ABORTUS
NO.DOKUMEN NO.REVISI: Halaman
……………. REVISI DARI: 1/4
………………………..
PROF. Dr.
MARGONO
SOEKARJO
Tanggal terbit Disetujui Ditetapkan
……………… Direktur
DIREKTUR
Berlaku s.d. tgl
Dr. Hendro Boedhi,SpOG Dr.Chaeruddin Nur, MM
..................... (NIP 19540225 198103 1 002) (NIP 19570430 198503 1 010 )
PENGERTIAN
Berakhirnya kehamilan pada umur kehamilan < 20 minggu atau berat janin < 500 gram.
KLASIFIKASI
1) Menurut Macam-macamnya :
1. Abortus Spontan : terjadi dengan sendirinya.
2. Abortus Provokatus : disengaja
a. Abortus Provokatus terapeutik : dengan alasan kehamilan
membahayakan ibunya atau janian cacat.
b. Abortus Provokatus Kriminalis : tanpa alasan medis yang sah
2) Menurut Derajatnya :
1. Abortus Iminens (mengancam) : adalah abortus yang mambakat ditandai dengan
pendarahan pervaginam yang minimal, tetapi portio uteri (kanalis servikalis) masih
tertutup.
2. Abortus Insipens : pembukaan servik yang kemudian diikuti oleh kontraksi uterus
namun buah kehamilan belum ada yang keluar.
3. Abortus inkompletus : biasanya ada pembukaan servik (berlangsung), sebagaian hasil
konsepsi sudah keluar (plasenta) sebagian masih tertahan didalam rahim. Biasanya
diikuti pendarahan hebat.
4. “ Missed Abortion” : tertahanya hasil konsepsi yang telah mati didalam rahim selama >
8 minggu. Ditandai denga tinggi fundus uteri yang menetap bahkan mengecil. Biasanya
tidak diikuti tanda-tanda abortus seperti pendarahan, pembukaan servik.
5. Abortus Habitualis : adalah abortus spontan 3 kali atau lebih secar berturut-turut.
ETIOLOGI
a. Ovum Patologik (Blighted Ovum)
Embrio degenerasi yang kadang-kadang disertai pertumbuhan plasenta abnormal.
b. Kromosom abnormal.
Misalnya monosomia dan trisomia.
GEJALA KLINIS
a. Perdarahan :
Berlangsung ringan sampai berat.
Perdarahan pervaginam pada abortus imminen biasanya ringan berlangsung berhari-hari
dan warnanya merah kecoklatan.
b. Nyeri
“Cramping Pain”, rasa nyeri seperti pada waktu haid didaerah suprasimfiser, punggung
dan tulang belakang yang bersifat ritmis.
c. Febris :
Menunjukan proses infeksi intra genital, biasanya disertai lokia baerbau dan nyeri pada
waktu pemeriksaan dalam.