1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari pertanian
2. Mengetahui pengertian teknologi pertanian
3. Mengetahui ruang lingkup dari teknologi pertanian
2
BAB II PEMBAHASAN
3
hidup manusia dan kelestarian daya dukung lingkungan. Objek formal dari ilmu pertanian
budidaya reproduksi dalam fokus :
Pengolahan tanah
Budidaya
Pemeliharaan
Pemungutan hasil dari budidaya
Peningkatan mutu hasil panen
Penanganan (pasca panen)
Pemasaran hasil
Oleh karena itu, secara luas cakupan teknologi pertanian meliputi berbagai penerapan
ilmu teknik pada cakupan objek formal dari budidaya sampai pemasaran hasil panen
1. Alat dan mesin budidaya pertanian, mempelajari dan bergiat dalam penggunaan ,
pemeliharaan, dan pengembangan alat dan mesin budidaya pertanian.
4
2. Teknik tanah dan air, menelaah persoalan yang berhubungan dengan irigasi, pengawetan
dan pelestarian sumber tanah dan sumberdaya air.
3. Energi dan elektrifikasi pertanian, mencakup prinsip-prinsip teknologi energi dan daya
seta penerapannya untuk kegiatan pertanian.
4. Lingkungan dan bangunan pertanian, mencakup masalah yang berkaitan dengan
perancangan dan konstruksi bangunan khusus untuk keperluan pertanian, termasuk unit
penyimpanan tanaman dan peralatan, pusat pengolahan dan sistem pengendalian iklim
serta sesuai keadaan lingkungan.
5. Teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, penggunaan mesin untuk menyiapkan
hasil pertanian, baik untuk disimpan atau digunakan sebagai bahan pangan atau
penggunaan lain.
Perkembangan ilmu sistem pada tahun 1980-an memberikan imbas pada bidang
teknik pertanian, dengan berkembangnya ranah sistem dan manajemen mekanisasi pertanian,
yang merupakan penerapan manajamen dan analisis sistem untuk penerapan mekanisasi
pertanian. Perkembangan berikutnya, pada abad ke-20 menuju abad ke-21 berkaitan denga
ilmu komputasi, teknologi pembantu otak dan otot lewat sistem kontrol, sistem pakar,
kecerdasan buatan berupa penerapan robot pada sistem pertanian, menjadikan teknik
pertanian berkembang menjadi sistem teknik pertanian (Agricultural System Engineering).
Objek formal yang berupa kegiatan reproduksi flora dan fauna serta biota akuatik didekati
lebih luas lagi sebagai sistem hayati/biologis dengan orientasi pemecahan masalah pertanian
secara holistik. Dalam pendekatan ini sumberdaya hayati berupa mikroba/mikroorganisme
turut dijadikan objek formal dalam produksi dan peningkatan biomassa. Di beberapa
perguruan tinggi di Amerika dan Jepang, program studi atau departemen yang dulu bernama
Teknik Pertanian, kini berganti dengan nama Teknik Sistem Biologis (Biological System
Engineering).
Bahan pangan sebagai salah satu kebutuhan primer manusia, sangat intensif dijadikan
kajian sebagai objek formal ilmu terapan dan ditopang dengan tuntutan industri, terutama di
negara maju. Kondisi ini melahirkan cabang bidang ilmu teknologi pangan yang merupakan
penerapan ilmu-ilmu dasar (kimia, fisika dan mikrobiologi) serta prinsip-prinsip teknik
(engineering), ekonomi dan manajemen pada seluruh mata rantai penggarapan bahan pangan
dari sejak pemanenan sampai menjadi hidangan.
5
Teknologi pangan merupakan penerapan ilmu dan teknik pada penelitian, produksi,
pengolahan, distribusi, penyimpanan pangan berikut pemanfaatannya. Contoh teknologi
pangan adalah teknologi pembuatan tempe, tahu, kecap, yogurt, mentega, minyak goreng, es
krim. Ilmu terapan yang menjadi landasan pengembangan teknologi pangan meliputi ilmu
pangan, kimia pangan, mikrobiologi pangan, fisika pangan dan teknik proses.
Ilmu pangan merupakan penerapan dasar-dasar biologi, kimia, fisika dan teknik dalam
mempelajari sifat-sifat bahan pangan, penyebab kerusakan pangan, dan prinsip-prinsip yang
mendasari pengolahan Pangan. Powrie (1977) mendefinisikan ilmu pangan sebagai
pengetahuan tentang sifat-sifat kimia, fisika, structural, nutrisional, toksikologik,
mikrobiologis, dan organoleptik dari bahan pangan serta perubahan-perubahan yang terjadi
selama penanganan bahan mentah, pengolahan, pengawetan, dan penyimpanan.
