Industri Pertanian

Teknologi Industri Pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang


menitikberatkan pada perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi suatu sistem
terpadu (meliputi manusia, bahan, informasi, peralatan dan energi) pada kegiatan agroindustri
untuk mencapai kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang optimal. Disiplin ini menerapkan

6
matematika, fisika, kimia/biokimia, ilmu-ilmu sosial ekonomi, prinsip-prinsip dan
metodologi dalam menganalisis dan merancang agar mampu memperkirakan dan
mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sistem terpadu agroindustri. Sebagai paduan dari dua
disiplin, teknik proses dan teknik industri dengan objek formalnya adalah pendayagunaan
hasil pertanian. Teknologi Industri Pertanian memiliki bidang kajian sebagai berikut :

1. Sistem teknologi proses industri pertanian, kegiatan pertanian yang berkaitan dengan
perencanaan, instalasi dan perbaikan suatu sistem terpadu yang terdiri atas bahan,
sumberdaya, peraltan dan energi pada pabrik agroindustri.
2. Manajemen industri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, pengoperasian dan
perbaikan suatu sistem terpadu pada permasalahan sistem usaha agroindustri.
3. Teknoekonomi agroindustri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, analisis dan
perumusan kebijakan suatu sistem terpadu pada permasalahan sektor agroindustri.
4. Manajemen mutu, penerapan prinsip-prinsip manajemen (perencanaan, penerapan dan
perbaikan) pada bahan (dasar, baku), sistem proses, produk, dan lingkungan untuk
mencapai taraf mutu yang ditetapkan.

Kegiatan hilir dari pertanian berupa penanganan, pengolahan, distribusi dan


pemasaran yang semula secara sederhana dan tercakup dalam teknologi hasil pertanian,
berkembang menjadi lebih luas dengan pendekatan dari sistem Industri.

Kegiatan penanganan, pengolahan, distribusi, dan pemasaran hasil pertanian dengan


konsep peningkatan nilai tambah selanjutnya kita kenal sebagai agroindustri. Dengan
demikian, teknologi industri pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang
menitikberatkan kepada perencanaan , perancangan, pengembangan, evaluasi suatu sistem
terpadu (meliputi manusia, bahan, informasi, peralatan dan energi) pada kegiatatan
agroindustri untuk mencapai kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang optimal.

Sebagai sub-spesies baru pada teknologi pertanian, teknologi industri pertanian terus
berkembang dengan tanpa lepas dari kemajuan ilmu lain, terutama ilmu sistem, komputer,
serta ilmu dasar, terutama biokimia yang melandasi transformasi hasil pertanian menfadi
produk bernilai tambah tinggi. Demikian pula tuntutan pengembangan industri yang ramah
lingkungan serta produksi bersih (cleaner production) termasuk dalam kegiatan agroindustri
sebagai obyek formalnya dan meniscayakan perlunya aspek lingkungan dijadikan gatra pada
teknologi industri pertanian.

7
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola
lingkungan hidupnya. Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin dan
proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya, sedangkan teknologi pertanian
adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pertanian. Teknologi Pertanian adalah
merupakan penerapan dari ilmu-ilmu teknik pada kegiatan pertanian. Ruang lingkup
teknologi pertanian terbagi menjadi 3 bagian yaitu:

1. Teknik pertanian adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keteknikan yang
mendukung suatu proses pertanian, mulai dari benih atau bibit sampai dengan hasil
dari pertanian tersebut (panen atau limbah). Misalnya traktor, irigasi, alat panen, alat
proses untuk hasil panen, pengelolaan limbah dsb.
2. Teknologi pangan merupakan penerapan ilmu dan teknik pada penelitian, produksi,
pengolahan, distribusi, penyimpanan pangan berikut pemanfaatannya. Contoh
teknologi pangan adalah teknologi pembuatan tempe, tahu, kecap, yogurt, mentega,
minyak goreng, es krim.
3. Teknologi Industri pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang
menitikberatkan pada perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi suatu
sistem terpadu (meliputi manusia, bahan, informasi, peralatan dan energi) pada
kegiatan agroindustri untuk mencapai kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang optimal.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2017, Mei 10). Teknologi Pertanian. Dipetik Agustus 23, 2017, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_pertanian

Choiru Nastiti, K. (2014). Pengantar Teknologi Pertanian. Dipetik Agustus 24, 2017, dari
https://www.academia.edu/15661691/Pengantar_Teknologi_Pertanian

Mutmainnah, L. (t.thn.). Definisi Dan Ruang Lingkup Teknologi Inovasi Produksi Pertanian.
Dipetik Agustus 24, 2017, dari https://id.scribd.com/doc/109838542/1-1-Definisi-Dan-
Ruang-Lingkup-Teknologi-Inovasi-Produksi-Pertanian

Muylaningsih, S. (2016). Kajian Penerapan Teknologi Pertanian. Dipetik Agustus 2017, 24,
dari http://repository.ump.ac.id/3133/3/SARI%20-%20BAB%20II.pdf

iii

Anda mungkin juga menyukai