Anda di halaman 1dari 8

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Barru adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi
Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Barru. Kabupaten ini
memiliki luas wilayah 1.174,72 km² dan berpenduduk sebanyak 159.235 jiwa.
Secara geografis, Kabupaten Barru terletak pada 4°00' - 5°35' Lintang Selatan
dan 199°35' - 119°49' Bujur Timur. Sebahagian lainnya merupakan daerah datar,
landai hingga pesisir. Kabupaten Barru merupakan daerah pesisir pantai yang
cukup panjang. Garis pantai mencapai 87 Km sehingga merupakan kabupaten
dengan pesisir pantai terpanjang di Sulawesi Selatan (Barrukab, 2015).
Kata oseanografi adalah kombinasi dari dua kata yunani: oceanus
(samudera) dan graphos (uraian/deskripsi) sehingga oseanografi mempunyai arti
deskripsi tentang samudera. Tetapi lingkup oseanografi pada kenyataan lebih
dari sekedar deskripsi tentang samudera, karena samudera sendiri akan
melibatkan berbagai disiplin ilmu jika ingin diungkapkan (Supangat A. dan
Susana, 2008).
Penangkapan ikan yang potensial berupa perikanan tangkap sebagai
sistem yang memiliki peran penting dalam penyediaan pangan, kesempatan
kerja, perdagangan dan kesejahteraan serta rekreasi bagi sebagian penduduk
Indonesia perlu dikelola yang berorientasi pada jangka panjang (sustainability
management). Tindakan manajemen perikanan tangkap adalah mekanisme
untuk mengatur, mengendalikan dan mempertahankan kondisi sumber daya ikan
pada tingkat tertentu yang diinginkan. Salah satu kunci manajemen ini adalah
status dan tren aspek sosial ekonomi dan aspek sumber daya. Data dan
informasi status dan tren tersebut dapat dikumpulkan baik secara rutin (statistik)
maupun tidak rutin (riset) (Noviyanti, 2011).

B. Tujuan

Untuk menegtahui………..
II. METODE PRAKTIK

A. Waktu Dan Tempat


Praktik lapang Tingkah laku Penangkapan Ikan dilaksanakan pada hari
Jumat tanggal 21 April 2018 di Desa Lawallu, Kecamatan Soppeng Riaja,
Kabupaten Barru, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis
Kabupaten Barru terletak pada koordinat antara 4°05’49” - 4°47’35” Lintang
Selatan dan 119°35’00” - 119°49’ 16”.

Gambar 1. Peta Lokasi


B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan selama prakek lapang Oseanografi Perikanan
terdapat pada:
Tabel 1 Alat dan Kegunaan
No Alat Kegunaan

1 Kamera Untuk mendokumentasikan segala

kegiatan di atas kapal

2 Alat tulis menulis Untuk mencatat segala yang

berhubungan dengan tingkah laku ikan

3 Mistar Untuk mengukur panjang tubuh ikan

4 GPS Test Untuk menentukan waktu dan untuk

mengetahui koordinat fishing ground dan

fishing base dengan menggunakan GPS

test.
5 Pelampung Sebagai alat keselamatan diri di laut.