Penelaahan tentang nutrisi pangan dan metabolisme yang terjadi pada bahan pangan
yang dikonsumsi oleh manusia menjadi cakupan gizi pangan. Bidang ini juga mempelajari
dan mengembangkan teknik evaluasi gizi pangan secara in vivo maupun in vitro, evaluasi
toksisitas, zat anti gizi alami, seta bahan pangan dan upaya penanganannya.
6
matematika, fisika, kimia/biokimia, ilmu-ilmu sosial ekonomi, prinsip-prinsip dan
metodologi dalam menganalisis dan merancang agar mampu memperkirakan dan
mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sistem terpadu agroindustri. Sebagai paduan dari dua
disiplin, teknik proses dan teknik industri dengan objek formalnya adalah pendayagunaan
hasil pertanian. Teknologi Industri Pertanian memiliki bidang kajian sebagai berikut :
1. Sistem teknologi proses industri pertanian, kegiatan pertanian yang berkaitan dengan
perencanaan, instalasi dan perbaikan suatu sistem terpadu yang terdiri atas bahan,
sumberdaya, peraltan dan energi pada pabrik agroindustri.
2. Manajemen industri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, pengoperasian dan
perbaikan suatu sistem terpadu pada permasalahan sistem usaha agroindustri.
3. Teknoekonomi agroindustri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, analisis dan
perumusan kebijakan suatu sistem terpadu pada permasalahan sektor agroindustri.
4. Manajemen mutu, penerapan prinsip-prinsip manajemen (perencanaan, penerapan dan
perbaikan) pada bahan (dasar, baku), sistem proses, produk, dan lingkungan untuk
mencapai taraf mutu yang ditetapkan.
Sebagai sub-spesies baru pada teknologi pertanian, teknologi industri pertanian terus
berkembang dengan tanpa lepas dari kemajuan ilmu lain, terutama ilmu sistem, komputer,
serta ilmu dasar, terutama biokimia yang melandasi transformasi hasil pertanian menfadi
produk bernilai tambah tinggi. Demikian pula tuntutan pengembangan industri yang ramah
lingkungan serta produksi bersih (cleaner production) termasuk dalam kegiatan agroindustri
sebagai obyek formalnya dan meniscayakan perlunya aspek lingkungan dijadikan gatra pada
teknologi industri pertanian.
7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola
lingkungan hidupnya. Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin dan
proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya, sedangkan teknologi pertanian
adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pertanian. Teknologi Pertanian adalah
merupakan penerapan dari ilmu-ilmu teknik pada kegiatan pertanian. Ruang lingkup
teknologi pertanian terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Teknik pertanian adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keteknikan yang
mendukung suatu proses pertanian, mulai dari benih atau bibit sampai dengan hasil
dari pertanian tersebut (panen atau limbah). Misalnya traktor, irigasi, alat panen, alat
proses untuk hasil panen, pengelolaan limbah dsb.
2. Teknologi pangan merupakan penerapan ilmu dan teknik pada penelitian, produksi,
pengolahan, distribusi, penyimpanan pangan berikut pemanfaatannya. Contoh
teknologi pangan adalah teknologi pembuatan tempe, tahu, kecap, yogurt, mentega,
minyak goreng, es krim.
3. Teknologi Industri pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang
menitikberatkan pada perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi suatu
sistem terpadu (meliputi manusia, bahan, informasi, peralatan dan energi) pada
kegiatan agroindustri untuk mencapai kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang optimal.
8
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2017, Mei 10). Teknologi Pertanian. Dipetik Agustus 23, 2017, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_pertanian
Choiru Nastiti, K. (2014). Pengantar Teknologi Pertanian. Dipetik Agustus 24, 2017, dari
https://www.academia.edu/15661691/Pengantar_Teknologi_Pertanian
Mutmainnah, L. (t.thn.). Definisi Dan Ruang Lingkup Teknologi Inovasi Produksi Pertanian.
Dipetik Agustus 24, 2017, dari https://id.scribd.com/doc/109838542/1-1-Definisi-Dan-
Ruang-Lingkup-Teknologi-Inovasi-Produksi-Pertanian
Muylaningsih, S. (2016). Kajian Penerapan Teknologi Pertanian. Dipetik Agustus 2017, 24,
dari http://repository.ump.ac.id/3133/3/SARI%20-%20BAB%20II.pdf
iii