6 Kapal Sebagai objek penelitian.

C. Teknik Pengambilan Data


Dalam praktik lapang dilakukan pengambilan data secara langsung dengan
mewawancarai dan melihat langsung.
1. Metode observasi, metode ini dilakukan agar mahasiswa terjun langsung ke
lapangan untuk pengambilan data.
a. Peserta dibagi beberapa kelompok
b. Menyiapkan alat dan bahan.
c. Menuju tempat fishing ground.
d. Melakukan wawancara terhadap nelayan mengenai komponen dari alat
tangkap.
e. Mengamati tanda - tanda adanya gerombolan ikan.
f. Mengamati komposisi hasil tangkapan dan jenis ikan yang tertangkap.
g. Mengambil gambar jenis ikan dan tingkah laku ikan menggunkan kamera
Hand Phone.
h. Mengukur panjang tubuh ikan dan mencatat hasil yang diperoleh.
2. Metode Wawancara, metode ini di lakukan untuk melengkapi data-data yang
diperoleh khususnya pada nelayan yang ada di sana
3. Metode Studi Literatur, yaitu membandingkan apa yang di dapat di mata
kuliah dan dan yang ada di lapangan.
4. Metode Pengukuran Parameter Oseanografi, yaitu mengukur pasang surut
terendah dan tertinggi selama 10 menit.
III. HASIL DAN PEMBAHSAN
A. Hasil
1. Deskripsi Lokasi
Berdasarkan pembagian wilayah adminstratif, Kabupaten Barru terbagi
dalam 7 kecamatan yaitu: Kecamatan Tanate Riaja seluas 179,29 km²,
Kecamatan Tanate Rilau seluas 79,17 km², Kecamatan Barru seluas 199,32 km²,
Kecamatan Soppeng Riaja seluas 78,80 km², Kecamatan Mallusetasi seluas
216,58 km², Kecamatan Pujananting seluas 314,26 km², dan Kecamatan Balusu
seluas 112,20 km² (Lampe, 2008).
Kegiatan masyarakat daerah desa Lawallu pada musim pancaroba atau
peralihan musim tiba, warga desa yang sebagian besar nelayan sulit
memperoleh hasil tangkapan yang bagus. Pada di tengah masa paceklik itu,
sekitar 60 persen warga desa yang merupakan kaum perempuan tidak bisa
berbuat banyak. Mereka tidak memiliki keahlian apa-apa. Aktivitas mereka tidak
lebih melayani suami-suami mereka pulang melaut. Jika musim kemarau tiba,
laki-laki di desa itu terpaksa turun ke laut untuk menyambung hidup keluarga
mereka. Musim kering berlangsung selama tujuh bulan di daerah tersebut.
Biasanya mulai terjadi di bulan-bulan April hingga awal Oktober, itu terjadi setiap
tahunnya. Hasil tangkapan yang tidak terjual di kembalikan kerumah dan istri
nelayan mengelolah ikan tersebut menjadi ikan kering, ataupun olahan lainnya
seperti abon ikan dan dikemas rapi kemudian dipasarkan ke kios-kios kecil.
2. Deskripsi Unit Penangkapan
Pukat cincin (purse seine) adalah jaring yang umumnya berbentuk empat
persegi panjang, dilengkapi dengan tali kerut yang dilewatkan melaui cincin yang
diikatkan pada bagian bawah jaring (tali ris bawah), sehingga dengan menarik tali
kerut bagian bawah jaring dapat dikuncupkan dan jaring akan berbentuk seperti
mangkok (Baskoro, 2002).
Adapun bagian-bagian alat tangkap purse seine yaitu:
a. Kapal
Jenis kapal yang digunakan yaitu kapal perikanan dengan kecepatan 30
km/jam dengan tonnage (GT) 10 GT dan kapal mampu memuat kurang lebih 20
orang. Dimensi kapal purse seine yaitu 7m x 4m x 2m. Dari hasil wawancara, alat
tangkap ini dibeli di Kota Makassar dengan harga Rp. 170.000.000, alat tangkap
ini digunakan 10 tahun terakhir dan tidak terdapat pula perkembangannya
Gambar 2. Kapal Purse Seine
b. Jaring
Badan jaring terletak pada bagian kiri dan kanan dari pada kantong, bagian
badan jaring berfungsi membentuk jaring menjadi menyerupai kantong. Dengan
mesh size 2 inci, dan juga berfungsi sebagai penggiring ikan ke bagian jaring.
Dengan demikian maka ikan-ikan akan dengan mudah terkumpul pada bagian
kantong.

Gambar 3. Badan Jaring


c. Tali Ris (lead line)
Tali ris terdiri dari tali ris atas dan tali ris bawah. Tali ris atas berfungsi
sebagai tempat mengikat pelampung, sedangkan tali ris bawah berfungsi
sebagai tempat mengikat pemberat atau cincin.

Gambar 4. Tali ris


d. Pelampung (Float)
Pelampung sesuai dengan namanya sudah barang tentu pelampung ini
berfungsi sebagai alat untuk mengapungkan sesuatu alat atau bagian-bagian
alat tertentu dari suatu jenis alat sesuai dengan tujuannya. Pelampung ini terbuat
dari bahan plastik yang berbentuk seperti bola.

Gambar 5. Pelampung
e. Cincin
Cincin yang terpasang dibagian bawah jaring berfungsi sebagai tempat
lewatnya tali kolor dan sekaligus berfungsi sebagai pemberat.

Gambar 6. Cincin

3. Hasil Tangkapan
Berikut ini adalah hasil tangkapan pada pengoprasian purse seine:
a. Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)

Gambar 9. Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)


b. Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)

Gambar 10. Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)


c. Ikan Cendro (Tylosurus crocodiles)

Gambar 10. Ikan Cendro (Tylosurus crocodiles)


4. Hasil Pengamatan Oseanografi Perikanan

5. Olah Data
IV. RANGKUMAN

DAFTAR PUSTAKA

Supangat A. Dan Susana. (2008). Oseanografi. Jakarta : Departemen Kelautan


Dan Perikanan.

Noviyanti, Rinda. 2011. Kondisi Perikanan Tangkap Di Wilayah Pengelolaan


Perikanan (WPP) Indonesia. Universitas Terbuka, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai